Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
Menyediakan lingkungan belajar yang efektif meliputi strategi yang digunakan guru untuk menciptakan suatu kondisi yang positif, juga menciptakan pengalaman kelas yang produktif. Hal ini disebut manajemen kelas, yaitu strategi untuk menyediakan lingkungan belajar yang efektif untuk mencegah dan menanggapi masalah perilaku, menggunakan waktu di dalam kelas dengan baik, menciptakan suasana yang konduktif yang menarik, dan kegiatan yang memungkinkan untuk melibatkan pikiran dan daya imajinasi siswa (Kunter, Baumert, & Koller, 2007; Martin, 2008). Kelas tanpa masalah perilaku dapat diasumsikan memiliki managemen yang baik.
Kegiatan belajar dikatakan efektif bila kegiatan belajar tersebut bisa mencapai tujuan yang ditentukan. Kegiatan belajar selalu berkaitan dengan penentuan tujuan belajar dan, tentu saja, persiapan/perencanaan dan pelaksanaan pencapaian tujuan tersebut. Bila kita berbicara mengenai keberhasilan belajar, tentu saja akan terkait dengan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar tersebut. Secara umum, faktor-faktor tersebut dapat dikelompokkan menjadi 2 kelompok yaitu kelompok faktor internal (faktor dari dalam diri individu pelajar) dan faktor eksternal (faktor dari luar diri individu pelajar). Dari suatu penelitian ditemukan bahwa keberhasilan belajar dipengaruhi oleh 70% faktor internal dan 30% faktor eksternal. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keberhasilan atau kegagalan belajar seseorang lebih ditentukan oleh faktor internal daripada faktor eksternl..
Abstrak: Kegiatan belajar dikatakan efektif bila kegiatan belajar tersebut bisa mencapai tujuan yang ditentukan. Kegiatan belajar selalu berkaitan dengan penentuan tujuan belajar dan, tentu saja, persiapan/perencanaan dan pelaksanaan pencapaian tujuan tersebut. Bila kita berbicara mengenai keberhasilan belajar, tentu saja akan terkait dengan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar tersebut. Secara umum, faktor-faktor tersebut dapat dikelompokkan menjadi 2 kelompok yaitu kelompok faktor internal (faktor dari dalam diri individu pelajar) dan faktor eksternal (faktor dari luar diri individu pelajar). Dari suatu penelitian ditemukan bahwa keberhasilan belajar dipengaruhi oleh 70% faktor internal dan 30% faktor eksternal. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keberhasilan atau kegagalan belajar seseorang lebih ditentukan oleh faktor internal daripada faktor eksternl..
PENDAHULUAN Belajar merupakan kunci utama dalam pendidikan, tanpa belajar maka tidak akan ada pendidikan. Inti dari proses belajar adalah berubah dan berkembang dan dengan belajar manusia mampu meningkatkan atau menaikkan derajat hidupnya serta manusia dapat mempertahankan kehidupannya ditengah-tengah persaingan saat ini. Belajar adalah proses atau usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku dalam bentuk pengetahuan, keterampilan maupun karakter sebagau akibat dari pengalaman. Dimana pengalaman tersebut dapat berupa penyesuaian diri dengan lingkungan, maupun sebuah usaha perubahan pola pikir dan menambah ilmu. Proses belajar dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan tingkah laku dan perubahan pola pikir serta apabila faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar itu saling mendukung. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar adalah faktor internal dan faktor eksternal siswa. Oleh karena itu proses belajar harus efektif. Kegiatan belajar dikatakan efektif bila kegiatan tersebut bisa mencapai tujuan yang ditentukan.
