Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
Jurnal Dakwah
Technology influences people's lives today, particularly to the rise of global culture and instantaneous lifestyles. Technological developments also influence the da'wah model by which morality among the millennial generation grows along with their process of selves identity seeking. Through the development of technology, it is undeniable that the contents of radicalism, extremism can spread and is able to enter all aspects of life. This study aims to answer the query of how religion is understood and practiced by the millennial generation and how da'wah can be carried out in the millennial era. This research uses a descriptive qualitative approach, through in-depth interviews with several informants who have been determined based on purposive sampling. The study found that religion can be interpreted as a way of life so able to prevent its adherent from mistakes. Keywords: Religion, Da'wah Method, Millennial Generation, Millennial Da'wah.Perkembangan teknologi m...
Muẚṣarah: Jurnal Kajian Islam Kontemporer
In this era of digitisation today people are spoiled for social media. Social media is not only used as a medium of communication and information, but it can be used as a means to preach. Da'wah is not only done by face-to-face with Dai directly, but Da'wah can be done in a way indirectly through the mass media. The mass Media became a great opportunity for the Dai to preach. The purpose of this study describes 1) the optimization of digital media for Da'wah, and 2) The challenge of the challenges of the millennial era. The methods used in this study are qualitative descriptive. The results of this research show that Kopyah Ireng community in optimizing digital media through Da'wah can be done in the first way, spreading the knowledge and instilling confidence in the audience or listeners, second, forming a team Specialized in spreading preaching to social media accounts, third, make websites in which contains community issues, fourth, create content da'wah on so...
Jurnal Dakwah Tabligh, 2020
Da'wah method is one element of da'wah that has an important and strategic role for the success of da'wah. The method of da'wah always experiences development in accordance with the development of the situation and the times. In preaching there are many methods that can be applied by a preacher in conveying the message of preaching. Dai must use appropriate methods with the objectives of da'wah, so that da'wah can achieve success. Millennial era is an era where technology is developing so rapidly, making it easier for people to get information from various places of the world. This millennial era can be said as the golden period of millennial generation. Millennial generation in Indonesia is very addicted to the internet, in this way, to make it easier for the preacher to convey the message of preaching must follow the development of existing technology. Submission of da'wah messages through social media is very supportive for millennial generation. Da'wah methods that are in accordance with the current state of the millennial generation are: the bi al-Hikmah method, the al-mau'izah al-hasanah method and the Wa Jadilhum bi al-lati Hiya Ahsan method. These three methods can make it easier for preachers to convey da'wah messages to the millennial generation, and later da'wah is also easily accepted and understood by the millennial generation.
Al-DYAS
This study aims to analyze effective da'wah strategies in building connections with the millennial generation in the digital era. The millennial generation has different characteristics and communication preferences compared to the previous generation, therefore, it is necessary to have the right approach in conveying da'wah messages to them. In this research, we explore various da'wah strategies that are effective in building connections with the millennial generation and identify the factors that influence the success of these da'wah strategies. This study uses a qualitative approach involving in-depth interviews and analysis of social media content as a data collection method. It is hoped that the results of this research will be able to provide valuable insights for da'wah activists, especially in facing challenges and opportunities in interacting with the millennial generation in the digital era.
