Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
2015, Jurnal Ilmu Sosial Mamangan
…
25 pages
1 file
Majalah Sainstekes, 2019
Information development has prompted a transition within society, which has changed from local society to information society. The transition appears accordingly in the process of knowledge sharing of “Songket” waving technic in Pandai Sikek. This social phenomenon necessarily affects local knowledge of the community and initiates some knowledge transformation. The aim of this paper is to see how exactly the transformation of the local knowledge of “Songket” waving technic as a part of society’s culture arise. The paper employs qualitative methods combined with ethnographical approach. Data are collected through observation, in depth interview, and documentation studies. Conducted research shows that the cultural knowledge regarding Songket has altered from a belief system to a social factor of the society involved.
Humanus, 2014
The art of songket woven handicraft Pandai Sikek is a cultural product of collective creation and traditional heritage Pandai Sikek. Songket first created to meet human needs for traditional ceremonies such as wedding ceremony of Minangkabau. The symbolic meanings in the art of songket are constantly evolving in accordance with the change of time. The art of songket weave Pandai Sikek is one of the traditional handicrafts, which is used for wedding ceremony. In traditional wedding, the groom ZHDUV VRQJNHW IRU µVDOXDN ¶ µVLVDPSLDQJ ¶ DQG µFDZHN ¶ DOO RI WKHP DFFHVVRULHV IRU WKH traditional costume, while the bride wears gloves, scarves, and tingkuluak, accessories for female constume. The use of songket is customary responsibility and each of the songket patterns contains symbolic meanings. Various decorative patterns of Minangkabau songket are inspired from the concept of "alam takambang jadi guru" (learning from nature). The beauty of songket can be seen visually from the decorative patterns as well as the functions, styles, and structures. Songket handicrafts are able to survive and compete with factory-made textile products. The succes can not ignore the socio-cultural factors that the existence of this woven fabric remained in the middle of the supporting community.
Artchive: Indonesia Journal of Visual Art and Design
ABSTRACTThis research aims at discussing about tenun songket of Pandai Sikek village, Tanah Datar district, West Sumatera province. The sources used are woven tenun songket Pandai Sikek and cultural observers in Pandai Sikek village whose have knowledge and experiences about the history of tenun songket Pandai Sikek. The methods of data collection were dokumentation, observation, literature review, and interview. This research used qualitive method with history theory and symbolic theory. Research result shows that kain tenun songket in Pandai Sikek village has historical value and minangkabau characteristics. Those characteristics on kain tenun are: pucuak rabuang, biteh, tampuak manggih, saluak laka, bayam, batang pinang, sirangkak, ula gerang, gobag, pucuak sikaka, ulek tantadu barantai putiah. The variety of characteristics come from philosophy of Minangkabau people namely “Alam Takambang jadi Guru” (inEnglish, Nature is our teacher).ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk membaha...
Wilya Mei Shelly, 2024
Sejarah tidak akan pernah terlepas dari kehidupan manusia karena dengan sejarah lah manusia belajar dan mengetahui asal dari sesuatu tersebut, seperti halnya dengan sejarah sebuah desa yang pasti tidak akan terlepas dari fikiran dan aktivitas masyarakat didalam nya. Karena dari sejarahnya itulah merekat tahu asal usul masyarakat itu maupun daerah yang mereka tempati. Kebiasaan yang memunculkan nilai-nilai sebuah norma dan terdapatlah sebuah ukum yang mengatur tatanan kebiasaan itu yang biasa disebut dengan adat. Dalam sebuah sejarah desa maka tidak akan terlepas dari suatu adat yang mengatur dalam kehidupan masyarakat didesa tersebut. Dari sejarah yang terdapat kebisaan serta aktivitas ataupun perilaku yang dilakukan turun temurun dan masih dilaksanakan hingga generasi sekarang yang biasa disebut dengan tradisi. Tradisi tidak akan terlepas dari sebuah adat yang mengatur. Sejarah yang dikenang, adat yang mengatur, tradisi sebagai pelengkap dan masyarakat yang melaksanakan merupakan cerminan dari suatu adanya wilayah, baik itu perkotaan, pedesaan, maupun dalam suatu negeri yang besar.
