Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
2014
…
5 pages
1 file
Al-Qur'an is the revelation which is reduced for many purpuses. One of the purposes is to vanish both material poverty and spiritual, foolish, illness and living suffer. Business ethic in Al-Qur'an is normative discipline, in which the certain ethic standard that has been formulated and then applied that will be the guidance in running business. The norm or ethic are also stated in Al-Qur'an and the prophet's teaching, which discuss more deeply and broadly, also more comprehensively, that explains that Islam is emphasized more on the ethic, moral and attitude in every way of life, include also in it business ethic.
Jika dalam sistem ekonomi konvensional yang berkembang dewasa ini mempunyai landasan filosofis Smithian dan Marxian, maka dalam sistem ekonomi Islam menawarkan etika bisnis bagi pendorong bangkitnya roda ekonomi berdasarkan pada etika qur’ani. Filosofi dasar yang menjadi catatan penting bagi bisnis Islami adalah bahwa, dalam setiap gerak langkah kehidupan manusia adalah konsepi hubungan manusia dengan mansuia, lingkungannya serta manusai dengan Tuhan (Hablum minallah dan hablum minannas). Dengan kata lain bisnis dalam Islam tidak semata mata merupakan manifestasi hubungan sesama manusia yang bersifat pragmatis, akan tetapi lebih jauh adalah manifestasi dari ibadah secara total kepada sang Pencipta.
Etika Bisnis Dalam Prespektif Al-Qur’an
Etika dipahami sebagai seperangkat prinsip yang mengatur hidup manusia (a code or set of principles which people live). Berbeda dengan moral, etika merupakan refleksi kritis dan penjelasan rasional mengapa sesuatu itu baik dan buruk. Menipu orang lain adalah buruk. Ini berada pada tataran moral, sedangkan kajian kritis dan rasional mengapa menipu itu buruk dan apa alasan pikirnya, merupakan lapangan etika. Perbedaan antara moral dan etika sering kabur dan cendrung disamakan. Intinya, moral dan etika diperlukan manusia supaya hidupnya teratur dan bermartabat. Orang yang menyalahi etika akan berhadapan dengan sanksi masyarakat berupa pengucilan dan bahkan pidana.Bisnis merupakan bagian yang tak bisa dilepaskan dari kegiatan manusia. Sebagai bagian dari kegiatan ekonomi manusia, bisnis juga dihadapkan pada pilihan-pilihan penggunaan factor produksi. Efisiensi dan efektifitas menjadi dasar prilaku kalangan pebisnis. Sejak zaman klasik sampai era modern, masalah etika bisnis dalam dunia ekonomi tidak begitu mendapat tempat. Ekonom klasik banyak berkeyakinan bahwa sebuah bisnis tidak terkait dengan etika. Dalam ungkapan Theodore Levitt, tanggung jawab perusahaan hanyalah mencari keuntungan ekonomis belaka. Atas nama efisiensi dan efektifitas, tak jarang, masyarakat dikorbankan, lingkungan rusak dan karakter budaya dan agama tercampakkan.
"Ku kira coklat, nggak taunya broklat, perutku jadi kacau berat, nggak! nggak momo lagi". Demikian sebuah pernyataan yang diperankan oleh seorang anak bertubuh tambun dalam sebuah iklan kudapan coklat bermerk "Gery Toya-Toya" produksi Garuda Food, yang ditampilkan dalam iklan di berbagai televisi nasional. Sekilas iklan tersebut
Al-Buhuts, 2017
Dalam ekonomi Islam, bisnis dan etika tidak harus dipandang sebagai dua hal yang bertentangan, sebab, bisnis yang merupakan symbol dari urusan duniawi juga dianggap sebagai bagian integral dari hal-hal yang bersifat investasi akherat. Artinya, jika oreientasi bisnis dan upaya investasi akhirat (diniatkan sebagai ibadah dan merupakan totalitas kepatuhan kepada Tuhan), maka bisnis dengan sendirinya harus sejalan dengan kaidah-kaidah moral yang berlandaskan keimanan kepada akhirat. Bahkan dalam Islam, bisnis itu sendiri tidak dibatasi urusan dunia, tetapi mencakup pula seluruh kegiatan kita didunia yang "dibisniskan" (diniatkan sebagai ibadah) untuk meraih keuntungan atau pahala akhirat. Beberapa instrumen ekonomi Islam diantaranya adalah zakat serta sistem mata uang dinar dan dirham yang telah terbukti mampu mengatasi berbagai gejolak perekonomian maupun finansial, sebagaimana telah dibuktikan dalam sejarah masa kejayaan Islam ketika institusi kepemimpinan Islam (khilafah) m...