boleh mengutip asal disebutkan sumbernya Pengantar Alhamdulillah segala puji bagi Allah atas segala kesempatan dan kemampuan yang diberikan untuk penulisan buku ini, semoga kegiatan ini menjadi amal ibadah bagi penulis. Shalawat dan salam semoga tetap terpanjatkan kepada Rasululllah SAW, keluarga dan sahabat serta para pengikutnya hingga akhir zaman, seiring doa semoga apa yang dilakukan penulis termasuk pengamalan dari sabda beliau "sampaikanlah apa yang didapat dariku walau hanya satu ayat." Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan karya ini terutama kepada istri dan anak-anak; Iis Mulyati (istri), Baitsah Hasanah, Muhsin Arafat, Aisyah Sholihah, Imam Mutaqin, Ali Basyar, Zakiyah, Putri Harum, Khaerunnisa, Rosyiidah dan Muhammad Al-Faaiq (anak) yang telah memberi kesempatan dan motivasinya, semoga karya ini dapat memotivasi mereka juga untuk berkarya dan mengembangkan diri. Salah satu obsesi penulis adalah mengembangkan dan menyuarakan komunikasi Islam terutama dari segi pengembangan media massa Islam. Sementara buku tentang dakwah dan komunikasi Islam dirasakan masih sangat kurang. Pembahasan tentang ilmu dakwah misalnya lebih banyak berbahasa Arab, padahal kelahiran Jurusan Dakwah di Negaranegara Arab hampir bersamaan dengan jurusan yang sama di Indonesia sekitar tahun 70an. Melalui buku ini penulis mencoba menyajikan apa itu dakwah, dakwah sebagai ilmu, sejarahnya serta metodenya. Kemudian dibahas juga kaidah amar'ma'ruf nahi mungkar. Selanjutnya dihubungkan dengan pembahasan media massa Islam, indikator dan peran dan manfaatnya. Di akhir tulisan dibahas juga pemanfaatan jurnalisme warga sebagai media dakwah..
Beberapa waktu yang lalu, Gus Miftah seorang pendakwah asal Yogyakarta yang terkenal anti-mainstream sedang ramai diperbincangkan di sosial media. Sebuah video yang memperlihatkan dirinya sedang berdakwah serta mengajak bersalawat para pemandu karaoke yang memakai pakaian seksi viral. Aksinya tersebut yang ia unggah di akun instagram miliknya, menuai pro-kontra di kalangan masyarakat. Ada sebagian yang setuju namun tidak sedikit pula yang menolak dakwahnya tersebut. Cara dakwah yang dilakukan Gus Miftah itu dianggap tidak wajar, karena lokasi dakwahnya adalah sebuah klub malam di Bali yang dianggap sebagian masyarakat tidak pantas untuk berdakwah. Di kalangan masyarakat muslim Indonesia, terdapat beberapa istilah untuk menyebut pendakwah seperti da'i, ustadz, ulama, dan kyai. Kemudian muncul pertanyaan, kenapa sih Gus Miftah berani melakukan dakwah di tempat seperti itu? Apa tujuan sebenarnya. Lantas apa hakikat dakwah menurut agama Islam? Secara etimologi dalam bahasa Arab, dakwah diartikan mengajak, menyeru, atau mengundang. Secara istilah, dakwah adalah ajakan atau seruan kepada sebuah kebaikan dan larangan terhadap sebuah kejahatan yang disampaikan oleh para pendakwah kepada masyarakat. Menurut Quraish Shihab, dakwah adalah ajakan kepada kebaikan atau keinsyafan sehingga mengubah sesuatu yang buruk menjadi lebih baik dan sempurna. Rasulullah SAW mencontohkan bagaimana cara berdakwah yang baik. Rasulullah mulai berdakwah ketika turun perintah dari Allah yang termaktub dalam QS. Al-Muddatstsir 1-4, yang artinya sebagai berikut: "Hai orang yang berkemul (berselimut)! Bangunlah, lalu berilah peringatan! Dan Tuhanmu, agungkanlah! Dan Pakaianmu, bersihkanlah!". Ketika ayat ini turun, Rasulullah diperintahkan untuk berdakwah secara diam-diam. Rumah Al Arqam bin Abil Arqam dijadikan sebagai pusat dakwah Rasulullah. Di awal dakwahnya ini, Rasulullah memakai metode kelembutan serta kasih sayang. Terbukti dengan metode seperti itu, Rasulullah berhasil mengislamkan keluarga dan sahabat terdekatnya.