Sejarah tidak akan lepas dari suatu peristiwa, di dunia ini terdapat banyak sekali negara yang menyebar dan memulai awal peradabannya. Seperti halnya salah satu negara yang akan kami bahas dalam makalah ini yaitu sejarah dari negara Tiongkok. Alasan mengapa kami menggunakan nama Tiongkok adalah karena Presiden Ke-4 Republik Indonesia, Dr. K.H. Abdurrahman Wahid pada waktu pemerintahannya mulai menghidupkan kembali istilah Tionghoa (Tiongkok) pengganti Cina (China) yang universal dan ajaran Kong Fu Tsu dalam menghadapi teori benturan budaya dari Amerika Serikat. Hal yang dilakukan oleh Presiden Ke-4 Republik Indonesia, Dr. K.H. Abdurrahman Wahid ini kemudian dipertegas oleh Presiden Ke-6 Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudoyono (SBY) dengan Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 2014. Maka dalam semua kegiatan penyelenggaraan pemerintahan, penggunaan istilah orang dari atau komunitas Tjina/Cina/China diubah menjadi orang dan/atau komunitas Tionghoa, dan untuk penyebutan negara Republik Rakyat Cina diubah menjadi Republik Rakyat Tiongkok. Sejarah Tiongkok adalah salah satu sejarah kebudayaan tertua di dunia. Dari penemuan arkeologi dan antropologi, daerah Tiongkok telah didiami oleh manusia purba sejak 1,7 juta tahun yang lalu. Peradaban Tiongkok berawal dari berbagai negara kota di sepanjang lembah Sungai Kuning pada zaman Neolitikum. Sejarah tertulis Tiongkok dimulai sejak Dinasti Shang (k. 1750-1045 SM). Cangkang kura-kura dengan aksara Tionghoa kuno yang berasal dari Dinasti Shang memiliki penanggalan radio karbon hingga 1500 SM. Budaya, sastra, dan filsafat Tiongkok berkembang pada zaman Dinasti Zhou (1045-256 SM) yang melanjutkan Dinasti Shang. Dinasti ini merupakan dinasti yang paling lama berkuasa dan pada zaman dinasti inilah aksara Tionghoa modern mulai berkembang. Dinasti Zhou terpecah menjadi beberapa negara kota, yang menciptakan Periode Negara Perang. Pada tahun 221 SM, Qin Shi Huang menyatukan berbagai kerajaan ini dan mendirikan kekaisaran pertama Tiongkok. Pergantian dinasti dalam sejarah Tiongkok telah mengembangkan suatu sistem birokrasi yang memungkinkan Kaisar Tiongkok memiliki kendali langsung terhadap wilayah yang luas. Pandangan konvensional terhadap sejarah Tiongkok adalah bahwa Tiongkok merupakan suatu negara yang mengalami pergantian antara periode persatuan dan perpecahan politis yang kadang-kadang dikuasai oleh suku bangsa asing (non-Han), yang sebagian besar terasimiliasi ke dalam populasi Suku Han. Pengaruh budaya dan politik dari berbagai wilayah di Asia, yang dibawa oleh gelombang imigrasi, ekspansi, dan asimilasi yang bergantian, menyatu untuk membentuk budaya Tiongkok modern. Penjelasan lebih lengkapnya akan dibahas dalam makalah berikut, yang kami bagi dalam dua poin yaitu, pertama Sejarah dan Peradaban Tiongkok yang meliputi tiga periode. Yaitu yang pertama Periode Klasik dari Zaman Prasejarah sampai Zaman Kuno. Kedua, Periode Pertangahan yaitu pada Zaman Kekaisaran dan ketiga Periode Modern pada Zaman Republik. Tidak hanya bagaimana sejarahnya, kedua, tak lupa kami masukan 7 unsur kebudayaan negara Tiongkok guna memnambah wawasan bagaimana serta seperti apa negara Tiongkok yang dewasa ini merajai pasar dunia.
Berdasarkan informasi data yang dapat saya kumpulkan, baik yang berasal dari cerita rakyat, maupun data kepustakaan, konon kabarnya; sekitar abad pertama Masehi, telah berdiri kerajaan Batak (Pa'ta), berkedudukan di Batahan (diperkirakan, di sekitar kota Natal sekarang). Wilayah kekuasaannya meliputi seluruh pantai barat Sumatera, yang pada zaman dahulu, disebut pulau Andalas (Baca: Adda las ?), sampai ke pulau Jawa bagian barat yang dihuni oleh suku Badui.
