Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
2024, Nanang Aris Kurniyawan
…
6 pages
1 file
Tulisan ini mengangkat pengalaman pribadi penulis dalam perjumpaan budaya antara Jawa dan Batak, yang diwarnai dengan pergulatan dan penyesuaian diri terhadap lingkungan baru. Kehadiran di Tanah Batak sebagai bagian dari tugas pastoral tidak hanya membawa tantangan bahasa dan pola pikir, tetapi juga memperkaya pemahaman tentang kehidupan dan relasi antarbudaya. Penulis mengalami proses belajar berbahasa Batak Karo dan Toba, serta harus menyesuaikan diri dengan kebiasaan masyarakat setempat yang berbeda dari budaya Jawa. Pergeseran dalam cara berpikir dan keterbukaan dalam berkomunikasi menjadi bagian penting dari transformasi diri. Konflik budaya, seperti perbedaan dalam tata krama atau pola interaksi sosial, mengajarkan pentingnya keterusterangan dan penerimaan dalam menjalin hubungan. Tulisan ini menegaskan bahwa perjumpaan budaya adalah proses yang mengubah, memperkaya, dan memberikan makna baru dalam hidup. Dengan bersikap terbuka dan berdialog, pengalaman budaya yang berbeda dapat menjadi sarana pembelajaran dan memperluas wawasan hidup.
Terdapat perbedaan yang mendasar antara perubahan sosial dengan perubahanbudaya. Perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan budaya. Perubahan sosial meliputi perubahan dalam perbedaan usia, tingkat kelahiran, dan penurunan rasa kekeluargaan antar anggota masyarakat sebagai akibat terjadinya arus urbanisasi dan modernisasi. Perubahan kebudayaan jauh lebih luas dari perubahan sosial. Perubahanbudaya menyangkut banyak aspek dalam kehidupan seperti kesenian , ilmu pengetahuan , teknologi, aturan-aturan hidup berorganisasi, dan filsafat. Perubahan social dan perubahan budaya yang terjadi dimasyarakat salingberkaitan. Tidak ada masyarakat yang tidak memiliki kebudayaan dan sebaliknya tidak mungkin ada kebudayaan tanpa masyarakat. 2. Sifat Perubahan Sosial a. Perubahan social terjadi dimana saja dan setiap lapisan masyarakat b. Perubahan social yang direncanakan dan tidak direncanakan. c. Perubahan social sering menghasilkan kontroversi, atau perubahan yang terjadi dalam suatu bidang akan selalu memunculkan bantahan dann konflik dengan paihak lain. d. Beberapa perubahan memiliki nilai kepentingan lainnya. 3. Faktor yang Mendorong Terjadinya Perubahan Sosial a. Ketidakpuasan terhadap sesuatu yang ada, sehingga timbul keinginan untuk mencari atau menciptakan situasi baru yang lebih baik. b. Timbuknya ketimpangan antara hal-hal yang sekarang ada dan yang seharusnya ada dimasyarakat. c. Timbul tekanan dari luar yang mengharuskan individu atau masyarakat untu menyesuaikan diri dengan masyarakat. 4. Bentuk-Bentuk Perubahan Sosial Budaya a. Perubahan secara lambat dan perubahan secara cepat (dilihat dari waktu) Perubahan secara lambat = evolusi, yaitu perubahan yang terjadi dalam waktulama. Ciri-cirinya: • Memerlukan waktu lama • Perubahannya kecil • Perubahan tidak disadari oleh masyarakat • Tidak diikuti oleh konflik atau menimbulkan kekerasan. Contoh: perubahan mata pencaharian masyarakat. Perubahan Secara Cepat = Revolusi, yaitu perubahan yang terjadi dalam waktu sangat cepat. Ciri-cirinya: • Membutuhkan waktu singkat • Perubahannya besar karena menyangkut sendi-sendi pokok kehidupan • Perubahan disadari/direncanakan • Seringkali diikuti oleh kekerasan dan menimbulkan konflik. Contoh: revolusiIndonesia tahun 1945, reformasi Indonesia tahun 1998, revulusi Prancis dan Inggris. b. Perubahan yang Pengaruhnya Kecil dan Pengaruhnya Besar Perubahan yang pengaruhnya kecil adalah perubahan yang tidak membawa pengaruh langsung bagi kehidupan masyarakat. Contoh: Perubahan modepakaian, gaya potongan rambut, dan sebagainya. Perubahan yang membawa pengaruh besar adalah perubahan yang membawa pengaruh langsung terhadap kehidupan masyarakat karena perubahan yang terjadi pada unsur-unsur sosial budaya masyarakat. Contoh: Industrialisasi membawa pengaruh pada hubungan kerja , lembaga kemasyarakatan, system pemilikan tanah, pelapisan social, hubungan kekerabatan, dan lain-lain. c. Perubahan yang Dikehendaki/Direncanakan dan Perubahan yang Tidak Direncanakan Perubahan yang dikehendaki/direncanakan = pembangunan adalah perubahan yang sudah diperkirakan sebelumnya oleh pihak-pihak tertentu yang ada dalam masyarakat. Perubahan
SAPA - Jurnal Kateketik dan Pastoral, 2018
Jurnal Sajak, 2016
Penggalan puisi di atas saya ambil dari antologi puisi “Lumbung Perjumpaan” Februari 2011 karya Agus R Sarjono yang berjudul “Camus”. Saya mengambil penggalan puisi ini untuk memancing saya sebagai penikmat puisi agar terhentak dan menyelami antologi puisi ini. Karena ada sesuatu yang menggelitik dalam antologi ini. Pertama mengapa Agus R Sarjono memilih tema-tema tokoh atau pemikir dunia. Kedua Agus mampu menggambarkan sosok sastrawan sekaligus filsuf dalam puisi ini. Inilah yang membuat saya harus terus menyelam mencari fondasi pemikiran yang hendak di bangun oleh Agus R Sarjono dalam antologi puisi ini. Dalam hal ini saya tidak hendak mengulas satu-persatu pemikiran yang ditawarkan para sastrawan dan filsuf, akan tetapi saya akan fokus pada buku antologi puisi ini, karena setelah saya membaca semua antologi ini ada ide-ide segar atau nilai-nilai universal yang hendak diberikan kepada pembaca
