Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
16 pages
1 file
ULFA SELRENDA DEWI, 19
perspektif islam dalam menanggapi adanya vaksinasi dan tentang maraknya berita negatif tentang vaksinasi
TUGAS UAS PAI, 2024
Etos berasal dari Bahasa Yunani yang memiliki arti watak atau karakter. Sebuah watak atau karakter yang menggambarkan keseluruhan diri orang tersebut. Dalam ruang lingkup pekerjaan, etos sering kali digunakan untuk menggambarkan sikap, kepribadian, karakter, akhlak, perilaku dan etika seseorang dalam menjalankan pekerjaan. Para ahli mengatakan bahwa etos kerja seseorang sangat dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya : 1. Bagaimana caranya melihat arti kerja dalam kehidupan; 2. Bagaimana caranya melaksanakan pekerjaannya; 3. Bagaimana memahami hakikat bekerja yang dikaitkan dengan iman dan nilai-nilai spiritualitas yang diyakininya. Dengan demikian, etos kerja terbaik dan mulia berbasis nurani dapat diartikan sebagai sikap, perilaku, watak, karakter, akhlak dan etika seseorang dalam bekerja yang tak lepas dari landasan keyakinan nilai-nilai spiritualitas yang bersumber dari hati nurani. Definisi etos menurut sumber lain yaitu, berasal dari bahasa Yunani (ethos) yang meberikan arti, sikap, kepribadian, watak, karakter dan keyakinan terhadap sesuatu. Sikap tersebut tidak hanya dimiliki oleh seorang individu melainkan oleh kelompok atau masyarakat. Etos dibentuk berbagai kebiasaan, pengaruh budaya serta sistem nilai yang diyakininya. Dari kata "etos", dikenal juga kata etika, etiket yang hampir mendekati pada pengertian akhlak atau nilai-nilai yang berkaitan dengan baik buruk (moral).
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini meninggalkan beberapa permasalahan yang perlu mendapat perhatian. Tidak dapat dipungkiri bahwa masyarakat modern telah berhasil mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai alternatif solusi permasalahan kehidupan sehari-hari (ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai produk budaya), namun pada kondisi lain, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi kurang mampu menumbuhkan akhlak mulia. (Ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai faktor) (Abdul Munir Mulkhan et al., 1998: 29). Perkembangan teknologi yang menandai munculnya era modern saat ini, termasuk di Indonesia, juga bersamaan dengan gejala kemerosotan moral yang memang sudah mencapai proporsi yang mengkhawatirkan. Akhlak mulia seperti kejujuran, kebenaran, keadilan, gotong royong, toleransi, dan saling mencintai mulai terkikis oleh penipuan, permusuhan, penindasan, saling menghina, perampasan hak orang lain secara paksa, dan perilaku tercela lainnya. Kerusakan moral atau "dekadensi moral" seperti yang sering kita dengar saat ini, tidak hanya berdampak pada orang dewasa saja, namun juga pemuda muslim penerus bangsa. Orang tua, guru, dan berbagai pihak di bidang pendidikan, agama, dan sosial seringkali mengeluhkan adanya sebagian siswa yang berperilaku tidak pantas dan tidak patut, seperti kecanduan alkohol, tawuran, penyalahgunaan narkoba, pergaulan bebas, dan pergaulan bebas. Hedonis Barat dan hippie dan sebagainya. Dengan begitu, bukanlah tanpa bukti untuk mengatakan bahwa kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi juga memiliki konsekuensi logis terciptanya kondisi yang mencerminkan kemerosotan akhlak (dekadensi moral) (Haidar Putra Daulay, 2012:141). Salah satu akibat negatif dari era globalisasi ini adalah nilai-nilai agama dan spiritual menjadi momok dalam kehidupan, agama hanya untuk akhirat saja, dan urusan dunia tidak ada hubungannya dengan agama. Sebagian masyarakat menjauhi nilai-nilai agama, nilai-nilai sosial budaya, dan nilai-nilai etno-filosofis. Menurut Mudji Sutrisno (1994:178), sisi negatif globalisasi adalah: (1) kecenderungan untuk massifikasi, penyeragaman manusia dalam kerangka teknis, sistem industri yang menempatkan semua orang sebagai mesin atau sekrup dari sebuah sistem teknis rasional; (2) sekularisme, yang berarti
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
Arni Septia Kurnia Sari, 2024
Sukma Handayani, 2024
Ari Priyo Prayogi , 2024