Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
20 pages
1 file
Karsinoma nasofaring adalah penyakit yang insidennya cukup tinggi, terutama pada ras Cina dimana didapatkan 30 orang penderita dalam 100.000 penduduk. Diantara berbagai jenis kanker kepala leher, karsinoma nasofaring merupakan salah satu jenis yang memiliki prognosis buruk dikarenakan posisi tumor yang berdekatan dengan dasar tengkorak dan berbagai struktur penting lain. Ciri dari karsinoma nasofaring adalah pertumbuhan tumor
A.anatomi fisiologi Nasofaring letaknya tertinggi di antara bagian-bagian lain dari faring, tepatnya di sebelah do sal dari cavum nasi dan dihubungkan dengan cavum nasi oleh koane. Nasofaring tidak bergerak, berfungsi dalam proses pernafasan dan ikut menentukan kualitas suara yang dihasilkan oleh laring. Nasofaring merupakan rongga yang mempunyai batas-batas sebagai berikut : Atas : Basis kranii. Bawah : Palatum mole Belakang : Vertebra servikalis Depan : Koane Lateral : Ostium tubae Eustachii, torus tubarius, fossa rosenmuler (resesus faringeus). Pada atap dan dinding belakang Nasofaring terdapat adenoid atau tonsila faringika. B.konsep penyakit Pengertian ca nasofaring Karsinoma nasofaring adalah keganasan pada nasofaring yang berasal dari epitel mukosa nasofaring atau kelenjar yang terdapat di nasofaring. Carsinoma Nasofaring merupakan karsinoma yang paling banyak di THT. Sebagian besar klien datang ke THT dalam keadaan terlambat atau stadium lanjut. Etiologi ca nasofaring Kaitan Virus Epstein Barr dengan ikan asin dikatakan sebagai penyebab utama timbulnya penyakit ini. Virus ini dapat masuk dalam tubuh dan tetap tinggal disana tanpa menyebabkan suatu kelainan dalam jangka waktu yang lama. Untuk mengaktifkan virus ini dibutuhkan suatu mediator kebiasaan untuk mengkonsumsi ikan asin secara terus menerus mulai dari masa kanak-kanak, merupakan mediator utama yang dapat mengaktifkan virus ini sehingga menimbulkan Ca Nasofaring. Mediator yang berpengaruh untuk timbulnya Ca Nasofaring : 1. Ikan asin, makanan yang diawetkan dan nitrosamine. 2. Keadaan social ekonomi yang rendah, lingkungan dan kebiasaan hidup. 3. Sering kontak dengan Zat karsinogen ( benzopyrenen, benzoantrance, gas kimia, asap industri, asap kayu, beberapa ekstrak tumbuhan). 4. Ras dan keturunan (Malaysia, Indonesia) 5. Radang kronis nasofaring Tanda dan gejala ca nasofaring Gejala dini Gejala pada telinga dapat dijumpai sumbatan Tuba Eutachius. Pasien mengeluh rasa penuh di telinga, rasa dengung kadang-kadang disertai dengan gangguan pendengaran. Gejala ini merupakan gejala yang sangat dini. Radang telinga tengah sampai pecahnya gendang telinga. Keadaan ini merupakan kelainan lanjut yang terjadi akibat penyumbatan muara tuba, dimana rongga telinga tengah akan terisi cairan. Cairan yang diproduksi makin lama makin banyak, sehingga akhirnya terjadi kebocoran gendang telinga dengan akibat gangguan pendengaran Gejala pada hidung adalah epistaksis akibat dinding tumor biasanya rapuh sehingga oleh rangsangan dan sentuhan dapat terjadi pendarahan hidung atau mimisan. Keluarnya darah ini biasanya berulang-ulang, jumlahnya sedikit dan seringkali bercampur dengan ingus, sehingga berwarna merah muda. Selain itu,sumbatan hidung yang menetap terjadi akibat pertumbuhan tumor ke dalam rongga hidung dan menutupi koana. Gejala menyerupai pilek kronis, kadang-kadang disertai dengan gangguan penciuman dan adanya ingus kental. Gejala telinga dan hidung ini bukan merupakan gejala yang khas untuk penyakit ini, karena juga dijumpai pada infeksi biasa, misalnya pilek kronis, sinusitis dan lain-lainnya. Mimisan juga sering terjadi pada anak yang sedang menderita radang Gejala lanjutan
