Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
JURNAL TABGHA
…
13 pages
1 file
The disruption era is an era human life is rapidly changing and evolving. Technological advancements have acted as catalysts for these changes and developments. Christian leadership is also not exempt from the demand for change. However, some churches and their leaders not ready to face significant changes in the disruption era. Leadership stagnation and the stronghold of traditions in the church are the principal causes. Yet, the changes in the disruption era are moving towards critical conditions that require Christian leaders to be vigilant. This anticipation is crucial because sometimes globalization and technological advancements can undermine spirituality. Therefore, the leadership paradigm is needed to keep Christianity as the salt and light of the world. To respond to this, in this article, the author uses the leadership of Joshua as a role model for leaders that should be emulate in the disruption era. Using a literature study method, the author conducted a series of activi...
Evangelikal: Jurnal Teologi Injili dan Pembinaan Warga Jemaat, 2019
Daniel Ronda, Christian Leadership in the Era of Technology Disruption. The fast development of the technology cannot be avoided, but now these fast developments are facing disruption. However, These developments have both positive and negative impact. Related to Christianity, the disruption of technology needs to be addressed properly. Therefore, this article try to gives some direction to empower the Christian leaders in this era of technological disruption. The study of this article is using literatures to analyze the nature of technology disruption, then presents some conceptual framework for the Christian leaders on how to deal with technological disruption. The author proposes several roles of Christian leaders that need to be carried out in the surprisingly fast changing era, such as a spiritual approach where The Word of God is a must to be a guidance to this era, an educational approach because in the era of technological disruption there is a big gap between innovation of...
Sukma: Jurnal Pendidikan
Era disrupsi adalah masa ketika perubahan terjadi sedemikian tidak terduga, mendasar dan hampir dalam semua aspek kehidupan. Tatatan baru hadir menggantikan tatanan lama yang sudah tidak sesuai dengan tuntutan zaman. Dalam hal politik, disrupsi akan mendorong terjadinya digitalisasi sistem politik. Munculnya inovasi aplikasi teknologi digital akan menginspirasi lahirnya aplikasi sejenis di bidang politik. Tidak lama lagi, hingar bingar kampanye pengerahan massa, akan diganti dengan edukasi via berbagai media soal, yang tidak saja lebih murah akan tetapi juga memiliki daya jangkau audien yang jauh lebih luas dan merata. Paper ini ingin mengungkapkan perlunya pemahaman kita tentang politik di era disrupsi, dan bagaimana menghadapi fenomena ini dengan lebih menekankan pada perlunya pendidikan politik yang lebih dapat menyesuaikan dengan kondisi saat ini.
Kepemimpan adalah sebuah hal yang terus menerus dilakukan, baik dalam kehidupan personal individu maupun dalam kehidupan sosial manusia, munculnya generasi muda menjadi pemimpin bagi generasi senior adalah salah satu faktor yang mendorong soal kepemimpinan akan selalu di bahas dan diobservasi secara objektif. Salah satunya adalah kehadiran generasi muda yang memimpin di kalangan generasi senior. Hal ini bukanlah tanpa alasan, pandemi Covid-19 dan era disrupsi membawa perubahan yang signifikan dalam kehidupan gereja masa kini, Gereja sebagai gardan kekristenan harus tampil dengan pemimpin yang secara objektif dapat melihat dinamika dalam era disrupsi. Di era disruptif menuntut kepemimpinan yang strategis dan mampu menjawab kebutuhan untuk perkembangan gereja di masa yang akan datang. Kepemimpinan pada gereja-gereja aliran Pentakosta yang cenderung mempersiapkan anggota keluarga dalam regenerasi tidak memberikan jaminan sepenuhnya dapat menjawab kebutuhan dan bagi kesuksesan kepemimpinan selanjutnya. Kepemimpinan yang sesungguhnya dimulai dari diri pribadi seorang pemimpin dengan hati seorang hamba, kemudian dinyatakan keluar untuk melayani orang lain. Yesuslah yang menjadi model teladan bagi pemimpin Kristen, sehingga pemimpin Kristen diberikan kemampuan oleh Allah untuk membawa perubahan sesuai yang dikehendaki oleh Allah.
