Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
128 pages
1 file
Malaka adalah publikasi ECONARCH Institute. E-book pdf ini adalah bebas dan tanpa biaya apapun. Siapapun yang menggunakan file ini, untuk tujuan apapun dan karenanya menjadi pertanggungan jawabnya sendiri. Pihak institusi, editor, atau individu yang terkait dengan ECONARCH Institute tidak dalam kapasitas sebagai pihak yang bertanggung jawab atas isi dokumen atau file perihal transimisi elektronik dalam hal apapun.
Siapa Tan Malaka? Tokoh ini menyimpan begitu banyak kontroversi dibalik sejarah perjalanan bangsa Indonesia di era Revolusi. Berdasarkan hasil penelitian oleh Harry A Poeze selama puluhan tahun, Tan Malaka merupakan salah satu pahlawan revolusi yang berjuang tampa kompromi demi kemerdekaan bangsa dan negara Republik Indonesia. Tan Malaka merupakan salah satu pemikir awal Indonesia yang bercorak Marxis-Leninis oleh sebab itu, untuk memahami garis besar pemikiran Tan Malaka, perlu kiranya agar pembaca memahami terlebih dahulu teori-teori Marxis yaitu Materialisme Dialektika dan Materialisme Historis, serta teori negara Lenin. Karya tulisnya yang masih sempat terjaga menggambarkan bahwa Tan Malaka ialah pemikir yang brilian. karya tulisnya mencakup berbagai bidang disiplin ilmu pengetahuan seperti filsafat, sejarah, sosial, budaya, ekonomi, politik, strategi dan taktik hingga kemiliteran. Pemikiran-pemikiran yang dituangkannya dalam bentuk buku dan brosur dengan uraian analisis yang begitu tajam berpadu dalam kalimat yang membakar semangat telah menginspirasi tokoh-tokoh pelopor kemerdekaan Indonesia, seperti karya yang berjudul Naar de Republiek Indonesia (Menuju Republik Indonesia) ditulis tahun 1924, Semangat Muda ditulis tahun 1925 dan Actie Massa (Aksi Massa) ditulis tahun 1926, telah memberikan sumbangsi besar dalam gerakan kemerdekaan Indonesia. Meski Tan Malaka seorang pemikir bercorak Marxis-Leninis, namun dalam memahami sebuah pemikiran dan paham (isme), Tan Malaka tidaklah dogmatis melainkan menyesuaikan sebuah paham dengan kondisi alam dan sosial dimana ia berada. Dalam sebuah tulisannya yang berjudul Thesis, Tan Malaka memberikan sebuah petunjuk tentang bagaimana memahami sebuah "isme".
Fenomena Nasionalisme sering dikonotasikan dengan aspek-aspek emosional, kolektif dan idola serta memori historis. Nasionalisme selalu melibatkan dimensi eomosi, rasa, seperti perasaan sepenanggungan, seperantauan dan senasib. Faktor memoris historis adalah faktor kecenderungan yang di bangun untuk menumbuhkan perasaan ''bersatu'' dalam sebuah konsep kebangsaan. Sebagai upaya menumbuhkan rasa nasionalisme di Indonesia di awali dengan pembentukan identitas nasional yaitu, dengan ada nya penggunaan istilah ''Indonesia'' untuk menyebut negara kita. Dimana selanjutnya istilah Indonesia dipandang sebagai identitas nasional, lambang mempersatungkan bangsa dalam menentang penjajahan. Kata yang mampu mempersatukan bangsa dalam melakukan perjuangan dan pergerakan melawan penjajah, sehingga segala bentuk perjuangan dilakukan demi kepentingan Indonesia bukan atas nama daerah. Di dalam proses menuju revolusi Indonesia terdapat empat tokoh pendiri bangsa Indonesia yaitu Soekarno, Muhammad Hatta, Sultan Sjahrir dan Tan Malaka. Berbeda dengan tiga tokoh lain nya dalam hal revolusi Tan Malaka adalah orang pertama yang menulis konsep Republik Indonesia.Muhammad Yamin menjulukinya ''Bapak Republik Indonesia''. Soekarno menyebutnya ''seorang yang mahir dalam revolusi''. Tan Malaka seorang yang telah melukis Indonesia dengan bergelora. Di sepanjang hidupnya, Tan telah memenempuh berbagai royan: dari masa akhir Perang Dunia I, revolusi Bolsyewik, hingga Perang Dunia II. Tan Malaka merupakan tokoh pertama yang mengggas secara tertulis konsep Republik Indonesia. Ia menulis Naar de Republiek Indonesia (Menuju Republik Indonesia) pada 1925, jauh lebih dahulu dibanding Mohammad Hatta, yang menulis Indonesia Vrije 1928, dan Soekarno, yang menulis Menuju Indonesia Merdeka pada tahum 1933. Buku Naar de Republiek dan Massa Actice(1926) yang ditulis dari tanah pelarian telah menginspirasi tokoh pergerakan di Indonesia. W.R.Supratman salah satunya, tokoh