Al-Hikmah, 2016
Dakwah sufistik adalah dakwah yang dikaitkan istilah tasawuf, atau dakwah yang dilakukan oleh para pengamal tasawuf. Dakwah sufistik diakui berhasil dalam mengislamkan masyarakat nusantara, ketika mereka pada awalnya justru sudah beragama. Keberhasilan tersebut tidak lepas dari metode dan orientasi dakwah para sufi yang khas, yaitu hakikat dan makrifat. Kerinduan akan model dakwah semacam ini kembali muncul di era digital, di mana teknologi informasi kian canggih dan merata. Masyarakat digital menantikan dakwah sufistik di tengah-tengah kehausan mereka terhadap spiritual. Artikel ini mencoba memaparkan tentang dakwah sufistik di era digital, yang kian surut di permukaan, sebaliknya dakwah radikal semakin marak dan cenderung membahayakan umat Islam dari dalam. Kebutuhan akan dakwah sufistik di era ini, menjadi penting untuk segera dipenuhi, di tengah-tengah kehausan umat akan spiritualitas yang menentramkan. Tema sentral dalam artikel ini adalah pentingnya dakwah sufistik di era yang segala sesuatunya telah bersifat digital.
Al-Munqidz : Jurnal Kajian Keislaman, 2020
INSTITUT AGAMA ISLAM IMAM GHOZALI (IAIIG) CILACAP LPPM (Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat) Al-Muqkidz : Jurnal Kajian Keislaman Jl. Kemerdekaan Barat No.17 Kesugihan-Cilacap || https://ejournal.iaiig.ac.id/index.php/amk Issn SK no. : 0005.235/JI.3.2/SK.
MUHARRIK: Jurnal Dakwah dan Sosial
This research aims to investigate the motivation of "hijra" for urban millennial muslim through digital da'wa. Motivation is important as the reason for many people to hijra and everyone has their own motives for hijra.Based on the fact shows that urban millennial muslims are familiar with the word "hijra" and social media, but not all of them use social media as a gate to hijra. They assume that the social media is not yet optimal as a medium for da'wah, because the content presented is not attractive and many media have no clear validity of the source. Researchers use descriptive qualitative and literature studies through questionnaires, then collect information from journals, books and online media to study motivation of urban millennial muslim to hijra. Thei resultsi ofi thisi studyi proved thatousing digital da'wa ican increase ithe motivation of the hijrah millennial referering the results of the questionnaire stated 72% the use of digital media in the spread of da'wah it's optimal.
Fatah , 2023
Generasi milenial lahir dan tumbuh berkembang seiring dengan adanya perkembangan teknologi informasi, pada saat ini kita dapat membentuk pola perilaku yang mengikuti zaman dengan adanya kemajuan teknologi saat ini. Dalam rutinitas koneksi internet selama 24 jam yang berada pada genggaman tangan para milenial. Akan tetapi pada urusan bekerja, milenial lebih tertarik pada pekerjaan yang bermakna daripada sekadar bayaran yang besar. generasi Millenial adalah generasi yang lahir ditengah-tengah perkembangan teknologi informasi. Mereka generasi yang fasih menggunakan teknologi karena bersinggungan langsung dalam kehidupan mereka. Pergeseran budaya sosial masyarakatMillennialsdipengaruhi oleh kemajuan teknologi informasi yang ada.
Jurnal Pengabdian Masyarakat dan Penelitian Thawalib
The family is the most important part in shaping the nation's future generation. No wonder someone who comes from a good family will generally be a good person. But behind it all there are other factors that affect the growth and development of family members such as schools, neighbors, and including the times. The digital era, where information and communication technology makes everything easy, effective and efficient. Both in the fields of business, education, culinary, tourism. However, behind the advantages of the digital era, there are negative impacts of individual traits experienced by family members, lack of social interaction, lack of attention and sympathy, and excessive consumerism by using applications. This is where the importance of the appearance of the role of the head of the family is not only normative to the extent of the father and mother, but must be able to appear as a da'wah interpreter who conveys the positive values of the teachings of the Prophet M...
Mutawatir : Jurnal Keilmuan Tafsir Hadith
The research departs from the widespread phenomenon of ḥadīth posting on WhatsApp on the reading Qs. al-Kahf every Friday (narrated by al-Nasā’i, al-Dārimī, al-Bayhaqī, and others). This posting activity regularly runs every Thursday night. Two primary questions addressed are: first, on the validity of the ḥadīth; and second, on how does the posting activity explain a phenomenon of digital piety. By using a multidisciplinary approach of ḥadīth, virtual ethnography and hermeneutics, this study argues that there is no agreement among scholars regarding the ḥadīth validity, whether it is the saying of prophet or the companions (mawqūf), and whether reading the Qs. al-Kahf is recommended or not. The phenomenon of ḥadīth posting also describes a contemporary religious formation and social media development, especially among the millennial generation of Malang. The activity of posting the ḥadīth on their WhatsApp status becomes concrete evidence on how religiosity experiences the process ...