Pengantar Mckinsley Global Institute memperkirakan bahwa Indonesia akan memiliki bonus demografi pada tahun 2030. Jumlah penduduk usia produktif, diperkirakan bakal berjumlah dua kali lipat dari penduduk usia tua atau usia bayi. Kondisi ini berkebalikan dengan yang terjadi di Australia, Amerika Serikat (AS), Eropa, dan negara-negara maju lainnya. Kondisi ini akan membawa Indoneia memiliki " peluang " menjadi leader di segala sector, terutama dari sisi ketersediaan sumber daya manusia yang produktif. Namun jika salah kelola, maka bonus tersebut, justru akan menimbulkan bumerang demografi jika bangsa ini tidak menyiapkannya dengan baik. Sejalan dengan fakta tersebut, Rizal (2017), menyataklan bahwa bonus demografi tersebut merupakan boomerang, karena kesalahan dalam pengelolaannya akan memicu kehancuran bangsa,…"bukannya bisa mengelola kekayaan alam dan sumber daya manusia dengan bijak, para anak muda tersebut malah akan menghabiskannya dengan boros. Bangsa kita pun akan gagal membawa kesejahteraan dan keadilan," kata Rizal dalam seminar Edutech Festival bertajuk "Mengukir Senyum Pendidikan Indonesia" di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Rabu (25/10/2017). Sejalan dengan fakta tersebut, Indonesia perlu menyiapkan generasi muda yang produktif dan inovatif serta menguasai ilmu pengetahuan dan literasi teknologi. Generasi muda harus siap menghadapi era disruptif teknologi. Di masa mendatang mereka harus memiliki etos kerja, sikap terbuka, serta mampu bekerja sama untuk menyelesaikan berbagai persoalan yang semakin kompleks dan berubah dengan cepat. Hal ini semakin penting, karena di tangan generasi muda itulah terletak kunci keberhasilan Indonesia, meskipun tantangan lingkungan saat ini semakin sulit dimana terjadi perlambatan ekonomi dunia yang menyebabkan pengangguran dimana-mana. Kemudian, banyak pihak menyikapi kemajuan teknologi dan internet saat ini dengan salah. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa keterbukaan informasi dan ilmu pengetahuan tidak secara langsung membuat masyarakat lebih terbuka dan toleran, justru menjadi trigger bagi menyempitnya wawasan karena mereka justru enggan bekerja sama dan mengelompok dengan orang yang sepaham saja dan menghakimi pendapat yang berbeda dengan dirinya. Sikap arogansi, chauvinis, dan skeptic semakin menggejala di tengah masyarakat kita saat ini. Bertalian dengan hal tersebut, maka Indonesia perlu membangun sistem pendidikan yang lebih adaptif terhadap perubahan globalisasi dan revolusi informasi digital. Sistem pendidikan yang terbuka serta memanusiakan manusia, bukan sistem pendidikan yang menyeragamkan yang dibangun dengan asumsi masa lalu. Sistim pendidikan kedepan mestinya mampu " menjamin " terselenggaranya pendidikan yang menyenangkan, yang memberi ruang
BONAFIDE: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen, 2021
Penelitian ini diarahkan kepada model suksesi kepemimpinan Musa kepada Yosua. Metode yang digunakan adalah studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suksesi kepemimpinan Musa kepada Yosus mencakup dua dimensi yakni dimensi ilahi dan dimensi insani. Suksesi dalam dimensi ilahi menekankan bahwa relasi dan komitmen Musa sebagai pemimpin senior dengan Allah begitu jelas sehingga mampu mengetahui Visi dan Misi kepemimpinan serta menggenal kepada siapa visi dan misi kepemimpinan tersebut dilanjutkan. Dalam kepemimpinan Musa, pola mempersiapkan generasi muda dapat dilihat dari dua dimensi, yakni: persiapan dalam dimensi ilahi dan persiapan dalam dimensi insani/manusiawi. Persiapan dalam dimensi ilahi artinya, dalam mencari calon pemimpin untuk dipersiapkan, maka seorang pemimpin senior seharusnya memiliki kemampuan dan kepekaan dalam memahami konfirmasi dari Allah. Selain persiapan seorang pemimpin dalam dimensi ilahi, Alkitab juga menyaksikan bahwa Allah dengan kedaulatan-Nya memp...
Jurnal penyuluhan, 2024
Perkembangan sektor pertanian saat ini dihadapkan dengan berbagai dilema terkait dengan revolusi teknologi 4.0, seperti disrupsi, perubahan iklim, pandemi Covid-19, bencana alam, kemiskinan dan kecukupan pangan nasional. Tantangan ini memerlukan respons dari berbagai pihak dan para pemangku kepentingan, khususnya penyuluh pertanian sebagai ujung tombak di sektor ini. Berbagai permasalahan masih menyelimuti keberadaan penyuluh pertanian baik secara kualitas maupun kuantitas, mulai dari penguasaan dan akses pada teknologi informasi, kebijakan, pembiayaan, akses pasar serta dinamika kelembagaan yang terus mewarnai kinerja penyuluh pertanian. Berkembangnya digitalisasi pertanian diharapkan dapat membantu penyuluh pertanian bersikap lebih inovatif, adaptif, kolaboratif, dan profesional dalam menjalankan profesinya agar eksistensinya tidak tersisih dan terabaikan dari laju percepatan pembangunan pertanian berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tantangan penyuluh pertanian agile di Yogyakarta dan sekitarnya dalam menghadapi revolusi 4.0. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode pendekatan konstruktivisme kritis. Informan dalam penelitian ini terdiri dari penyuluh pertanian dan petani. Jumlah informan dalam penelitian ini sebanyak sembilan informan, dengan enam informan merupakan penyuluh pertanian dan tiga informan merupakan petani. Informan berasal dari dua kabupaten, yaitu Kabupaten Klaten dan Kabupaten Bantul. Setidaknya terdapat tiga tantangan penyuluh, yaitu: (1) Kurangnya kemampuan berkaitan dengan digitalisasi dan gawai, sebagian penyuluh tidak percaya diri; (2) Dukungan biaya operasional yang dirasa kurang dalam mendukung operasional Balai Penyuluh Pertanian; dan (3) Banyaknya aplikasi akibat digitalisasi yang justru memberikan administratif yang berdampak pada kinerja penyuluh. Penelitian ini menyimpulkan: (1) Penyuluh profesional dituntut dapat menyesuaikan diri dan perannya sesuai dengan perkembangan dan perubahan peradaban manusia yang selalu didukung oleh perkembangan teknologi digital; (2) Kunci utama sebagai penyuluh profesional adalah mengedepankan pendekatan yang humanis melalui pendekatan interpersonal. Dukungan anggaran dan kebijakan juga diperlukan dalam rangka mewujudkan penyuluh profesional di era kekinian.