Contoh Rencana Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan Konseling di SMP
Secara harfiah kesulitan belajar merupakan terjemahan dari Bahasa Inggris "Learning Disability" yang berarti ketidakmampuan belajar. Kata disability diterjemahkan kesulitan" untuk memberikan kesan optimis bahwa anak sebenarnya masih mampu untuk belajar. Istilah lain learning disabilities adalah learning difficulties dan learning differences. Ketiga istilah tersebut memiliki nuansa pengertian yang berbeda. Di satu pihak, penggunaan istilah learning differences lebih bernada positif, namun di pihak lain istilah learning disabilities lebih menggambarkan kondisi faktualnya. Untuk menghindari bias dan perbedaan rujukan, maka digunakan istilah Kesulitan Belajar. Kesulitan belajar adalah ketidakmampuan belajar , istilah kata yakni disfungsi otak minimal ada yang lain lagi istilahnya yakni gannguan neurologist. Defenisi yang dikutip dari Hallahan, Kauffman, dan Lloyd (1985): Kesulitan belajar khusus adalah suatu gangguan dalam satu atau lebih proses psikologis yang mencakup pemahaman dan penggunaan bahasa ujaran atau tulisan. Gangguan tersebut mungkin menampakkan diri dalam bentuk kesulitan mendengarkan , berpikir , berbicara, membaca, menulis, mengeja , atau berhitung. Batasan tersebut mencakup kondisi-kondisi seperti gannguan perseptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan. Batasan tersebut tidak mencakup anak-anak yang memiliki problema belajar yang penyebab utamanya berasal dari adanya hambatan dalam penglihatan, pendengaran, atau motorik, hambatan karena tunagrahita, karena gangguan emosional, atau karena kemiskinan lingkungan, budaya, atau ekonomi. Menurut Hammill (1981) kesulitan belajar adalah beragam bentuk kesulitan yang nyata dalam aktivitas mendengarkan, bercakapcakap, membaca, menulis, menalar, dan/atau dalam berhitung. Gangguan tersebut berupa gangguan intrinsik yang diduga karena adanya disfungsi sistem saraf pusat. Kesulitan belajar bisa terjadi bersamaan dengan gangguan lain (misalnya gangguan sensoris, hambatan sosial, dan emosional) dan pengaruh lingkungan (misalnya perbedaan budaya atau proses pembelajaran yang tidak sesuai). Gangguan-gangguan eksternal tersebut tidak menjadi faktor penyebab kondisi kesulitan belajar, walaupun menjadi faktor yang memperburuk kondisi kesulitan belajar yang sudah ada. ACCALD (Association Committee for Children and Adult Learning Disabilities) dalam Lovitt, (1989) mengatakan bahwa kesulitan belajar khusus adalah suatu kondisi kronis yang diduga bersumber dari masalah neurologis, yang mengganggu perkembangan kemampuan mengintegrasikan dan kemampuan bahasa verbal atau nonverbal. Individu berkesulitan belajar memiliki inteligensi tergolong rata-rata atau di atas rata-rata dan memiliki cukup kesempatan untuk belajar. Mereka tidak memiliki gangguan sistem sensoris. Sedangkan NJCLD (National Joint Committee of Learning Disabilities) dalam Lerner, (2000) berpendapat bahwa kesulitan belajar adalah istilah umum untuk berbagai jenis
Yayasan Darul Falah Mojokerto, 2024
Banyak sekali bentuk perkembangan yang terdapat dalam diri manusia yang bergantung pada belajar. Alhasil dapat dikatakan bahwa kualitas hasil proses perkembangan manusia itu banyak terpulang pada apa dan bagaimana ia belajar. E.L. Thorndike seorang pakar teori S-R Bond meramalkan, jika kemampuan belajar umat manusia dikurangi setengahnya saja maka peradaban yang ada sekarang ini tidak akan berguna bagi generasi mendatang. Bahkan, mungkin peradaban itu sendiri akan lenyap ditelan zaman. Buku ini menguraikan hal-hal yang berkaitan dengan belajar dan pembelajaran, yang meliputi: Konsep Dasar Belajar, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar, Tipe-Tipe Dan Kesulitan Belajar, Transfer Dan Lupa Dalam Belajar, Pembelajaran Tematik, Pembelajaran Kooperatif, Pembelajaran Kontekstual, Model Pembelajaran PAKEM, Behaviorisme Dalam Pembelajaran, Kognitivisme Dalam Pebelajaran, Konstruktivisme Dalam Pembelajaran
ResearchGate, 2022
Agar penulisan ilmiah mudah dipahami maka peneliti sebaiknya menyusun laporan mengguanakan kalimat yang dapat dipahami oleh pembaca. Kalimat ini disebut dengan kalimat efektif. Kalimat efektif memiliki lima karakteristik antara lain: a) informasi yang disampaikan dalam kalimat hanya yang pokok-pokok saja, tidak berbelit-belit, dan disampaikan secara sederhana; b) informasi yang akan disampaikan harus tepat atau kena benar dan sesuai dengan sasaran. Untuk itu dibutuhkan ketelitian penulis; c) struktur kalimat harus jelas dan unsur-unsurnya harus lengkap; d) informasi yang akan disampaikan harus cermat, tidak boros, dan hati-hati dalam penyampaiannya; dan e) bentuk dan struktur kalimat harus paralel, sama atau sederajat Kata kunci: Kalimat efektif, Penulisan Ilmiah, Karya ilmiah
Menyimak memang bukan satu-satunya keterampilan berbahasa yang harus dimiliki oleh seseorang. Namun berdasarkan kenyataan dalam sehari-hari kita lebih sering berkomunikasi secara lisan dari pada dengan cara lain. Kemampuan menyimak seseorang sangat dibutuhkan khususnya dalam pembelajaran. Jadi mampu atau tidaknya peserta didik untuk menyimak dengan baik akan mempengaruhi hasil belajarnya.
