Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
10 pages
1 file
Penyakit pulpa 2.PULPITIS REVERSIBLE Pulpitis reversible adalah suatu kondisi inflamasi pulpa ringan sampai sedang yang disebabkan oleh stimuli noksius, tetapi pulpa mampu kembali pada keadaan tidak teinflamasi setelah stimuli ditiadakan. Gejala pulpitis reversible ada yang simtomatik dan asimtomatik.-Simtomatik : rasa sakit tajam yang hanya sebentar, disebabkan oleh makanan, minuman dan udara dingin. Tidak timbul secara spontan dan tidak berlanjut bila penyebabnya ditiadakan.-Asimtomatik : dapat disebabkan oleh karies yang baru mulai dan normal kembali setelah karies dihilangkan dan gigi direstorasi dengan baik. Patologi : pulpitis reversible dapat berkisar dari hiperemia ke perubahan inflamasi ringan sampai sedang terbatas pada daerah dimana tubuli dentin terlibat, seperti misalnya karies dentin. Secara mikroskopis, terlihat dentin reparatif, gangguan lapisan odontoblas, pembesaran pembuluh darah, ekstravasasi cairan edema dan adanya sel inflamasi kronis yang secara imunologis kompeten. Meskipun sel inflamasi kronis menonjol, dapat dilihat juga sel inflamasi akut. 3.PULPITIS IRREVERSIBLE Pulpitis irreversible adalah suatu kondisi inflamasi pulpa yang persisten dapat simtomatik maupun asimtomatik yang disebabkan oleh suatu stimuli noksius. Rasa sakit bertahan untuk beberapa menit sampai berjam-jam dan tetap ada setelah stimuli dihilangkan. Gejala : pada tingkat awal, suatu paroksisme (serangan hebat) rasa sakit dapat disebabkan oleh :-perubahan suhu yang drastis (terutama dingin)-makanan manis atau asam-tekanan makanan ke dalam kavitas atau pengisapan oleh lidah atau pipi. Gambaran rasa sakitnya adalah menusuk, tajam menusuk atau menyentak-nyentak. Patologi : disebabkan oleh suatu stimulus berbahaya yang berlangsung lama seperti karies. Bila karies menembus dentin dapat menyebabkan respon inflamasi kronis. Venula pascakapiler menjadi padat dan mempengaruhi sirkulasi di dalam pulpa, serta dapat mengakibatkan nekrosis. Daerah nekrotik ini menarik leukosit PMN dengan kemotaktik dan memulai reaksi inflamasi akut. Terjadi fagositosis oleh PMN pada daerah nekrosis. Setelah itu PMN yang masa hidupnya pendek, mati dan melepaskan enzim lisosomal. Enzim ini menyebabkan lisis beberapa stroma pulpa dan bersama debris seluler PMN yang mati membentuk eksudat purulen (nanah). Reaksi ini menghasilkan mikroabses (pulpitis akut). Pulpa memproteksi dengan membatasi daerah mikroabses dengan jaringan penghubung fibrus. Di pusat abses tidak dijumpai mikroorganisme karena aktivitas fagositik PMN. Bila proses karies berlanjut dan menembus pulpa akan terjadi ulserasi (pulpitis ulseratif kronis) yang cairannya keluar melalui pembukaan karies ke dalam kavitas mulut dan mengurangi tekanan intrapulpal dan rasa sakit. Secara histologis terlihat suatu daerah fibroblas yang berproliferasi membentuk dinding lesi, dimana mungkin terdapat massa mengapur. Daerah di luar abses atau ulserasi mungkin normal atau mungkin mengalami perubahan inflamatori. 4.NEKROSIS Nekrosis adalah matinya pulpa, dapat sebagian atau seluruhnya tergantung pada apakah sebagian atau seluruh pulpa telibat. Disebabkan oleh bakteri, trauma dan iritasi.