pergerakan yang memasukan kalimat ''Indonesia tanah tumpah darah ku'' ke dalam lagu Indonesia Raya yang dikutip dalam buku Massa Actie. Di seputar Proklamasi Tan Malaka menorehkan perannya yang penting. Ia menggerakkan para pemuda ke rapat raksasa di Lapangan Ikada, 19 September 1945. Inilah rapat yang menunjukan dukungan massa pertama terhadap proklamasi kemerdekaan yang waktu itu belum bergema keras dan masih sebatas catatan di atas kertas. Pada 17 Agustus 1945 terjadi keruntuhan,keruntuhan itu bukan sebuah kekuasaan politik; Hindia Belanda sudah tidak ada, otoritas pendudukan Jepang yang menggantikannya baru saja kalah. Yang runtuh adalah sebuah wacana. Sebuah wacana adalah sebuah bangunan perumusan. Tetapi yang berfungsi di sini sekedar bahasa dan lambang. Sebuah wacana dibangun dan ditopang kekuasaan, dan sebaliknya membangun serta menopang kekuasaan itu. Agustus itu memang sebuah revolusi, jika revolusi, seperti kata Bung Karno,adalah "menjebol dan membangun". Wacana kolonial yang menguasai penghuni wilayah yang disebut "Hindia Belanda" jebol, berantakan. Dan "kami, bangsa Indonesia" kian menegaskan diri. Dua tahun kemudian, meletus pertempuran yang nekat, sengit, dan penuh korban, ketika ratusan pemuda melawan kekuatan militer Belanda yang hendak membuat negeri ini "Hindia Belanda" kembali. Dari medan perang itu Pramoedya Ananta Toer mencatat dalam Di Tepi Kali Bekasi; sebuah revolusi besar sedang terjadi, "revolusi jiwa dari jajahan hamba menjadi jajahan jiwa merdeka". Hasil dari perjuangan tersebut adalah sebuah subjek "jiwa merdeka", makna dari mereka yang gugur, terbaring, tinggal jadi tulang yang berserakan. Sebab subjek dalam revolusi adalah sebuah tindakan heroik, bukan seorang hero. Dalam hal ini Tan Malaka benar: "Revolusi bukanlah suatu pendapat otak yang luar biasa, bukan hasil persediaan yang jempolan dan bukan lahir atas perintah seorang manusia yang luar biasa". Tan Malaka menulis kalimat itu dalam Massa Actie yang terbit 1926.
Jurnal Demokrasi Dan Otonomi Daerah, 2013
Political Thought Towards Independence Tan Malaka in Indonesia. This study aims to explore what the political thought of Tan Malaka to independence Indonesia. Theory isused as a tool of analysis in this study is the theory of thought, concept ideology, marxism, and socialism. While the methods used in this research is descriptive qualitative research which is intended to provide a systematic overview of the observed phenomena. Based on these results, Tan Malaka Thought Indonesian in dependence can be divided in to three parts. First, concept rationale Tan Malaka is influenced by Hegelian Dialectic Materialism and Dialectics of Marx-Engels, Tan Malaka Madilog and struggle towards independence Indonesia. Second, philosophy of countries by Tan Malaka with the concept of with drawaltimes of ancient human history until the formation of Indonesia. Third, the design of the socialist economy and the free state. Abstrak: Pemikiran Politik Tan Malaka Menuju Kemerdekaan Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi apa yang menjadi pemikiran politik Tan Malaka menuju kemerdekaan Indonesia. Teori (pendekatan) yang digunakan sebagai alat analisis dalam penelitian ini adalah teori tentang pemikiran, konsep ideologi, sosialisme dam marxisme. Sedangkan metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif yakni penelitian dimaksudkan untuk dapat memberikan gambaran yang sistematis tentang fenomena yang diamati.Berdasarkan hasil penelitian ini, Pemikiran Tan Malaka menuju kemerdekaan Indonesia dapat dibagi menjadi tiga bagian. Pertama, konsep dasar pemikiran Tan Malaka yang dipengaruhi oleh Dialektika Hegel dan Materialisme Dialektika Marx-Engels, Madilog dan Perjuangan Tan Malaka menuju Kemerdekaan Indonesia. Kedua, filosofi negara menurut Tan Malaka dengan konsep penarikan sejarah dari zaman manusia purba sampai terbentuknya Indonesia. Ketiga, rancangan ekonomi sosialis dan negara merdeka.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
Puteri Hijau : Jurnal Pendidikan Sejarah, 2019
Criksetra: Jurnal Pendidikan Sejarah, 2021
TARBAWY : Indonesian Journal of Islamic Education, 2019
dibuka.site, 2019