Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
Baitul Hikmah: Jurnal Ilmiah Keislaman
…
9 pages
1 file
Seiring berjalannya waktu dan massa tujuan pendidikan dikalangan sebagian orang tidak lagi teresensi pada upaya mencerdaskan kehidupan bangsa namun mulai bergeser menuju pendidikan adalah suatu yang wajib untuk mendapatkan hasil akhir yakni ijazah. Maka dari itu pendidikan Ki Hajar Dewantara menawarkan salah satu solusi terhadap penyimpangan pelaksanaan pendidikan di Indonesia. Menurut Ki Hajar Dewantara, hakikat pendidikan ialah sebagai usaha untuk penghayatan nilai budaya ke dalam diri siswa, sehingga siswa menjadi manusia yang utuh baik jiwa dan rohaninya. Filsafat pendidikannya pun juga disebut juga dengan pendidikan filsafat among untuk mengatasi problematika yang dihadapi dengan menyajikan kebebesan dalam berpikir seluas-luasnya yang kemudian dipadukan dengan pemikiran kebudayaan. Konsep filsafat pendidikan yang ditawarkan oleh ki hajar dewantara adalah menggunakan kebudayaan asli indonesia namun ki hajar dwantara juga menagdopsi nilai nilai barat secara selektif adaptif ses...
Ki Hadjar Dewantara adalah pemikir besar pendidikan Indonesia, Bapak Pendidikan Nasional. Sayangnya gagasan besarnya tidak dipelajari secara saksama, juga dipraktikan di ruang-ruang pendidikan di Nusantara secara memadai. Sebagian besar kita mungkin hanya mengenal istilah tut wuri handayani yang digunakan dalam logo Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Juga mengenalnya karena setiap 2 Mei, hari kelahirannya, dirayakan sebagai Hari Pendidikan Nasional. Namanya diingat, namun hanya dalam upacara dan ceramah-ceramah pendidikan. Ki Hadjar Dewantara merupakan bagian dari tiga serangkai, bersama Tjipto
Ki Hadjar Dewantara, pendidik asli Indonesia, mempunyai pemikiran cerdas dalam memberikan solusi atas kegelisahan rakyat terhadap kondisi pendidikan yang terjadi saat itu, sebagaimana digambarkan dalam azas-azas pendidikan yang diterapkan pada sekolah Taman Siswa yang didirikannya jauh sebelum Indonesia mengenal kemerdekaan. Sistem pendidikan Ki Hadjar Dewantara terangkum dalam tujuh azas Taman Siswa 1922 dan lima dasar Taman Siswa 1947 yang dipraktikkan dengan “Sistem Pendidikan Among” atau “Among Metode”. Pemikiran pendidikan Ki Hajar layak dijadikan pijakan untuk merekonstruksi pendidikan di negeri ini. Di mulai dari diri sendiri sebagai pendidik maupun sebagai pengambil kebijakan di lingkungan lembaga pendidikannya masing-masing. Paling tidak, merubah paradigma pembelajaran menjadi humanis, konstruktivistik, dan sinergis antara pengajaran dan pendidikan, yang kemudian dilaksanakan dengan penuh keikhlasan lahir dan batin, sudah merupakan usaha luhur untuk membangun bangsa.
Mahaguru: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Dasar pendidikan adalah cita-cita kemanusiaan yang universal sehingga dalam pemecahan masalah-masalah pendidikan yang komplek dibutuhkannya filsafah-filsafah agar solusi pemecahan masalah tersebut dapat dirasakan manfaatnya bagi semua kalangan. Salah satu tokoh yang memiliki filsafah kuat tentang pendidikan adalah Ki Hadjar Dewantara. Beliau adalah seorang bangsawan dari lingkungan Kraton Yogyakarta yang memiliki tingkat kepedulian yang tinggi dengan lingkungan pendidikan. Gagasan filosofis yang disapaikan oleh Ki Hajar Dewantara telah menjadi pondasi bagi pendidikan di Indonesia. Menurut Ki Hadjar Dewantara, hakikat pendidikan adalah usaha memasukkan nilai-nilai budaya ke dalam diri anak, sehingga membentuknya menjadi manusia yang utuh baik jiwa dan rohaninya. Filsafat pendidikan ini dikenal dengan filsafat pendidikan among yang di dalamnya merupakan kemampuan dasar anak dalam mengatasi masalah yang mereka alami dengan memberikan kebebasan berpikir yang luas. Dalam perumusan filsaf...
EDUKATIF : JURNAL ILMU PENDIDIKAN, 2021
Perkembangan pendidikan di Indonesia merupakan salah satu peran Ki Hajar Dewantara. Berbagai pemikiran yang beliau sumbangkan membawa kemajuan bagi pendidikan di Indonesia. Seiring dengan pemikiran manusia yang bermacam-macam dan dipandang cocok dengan pendidikan di suatu tempat dan waktu tertentu, hal ini membuat pemikiran Ki Hajar tentang pendidikan mulai terlupakan. Dengan adanya tulisan ini penulis bertujuan untuk menguraikan berbagai pemikiran Ki Hajar Dewantara dalam pendidikan di abad ke-21. Metode penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan jenis kajian pustaka (library research). Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan adalah dengan mengumpulkan dan menelusuri berbagai buku, jurnal, dan lainnya yang terkait dengan konsep pembahasan. Data yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif yaitu metode penelitian yang berusaha mengungkap fakta kejadian yang ditulis dalam pernyataan-pernyataan yang berasal dari sumber data yang diteliti. Hasil pe...
