Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
2023, Teacher OCB
https://doi.org/10.51505/IJEBMR…
295 pages
1 file
Sumber daya manusia dalam lembaga pendidikan memegang peranan yang strategis, hal ini didasari oleh keyakinan bahwa individu adalah perumus tujuan organisasi dan sekaligus penggerak utama untuk mencapai tujuan. Masing-masing individu dalam organisasi memiliki kewajiban menyelesaikan tugas-tugas pokok sesuai dengan tanggungjawabnya, dan sebagai warga organisasi, individu juga memiliki kewajiban bekerja bersama-sama dalam sebuah tim untuk mewujudkan tujuan organisasi. Perilaku yang demikian dalam manajemen modern disebut dengan OCB (Organizational Citizenship Behavior). OCB yang baik merupakan perilaku guru yang mampu menjalankan tugas pokok sebagaimana tertuang dalam deskripsi kerja ditambah dengan kesadaran melakukan sesuatu yang diyakininya dapat mempercepat pencapaian tujuan organisasi yang di tunjukan melalui perilaku-perilaku seperti; menolong teman kerja, terlibat stuktur organisasi sekolah maupun organisasi profesi, bersikap toleransi terhadap keadaan dan senantiasa berhati-hati dalam bersikap agar tidak menimbulkan masalah. Guru yang berhasil menjalankan tugas pokok sebagaimana tertuang dalam uraian tugasnya ditambah dengan kesada ran melakukan sesuatu yang ekstra adalah kunci suksesnya organisasi.
Sumber daya manusia merupakan bagian yang sentral dan menjadi salah satu kekayaan organisasi yang sulit sekali ditiru oleh para kompetitornya. Jika sumber daya lainnya di organisasi, seperti sumber daya alam, teknologi, lingkungan dapat ditiru maupun dimiliki oleh organisasi lain maka sumber daya manusia adalah satu-satunya aset organisasi yang tidak dapat dimiliki secara persis oleh organisasi lain. Cascio menegaskan bahwa manusia adalah sumber daya yang paling Inayatul Wahidah 111011048 Inayatul Wahidah 111011048
2021
Pegawai perpustakaan memiliki peran penting dalam berfungsinya layanan perpustakaan kepada segenap civitas akademik yang berada dalam Perguruan Tinggi. Oleh karena itu pihak perpustakaan harus mampu mengelola pegawai perpustakaan dengan baik agar bisa memberikan pelayanan optimal. Untuk memberikan pelayanan optimal seringkali pegawai melakukan pekerjaan diluar dari job description yang diberikan. Perilaku ini disebut sebagai organizational citizenship behavior (OCB). OCB akan tumbuh apabila budaya organisasi yang ada didalamnya berjalan dengan baik dan diterapkan oleh keseluruhan pegawai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Apakah terdapat peran budaya organisasi terhadap OCB pada pegawai UPT Perpustakaan UHO. (2) Seberapa besar sumbangan efektif peran budaya organisasi terhadap OCB pada pegawai UPT Perpustakaan UHO. Jenis penelitian kuantitatif dengan desain penelitian ex-post facto. Populasi penelitian berjumlah 33 pegawai. Sampel penelitian dipilih menggunakan teknik ...
OCB, 2021
Human resources in educational institutions play a strategic role, this is based on the belief that individuals are the formulators of organizational goals and at the same time the main drivers to achieve goals. Each individual in the organization has an obligation to complete the main tasks according to their responsibilities, and as citizens of the organization, individuals also have an obligation to work together in a team to achieve organizational goals. Such behavior in modern management is called OCB (Organizational Citizenship Behavior). Good OCB is the behavior of teachers who are able to carry out the main tasks as stated in the job description coupled with the awareness of doing something that they believe can accelerate the achievement of organizational goals which is shown through behaviors such as; helping coworkers, being involved in the structure of school organizations or professional organizations, being tolerant of circumstances and always being careful in behaving so as not to cause problems. Teachers who successfully carry out the main tasks as stated in their job descriptions coupled with the awareness of doing something extra are the key to the success of the organization.