HIS Shelter Community Indonesia, 2007
Betapa mengerikannya dunia di abad 21 ini. Lewat iklan, film, majalah, buku, lukisan, dan video, pornografi telah mencengkram pikiran, tubuh, secara perlahan-lahan menguasai hidup banyak orang, termasuk orang Kristen (termasuk para hamba Tuhan), yang mengakibatkan hancurnya seluruh aspek hidup manusia.2 Pornografi telah menjadi mega industri yang menghasilkan lebih dari $US 8-10 Milyar/tahun dan pengaruhnya tidak terbendung lagi. Lalu, apa yang terjadi dengan anak-anak kita, khususnya para remaja, yang justru menjadi fokus pemasaran pornografi di seluruh dunia ? Lalu siapakah yang menolong mereka ? Remaja sedang berada di tepi tebing yang rapuh. Jika tidak ada seorangpun yang menolong mereka, mereka akan binasa. Tebing itu sedang benar-benar rapuh dan akan mengambil hidup anak-anak muda kita. Siapakah yang mengulurkan tangan untuk menggapai dan menolong mereka ? Modul ini dibuat untuk menolong setiap orang yang rindu mengulurkan tangan bagi mereka, remaja di tepi tebing yang rapuh.
Kemoterapi dapat mengubah status fungsional pasien kanker payudara. Tujuan penelitian adalah menggambarkanstatus fungsional pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi, dengan desain analisis deskriptif. Sampelpenelitian adalah seluruh pasien kanker payudara dengan kemoterapi di RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan.Jumlah responden sebanyak 46 responden, dengan metode total sampling. Hasil penelitian 67,4 % memiliki penilaian status fungsional berada pada kategori A artinya mandiri pada 6 fungsi kegiatan meliputi fungsi mandi, berpakaian,toileting, berpindah, kontinen dan makan. 10,9% responden mempunyai status fungsional kategori F. 4,3 % responden memiliki status fungsional kategori B, C, D, E, dan G. Peningkatan asuhan keperawatan secarakomprehensif diperlukan untuk meningkatkan status fungsional pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi.
Kanker paru adalah penyebab utama pada kelompok penyakit akibat keganasan.
Kemoterapi merupakan salah satu pengobatan pada pasien kanker. Efek samping kemoterapi dapat menyebabkan rasa mual, muntah, rambut gugur, perubahan warna kulit, perubahan bentuk tubuh, dan kelemahan. Keadaan ini dapat menimbulkan penilaian negatif terhadap diri sendiri dan menjadi tidak percaya diri menurunkan harga diri. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh efek samping kemoterapi terhadap harga diri penderita kanker payudara di RSUP. H. Adam Malik Medan Tahun 2012, dengan pendekatan cross sectional, dan sebanyak 47pasien kanker yang menjalani kemoterapi menjadi responden dengan tehknik pengambilan accidental sampling. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 85,1% responden mengalami efek samping kemoterapi berat dan 53,2% memiliki harga diri rendah. Hasil uji statistik dengan Chi Square menunjukkan ada pengaruh yang signifikan efek samping kemoterapi terhadap harga diri penderita kanker di RSUP H Adam Malik Tahun 2012. Saran penelitian ini agar keluarga terdekat dan perawat/ tenaga kesehatan memberikan dukungan yang positif terhadap pasien kanker yang sedang menjalani kemoterapi, dengan melibatkan pasien dalam berbagai aktivitas sosial dan komunikasi efektif.
MALANG 2013 F A R M A K O T E R A P I | 2 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Studi Kasus Farmakoterapi "Konstipasi pada Kucing" ini tepat pada waktunya sesuai dengan yang telah ditetapkan.
