Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
2016, Jurnal Penelitian Humaniora
…
15 pages
1 file
This research aims to describe the factors influencing teenagers’ subjective wellbeing and the subjective well-being condition in broken home teenagers. This is a quantitative research with a phenomenology approach. The subjects are three junior high school students in the district of Wonogiri who has the following characteristics: (1) teenagers from broken home families and (2) 12 – 16 years old of ages. The data gathering methods include interview and observations. The data analyses procedurescovers open coding, axical coding and selective coding. The results show that the factors influencing subjective well-being in teenagers includes social support, parental guidance, gender, finance, and coping strategy. The subjective well-beingin Vn ad DN are better than informan An. It occurs in life satisfaction asspect and apparently showed in some facts, such as graduating elementary school with good grades and getting a bicycle as a present. Some acts that can bring positive effect cover...
2017
This study aims to determine the differences between subjective well-being in late adolescence with background broken home and not broken home. Subjective well-being has two aspects, namely cognitive and affective aspect. The cognitive aspect is reflected in the assessment of life satisfaction and affective aspect is reflected in positive and negative affects. The high subjective well-being means the positive affect is higher and the negative affect is lower. The subjects of this research were 120 late adolescents consisting of 60 broken home late adolescents and 60 notbroken home late adolescents. The data were gathered using convenience sampling and purposive sampling method. The scale used in this study is subjective well-being scale based on the previous research. The subjective well-being scale has 40 items with an alpha reliability value of 0.932 (α=0.932). This research is a quantitative research with t test technique. The result shows different of subjective well-being betwe...
Jurnal Health Sains
Fase remaja merupakan masa peralihan dari kanak-kanak menuju dewasa yang mana dipenuhi dengan berbagai tantangan perubahannya sendiri. Salah satu sosok yang penting dalam proses perkembangan individu adalah keluarga. Apabila tugas dan peran masing-masing anggota keluarga tidak dijalankan dengan baik maka akan timbul suatu permasalahan yang bahkan bisa berujung menjadi kondisi broken home. Anak cenderung mengalami ketidakbahagiaan ketika dirinya memiliki keluarga broken home. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran authentic happiness pada remaja yang memiliki keluarga broken home. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode studi kasus intrinsik. Subjek penelitian ini berjumlah 3 orang yang terdiri dari seorang remaja laki-laki (20 tahun) dan dua orang remaja perempuan (17 & 15 tahun). Alat penggalian data yang digunakan adalah pedoman wawancara yang disusun berdasarkan teori authentic happiness milik Seligman. Hasil analisis dari data penelitian in...
SCHOULID: Indonesian Journal of School Counseling
Keluarga merupakan unit kehidupan terkecil di masyarakat yang terdiri dari ayah, ibu dan anak, tetapi keluarga menempati kedudukan yang primer dan fundamental. Setiap anak tentunya mendambakan kondisi keluarga yang harnomis, namun dalam kehidupan keluarga tidak lepas dari badai kehidupan yang turut mempengaruhinya sehingga membuat kondisi keluarga mengalami keretakan. Keretakan hubungan orangtua ini membuat kondisi dalam keluarga menjadi broken home yang mana kondisi tersebut memiliki pengaruh terhadap kesejahteraan psikologis remaja. Kesejahteraan psikologis merupakan suatu kondisi menjadi sejahtera dengan sikap-sikap seperti penerimaan diri, bertujuan, hubungan positif, pribadi mandiri, dan bertumbuh. Remaja dengan kondisi keluarga broken home tentu ini tidak mudah karena mereka berada pada kondisi penuh tekanan yaitu harus menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan mengalami perubahan-perubahan pada diri dan kehidupan mereka, sebagai remaja hendaknya perlu mencapai kesejahteraan ...
Psympathic : Jurnal Ilmiah Psikologi, 2018
Kebahagiaan merupakan dambaan bagi setiap manusia termasuk remaja. Namun, perceraian orang tua dapat berdampak terhadap kebahagiaan remaja. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat kebahagiaan pada remaja yang orang tuanya bercerai. Data pada penelitian ini diperoleh dengan menggunakan metode kualitatif dengan desain studi kasus. Pemilihan subjek menggunakan teknik purposive sampling. Responden pada penelitian ini merupakan seorang remaja laki-laki yang orang tuanya telah bercerai. Pengumpulan data penelitian dengan cara wawancara. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa responden memiliki tiga aspek kebahagiaan yaitu, kehidupan yang menyenangkan, kehidupan yang bermakna, dan keterlibatan diri.
2020
Ketidakharmonisan dalam suatu keluarga yaitu akibat kondisi broken home dapat berdampak pada tingkat kesejahteraan psikologis individu. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan kesejahteraan psikologis yang mengalami broken home pada usia dewasa awal. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan desain studi kasus. Partisipan dipilih menggunakan teknik purposive sampling dengan karakteristik usia dewasa awal berjenis kelamin laki-laki dan berasal dari keluarga broken home. Partisipan berjumlah tiga orang yaitu dalam rentang usia masa dewasa awal berkisar antara 18 hingga 25 tahun. Pengumpulan data penelitian dengan cara wawancara mendalam dan observasi partisipan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga partisipan memiliki aspek aspek kesejahteraan subyektif yang berbeda-beda. Kesejahteraan psikologis OD bersifat kurang positif sedangkan RY dan WM bersifat positif.