Setelah menolak konsep dan praktik pendidikan yang mengutamakan perintah dan kekerasan, maka Ki Hadjar Dewantara pun mengajukan konsep pendidikan khas Taman Siswa yang nirkekerasan. Ki Hadjar menyatakan:
Indonesian Journal of Elementary Education and Teaching Innovation
Dunia pendidikan saat ini tentu tidak terlepas dari pemikiran tokoh pendidikan yaitu Ki Hajar Dewantara. Tokoh yang memiliki peran besar dalam pembangunan pendidikan di Indonesia. Baginya pendidikan merupakan media untuk mencapai tujuan perjuangan yaitu mewujudkan manusia Indonesia yang merdeka lahir dan batin. Merdeka secara lahir artinya tidak dijajah secara fisik, politik, ekonomi dan lain-lain, sedangkan merdeka secara batiniah artinya mampu mengendalikan diri dan mandiri dengan tanpa melanggar kemerdekaan golongan ataupun orang lain. Seiring dengan kemajuan teknologi, ilmu pengetahuan dan kemajuan masyarakat telah mempengaruhi perubahan kebijakan yang diterapkan. Perubahan kebijakan tentu selalu mengarah pada perbaikan sistem pendidikan. Pada saat ini salah satu perubahan kebijakan tersebut tertuang dalam program “Merdeka Belajar”. Kebijakan program “Merdeka Belajar” meliputi empat pokok kebijakan yaitu Penilaian USBN Komprehensif, UN diganti dengan assessment penilaian, RPP di...
Jurnal Filsafat Indonesia, 2019
EDUKATIF : JURNAL ILMU PENDIDIKAN
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis relevansi pendidikan nasional dari prespektif pendidikan yang telah digagas oleh Ki Hajar Dewantara, hal ini karena masih adanya ketidak sesuaian konsep pendidikan yang sesuai dengan karakteristik ke-Indonesiaan. Jenis penelitian ini adalah penelitian analysis content dengan pendekatan kualitatif deskriptif. Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data menggunakan studi kepustakaan terhadap dokumen dan naskah publikasi. Hasil penelitian ini menunjukan era globalisasi menuntut bangsa Indonesia untuk mempersiapkan generasi mudanya dengan kepribadian yang mengakar pada budaya nasioanl Indonesia. Pendidikan berbasis budaya nasional yang diwariskan sudah seharusnya dimunculkan kembali untuk menghadapi masalah kebangsaan yang masih banyak terjadi. Melalui proses pendidikan yang berdasarkan pada ajaran nasionalisme berdasarkan budi pekerti dengan menumbuhkan kecintaan pada tanah air, dengan berlandaskan nilai-nilai kebangsaan yang ditanamkan sec...
Ta'dibuna: Jurnal Pendidikan Islam, 2013
Education is the guidance in the growth of children's lives so that they can achieve salvation and happiness. Education must have a vision and a noble mission; the vision is far into the future beyond time and space, while the mission of Islamic education is on accordance to the concept of Tawheed, so that it will always relevant in every time and all conditions. Education should be based on divine revelation (al-Qur'an and al-Hadith). If education is not guided and does not display the spirit of the two ideologies, the education can be mentioned as a strange education. The focus of this research is the profile of Ki Hadjar Dewantara, his educational thought based on the perspective of Islamic education review, the research is focused on the aspects of the conception of education issues, including: basic, content and education systems. The objective was to determine the level of Ki Hadjar Islamic educational perspective. The research method used is the libraries research. By...
KUTTAB, 2019
Character building is an integral part of the main objective of education. Not only related to the development of scientific insights, but Islamic education is also oriented to the formation of morals (character). In Indonesia, the educational figure Ki Hajar Dewantara has a unique perspective on education and its strategy in shaping students' character. In this research, several problem formulations are proposed, including 1) what is the method of character building according to Ki Hajar Dewantara ?, 2) How is the character-building method in Islamic education? This type of research is research (Library Research), which takes library materials that have something to do with the problem under study. This research concludes that character education, according to Ki Hajar Dewantara consists of among, ngemong and among as well as ngerti, ngrasa and nglakoni. Meanwhile, its relevance to Islamic education is the concept of character building Ki Hajar combining morality, intellect and...
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
Al - Azkiya : Jurnal Ilmiah Pendidikan MI/SD, 2021
JURNAL PENDIDIKAN DASAR FLOBAMORATA, 2021
TARBAWY : Indonesian Journal of Islamic Education, 2018
JAPAM (Jurnal Pendidikan Agama)
Tawazun: Jurnal Pendidikan Islam, 2018
JUPE : Jurnal Pendidikan Mandala
THORIQOTUNA: Jurnal Pendidikan Islam