Abstrak Jika di era orde lama, kon ik horisontal lebih dominan akibat pertentangan ideologis, sementara era Orde Baru lebih pada perebutan sumber ekonomi, maka di era reformasi sumber kon ik semakin variatif dan kompleks. Kini sumber kon ik tidak saja karena keduanya, tetapi dampak integrasi budaya asing dengan kebudayaan sendiri telah menjadi sumber kon ik yang melengkapi dinamika kehidupan bermasyarakat di Indonesia. Tidak semua anggota masyarakat mampu melakukan adopsi dan adaptasi dengan gencarnya kebudayaan baru yang masuk ke Indonesia. Pergesekan antara mereka yang menerima dan menolak kebudayaan baru di era reformasi menjadi sumber kon ik horisontal baru yang penting didiskusikan secara lebih luas. Kata Kunci: konflik antar budaya, budaya populer, pembangunan sosial. Abstract While ideological incompatibility became the main issue to trigger some horizontal conô icts during the era of the Old Order, and economic resources drove to most conô icts in the New Order era, horizontal conflicts has now been becoming more varied and complicated in nature since the Reformation era. The sources of conô ict are not only driven by ideology and economic resources, as the ô rst two regimes displayed, but also emerging from cultural aspect especially the clash of the integration of foreign and local cultures. Given this sophisticated reality, horizontal conô ict generates a more dynamic social condition in Indonesia. It is generally accepted that individuals within particular society has different attitude toward different culture, this in turn gives rise to a new feature of horizontal conô ict in Indonesia especially after Reformation onwards.
Paradigma: Jurnal Kajian Budaya, 2021
Traditional society is a society that is strongly influenced by tradition. However, the fact is a society can also change such strong tradition. This research aims to understand the driving force that allows the influence of tradition and changes in traditions by traditional societies. Through a systematic review of relevant literature, this research complements Giddens' structuration theory with MacIntyre's thoughts about cultural components that make up the cognitive structure and shows that worldview - a virtual structure in cognition that corresponds to the structure of society - is the force that determines the influence and change of traditions. Therefore, different from studies that point to external forces such as education, globalization, and modernization as causes of changes in traditional societies, this study refers to worldview as an agent's internal capacity. The influence of tradition on agents and changes in tradition caused by various external forces is...
Ivana debby hyacintha, 2022
Budaya sangat berpengaruh besar dalam pergaulan dan perkembangan, dikarenakan pada jaman modern banyak anak muda yang bermain media sosial, yang berakibatkan budaya barat masuk ke indonesia sehingga anak muda mulai mengikuti cara berpakaian dan adat budaya luar. Sehingga pergaulan cenderung menyebar luas dan mulai melanggar norma norma di indonesai
Kondisi kultur kota tersesuaikan dengan visi pembangunan ekonomi kota
Forum Ilmiah, 2012
Budaya organisasi adalah norma-norma dan kebiasaan yang diterima sebagai suatu kebenaran oleh semua orang dalam organisasi. Budaya organisasi ini merupakan pola tentang bagaimana orang melakukan sesuatu, apa yang mereka percaya, apa yang dihargai dan dicela. Sehingga hal ini menjadi acuan bersama di antara manusia dalam melakukan interaksi dalam organisasi, serta dapat menjadi perekat bagi semua hal dalam organisasi. Budaya organisasi akan membantu mengarahkan sumber daya manusia pada pencapaian visi, misi dan tujuan. Di samping itu, budaya organisasi akan meningkatkan kekompakan tim antar berbagai organisasi departemen, divisi atau unit dalam organisasi sehingga mampu menjadi perekat yang mengikat orang. Oleh karena itu, kita perlu memahami makna dan karakteristik budaya organisasi. Kita perlu menyadari bahwa budaya organisasi sangat bermanfaat dan merupakan kunci untuk melakukan transformasi kultural. Pada hakikatnya perubahan organisasi merupakan transformasi kultural yang diharapkan memberikan dampak pada kinerja organisasi.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
Muhammad Fadhlurrahman, 2019
Igya ser hanjop: Jurnal Pembangunan Berkelanjutan, 2019
Artikel Pendapat, 2023
Makalah, dibacakan pada forum "Sosialisasi Kewarganegaraan Kerjasama BK2M dengan KESBANGPOL LINMAS Prop. Sumatera Utara”, Tanggal 7 Oktober 2013, 2013
Nusantara; Journal for Southeast Asian Islamic Studies, 2021
Jurnal Teknologi Komputer dan Informatika Vol 7, No 1 (ISSN 1693-7279), 2011