2023, Cakrawala Cendekia
Siswa berkebutuhan khusus lebih rentan terhadap resiko kesehatan dan kebugaran yang lebih tinggi dibandingkan siswa yang tidak memiliki kebutuhan khusus. Oleh karena itu, memahami kebutuhan khusus mereka dalam konteks kebugaran menjadi krusial untuk memastikan bahwa mereka mendapatkan akses yang setara terhadap program kebugaran yang tepat dan mendukung. Tes kebugaran juga sangat penting diberikan kepada siswa yang berkebutuhan khusus, pada dasarnya mereka juga sangat diharapkan memiliki kebugaran sesuai dengan usia dan tingkat disabilitasnya. Kebugaran yang baik akan mendukung aktivitas baik dari segi kesehatan dan keterampilannya. Siswa tunarungu adalah siswa berkebutuhan khusus yang mengalami hambatan atau gangguan pada pendengaran. Secara fisik, siswa tunarungu dikategorikan sebagai siswa yang mempunyai fisik normal, tetapi sampai saat ini belum ada sebuah instrumen tes yang valid dan realibilitas yang bisa mengetahui kondisi tingkat kebugaran siswa tunarungu. Sekalipun pernah dilakukan tes terkait dengan kebugaran tentunya hasilnya tidak bisa dijadikan sebuah norma atau acuan apakah kebugaran mereka tergolong bagus atau tidak, karena tes yang ada tidak divalidasi atau dapat dikatakan terlalu lama, adapun tes yang baru untuk mengukur tes kebugaran siswa indonesia dirancang untuk peserta didik reguler dan dirasakan belum mengakomodir kebutuhan perserta didik berkebutuhan khusus sehingga diperlukan tes yang disusun kehusus untuk siswa tunarungu. TKSI untuk tunarungu merupakan instrumen tes kebugaran untuk siswa tunarungu yang diperoleh melalui penelitian dan pengembangan, serta layak digunakan oleh siswa tunarungu karena setiap item tesnya telah melalui fase ujicoba dan telah dinilai oleh expert judgment. Buku ini merupakan pedoman bagi pembaca agar dapat mengetahui dan menerapkan instrumen TKSI untuk tunarungu dan tidak memiliki ketunaan ganda.