A. PENDAHULUAN Kanker adalah segolongan penyakit yang ditandai dengan pembelahan sel yang tidak terkendali dan kemampuan sel-sel tersebut untuk menyerang jaringan bilogis lainnya, baik dengan pertumbuhan langsung di jaringan yang bersebelahan (invasi) atau dengan migrasi sel ketempat yang jauh (metastasis) (Amalia, 2009). Kanker serviks tergolong dalam kanker organ reproduksi pada wanita.Kanker serviks atau yang lebih dikenal dengan istilah kanker leher rahim adalah tumbuhnya sel-sel tidak normal pada leher rahim.Sel-sel yang tumbuh tidak normal ini berubah menjadi sel kanker. Kanker leher rahim adalah kanker yang terjadi pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk kearah rahim yang terletak antara rahim (uterus) dan liang senggama (vagina). Waktu yang diperlukan bagi kanker serviks untuk berkembang cukup lama, sekitar 10-15 tahun. Kanker ini biasanya terjadi pada wanita Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap ... HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP TINGKAT KECEMASAN KEMOTERAPI PADA PASIEN KANKER SERVIKS DI RSUD Dr. MOEWARDI ABSTRAK Pendahuluan; Kanker serviks tergolong dalam kanker organ reproduksi pada wanita. Kanker serviks atau yang lebih dikenal dengan istilah kanker leher rahim adalah tumbuhnya sel-sel tidak normal pada leher rahim.Sel-sel yang tumbuh tidak normal ini berubah menj adi sel kanker. Individu yang mengalami kanker serviks dapat mengalami kecemasan karena penyakit berkepanjangan yang tak kunjung sembuh. Tujuan; Mengetahui hubungan dukungan keluarga terhadap tingkat kecemasan kemoterapi pada pasien kanker serviks di RSUD Dr. Moewardi. Metode; Penelitian analitik dengan rancangan cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dengan jumlah sampel 95 responden sedangkan instrumen penelitian menggunakan kuesioner. Analisa data menggunakan analisa bivariat yaitu Kendall Tau. Hasil; hasil uji Bivariate dengan Kendall Tau membuktikan bahwa ada hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan kemoterapi pasien kanker serviks dibuktikan dengan nilai z hitung (4,63) > z tabel (1,96) atau nilai p: 0,000 < 0,05. Kesimpulan; Ada hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan kemoterapi pada pasien kanker serviks di RSUD Dr. Moewardi
Mata merupakan suatu organ refraksi yang berfungsi untuk membiaskan cahaya masuk ke retina agar dapat diproses oleh otak untuk membentuk sebuah gambar. Struktur mata yang berkontribusi dalam proses refraksi ini adalah kornea, lensa, aqueous dan vitreous humor. Cahaya yang masuk akan direfraksikan ke retina, yang akan dilanjutkan ke otak berupa impuls melalui saraf optik agar dapat diproses oleh otak. Kelainan refraksi ini terjadi apabila fungsi refraksi pada mata tidak dapat berjalan dengan sempurna (Guyton, 2014). Penyakit mata sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan di dunia, terutama yang menyebabkan kebutaan. Kelainan refraksi (0,14%) merupakan penyebab utama kebutaan ketiga setelah katarak (0,78%) dan glaukoma (0,20%). Dari 153 juta orang di dunia yang mengalami kelainan refraksi, delapan juta orang diantaranya mengalami kebutaan (WHO, 2006). Kelainan refraksi merupakan suatu kelainan pada mata yang paling umum terjadi. Keadaan ini terjadi ketika cahaya tidak dibiaskan tepat pada retina sehingga menyebabkan penglihatan kabur. Kelainan refraksi secara umum dapat dibagi menjadi 4 bentuk yaitu miopia, hiperopia, astigmatisma, dan presbiopia. Miopia terjadi apabila cahaya dibiaskan di depan retina; hiperopia terjadi apabila cahaya dibiaskan di belakang retina; astigmatisma terjadi apabila sinar yang dibiaskan tidak terletak pada satu titik fokus; sedangkan presbiopia adalah hilangnya daya akomodasi yang terjadi bersamaan dengan proses penuaan. Penyebab kelainan refraksi dapat diakibatkan karena kelainan kurvatur atau kelengkungan kornea dan lensa, indeks bias atau refraktif, dan kelainan aksial atau sumbu mata. Kelainan
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, 2019
Tidak Diterbitkan, 2019
Sufisme Lokal: Menjelajahi Keberagaman Tasawuf di Nusantara, 2021
Gaya Hidup Bermasalah (Narkoba), 2019
Fajar Nur Rahman, 2020