Metode pembelajaran yang konvensional (ceramah) yang masih banyak digunakan guru-guru ekonomi disekolah menyebabkan lemahnya kemampuan siswa untuk /membangun makna tentang apa yang dipelajari. Mereka pada umumnya hanya menghafal apa yang telah
At-Tafkir
Penggunaan metode dalam pencapaian hasil pembelajaran yang diinginkan, pemilihan, penetapan, dan pengembangan metode berdasarkan pada kondisi pembelajaran yang ada. Pembelajaran dapat efektif apabila mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan sesuai dengan indikator pencapaian. Guru sebagai pembimbing diharapkan mampu menciptakan kondisi yang strategi yang dapat membuat peserta didik nyaman dalam mengikuti proses pembelajaran tersebut. proses belajar mengajar hendaknya guru dapat mengarahkan dan membimbing siswa untuk aktif dalam kegiatan belajar mengajar sehingga tercipta suatu interaksi yang baik antara guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa. Untuk meningkatkan cara belajar yang efektif diperlukan strategi yang tepat agar pembelajaran dapat berjalan dengan optimal dan efektif
Menurut Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Profesional menurut rumusan undang-undang tersebut digambarkan sebagai pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, dan kecakapan yang memenuhi standar mutu dan norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. Menurut Salman Rusydie dalam bukunya " Prinsip-prinsip Manajemen Kelas " (2011), bahwa keahlian atau kecakapan yang harus dimiliki oleh guru profesional adalah; (1) menguasai secara mendalam materi pelajaran yang diajarkan, (2) memiliki kemampuan untuk memahami visi dan misi pendidikan sehingga dapat membuat skala prioritas dan dapat bekerja dengan lebih terarah, (3) memiliki keahlian dalam mentrasfer ilmu pengetahuan atau menguasai metodologi pembelajaran dengan baik, (4) memiliki pemahaman yang baik tentang konsep perkembangan siswa, (5) memiliki kemampuan mengorganisir atau mengelola kelas sehingga kegiatan pembelajaran berjalan secara efektif, dan (6) memiliki kreativitas dan naluri seni dalam mendidik, sehingga siswa dapat mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik. Fakta menunjukkan bahwa dalam melaksanakan tugasnya, para guru kerap menghadapi berbagai kendala yang menghambat proses pembelajaran. Terhadap kendala-kendala yang muncul ini, ada guru yang dapat mengatasinya dengan baik, tetapi banyak pula yang tidak mampu mengatasinya dengan mulus. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor, baik faktor internal seperti persiapan mental, penguasaan materi, kondisi fisik dan motivasi kerja, maupun faktor eksternal seperti lingkungan sekolah. Bahkan kita acapkali menjumpai proses belajar mengajar tidak mencapai sasaran dan tujuan pembelajaran.
