Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
2024, Aye Sudarto
…
148 pages
1 file
Buku ajar ini disusun dengan tujuan untuk memberikan panduan komprehensif kepada mahasiswa Strata-1 (S1) di bidang Ekonomi Islam, khususnya dalam memahami dan menerapkan metodologi penelitian yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Mengingat pentingnya penelitian dalam pengembangan ilmu pengetahuan, terutama di bidang ekonomi yang berbasis syariah, buku ini hadir untuk mengisi kekosongan literatur yang secara khusus membahas metodologi penelitian dari perspektif Islam. Dalam buku ini, saya berusaha menyajikan materi dengan sistematis, mulai dari konsep dasar metodologi penelitian, etika penelitian dalam Islam, hingga aplikasi statistik dan penyusunan laporan penelitian. Setiap bab dirancang untuk memberikan pemahaman yang mendalam dan praktis, sehingga mahasiswa dapat mengembangkan keterampilan penelitian yang tidak hanya relevan dengan kebutuhan akademik tetapi juga dengan tuntutan moral dan spiritual dalam Islam.
IQTISHADUNA: Jurnal Ilmiah Ekonomi Kita, 2021
This study aims to analyze the thinking methods used in Islamic economics critically. This study assumes that the methods used in Islamic economics are mostly designed to determine Fallah. Islamic economics was born not as a separate discipline but as an integral part of the Islamic religion as complete life teaching. Islam guides all human activities, including economics. This research is library research with a qualitative approach. Sources of data in this study using secondary data derived from books and relevant research results. The results of this study found that the methodology of Islamic economics must be built on the principles of Islamic epistemology, produce scientific criteria, and convey Islamic values to others. Islamic economics has a complete scientific building, giving birth to theories that explain economic doctrine and reality.
Penelitian kuantitatif lebih sistematis, terencana, terstruktur, jelas dari awal hingga akhir penelitian. Akan tetapi masalah-masalah pada metode penelitian kualitatif berwilayah pada ruang yang sempit dengan tingkat variasi yang rendah, namun dari penelitian tersebut nantinya dapat berkembangkan secara luas sesuai dengan keadaan di lapangan. Pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Pada pendekatan ini, prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang yang diamati dan perilaku yang diamati. Penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi alamiah dan bersifat penemuan. Dalam penelitian kualitatif, peneliti sebagai instrumen pokok.
Abstrak Metodologi ekonomi Islam sangat penting dalam memaknai bangunan ekonomi Islam sebagai suatu disiplin ilmu, meskipun mtodologi ekonomi Islam dalam literatur ekonomi Islam kontemporer sangat terbatas. Para ahli ekonomi Islam, seperti Abdul Mannan, Syed Nawab Haider Naqvi, Monzer Kahf, Choudhury, M. Aslam Haneef, Umer Chapra telah mempertimbangkan bagaimana metodologi ekonomi Islam dalam membangun teori ekonomi berdasarkan Al-Quran dan Sunnah. Tiga mazhab ekonomi Islam, yakni mazhab Baqir as-Sadr, mazhab mainstream dan mazhab alternatif-kritis masing-masing telah merumuskan pengilmiahan ekonomi Islam dengan metode dan proses yang berbeda-beda. Paper ini menggunakan metode literatur review, yakni mengumpulkan dan menganalisis buku, jurnal maupun artikel yang berhubungan dengan metodologi ekonomi Islam. Overview dimaksudkan untuk menafsirkan secara filosofis setiap bangunan metodologi dari mazhab ekonomi Islam kontemporer sehingga terbukalah cakrawala keilmuan baru bahwa Islam memiliki jalan sendiri untuk memperbaiki sistem ekonomi saat ini. Kata Kunci: Metodologi, Ekonomi Islam, Mazhab Ekonomi Islam I. PENDAHULUAN Dalam Ekonomi Islam, metodologi merupakan wilayah yang relatif jarang disentuh dalam berbagai literatur. Para ahli ekonomi Islam, seperti Nasr (1987), Sardar (1988), Haneef (1997) dan Choudury (1999) melihat kekurangan pada studi-studi ekonomi Islam yang menjadi alasan ketergantungan, kesadaran atau ketidaksadaran pada metodologi ekonomi Barat. Hal ini menjadi koreksi dan
2018