KONSELING EDUKASI "Journal of Guidance and Counseling"
Tulisan ini berusaha untuk merumuskan ulang bangunan karakteristik konselor di era disrupsi. Penulis mencoba menawarkan gagasan konselor milenial sebagai suatu model karakteristik konselor yang berdasarkan karakteristik generasi milenial. Penulis menyakini bahwa hal ini penting dilakukan mengingat perkembangan teknologi internet menyebabkan perubahan-perubahan dalam kehidupan manusia. Teori determinisme teknologi Mc. Luhan digunakan sebagai kerangka berfikir untuk memahami lebih dalam bahwa penemuan atau perkembangan teknologi komunikasi merupakan faktor yang mengubah kebudayaan manusia. Studi ini menghasilkan kesimpulan bahwa rekontruksi karakteristik konselor di era disrupsi penting dilakukan mengingat perbedaan karakteristik generasi antar manusia yang dipisahkan oleh perkembangan teknologi. Karakteristik konselor milenial antara lain: memiliki kematangan spiritualitas, sensitifitas yang tinggi terhadap teknologi, berfikiran terbuka, respek dan toleran, memiliki kebebasan, integritas yang tinggi, kolaboratif serta inovatif. Karakteristik ini bukan merupakan sebuah model yang sempurna, melainkan adalah dimensi-dimensi karakteristik lain yang perlu diperjuangkan untuk dicapai.
Al-Madrasah: Jurnal Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah
Era disrupsi yang sarat dengan serba teknologi dan digitalisasi telah mengubah kehidupan manusia, teknologi dan digitalisasi menjadi elemen yang tak terpisahkan dari tren sosial, ekonomi, politik, pendidikan, agama sampai tata aturan nilai hidup. Situasi ini mengancam sikap mental dan karakter setiap elemen masyarakat, menjauhkan nilai dan hubungan silaturahmi yang hakiki dalam pertemuan tatap muka. Merubah mental perjuangan menjadi instan tanpa proses upaya pelik yang membutuhkan usaha yang keras. Kondisi tersebut merupakan ancaman serius bagi keberlangsungan kehidupan umat manusia.Dalam kondisi seperti ini, pendidikan karakter islami menjadi sangat penting perannya dalam kehidupan masyarakat. Karena pendidikan karekter islami mempunyai peran yang sangat strategis dalam menyiapkan generasi yang unggul dan bermoral di era yang penuh dengan tantangan dan keterbukaan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Sumber data diambil dari berbagai dokumen dengan teknik pengumpulan da...
SKILLS : Jurnal Riset dan Studi Manajemen Pendidikan Islam, 2022
Suatu ketika saat peralihan terjadi, kita akan selalu menemukan kelompok orang yang tak siap dan menolak perubahan. Pengangguran menjadi sesuatu yang tak terelakkan. Namun, masa peralihan itu juga membuat manusia mulai berpikir tentang pentingnya keterampilan. Inilah inovasi di era disruption, perubahan tersebut merupakan dampak dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat, yang pada akhirnya membentuk karakteristik lembaga pendidikan untuk berkompetensi, mengalahkan satu dengan yang lainnya. Sehingga tidak ada tempat di lembaga pendidikan tanpa adanya kompetisi.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
JOURNAL OF CONTEMPORARY INDONESIAN ART
Jurnal Teologi (JUTEOLOG)
Jurnal Inovasi Hasil Pengabdian Masyarakat (JIPEMAS)
Alhadharah: Jurnal Ilmu Dakwah, 2020
Jurnal Ilmu Pemerintahan Widyapraja IPDN, 2016
Munaddhomah: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam
TAFAHUS: JURNAL PENGKAJIAN ISLAM
The Journal of Society & Media, 2019
Jurnal Al-Qalam Jurnal Kajian Islam & Pendidikan
Jurnal Analis Kebijakan, 2019
KAIS Kajian Ilmu Sosial, 2020
Widya Cipta : jurnal sekretari dan manajemen, 2023