Muzakiyah, Lailatul. 2006. Penerapan Pendekatan Belajar Aktif (Active Learning Strategy) dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 3 Plosoklaten Kediri. Skripsi, Jurusan: Pendidikan Agama Islam, Fakultas: Tarbiyah Universitas Islam Negeri (UIN) Malang. Dosen Pembimbing: Sugeng Listyo Prabowo, M. Pd. Kata-kata kunci: Strategi (Strategy), Belajar Aktif (Active Learning), dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Sebagaimana kita ketahui bahwa perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan serta teknologi yang semakin pesat pada zaman sekarang, secara langsung maupun tidak langsung dalam dunia pendidikan akan mendapat pengaruh dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut. Pengaruh tersebut bisa bersifat positif maupun negatif. Sedangkan dalam lembaga keagamaan sendiri masih berupaya mencari format yang sesuai dengan tuntutan masyarakat. Untuk itu pemerintah berusaha mengembangkan dan memajukan pendidikan, lebih-lebih untuk pendidikan agama. Dalam kenyataan sehari-hari permasalahan yang dihadapi adalah bagaimana pendidik (guru agama) tersebut dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, sebab akhir-akhir ini banyak peserta didik yang masih kurang dalam memahami ajaran agama Islam. Apakah hal ini disebabkan siswa yang masih kurang aktif dalam mengikuti proses belajar mengajar atau cara guru dalam mengajar monoton, sehingga menyebabkan siswa menjadi apatis. Oleh karena itu, untuk menghindari apatisme dan kepatuhan yang terpaksa dari siswa, guru hendaklah lebih cermat dalam memilih dan menggunakan metode mengajar terutama yang melibatkan siswa secara aktif. Untuk sementara itu diketahui bahwa pendekatan belajar aktif (active learning strategy) adalah sebagai alternatif untuk menjawab tantangan dari permasalahan tersebut. Berawal dari pemikiran tersebut maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai: Penerapan pendekatan belajar aktif (active learning strategy) dalam pembelajaran pendidikan agama Islam di SMP Negeri 3 Plosoklaten Kediri. Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah: Bagaimana penerapan pendekatan belajar aktif (active learning sytrategy) dalam pembelajaran pendidikan agama Islam di SMP Negeri 3 Plosoklaten Kediri dan apa faktor-faktor penghambat dan pendukung penerapan pendekatan belajar aktif (active learning strategy) dalam pembelajaran pendidikan agama Islam di SMP Negeri 3 Plosoklaten Kediri. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah agar memiliki gambaran umum tentang penerapan pendekatan belajar aktif (active learning strategy) dalam pembelajaran pendidikan agama Islam di SMP Negeri 3 Plosoklaten Kediri, dan mengetahui faktor-faktor penghambat dan pendukung penerapan pendekatan belajar aktif (actuve learning strategy) dalam pembelajaran pendidikan agama Islam di SMP Negeri 3 Plosoklaten Kediri.
1. Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran 2. Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui OHP 3. Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk memperhatikan/menganalisa gambar 4. Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa gambar tersebut dicatat pada kertas 5. Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya 6. Mulai dari komentar/hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai
ABSTRAK PENGARUH PENGGUNAAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DI SMK NEGERI 3 TONDANO Di bawah bimbingan: Dra. F. Manoppo, MAP dan Dr. Hennie E. L. Mokoginta, M.Si Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui “seberapa besar pengaruh penggunaan fasilitas belajar terhadap hasil belajar siswa di SMK Negeri 3 Tondano. Pada penelitian digunakan metode penelitian korelasional. Dimana lokasi penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 3 Tondano. Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah seluruh siswa kelas X, XI, XII TKJ yang berjumlah 121 siswa. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik Proporsif Random Sampling, jadi jumlah sampel yang diambil untuk penelitian ini berjumlah 40 siswa dari kelas X TKJ. Berdasarkan uji data dengan menggunakan Teknik Regresi Sederhana persamaan regresi didapat hasil Ý= 27,32 + 0,94x dimana nilai b=0,94x (positif) yang artinya fasilitas belajar memberi dampak positif terhadap peningkatan hasil belajar siswa. analisis yang menggunakan korelasi produk moment menunjukkan nilai r= 0,62 yang berarti terdapat hubungan yang erat antara fasilitas belajar dengan hasil belajar dan untuk pengujian berapa besar pengaruh fasilitas belajar terhadap hasil belajar dengan koefisien determinasi yang merupakan kuadrat dari koefisien korelasi didapat r2= 0,38 atau 38% yang artinya hasil belajar dipengaruhi oleh fasilitas belajar sebesar 38% dan sisanya 62% dipengaruhi oleh factor-faktor lain. Dari data tersebut dapat dijelaskan bahwa penggunaan fasilitas belajar memberi pengaruh positif dan signifikan terhadap hasil belajar siswa. Untuk itu diharapkan kepada guru untuk mampu memanfaatkan setiap fasiltas belajar yang ada disekolah dengan sebaik mungkin. KATA KUNCI: Fasilitas Belajar, Hasil Belajar Siswa
TEORI-TEORI SEKOLAH EFFECTIVE, 2019
Akhir-akhir ini pendidikan atau suatu lembaga dikatakan berhasil dan sukses dilihat dari mutu dan prosesnya. Ketika mutu suatu lembaga sudah bagus maka tentu outpunya akan bagus pula. Demikian juga proses dalam menjadikan siswa itu mampu menguasai apa yang seharusnya dikuasai maka dapat pula dikatakan begus. Dari proses yang baik maka kemungkina akan timbul hasil yang baik pula. Jika kita perhatikan, ada empat tipe sekolah dilihat dari mutu dan proses pendidikannya, yaitu: 1) bad school; 2) good school; 3) effective school; dan 4) excellence school. Bad school adalah gambaran sekolah yang memiliki input baik namun proses pendidikan dan outputnya tidak bermutu. Good school adalah sekolah atau lembaga pendidikan yang memiliki input, proses pendidikan, dan output yang baik. Effective school adalah sekolah yang mungkin memiliki input baik atau kurang baik, proses pendidikannya sangat baik dan outputnya baik atau bermutu. Excellence school merupakan sekolah yang memiliki input, proses, dan output pendidikan sangat baik, jadi sejak pertama kali masuk sampai keluaran dari sekolah tersebut benar-benar sangat baik.