2021
The happiness of children and teenager is an inseparable part of family happiness. Family is one of the factors in the determinant of children and teenager. Children living in families experiencing domestic violence are at high risk for mental health problems, such as depression and life failure. This study aims to describe the subjective well being of children victims of domestic violence based on two aspects, namely aspects of life satisfaction and aspects of affection (positive and negative experiences). This study uses a descriptive approach with a sample of 53 students with the characteristics of adolescents who are violent in the household. The sampling technique used is purposive sampling and the data collection tool uses a subjective well being scale. The results of the study revealed that the subjective well being of children victims of domestic violence was low with a percentage of 49.06%, while in the medium category with a percentage of 35.85%, high category 13.21%, and ...
Journal of Communication and Social Sciences, 2023
Perceraian merupakan terputusnya keluarga karena salah satu atau kedua pasangan memutuskan untuk saling meninggalkan, sehingga mereka berhenti melakukan kewajibannyabsebagai suami-istri. Anak-anak korban perceraian disebut sebagai anak broken home. Broken home diartikan sebagai kondisi keluarga yang tidak harmonis dan tidak berjalan layaknya keluarga yang rukun, damai, dan sejahtera karena sering terjadi keributan serta perselisihan yang menyebabkan pertengkaran dan berakhir pada perceraian . Remaja yang berasal dari kondisi keluarga broken home atau ketidakharmonisan dalam keluarga (disharmonis) seringkali mengalami berbagai perilaku negatif. Hal ini disebabkan karena peran keluarga sebagai penyediaan pemenuhan kebutuhan, pengasuhan
Cognicia
Harmony in the family is something that every individual wants. However, there are some families who experience divorce due to conflict or dispute, so the term broken home was born. This study aims to examine the experiences and meanings of adolescents on the condition of a broken home experienced because their parents divorced. The research was conducted using a qualitative method with a phenomenological approach. The research respondents were taken through purposive sampling technique, totaling three people aged 15-21 years with divorced parents. Data obtained from interviews were then analyzed using Interpretative Phenomenological Analysis. The results of the analysis of this study indicate that the three respondents experienced changes in behavior in a negative direction, uncontrollable emotions, and psychological conditions with trauma. In addition, they said that their parents paid less attention and affection after the divorce. As for their positive meaning of parental divorc...
2021
Seorang anak yang tinggal dalam keluarga broken home akan mengalami kondisi psikologis yang fluktuatif sepanjang masa perkembangannya yang disebabkan oleh kondisi keluarganya yang tidak dapat memenuhi berbagai aspek kebutuhannya. Hal ini sangat erat kaitannya dengan kesejahteraan psikologis anak tersebut hingga masa dewasanya. Kesejahteraan psikologis sendiri adalah konsep yang digunakan untuk menggambarkan kesehatan psikologis individu berdasarkan pemenuhan kriteria fungsi psikologis positif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana gambaran dimensi-dimensi kesejahteraan psikologis anggota komunitas Inspirasi HAMUR. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anggota komunitas Inspirasi HAMUR. Uji validitas skala dianalisis menggunakan validitas isi yang dikonsultasikan dengan ahli. Uji reliabilitas skala dan tes dilakukan dengan menggunakan Alpha Cronbach. Uji Analisis data dilakukan dengan pendekatan kuantitatif melalui analisis deskriptif dan menggunakan pendekatan k...
2018
Dukungan sosial adalah dukungan positif yang berasal dari orang tua, keluarga, teman dekat, dll untuk menjalani kehidupan yang lebih baik. Tujuan penulisan ini adalah untuk menjelaskan pentingnya dukungan sosial pada korban broken home. Subjek merupakan remaja dengan latar belakang keluarga broken home. Metode pengambilan data yang digunakan adalah observasi dan wawancara. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara serta kajian study literatur menunjukkan bahwa dukungan sosial sangat bermanfaat terhadap penerimaan diri remaja broken home. Subjek yang mendapat dukungan sosial mampu bangkit dari keterpurukan serta dapat menjalani hidup yang lebih baik. Kata kunci: broken home, dukungan sosial, remaja broken hom
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
Jurnal Cakrawala Pendas
Acta Psychologia, 2022
PSIKODIMENSIA, 2019
Malahayati Nursing Journal
Psikoborneo: Jurnal Ilmiah Psikologi
KOLABORASI JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT
JRTI (Jurnal Riset Tindakan Indonesia), 2017
Buletin Riset Psikologi dan Kesehatan Mental (BRPKM)
Diegesis : Jurnal Teologi, 2021
Prosiding Psikologi; Vol 4, No 1, Prosiding Psikologi (Februari, 2018); 317-322, 2018