Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
2024, NENNY KURNIATY LISFA
Neurosains adalah sistim pendidikan baru yang mempelajari tentang sistim kerja syaraf. Pendidik umumnya jarang memperhatikan permasalahan ini. Pengabaian terhadap sistim ini menyebabkan suasana pembelajaran menjadi mati. Di dalam dunia pendidikan, setelah para peneliti meneliti neurosains, muncul perdebatan dua kubu, memisahkan dan menyatukan tiga elemen (otak-pikiran, jiwa-badan, akal-hati) belum menemukan titik temu. Kebanyakan sistim melarang peserta didik untuk memakai otak-pikiran dalam pembelajaran yang selama ini peserta didik hanya dituntut untuk menjaga kemuliaan hati dan akhlak mulia. Penelitian menemukan bahwa manusia belum optimal menggunakan otaknya dalam berbagai hal baik untuk memecahkan masalah maupun menemukan gagasan baru, kebaruan ide, kreativitas, dan inovasi. Sistem pendidikan yang berlaku saat ini yang hanya berfokus pada otak luar bagian kiri, dan tidak menyeimbangkan dengan penggunaan otak kanan. Otak kiri ini berperan dalam pemrosesan logika, kata-kata, matematika, dan urutan yang dominan untuk pembelajaran akademis. Otak kanan yang berurusan dengan irama musik, gambar, dan imajinasi kreatif belum mendapat bagian secara proporsional untuk dikembangkan
Pendidikan anak usia dini dengan pendekatan neurosains dapat membantu guru dalam mencapai kompetensi bagi anak didiknya. Seorang guru PAUD perlu memahami fungsi otak manusia dan cara kerja alamiah otak siswa dalam proses pembelajaran. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kepustakaan dengan pendekatan intertekstualitas yang menekankan pada metode pemaknaan kreativitas. Temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa seorang guru PAUD perlu menerapkan pendekatan neurosains dalam proses pembelajaran untuk mendukung guru dalam mencapai kompetensi bagi anak usia dini. Strategi yang dapat digunakan oleh seorang guru PAUD dalam menerapkan pendekatan neurosains adalah dengan memahami tahapan perkembangan pusat kecerdasan sehingga guru dapat memfasilitasi dan memberikan rangsangan yang tepat untuk mengoptimalkan perkembangan kapasitas kecerdasan anak didiknya. Hal ini bertujuan agar proses pembelajaran anak usia dini dapat berjalan dengan efektif dan berkualitas.
Rosy Julietri, 2022
Secara etimologi,neurosains adalah ilmu neural yang mempelajari tentang system saraf,teutama membahas tentang neuron dan sel saraf dengan pendekatan melalui banyak cabang ilmu.Pendekatan anak usia dini melalui neurosains dapat dilaksanakan dengan berbagai macam metode.Manusia yang lahir telah dikarunia i oleh hakikat manusia tetapi masih dalam potensi,belum menjadi wudud nyata.Manusia memiliki dimensi potensi,keunikan dan dinamika sendiri sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Hurlock (1980), masa anak usia dini dimulai stelah bayi yang penuh dengan ketergantungan, yaitu kira-kira usia 2 tahun sampai saat anak matang secara seksual. Ia memiliki karakteristik tertentu yang khas dan tidak sama dengan orang dewasa serta akan berkembang menjadi manusia dewasa seutuhnya.
Dinni Ramadhani, 2023
Tugas ini dibuat untuk memenuhi mata kuliah neurosains
Della Novita, 2022
Resume pertemuan 13- 14 mata kuliah neurosains dalam pembelajaran anak usia dini
Pendidikan guru pendidikan anak usia dini Fakultas ilmu pendidikan, Universitas Negeri Padang 1.SISTEM SARAF A.Sistem saraf Sistem saraf manusia merupakan jalinan jaringan saraf yang saling berhubungan, sangat khusus, dan kompleks. Sistem saraf ini mengoordinasikan, mengatur, dan mengendalikan interaksi antara seorang individu dengan lingkungan sekitarnya. Sistem tubuh yang penting ini juga mengatur aktivitas sebagin besar
Alfuad: Jurnal Sosial Keagamaan, 2019
The study of interpersonal skills in the of field of neuroscience aims to reveal the relevance of the development of brain function with patterns of interaction with others. Interpersonal skills are examined by neuroscience-based literature, both from books and journals. The study found that the most dominant brain area when interacting with others is the prefrontal cortex, which functions to regulate communication harmony, emotional regulation, empathy, morale and intuition. Based on these findings it can be concluded that if interpersonal skills run well, the brain in the prefrontal cortex's area will develop optimally. Conversely, if interactions with other people are disrupted, damage will occur in the prefrontal cortex's area. This finding can be used as an initial discourse for counseling practitioners, psychologists, teachers, social workers or medical personnel for well being interpersonal skill client and patient .
Nurul Azimah, 2022
Keterampilan berpikir merupakan salah satu keterampilan peserta didik yang dikembangkan di sekolah. Santrock (2011) mengemukakan pendapatnya bahwa berpikir adalah memanipulasi atau mengelola dan mentransformasi informasi dalam memori. Sedangkan berpikir kritis adalah sebagai keterampilan berpikir yang menggunakan proses berpikir dasar, untuk menganalisis argument dan memunculkan wawasan terhadap tiap tiap makna dan interprestasi, mengembangkan pola penalaran yang bersifat kohesif dan logis, memahami asumsi yang mendasari tiap-tiap posisi, memberikan model presntasi yang dapat dipercaya, ringkasan dan meyakinkan. Menurut Santrock (2011), pemikiran kritis adalah pemikiran reflektif dan produktif, serta melibatkan evaluasi bukti. Menurut Van Gelder & Wilingham (dalam Kauchak, 2012), berpikir kritis dapat didefinisikan dengan berbagai cara, namun pokok dari definisi tersebut mencakup kemampuan dan kecendrungan seseorang untuk membuat dan melakukan asesmen terhadap kesimpulan yang didasarkan pada bukti, jadi berpikir kritis ini sangat penting karena digunakan untuk mengambil keputusan dengan alasan-alasan yang tepat.