ABSTRAK: Komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. Pengertian tersebut mengidentifikasikan kepada kita bahwa yang termasuk unsur-unsur komunikasi adalah komunikator, pesan, media, komunikan, dan efek. Komunikasi dalam kegiatan belajar mengajar berlangsung amat efektif, baik antara pengajar dengan pelajar maupun diantara para pelajar sendiri sebab mekanismenya memungkinkan sipelajar terbiasa mengemukakan pendapat secara argumentatif dan mengkaji dirinya, apakah yang telah diketahuinya itu benar atau tidak. Agar jalannya komunikasi berkualitas, maka diperlukan suatu pendekatan komunikasi yaitu; pendekatan secara ontologis (apa itu komunikasi), tetapi juga secara aksiologis (bagaimana berlangsungnya komunikasi yang efektif) dan secara epistemologis (untuk apa komunikasi itu dilaksanakan). Hal – hal penting yang perlu diperhatikan saat proses informasi untuk komunikasi dalam pembelajaran, antara lain: (1) hal yang akan disampaikan sampai kepada penerima tanpa ada pembiasan isi (subject = outcome), (2) hal yang akan disampaikan setingkat dengan kemampuan siswa dalam menelaah (tingkat intelegensi siswa, pengalaman-pengalaman yang pernah didapat), (3) siswa terikat secara aktif dalam proses belajar dengan cara menghubungkan apa yang mereka dapat sebelumnya dengan hal baru yang akan disampaikan, (4) siswa diminta menunjukkan kemajuan sehingga pencapaiannya dapat dianalisis, umpan balik mendapat respon sehingga terlihat jelas sukses dalam usahanya, dan (5) siswa diberi waktu luang yang cukup untuk berlatih dengan kondisi beragam untuk meyakinkan proses retensi dan tranfer yang sedang terjadi. Kata Kunci: Komunikasi Efektif, Pembelajaran Perkembangan pesat terjadi di dunia teknologi, bermacam-macam teknologi telah diciptakan untuk tujuan mempermudah urusan manusia yang semakin hari semakin komplek saja. Perkembangan seperti ini terutama terjadi pada dunia teknologi komunikasi. Tanpa disadari bagi mereka yang kurang tanggap perkembangan ini tak pelak mereka akan ketinggalan semakin jauh saja. Terlepas dari semua perkembangan teknologi komunikasi yang dari hari ke hari semakin menggila, tidak salah bila kita berusaha mereview apa hakekat dari komunikasi. Tinjauan ini akan sangat berharga bagi kita untuk membangun pemahaman yang lebih utuh tentang komunikasi kita semua tentunya tidak akan bisa membayangkan bagaimana kehidupan ini tanpa adanya komunikasi. Bagaimana kehidupan ini akan berlangsung dan berkembang tanpa adanya interaksi dari para penghuninya. Penulis akan mengulas tentang apa sebenarnya komunikasi itu, apa saja unsur-unsur yang harus dipenuhi untuk terjadinya sebuah komunikasi dan peranannya yang dimiliki oleh komunikasi terhadap proses pembelajaran manusia terhadap lingkungan.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.