Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
25 pages
1 file
Membahas tentang RFID, Gerbang Pintu Radio Otomastis, telah lolos mendapat pendanaan dari DIKTI
Muhammad Sobri Maulana, 2017
Hepatitis b kronik merupakan salah satu masalah kesehatan terbesar di dunia. Berdasarkan data riset kesehatan dasar tahun 2007, sekitar 9,4% atau 1 dari 10 penduduk Indonesia pernah terinfeksi hepatitis b. Saat ini, pengobatan standar untuk hepatitis b kronik adalah menggunakan terapi kelompok imunomodulator dan kelompok terapi antivirus. Ketika hepatitis b kronik tidak ditangani dengan baik, maka akan berlanjut menjadi sirosis hati. Sirosis hati merupakan perjalanan akhir berbagai macam penyakit hati dan sebagian besar bersifat irreversible. Terapi standar saat ini masih belum mampu untuk mengganti sel hati yang telah mati. Penulis mengajukan suatu gagasan berupa terapi regenerasi untuk sirosis hati akibat hepatitis b kronik yang dinamakan Hepabstem, yaitu menggunakan sel punca hMSCs yang dimodifikasi secara genetik untuk overekspresi protein VEGF. Kemudian, sel punca tersebut ditambahkan dengan AIBP-mediated cholesterol efflux dan GSH. Tujuannya agar dapat dijadikan sebagai terapi kuratif dan preventif sekunder yang baru dan berpotensi untuk sirosis hati pada hepatitis B kronik dalam bentuk regenerative medicine. Sel punca hMSCs berguna untuk membantu dalam proses regenerasi sel hati yang mengalami fibrosis sehingga mencegah terjadinya sirosis hati. VEGF berperan dalam merangsang vaskulogenesis dan angiogenesis sehingga daerah fibrosis dapat dikurangi dan dapat mengembalikan perfusi darah. Kombinasi antara hMSCs dan VEGF terbukti dapat meningkatkan jumlah sel hepatosit dari kondisi fibrosis menjadi hepatosit normal. AIBP-mediated cholesterol efflux diperlukan untuk mengatasi potensi gen VEGF berupa overekspresi. Selain itu, peran GSH adalah mengatasi komplikasi yang mungkin terjadi dimana GSH berfungsi sebagai antioksidan ROS dan stress oksidatif serta mengaktivasi vasohibin untuk menghambat proses angiogenesis berlebihan. Dengan terapi hepabstem, daerah fibrosis dapat berkurang, proses neovaskularisasi meningkat, berkurangnya stress oksidatif dan mengembalikan fungsi hati. Metode penulisan berupa kajian pustaka yang menggunakan data dan informasi dari pustaka yang kemudian dilakukan eksposisi, mencari korelasi antar data dan analisis, menyajikan argumen melalui pemikiran logis. Pustaka yang digunakan adalah jurnal, penelitan terbaru, artikel yang isinya dapat diakses secara penuh, buku teks kedokteran dan artikel online yang berhubungan dengan gagasan yang diajukan. Kesimpulannya adalah Hepabstem memiliki potensi sebagai terapi regeneratif untuk hepatitis b kronik, baik sebagai kuratif maupun preventif sekunder. Namun, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai efikasi dan dosis optimal serta efek samping dari Hepabstem pada manusia.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.