Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
2024, www.retizen.republika.ac.id
…
3 pages
1 file
Di dalam studi konflik tema kekerasan menjadi salah satu kajian harus dipelajari, meskipun kita mengetahui bahwa tidak semua konflik itu berujung pada aksi kekerasan, misalnya perbedaan (konflik) pemikiran diruang publik di dalam sistem demokrasi, merupakan suatu kelaziman, bahkan menjadi bagian dari praksis demokrasi itu sendiri yang bersifat deliberatif, memberikan ruang keragaman terjadinya dialektika gagasan mempengaruhi persepsi publik terkait isu diperbincangkan. Pertentangan pemikiran itu terkadang berakhir pada konsensus politik, mencari titik temu diantara ragam perbedaan pendapat.
This article aims to analyze the gender aspects in Johan Galtung thought about Violence. Johan Galtung conception of violence, namely, direct violence, structural violence, and cultural violence was comprehensive enough to observe violence at all levels, including gender-based violence. The issue of violence appeal to feminists because of violence against women is a mechanism of subordination of women. Violence against women has an impact not only for women victims but also women in general, which ultimately in the lives of women always feel threatened by numerous acts of violence in public and private sphere. Using the sociology of knowledge, this article seeks the connection between Johan Galtung's thought and his life background. The research method is a qualitative method with literature study used secondary data. This article found that there are similarities between Johan Galtung thought with numerous streams of feminism that ever existed. Telling about direct violence, Johan Galtung puts women at enmity with men on one hand. On the other hand, the structure and culture of patriarchy that have existed in society also become violent themselves. In its efforts to realize peace, Johan Galtung wants the equality between the sexes, where there are cooperation and a balance of roles between men and women who all of them lead to the peace process. Abstrak Artikel ini bertujuan untuk menganalisa aspek gender dalam pemikiran Johan Galtung tentang kekerasan. Konsep kekerasan Johan Galtung yang meliputi kekerasan langsung, kekerasan struktural, dan kekerasan kultural, cukup komprehensif untuk melihat kekerasan di semua tingkat, termasuk kekerasan berbasis gender. Isu kekerasan menarik bagi feminis karena kekerasan terhadap perempuan merupakan mekanisme subordinasi perempuan. Kekerasan terhadap perempuan tidak hanya berdampak pada korban, tapi juga perempuan pada umumnya, yang pada akhirnya dalam kehidupan perempuan selalu merasa terancam oleh berbagai tindakan kekerasan di ranah publik dan privat. Dengan menggunakan sosiologi pengetahuan, artikel ini mencoba menganalisis hubungan antara Johan Galtung dan latar belakang kehidupannya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif, dengan studi literatur menggunakan data sekunder. Penelitian ini menemukan bahwa ada kesamaan antara pemikiran Johan Galtung dengan berbagai aliran feminisme yang pernah ada. Berbicara tentang kekerasan langsung, Johan Galtung menempatkan perempuan berhadapan dengan laki-laki yang merupakan pelaku kekerasan. Di sisi lain, struktur dan budaya patriarki yang ada di masyarakat juga merupakan bentuk kekerasan, di mana struktur yang keras, dilegitimasi oleh budaya kekerasan menciptakan lingkungan yang penuh kekerasan. Dalam upayanya mewujudkan perdamaian, Johan Galtung menginginkan persamaan antara jenis kelamin, di mana ada kerjasama dan keseimbangan peran antara pria dan wanita yang semuanya mengarah pada proses perdamaian.
Sintesis
ABSTRAKPenulis menggunakan paradigma Werren dan Wellek yang membagi penelitian sastra atas dua pendekatan, yaitu pendekatan intrinsik dan ekstrinsik. Pendekatan intrinsik digunakan untuk menganalisis struktur cerita dalam Novel Lolong Anjing di Bulan karya Arafat Nur. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode analisis data, deskriptif kualitatif, dan teknik pengumpulan data menggunakan teknik simak catat, dan studi pustaka. Hasil analisis struktur intrinsik pembangun cerita yang terdiri atas alur, tokoh dan penokohan, serta latar dalam Novel Lolong Anjing di Bulan karya Arafat Nur adalah sebagai berikut. Alur dalam novel terbagi atas (1) peristiwa, (2) konflik, dan (3) klimaks. Tokoh dan penokohan terbagi atas (1) tokoh utama, (2) tokoh tambahan. Latar terbagi atas (1) latar tempat, (2) latar waktu, dan (3) latar sosial. Hasil dari penelitian bentuk-bentuk kekerasan sebagai berikut. Kekerasan yang terdapat dalam novel dibagi menjadi tiga, yaitu kekerasan langsung, kekerasan ...