Untirta Civic Education Journal, 2016
Guru masa klasik adalah sebuah tulisan yang menggambarkan hakikat guru, sejarah, dan peranannya di masyarakat. Dalam UU SISDIKNAS, pendidik merupakan tenaga professional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi. Masih dalam UU Sisdiknas No 29 tahun 2003, di jelaskan bahwa pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyasuara, tutor, instruktur, fasilitator dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan. Kompetensi guru yang dikenal dengan empat kompetensi utama, yakni paedagogik, professional, sosial dan kepribadian ternyata jauh-jauh hari hal tersebut telah dikemukakan oleh imam abu hanifah, ibnu sina dan ibnu masykawih. Guru masa klasik memiliki pranata sosial yang tinggi, ada hal menarik ciri utama guru pada masa ini adalah pentingnya peranan individu guru, karena guru yang alim dan terkenal lebih dominan dari pada lembaga pendidikan yang formal. Guru yang semacam ini banyak menarik perhatian masyarakat setempat, bahkan masyarakat yang jauh pun senantiasa datang untuk duduk mendengarkan ilmu yang disampaikan oleh guru-guru tersebut. Terlebih guru yang telah memperlajari hadits dan membangun sistim teologi serta hukum yang berlaku dikalangan mereka.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan Organisasi ataupun perusahaan tidak akan mampu bertahan tanpa meningkatkan produktivitasnya. Sejarah turut membuktikan bahwa bangsa yang hanya mengandalkan kekayaan sumber daya alamnya saja, tanpa meningkatkan kualitas sumber daya manusianya, tidak akan pernah menjadi bangsa yang besar. Sasaran peningkatan sumber daya manusia terletak pada keinginan untuk mencapai produktivitas. Produktivitas merupakan salah satu ukuran berhasil atau tidaknya suatu organisasi dalam mencapai tujuannya. Suatu organisasi dikatakan berhasil apabila ada peningkatan produktivitas, dan sebaliknya tidak berhasil mencapai tujuannya jika terjadi penurunan produktivitas. Banyak peneliti mengatakan bahwa produktivitas kerja dipengaruhi oleh sikap dan kinerja karyawan dalam organisasi tersebut. Kinerja karyawan yang tinggi dapat dicapai dengan meningkatkan perilaku Intra-role. Perilaku Intra-role ini adalah perilaku yang telah terdeskripsi secara formal yang harus dikerjakan dalam suatu organisasi. Kenyataan yang ada adalah banyak perilaku yang tidak terdeskripsi secara formal yang dilakukan oleh karyawan, misalnya membantu rekan kerja menyelesaikan tugas, kesungguhan dalam mengikuti rapatrapat perusahaan, sedikit mengeluh banyak bekerja, dan lain-lain. Perilaku ini dalam sebuah organisasi disebut sebagai perilaku extra-role atau yang lebih dikenal dengan istilah Organizational Citizenship Behavior (OCB) (Hui, dkk dalam Hardaningtyas, 2004). OCB merupakan istilah yang digunakan untuk mengidentifikasi perilaku karyawan. Karyawan yang menampilkan OCB dapat disebut dengan good citizen (karyawan yang baik). Jika karyawan dalam suatu organisasi memiliki OCB, maka ia dapat mengendalikan perilakunya sendiri sehingga mampu memilih perilaku yang terbaik untuk kepentingan organisasinya. Oleh karena itu, organisasi tidak akan berhasil dengan baik atau tidak dapat bertahan tanpa ada anggota-anggotanya yang bertindak sebagai "good citizens" (Markoczy & Xin, dalam Hardaningtyas, 2004). Karyawan-karyawan dengan OCB tinggi, akan meningkatkan produktivitas dan kesuksesan dirinya di dalam
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.