Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
16 pages
1 file
Mengetahui etika-etika berbisnis
"Ku kira coklat, nggak taunya broklat, perutku jadi kacau berat, nggak! nggak momo lagi". Demikian sebuah pernyataan yang diperankan oleh seorang anak bertubuh tambun dalam sebuah iklan kudapan coklat bermerk "Gery Toya-Toya" produksi Garuda Food, yang ditampilkan dalam iklan di berbagai televisi nasional. Sekilas iklan tersebut
This research examines the influence of organizational commitment and the involvement in work to the relation between Islamic work ethics and attitude to organizational change. The samples are 32 lecturers and 31 accountant staff. Linear regression and absolute approach is used to test the effect of job involvement and organizational commitment. The results of this research show that Islamic work ethics do not affect the attitude toward organizational change directly. The involvement in job has strong influence to the relation between Islamic work ethics and attitude to organizational change, while organizational commitment does not have strong influence to the relation between Islamic work ethics and attitude toward organizational change.
Tugas makalah mata kuliah Etika Bisnis dan Profesi dengan Pak Faisal sebagai Dosen Pengajar..
Etika dipahami sebagai seperangkat prinsip yang mengatur hidup manusia (a code or set of principles which people live). Berbeda dengan moral, etika merupakan refleksi kritis dan penjelasan rasional mengapa sesuatu itu baik dan buruk. Menipu orang lain adalah buruk. Ini berada pada tataran moral, sedangkan kajian kritis dan rasional mengapa menipu itu buruk dan apa alasan pikirnya, merupakan lapangan etika. Perbedaan antara moral dan etika sering kabur dan cendrung disamakan. Intinya, moral dan etika diperlukan manusia supaya hidupnya teratur dan bermartabat. Orang yang menyalahi etika akan berhadapan dengan sanksi masyarakat berupa pengucilan dan bahkan pidana.Bisnis merupakan bagian yang tak bisa dilepaskan dari kegiatan manusia. Sebagai bagian dari kegiatan ekonomi manusia, bisnis juga dihadapkan pada pilihan-pilihan penggunaan factor produksi. Efisiensi dan efektifitas menjadi dasar prilaku kalangan pebisnis. Sejak zaman klasik sampai era modern, masalah etika bisnis dalam dunia ekonomi tidak begitu mendapat tempat. Ekonom klasik banyak berkeyakinan bahwa sebuah bisnis tidak terkait dengan etika. Dalam ungkapan Theodore Levitt, tanggung jawab perusahaan hanyalah mencari keuntungan ekonomis belaka. Atas nama efisiensi dan efektifitas, tak jarang, masyarakat dikorbankan, lingkungan rusak dan karakter budaya dan agama tercampakkan.
Jurnal Ilmu Hukum Tambun Bungai, 2017
Globalization and free trade supported by advances in telecommunications and informatics technologies have provided wider space. This shows that in Indonesia also gives a good impact for the economy with the advances in technology. Therefore, this technological advancement needs to be supported by the existence of business ethics that have principles that can create trust to consumers so as to provide wider space to the fulfillment of the quality of goods / services in accordance with the desires and capabilities of consumers.
Paper ini menguraikan hakikat dan karakteristik dari Corporate Social Responsibility yang berbeda dengan kegiatan-kegiatan yang termasuk kategori pemasaran atau pencitraan perusahaan, meskipun CSR yang baik akan berdampak positif terhadap citra perusahaan. CSR dapat disejajarkan dengan program diakonia dalam tradisi gereja
Etika adalah suatu cabang dari filosofi yang berkaitan dengan "kebaikan (rightness)" atau moralitas (kesusilaan) dari perilaku manusia. Dalam pengertian ini etika diartikan sebagai aturan-aturan yang tidak dapat dilanggar dari perilaku yang diterima masyarakat sebagai baik atau buruk. Sedangkan Penentuan baik dan buruk adalah suatu masalah selalu berubah. Etika bisnis adalah standar-standar nilai yang menjadi pedoman atau acuan manajer dan segenap karyawan dalam pengambilan keputusan dan mengoperasikan bisnis yang etik.
PENGANTAR: "Bukankah bisnis dan etika dua hal yang saling bertentangan?" demikian umumnya komentar yang sering dilontarkan. Benarkah berbisnis dapat dilepaskan dari etika? Apakah tindakan apapun dapat dihalalkan dalam berbisnis, ataukah dapat ditemui rambu-rambu batasan tindakan bisnis yang baik dan benar dengan yang buruk dan salah? Tulisan ini mencoba mengupas etika bisnis di Indonesia dengan fokus melihat apa saja faktor pendukung maupun kendala yang dihadapi. Bahasan berdasarkan analisis kasus-kasus yang ditemui d Indonesia dan dianalisis dengan kerangka teori mengenai Etika Bisnis yang diajukan T. de George (2006) 2 yang membedakan antara (1) Etika dalam Bisnis dan (2) Etika Bisnis. Bahasan selanjutnya membahas bagaimana bisnis dapat berperan serta menanggulangi korupsi agar berbagai kebocoran dalam perekonomian Indonesia dapat diatasi.
Sering kali orang salah melihat dan memadankan antara seorang wirausahawan dengan pebisnis. Kedua subjek dalam tulisan ini mengindikasikan bahwa ada yang berbeda dalam pengalaman maupun tata kelola usahanya. Maka, persoalan yang melibatkan pilihan-pilihan moral tentu juga akan berbeda dan tidak dapat disamakan melalui etika bisnis. Meski dalam implementasinya, etika bisnis masih mendapatkan tempat dalam urusan usahanya, namun secara individual, baik wirausahawan maupun pebisnis akan memiliki masalahnya masing-masing yang unik terkait dengan usahanya. Dalam tulisan ini, penulis hendak memberikan tawaran terhadap pembentukan etika kewirausahaan.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
Jurnal Ekonomi Manajemen Sistem Informasi