Masalah ekonomi tidak terbatas pada pertukaran barang dan jasa, atau transaksi ekonomi lainnya antara satu negara dengan negara lainnya. Masalah ekonomi jauh lebih rumit dari sekedar masalah perdagangan. Meningkatnya interaksi antarnegara dan antarbangsa dalam bidang ekonomi menunjukkan betapa pentingnya ekonomi dalam percaturan politik internasional. Ekonomi mempunyai sifat yang kompleks dalam pengertian bahwa ekonomi memiliki hubungan yang erat dan pengaruh yang kuat dalam bidang politik, baik yang berskala nasional, internasional maupun global. Terdapat dua peristiwa besar di dunia yang mendorong munculnya isu ekonomi dalam perpolitikan global. Dua peristiwa tersebut adalah berakhirnya Perang Dunia Kedua dan Perang Dingin. Setelah berakhirnya Perang Dunia II (PD II) situasi internasional tidak lagi didominasi oleh persaingan ideologi antara kapitalisme melawan komunisme. Amerika Serikat sebagai pengusung terdepan ideologi kapitalisme memberikan warna dominan dalam interaksi antar negara. Pada saat ideologi tidak lagi menjadi pertentangan, fokus perhatian pun bergeser dari melulu mengurusi isu-isu high politics seperti ideologi, perang dan damai,serta persenjataan, ke isu-isu low politics seperti ekonomi, demokratisasi, hak azasi manusia (HAM) dan lain-lain. Di bawah kapitalisme hubungan antar negara berkembang ke arah penguasaan sumber-sumber daya ekonomi. Negara-negara great power adalah negara-negara industri yang maju dalam berbagai bidang, terutama dalam aspek ekonomi seperti Amerika Serikat, Inggris, Perancis dan Jerman. Negara-negara ini membutuhkan sumber daya alam yang tidak sedikit untuk menunjang industrinya. Sementara sumber daya alam yang melimpah dimiliki oleh negara-negara miskin di belahan bumi yang lain. 1 Perubahan dari dunia internasional juga ditandai dengan adanya globalisasi, dimana globalisasi merupakan fenomena khusus dalam peradaban manusia yang bergerak terus dalam masyarakat global dengan disokong bersama kehadiran teknologi informasi dan teknologi komunikasi. Globalisasi menyentuh seluruh aspek penting kehidupan begitupun pada aspek ekonomi, yang ditandai dengan adanya perdagangan bebas yang dimana negara-negara di seluruh dunia menjadi satu kekuatan pasar yang semakin terintgrasi dengan tanpa rintangan batas teritorial negara. Globalisasi pada aspek ekonomi mengharuskan penghapusan seluruh batasan dan hambatan terhadap arus modal, barang dan jasa. 2 Dalam artikel yang ditulis oleh Clark dengan judul Globalization and the post-cold war order, berpendapat bahwa ada sebuah kecenderungan untuk menganggap globalisasi sebagai hasil konsekuensi dari berakhirnya Perang Dingin. Wilayah-wilayah yang sebelumnya tidak dilibatkan sepenuhnya dalam kapitalisme global, komunikasi global dan penyebaran budaya global, setelah Perang Dingin kini telah terintegrasi kedalam suatu jaringan. Inilah kemudian yang banyak disebut globalisasi sebagai fenomena hilangnya batasan-batasan wilayah dan seolah-olah semua wilayah terintegrasi dan makin menipisnya jarak antara satu dengan yang lain. 3 Dengan demikian globalisasi telah memunculkan suatu integrasi ekonomi, hal tersebut dapat dilihat dengan adanya World Bank, WTO dan IMF sebagai hasil dari perekonomian yang mengglobal menjadi sorotan utama para penstudi HI memandang efek dari globalisasi kini sudah sangat besar pengaruhnya. Dan ikon-ikon yang muncul dari pengaruh kapitalisme global tersebut sebenarnya hanyalah sebuah manipulasi dari negara hegemon untuk makin memperbesar kekuasaannya dan makin menjatuhkan negara-negara dunia ketiga. 4 Oleh karena itu dalam artikelnya Clark mengaggap bahwa kehadiran globalisasi pasca Perang Dingin sangat memberikan keleluasaan bagi negara-negara maju untuk mengembangkan segala hal yang dimilikinya dalam ruang lingkup global. Kemunculan perspektif-perspektif baru pada era tersebut dalam kajian hubungan internasional juga telah memberi warna tersendiri bagi perkembangan ilmu HI dimana perspektif-perspektif tersebut saling berkontribusi dalam menghadapi tantangan globalisasi terhadap tatanan politik dunia dalam sistem internasional.
Polusi adalah kata yang sering kita dengar di kehidupan kita. Baik ketika kitamasih duduk di bangku sekolah maupun di dalam lingkungan sekitar rumah?Sebenarnya apa makna polusi itu?. Pada saat ini banyak manusia yang menyangkalkeberadaan polusi ini, hal tersebut di sebabkan karna polusi sendiri timbul karnakebiasaan negativ manusia yang tidak bisa hilang. Menurut penelitian. Polusi sudahada sejak jaman purba dimana saat itu manusia telah menggunakan api. Polusi yangdi timbulkan adalah asap dari api itu sendiri. Namun karna skala penggunaannyamasih sangat kecil sehingga masih dapat di uraikan oleh alam.
Penggunaan studi linguistik dalam penafsiran teks-teks Perjanjian Baru (PB) masih sedikit. Hal ini dinyatakan oleh Mark Edwar Taylor di dalam disertasinya pada tahun 2001. Taylor menuliskan bahwa, The entry of text-linguistics into biblical studies has been slow and is still in a developmental stage. Although several of the major tenets of text-linguistics may be traced to ancient rhetoric, dating from ancient Greece and Rome through the Middle Ages up to the present, the modern discussion is a distinctly twentieth-century movement. Therefore, as fas as linguistic models are concerned, text-linguistics has a relatively brief history, especially in biblical studies where modern linguistic methods are usually adopted with some degree of caution. 1 Tulisan ini adalah salah satu upaya untuk mengembangkan studi tersebut. Penulis memilih studi linguistik dengan pendekatan analisis wacana. Model analisis wacana yang digunakan adalah analisis colon yang diperkenalkan oleh Johanes P. Louw. 2 Louw menyatakan, Discourse analysis based upon the use of colons is nothing more than a technique for mapping the form of a text in such a way that the syntactic relationships of the contituent parts can be most readily recognized. 3 Louw memakai analisis colon di dalam analisis wacana. Analisis colon adalah semacam analisis wacana yang menekankan pada penggunaan colon. approach is enormously helpful in showing how the individual parts of a biblical book are related to the whole. 6 Kedua, studi analisis colon fokus pada text's cohesion dan coherence. Black menjelaskan,
Anggaran dasar dan aggaran rumah tangga polisi praja adalah dasar yang menjadi pacuan polisi praja dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai salah satu instansi yang ada di instutut pemerintahan dalam negeri.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.