Jurnal Bastrindo
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kekerasan yang terdapat dalam novel Dari Dalam Kubur karya Soe Tjen Marching menggunakan perspektif Johan Galtung. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk (1) mendeskripsikan analisis struktural berupa tokoh dan penokohan dan latar, serta (2) mendeskripsikan bentuk-bentuk kekerasan dalam novel Dari Dalam Kubur karya Soe Tjen Marching. Data dalam penelitian ini dikumpulkan menggunakan teknik baca-catat dan dianalisis menggunakan metode formal dan metode deskriptif analisis. Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini dalah paradigma M.H. Abrams berupa pendekatan objektif yang berfokus pada karya sastra, yakni novel Dari Dalam Kubur karya Soe Tjen Marching, dan pendekatan mimetik yang berfokus pada realitas dan semesta, yakni tindak kekerasan dalam novel Dari Dalam Kubur. Teori yang digunakan dalam penelitian merupakan teori stuktural yang digunakan untuk mengkaji analisis struktural, dan teori kekerasan perspektif Johan Galtung. Penel...
Dini hari pada tanggal 1 Oktober 1965 menandai berlangsungnya salah satu peristiwa paling penting dan berdarah dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia. Dini hari itu, Menteri Panglima Angkatan Darat (Menpangad) Letnan
2019
Abstrak -- Konflik di Suriah telah terjadi selama 7 tahun semenjak fenomena Musim Semi Arab yang menjatuhkan rezim-rezim otoriter di Timur Tengah. Perlawanan Bashar al-Assad melawan oposisi mendapatkan sorotan utama bagi aktor-aktor internasional yang berusaha untuk meresolusi konflik tersebut. Konflik yang semula terbatas pada polarisasi berkembang menjadi perang hanya dalam waktu kurang dari satu tahun, dari konflik intra negara menjadi konflik internasional, dengan keterlibatan berbagai negara dalam upaya intervervensi dan proksi. Perang semakin diperkeruh dengan kehadiran kelompok-kelompok teror, terutama ISIS dan Jabhat al-Nusra. Berdasarkan hal tersebut maka analisis tiga jenis kekerasan dalam perspektif Galtung: struktural, kultural, dan langsung perlu dilakukan untuk mengetahui kekerasan dalam konflik Suriah agar konflik tersebut dapat dilihat secara holistik. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik wawancara dan studi literatur. Data diperoleh dari inform...
NKH, 2020
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EK0NOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS JAMBI 2020 ii KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa selesai pada waktunya.
Diyat Sariredjo adalah seorang empu karawitan Jawa Timuran yang handal. Namanya banyak dibicarakan dalam perkembangan karawitan di Jawa Timur saat dirinya menjadi komposer, penata karawitan, serta ketua rombongan pada kelompok karawitan di Radio Republik Indonesia Surabaya. Dengan regulasi jam siaran karawitan Jawa Timuran yang rutin, pola-pola musikal kendangan juga rebaban Diyat banyak diacu oleh sebagian seniman karawitan di wilayah Jawa Timur dan Surabaya pada khususnya. Diyat tak semata hanya menyajikan gending-gending Jawa Timuran, namun juga mencetuskan karya-karya karawitan yang dapat dibilang monumental. Diyat Sariredjo, boleh dikata sebagai satu-satunya maestro karawitan Jawa Timuran yang tidak hanya handal dalam takaran praktik namun juga memiliki kemampuan dalam merumuskan konsep-konsep dan teori-teori karawitan gaya Jawa Timuran. Terlebih hal tersebut didukung dengan posisinya sebagai pengajar di Sekolah Menengah Karawitan Indonesia dan Sekolah Tinggi Kesenian Wilwatikta Surabaya pada dekade tahun 80-an. Ia banyak menularkan gagasan serta ide-idenya pada murid sekaligus koleganya. Adapaun salah satu konsep yang berhasil dibangun oleh Diyat Sariredjo adalah analisis pathet dan nada sirikan dalam gending pada karawitan Jawa Timuran. Pathet versi Diyat memiliki keunikan, karena lebih didasarkan pada seleh berat balungan pokok (melodi utama) sebuah gending (tonika). Selain itu, untuk mempertebal rasa pathet, dalam setiap gending terdapat nada-nada pantangan (sirikan). Bagi Diyat, nada pantangan adalah nada-nada yang harus dihindari agar kesan warna pathet terkait dapat muncul dengan kuat. Sebaliknya, apabila dalam sebuah gending terdapat banyak nada pantangan yang muncul, maka dapat dipastikan warna pathet pada gending tersebut menjadi kabur atau bias.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
MAGHZA: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Renni Qatrunnada, 2021
KONSEP DASAR PENGANGGARAN, 2022
Jurnal Psikologi Ulayat, 2020
Analisis Konsep Hikayat, 2022
M. Hengky Angguna Almansyah
Genta Hredaya: Media Informasi Ilmiah Jurusan Brahma Widya STAHN Mpu Kuturan Singaraja, 2020