Walisongo: Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan, 2011
Historical study of the Muhammad's behavior and business ethics before being appointed as messenger is an interesting study, because the conduct and business ethics that Mohammed applied was based on the study of the verses of the Koran. After appointed as messenger (40 years old), the life of prophet Muhammad was more guided by the revelations of the Qur'an. Some principles which the prophet applied are honest, amanah, accurate in weighting, , avoid gharar, not hoard goods, not execute al-ghab and tadlis among seller and buyer. *** Kajian sejarah mengenai perilaku dan etika bisnis Muhammad sebelum ditunjuk sebagai nabi merupakan kajian yang menarik, karena peri laku dan etika bisnis yang diterapkan oleh Muhammad didasarkan pada kajian ayat-ayat al-Qur'an. Setelah ditunjuk sebagai nabi (usia 40 tahun), kehidupan Nabi Muhammad lebih dibimbing oleh wahyu-wahyu al-Qur'an. Beberapa prinsip yang diterapkan oleh Muhammad adalah jujur, amanah, timbangan yang tepat, menghindari gharar, tidak menimbun barang, tidak melakukan al-ghalb dan tadlis di antara penjual dengan pembeli.
The aim of this study is to give the perception of business ethics in Islam and to reveal the western secular values and thoughts about ethics. We have presented a variety of repeatedly verses from the Holy Quran and the teachings of the prophet. Here Islam see also from the value-niali penerapaan Islam, trasedental, the afterlife, and as well as the blessing of Allah that he had hoped. While non-Muslim or secular here he simply apply the values of materialism, because he's ukuranya only when its needs are met Muslim kebahagiaanya.Terutama pinansial therein lies the struggle for a lot of advantages and they ignore the ethical standards of business, what Islam prohibits and what it allows them does not matter. Being Muslims we must follow the rules and regulations for business affairs expressed by Islamic law business will maintain the image and will be able to survive because of the business ethics of Islam he is also viewed in terms of axioms there are a few things such as monotheism, equilibrium, free will and accountability and in Islamic business here are very concerned in terms of halal and haram.
P3M STAI Sufyan Tsauri Majenang, 2014
Business Ethics in Islam view gives an overview of its own. it is due to that the science of ethics in view of Islam explained about the values and truths based on the Al-Quran and Hadith. This value is reflected in the behavior of the Prophet Muhammad as a business and in all relationships. In the Islamic business ethics a top priority. Based on the Qur'an and Hadith Islamic business ethics is reflected in the principles of honesty, fairness, trust, mutual benefit. The activity of the basis of the businesses that are not purely for profit "moment", but more important is the pleasure of Allah. It is true can provide insight for us as a business person as well as socially.
Al-Quran merupakan sumber hukum Islam yang utama, asli dan abadi.
In 1997-1998 Indonesia experienced a monetary crisis and economic crisis, where one of the factors causing it is the existence of economic wideenization. The image arises because the business ethics of entrepreneurs in Indonesia is low. If analyzed more deeply, the phenomenon is called the term "seller's market", which means the market is dominated by the seller, where the powerful seller is doing a lot of monopoly activities by ignoring the business ethics that becomes an important spirit in business activities. To build a healthy culture in business then it is necessary to use Islamic business ethics that there is a principle about the Barometer of Person and Person Ketaqwaan is a means for worship to Allah SWT. But to start Islamic business ethics must do several things: (1) Intention Ikhlas Expect Ridha Allah SWT. (2) Professional (3) Honest & Trustful (4) Promoting Ethics of a Muslim (5) Not Breaking Sharia Principles (6) And the last is Ukhuwah Islamiyah.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
CBJIS : Cross-Border Journal of Islamic Studies
Jurnal Adzkiya, 2013
Al-Hisbah Jurnal Ekonomi Syariah
Profit : Jurnal Kajian Ekonomi dan Perbankan Syariah, 2019
Journal Kerusso, 2021
Referensi : Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi, 2017
As-Salam: jurnal studi hukum islam & pendidikan, 2018