EL-JUGHRAFIYAH
ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis : 1) Eksistensi kerajinan tenun pandai sikek, 2) Kain tenun pandai sikek sebagai peninggalan budaya, 3) Proses pewarisan budaya tenun Pandai Sikek. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan wawancara (interview) dan dokumentasi. Untuk menganalisis data dilakukan melalui reduksi data, interpretasi data serta penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan : 1) Kerajinan kain tenun Pandai Sikek merupakan budaya dari suku Minangkabau yang harus dilestarikan dan dijaga keasliannyai. 2) Tenun songket di Sumatera umumnya diasosiasikan sebagai salah satu peninggalan budaya dari periode kejayaan Sriwijaya, 3) Keberlangsungan dari kerajinan tenun songket Pandai Sikek ini terwujud dikarenakan adanya proses pewarisan yang terus berlangsung. Pewarisan tersebut dilakukan hanya dalam satu garis keturunan. Ruang lingkup pewarisan tidak boleh keluar dari ga...
2018 Buku teks pelajaran ini telah melalui proses penilaian oleh Badan Standar Nasional Pendidikan sebagai buku teks pelajaran untuk SMK dan telah dinyatakan memenuhi syarat kelayakan untuk digunakan dalam proses pembelajaran melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 45
The History of Tareqah and Social Dynamics. The existence of tariqah has been differently responded by Muslim community. While some Muslims support and practice tariqah, others are highly critical and even rejected it as being part of Islamic tradition. However, regardless of the intellectual controversies surrounding it, tariqah has undergone very long history and has developed into a rich field of study. This article traces the historical roots of tariqah, analyses how it develop through times, and argues that tariqah contributes significantly in forming social norms among Muslims. Kata Kunci: tarekat, syaikh, silsilah, dan nilai ajaran tarekat Pendahuluan Berbagai pandangan miring ditujukan kepada tarekat, bermacam tudingan dialamatkan kepadanya, bahkan sejumlah penolakan pernah dilontarkan kepadanya. Tetapi, sejarah menjadi saksi bahwa tudingan dan penolakan terhadap tarekat tidak pernah mampu melemahkan daya tariknya atau memudarkan daya pikatnya. Begitulah tarekat, ternyata menjadi sebuah fenomena yang langgeng dalam sejarah Islam. Ia mampu menghadapi aneka gelombang perubahan. Tarekat terus diapresiasi mulai dari zaman klasik Islam hingga zaman serba modern. Sebagai sebuah agama samawi yang diwahyukan Allah SWT. kepada Nabi Muhammad SAW., Islam telah mengalami sejarah yang cukup panjang. Sejarahnya telah membuktikan secara absah betapa agama Islam mampu bertahan dalam berbagai masa dan era di tengah berbagai keadaan dan perubahan. Agama ini juga telah membuktikan diri mendapat sambutan yang sangat luas di tengah beragam bangsa dan ras manusia. Sebagai sebuah agama samawi, Islam juga telah diapresiasikan secara bermacam-macam dan juga memunculkan bentuk-bentuk apresiasi yang bervariasi. Berbagai kecenderungan dalam menangkap, memahami, dan mengekspresikan agama ini muncul sepanjang sejarah. Tasawuf, sesungguhnya adalah salah satu saja dari berbagai trend
Al-Khwarizmi : Jurnal Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Mathematics learning is currently directed at linking mathematical concepts with culture and students' daily activities, commonly referred to as ethnomathematics. Teachers must have a broad understanding to explain the concepts contained in culture, especially in songket Pandai Sikek in learning mathematics. This study explores the mathematical concepts contained in songket Pandai Sikek, a traditional Minangkabau songket. This research is explorative by utilizing the pattern and process of making songket. Data was obtained from documentation and interviews. The results showed that the songket Pandai Sikek has the concept of a flat shape such as a rhombus and isosceles triangle. In addition, the concepts of similarity, congruence, symmetry, comparison, measuring, and counting were also found. These mathematical concepts and activities become the starting point in making the design of mathematics learning based on culture and daily activities.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
JIM: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Sejarah
Jurnal Penelitian Agama Hindu
Titian: Jurnal Ilmu Humaniora
Innovative: Journal Of Social Science Research
Sejarah Berdirinya Sarekat Islam, 2021
Jurnal Ilmiah Teknik Industri, 2013