Dewi nur berlianti, 2022
artikel neurosains dalam pembelajaran anak usia dini
neurosains merupakan salah satu lompatan keilmuaan pendukung yang sangat memberikan kontribusi dalam menelaah dan memahami perkembangan psikologi melalui kajian keilmuan tentang sel saraf.
Kemajuan di bidang neuroscience dan Human Genome Mapping telah mengungkap banyak informasi tentang struktur dan kinerja otak manusia dan potensi genetiknya. Manusia memiliki keberbakatan yang jamak yang luar biasa yang membedakannya dengan hewan, meliputi aspek intelektual, moral, sosial, bahasa, dexterity, dan emosi. Otak manusia mengandung lebih dari satu milyar sel syaraf otak (neuron) dan hampir satu triliun sel glia. Setiap neuron tersebut dapat membentuk jaringan dengan dua puluh ribu neuron lainnya, sehingga membentuk trilyunan kombinasi yang siap memproses informasi yang tak terhingga. Otak tersusun oleh korteks, medula, dan batang otak yang membentuk satu kesatuan (triune), membentuk manusia seutuhnya yang memiliki kemampuan heart, head, dan hand yang tinggi. Belahan kanan dan kiri dengan jembatan korpus kolosum membentuk reaktor otak (cerebreactor), fisi dan fusi, yang memungkinkan proses berfikir tingkat tinggi. Bahkan kini ditengarahi bahwa konstelasi otak manusia mampu mencapai puncak spiritualitas yang ditengarahi sebagai gelombang keempat peradaban manusia.
Rahmi Nur Oktaviana , 2022
Artikel ini dibuat untuk memenuhi Ujian Tengah Semester Matakuliah Neurosains
Dinni Ramadhani, 2023
Sistem saraf manusia merupakan jalinan jaringan saraf yang saling berhubungan, sangat khusus, dan kompleks. Sistem saraf ini mengoordinasikan, mengatur, dan mengendalikan interaksi antara seorang individu dengan lingkungan sekitarnya. Sistem tubuh yang penting ini juga mengatur aktivitas sebagian besar sistem tubuh lainnya. Tubuh mampu berfungsi sebagai satu kesatuan yang harmonis karena pengaturan hubungan saraf diantara berbagai system. Sistem saraf merupakan suatu kombinasi-kombinasi sinyal listrik dan kimiawi yang dapat membuat sel-sel saraf (neuron) mampu berkomunikasi antara satu sama lain. Sistem saraf terdiri dari jutaan sel saraf yang sering disebut dengan neuron. Neuron dikhususkan untuk menghantarkan dan mengirimkan pesan (impuls) yang berupa rangsangan atau tanggapan. Setiap satu sel saraf (neuron) terdiri atas bagian utama berupa badan sel saraf, dendrit, dan akson. Sistem saraf adalah sistem koordinasi berupa penghantaran impuls saraf ke susunan saraf pusat, pemrosesan impuls saraf dan pemberi tanggapan rangsangan (Feriyawati, 2006). Sistem atau susunan saraf merupakan salah satu bagian terkecil dari organ dalam tubuh, tetapi merupakan bagian yang paling kompleks. Susunan saraf manusia mempunyai arus informasi yang cepat dengan kecepatan pemrosesan yang tinggi dan tergantung pada aktivitas listrik (impuls saraf) (Bahrudin, 2013). Sistem saraf adalah sistem koordinasi berupa penghantaran impuls saraf ke susunan saraf pusat, pemrosesan impuls saraf dan pemberi tanggapan rangsangan. Susunan sistem saraf terbagi secara anatomi yang terdiri dari saraf pusat (otak dan medula spinalis) dan saraf tepi (saraf kranial dan spinal) dan secara fisiologi yaitu saraf otonom dan saraf somatik.
Husamah,Restian.A,Pantiwati.Y,Sumarsono.P.2018.Belajar dan
Media merupakan alat yang dapat digunakan sebagai perantara dalam menstimulasi semua aspek perkembangan pada anak usia dini baik aspek nilai moral dan agama, aspek fisik
Neuroscientists in Indonesia now actively conduct researches on functions of brains relating to spiritual activity of humans. The results show that brains maintaining human activities have significant role in the spiritual activities and creative potentiality. Based on the facts, I then tend to elaborate how the spiritual activities seen from neuroscientific perspective simply and easily to be understood. Therefore, it is important to study how to maximize the relationship of the potentiality and the spirituality to create creative humans with strong controls. A. PENDAHULUAN Bidang ilmu pengetahuan di Indonesia pada awalnya hanya terbagi menjadi satu bidang saja, yakni bidang ilmu monodisiplin. Namun dengan lahirnya peraturan menteri pendidikan tinggi No. 154 Tahun 2014 pasal 7 ayat 1, bidang ilmu tidak hanya terdiri dari satu bidang, tetapi menjadi empat bidang ilmu. Diantara empat bidang ilmu tersebut ialah, monodisiplin,
memiliki konsep trinitas otak, ia mengatakan bahwa otak manusia dalam perkembangannya dibagi menjadi tiga bagian: otak reptil, otak limbik, dan otak neokorteks.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.