Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
69 pages
1 file
Milk powder is a perishable product that undergoes changes in quality rapidly over time. This paper studied the effect of temperature on quality of milk powder during storage. Milk powder was stored at 25 and 40ºC, and with or without contact to oxygen by perforating the package. Oxygen content, peroxide numbers, wettability, lumps, colour and flecks of milk powder were examined. Results showed that storage of milk with perforated package at 40ºC resulted in 200 times increase in oxygen content, while that in milk with unperforated package only showed 18 times increase in oxygen content. Milk with perforated packaged stored at 25ºC had 34 times increase in oxygen content, while that of milk in unbroken package was only 5 times increase. Wettability was increased during storage, but there was no considerable difference between that in milk broken and unbroken package. At 40°C, wettability of milk was increased by 3.4 times in broken package, and 3.11 times in unbroken package. Whilst, at 25ºC, wettability of milk powder was increased by 1.5 times in broken package, but only 0.2 times in unbroken package. There was no significant (P>0.05) change in peroxide number over time, and consequently, there was no effect on milk with or without access to atmospheric oxygen. However, highest peroxide numbers was detected in milk kept in broken package at 40ºC. There was no detectable change in lumps, colour, and fleck in all treatments.
Tanaman sorgum layak dikembangkan di Indonesia sebagai alternatif pangan lokal selain beras. Tanaman ini merupakan salah satu komoditas serealia yang belum banyak dikonsumsi orang, padahal kandungan nutrisinya tidak kalah dengan beras. Penanganan pascapanen sorgum dimulai dengan penentuan saat panen yang tepat saat biji sudah mencapai masak fisiologis, panen, prosessing,pengemasan, penyimpanan dan distribusi. Tulisan ini membahas tentang rangkaian tekhnologi yang ada dan kajian optimalisasi penanganan pascapanen untuk meningkatkan mutu benih sorgum. Kata kunci: pascapanen, sorgum, kualitas, mutu, benih Abstract Sorghum (Sorghum bicolor L. Moench.) was an alternative local foodcrops in Indonesia. Post harvest handling of sorghum for food, feed, and industrial purposes was different to those for seed purposes.
OW-COFFEE, 2018
Sampah organik dari hasil kegiatan pasar merupakan salah satu dari alternatif bahan baku untuk pembuatan pupuk organik (kompos) dan biogas. Beberapa manfaat dari biogas diantaranya adalah mengurangi volume sampah yang tidak termanfaatkan, mengurangi pencemaran lingkungan dan bahan bakar alternatif. Jumlah dan kualitas biogas yang dihasilkan berbeda-beda tergantung dengan jenis dan jumlah bahan baku yang digunakan, komposisi masukan dan waktu fermentasi. Variabel yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah jenis sampah organik sisa kegiatan pasar yaitu sampah sayuran dan usus ayam, perbandingan kadar sampah organik dengan kotoran sapi yang telah diencerkan (30 : 70, 50 : 50, 70 : 30) dan waktu fermentasi yaitu 5 hari, 9 hari, 12 hari, 15 hari, 18 hari, dan 21 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sampah organik usus sapi menghasilkan biogas dengan kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan sampah sayuran. Biogas yang dihasilkan mengandung gas metana (CH 4 ) dengan komposisi terbesar pada perbandingan komposisi masukan usus ayam dan kotoran sapi 70 : 30 sebesar 54,03 (% volume biogas) dengan waktu fermentasi selama 21 hari.
Di Indonesia, pemanfaatan kedelai masih sangat terbatas, yaitu sebagai makanan tradisional seperti: tempe, tahu, dan susu kedelai. Padahal, kedelai memiliki kandungan protein cukup tinggi, dan setara dengan susu sapi. Oleh karena itu, perlu adanya pemanfaatan lain, seperti pengolahan kedelai menjadi soyghurt (yoghurt dari susu kedelai). Sekarang ini peranan minuman probiotik seperti yoghurt sangat luas. Selain untuk memperlancar sistem pencernaan, yoghurt juga berperan sebagai makanan pelengkap bernutrisi tinggi. Untuk itu perlu diteliti apakah dengan adanya substitusi susu sapi dengan susu kedelai sebagai bahan baku pembuatan yoghurt dapat mempertahankan fungsi yoghurt sebagai makanan probiotik. Dalam pembuatan soyghurt, perlu ditambahkan substrat karbon sebagai sumber nutrisi bagi Bakteri Asam Laktat (BAL) yang memfermentasi susu kedelai karena susu kedelai tidak mengandung laktosa. Adapun substrat karbon yang ditambahkan pada penelitian ini adalah susu bubuk full cream, dan susu bubuk skim. Dalam soyghurt perlu diperhatikan kestabilan sistem emulsinya, sehingga perlu ditambahkan gelatin sebagai bahan penstabil.