Ekonomi Islam lahir bukanlah sebagai suatu disiplin ilmu tersendiri melainkan berbagai integral dari agama Islam. Sebaggai ajaran hidup yang lengkap, Islam memberikan petunjuk terhadap semua aktifitas manusia, termasuk ekonomi. Metode-metode yang digunakan dalam ekonomi Islam sebagian besar didesain untuk menentukan fallah. Ekonomi Islam, merupakan suatu ilmu sosial. Seperti halnya ilmu sosial lainnya, unit analisis yang tepat untuk ekonomi Islam adalah masyarakat. Karenanya, metodologi-metodologi ekonomi Islam lebih fokus pada fenomena ekonomi dan dapat berubah dari waktu ke waktu dan dari suatu masyarakat ke yang lain. Kata Kunci: Metodologi, ekonomi Islam
1. Riwayat Hidup Al-Syatibi Al-Syatibi adalah seorang cendikiawan muslim yang belum terkenal di masanya. Beliau bernama lengkap Ibrahim bin Musa, bin Muhammad Al-Lakhmi Al-Ghamathi Abu Ishak, yang lebih dikenal dengan sebutan Al-Syatibi yang dijuluki dengan Al-Imam Al-lAlaamah (yang sangat dalam ilmu pengetahuannya), Al-Muhaqqiq (yang memiliki kemampuan untuk meneliti sesuatu guna menemukan kesalahan dan kemudian memberi solusi), Al-Qudwah (yang pantas didkuti), Al-Hafizh (yang telah menghafal dan menjaga ribuan hadits) dan Al-Mujtahid (yang mampu mendayagunakan kemampuan untuk menghasilkan hukum) 1 . Kata "Al-Syatibi" yang merupakan 'alam laqab yang dinisbatkan ke daerah asal keluarganya, Syatibah (Xatibah atau Jativa), yang terletak di kawasan Spanyol bagian timur 2 . Dan beliau berasal dari Suku Arab Lakhmi. Meskipun Al-Syatibi dinisbatkan kepada negeri itu, diduga keras ia tidak lahir di sana. Karena kota tersebut sebelumya telah dikuasai oleh orang-orang Kristen atau jatuh ke tangan Kristen, dan orang-orang Islam telah diusir dari sana sejak tahun 1247 (645 H) atau hamper satu abad sebelum Al-Syatibi dilahirkan 3 . Al-Syatibi dibesarkan dan memperoleh seluruh pendidikannya di ibukota kerajaan Nashr, Granada, yang 1 Imam Al-Syatibi, Al-I'tisham, Diterjemahkan oleh : Shalahuddin Sabki dkk (Jakarta: Pustaka Azzam, 2006), hal. xvii 2 H. Adiwarman Azwar Karim, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012), hal. 378, Ed, 3 Cet, 5 merupakan benteng terakhir umat Islam di Spanyol. Masa mudanya bertepatan dengan masa pemerintahan Sultan Muhammad V Al-Ghani Billah yang merupakan masa keemasan umat Islam setempat. Karena Granada menjadi pusat kegiatan ilmiah dengan berdirinya Universitas Granada 4 . Dalam bermadzhab, Al-Syatibi menganut madzhab Maliki dan mendalami berbagai ilmu, baik berupa 'ulum alwasa'il (metode) maupun 'ulum maqashid (esensi dan hakikat). Al-Syatibi memulai aktivitas ilmiahnya dengan belajar dan mendalami :
Islam merupakan agama yang kaffah, tidak hanya mengatur ibadah saja akan tetapi mengatur masalah yang berhubungan dengan permasalahan hubungan antar sesama makhluk (muamalah). Dalam bermuamalah salah satu aspek yang sangat mendukung terhadap kehidupan manusia adalah aspek ekonomi. Terdapat banyak aliran dan paham tentang teori dan praktek dalam ekonomi, misalnya paham ekonomi liberalis, ekonomi komunis, ekonomi sosialis dan ekonomi Islam. Dalam konsep ekonomi Islam yang membedakan Islam dengan materialisme adalah bahwa Islam tidak pernah memisahkan ekonomi dengan etika. Konsep ekonomi Islam juga berbeda dengan konsep kapitalisme yang memisahkan akhlak dengan ekonomi. Manusia muslim individu maupun kelompok dalam hal ekonomi atau bisnis diberikan kebebasan untuk mencari keuntunagn yang sebesar-besarnya. Namun hal ini terikat dengan iman dan etika sehingga ia tidak bisa bebas mutlak dalam menginvestasikan modalnya atau membelanjakan hartanya. Masyarakat mulim tidak bebas tanpa kecuali dalam memproduksi segala sumber daya alam mendistribusikannya, atau mengkonsumsikannya. Ia terikat dengan etika dan hukum-hukum Islam. Fenomena tersebut di atas, nampaknya cukup jelas bahwa Islam menempatkan etika ketika kita melkukan kegiatan ekonomi atau berbisnis. Dalam hal ini Islam menjelaskan juga bahwa bukan hanya mencari keuntungann materi semata dalam berbisnis, akan tetapi meraih keuntungan yang abqa (abadi) yaitu mengharap keridhoan Allah Swt sebagai bekal nanti di akhirat. Karena kehidupan yang kekal dan lebih baik adalah kehidupaan akhirat.
Rini Oktaviani Putri, 2022
Nama : Rini Oktaviani Putri, Nim : C1C020064, Prodi : Akuntansi (S1)
Islam" ini dengan tepat waktu, guna memenuhi tugas kelompok mata kuliah Akuntansi Islam, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Jakarta.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
Hendi Yoga Pratama, 2023
Jurnal Ekuitas, 2015