This research is done for baby milk, balita's milk, and child milk bases circulating age category at marketing bases to usufruct registry at Ramayana Department Store Moorland. Result agglomeratedding to give picture to society in particular mother to get milk for their child at the price that achievable. Data is analysed by use of Cluster Analysis gets merging hierarchy with Euclid's distance square as size as differentiable. Distances remedial method which be utilized is Ward's method. Before done by Cluster Analysis, need to be done by Principal Components Analysis because of high correlation among variable. The result from Principal Components Analysis will be new variable representatively diversity of origin variable which doesn't have correlation any more.
Susu nabati merupakan produk susu alternatif bagi yang memiliki alergi terhadap laktosa dari susu hewani. oleh karena itu, dibutuhkan susu nabati dengan kandungan gizi yang tinggi. Kandungan nutrisi dari susu yang dibutuhkan oleh tubuh adalah protein, lemak, dan karbohidrat. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh rasio massa biji:volume air dan suhu ekstraksi terhadap persen protein, lemak, dan karbohidrat terekstrak pada proses pembuatan susu nabati. Selain itu juga membandingkan kandungan protein, lemak dan karbohidrat dari berbagai macam bahan baku susu nabati (kedelai, saga, biji bunga matahari dan biji beras).
Abstrak Angin merupakan salah satu sumber energi baru terbarukan. Sistem Konversi Energi Angin (SKEA) dapat digunakan untuk memanfaatkan angin menjadi energi mekanik atau energi listrik. Komponen utama SKEA terdiri dari rotor dengan sudu sebagai penggerak utama. Salah satu kelemahan turbin angin adalah efisiensinya yang masih relatif rendah, sehingga masih terus diteliti khususnya terkait dengan sudu (blade) rotor turbin. Pada penelitian ini dilakukan simulasi terhadap sudu turbin angin sumbu vertikal Savonius tipe U yang dipasang pada rotor turbin. Ada 3 kategori rotor yang disimulasikan yaitu: rotor dengan jumlah sudu/blade 2, 3 dan 4. Kecepatan angin yang diaterapkan/dialirkan pada simulasi sudu ini adalah 5 m/dtk. Simulasi ini menggunakan alat bantu perangkat lunak SolidWorks/flow simulatian berbasis Finite Element Analysis (FEA). Tujuan penelitian ini akan dilihat/diketahui besarnya distribusi kecepatan dan distribusi tekanan pada masing-masing sudu tersebut. Berdasarkan hasil simulasi diketahui bahwa rotor dengan jumlah blade tiga memberikan distribusi kecepatan yang lebih tinggi yakni (4,8 m/dtk) dibanding dengan rotor dengan empat blade empat (4,5 m/dtk) dan dua blade (4,3 m/dtk). Turbin dengan jumlah blade tiga memberikan perbedaan distribusi tekanan maksimum dan minimum paling rendah dibanding turbin dengan empat blade dan dua blade, yakni 21,32 Pascal. Kata Kunci: Angin, distribusi kecepatan, distribusi tekanan,savonius, solidWorks. Abstract Wind is one of the renewable energy sources that can be utilized as mechanical or electrical energy through the Wind Energy Conversion System (SKEA) The main components of the SKEA consist of rotors with blades as the main movers.One of the disadvantages of wind turbines is that their efficiency is still relatively low, so In this research, simulation on the Savonius vertical axis type U wind turbine blade is mounted on the turbine rotor, there are 3 simulated rotor categories: rotor with the number of blades / blade 2, 3 and 4. The wind speed applied / flowed in this blade simulation is 5 m / s, this simulation is used by SolidWorks / flow simulatian software based on Finite Element Analysis (FEA) The purpose of this research will be to see / know the magnitude of the velocity distribution and pressure distribution on each of the blades.From the simulation results it is known that the rotor of three blades provides a better / higher velocity distribution (4.8 m / sec) compared to four-blade rotors (4.5 m / sec) and two blades (4.3 m / sec). Turbines with three blades provide thet maximum and minimum pressure distribution differences compared to turbines with four blades and two blades 21.32 Pascal.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
Agritech: Jurnal Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purwokerto