TASAMUH: Jurnal Studi Islam
Dakwah Islam zaman milenial sekarang ini dihadapkan dengan berbagai persoalan yang kompleks. Kondisi seperti ini menjadi motivasi dan tantangan tersendiri bagi seorang da’i (pendakwah) sehingga mereka harus memiliki berbagai kompetensi dalam menghadapi realitas zaman. Diperlukan sosok dai yang handal yang mampu menguasai berbagai macam objektivitas (disambiguasi), baik yang bersifat material maupun formal supaya dakwahnya pragmatis di dalam menghadapi berbagai macam problematika umat. Berdakwah di zaman milenial dianggap lebih mudah dibandingkan dengan zaman dahulu. Dahulu para ulama’ kita seperti walisongo bisa dikatakan dihadapkan dengan berbagai keterbatasan, seperti transportasi, media informasi dan komunikasi. Sedangkan saat ini tidak ada lagi hambatan seperti itu. Dunia saat ini sudah mengalami perubahan dalam proses revolusi informasi dan komunikasi yang melahirkan peradan baru sehingga manusia mudah untuk saling berkomunikasi dalam meningkatkan mobilitas sosialnya. Kehadira...
TEKSTUAL
Penelitian ini bertujuan memahami kesantunan berbahasa generasi milenial pada media sosial di era digital. Bahwa kesantunan, kesopanan, etika adalah tatacara, adat, atau kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat. Kesatunan merupakan aturan perilaku yang ditetapkan dan disepakati bersama oleh masyarakat tertentu sehingga kesantunan sekaligus menjadi prasyarat yang disepakati bersama oleh perilaku sosial. Hasil dari penelitian ini ada dua yaitu (1) Generasi milineal perlu perhatikan pentingnya kesantunan berbahasa di media sosial, (2) Generasi muda perlu menimbang dan memilih setiap ujaran atau tuturan yang disampaikan di media sosial. This research aims to understand the millennial generation's language politeness on social media in the digital era. It shows that politeness, courtesy, ethics are procedures, customs, or habits that apply in society. Unity is a rule of behavior that is determined and mutually agreed upon by certain communities which makes unity is at the same time a prerequisite that is mutually agreed by social behavior. The results of this research are: (1) The millennial generation needs to pay attention to the importance of politeness in language conveyed on social media. (2) The younger generation needs to consider and choose wisely on the utterance or speech delivered on social media.
Jurnal Bimas Islam, 2020
Abstrak Artikel ini membahas tentang upaya meningkatkan daya saing Islam ramah pada masa pandemi. Adanya Covid-19 menuntut seluruh aktivitas dilakukan secara daring, termasuk dakwah. Tulisan ini hendak meneliti daya saing, kompetensi antara kedua dakwah “Islam ramah” dan “Islam marah” pada masa pandemi. Pendekatan deskriptif-analitis dalam teori competitive superiority dan efektivitas dakwah digunakan sebagai alat untuk menganalisis artikel ini. Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis konten dakwah dalam situs (Nu.or.id, Panrita.id dan ppanwarulhuda.com) dan channel youtube (164 Chanel dan Tawaf TV), sebagai representasi Islam ramah. Sementara konten dakwah dalam situs (Hidayatullah.com, Eramuslim.com, dan Voa-islam.com) dan channel youtube (Hidayah.Indonesia dan SAP Chanel) sebagai representasi “Islam marah”. Tulisan ini menyimpulkan bahwa dakwah Islam ramah di era pandemi masih lemah sehingga perlu dilakukan optimalisasi. Tulisan ini merekomendasikan digitalisasi dakwah de...
ORASI: Jurnal Dakwah dan Komunikasi
Dunia dengan mudah dipengaruhi oleh pemahaman media dari generasi milenial di era digital. Di dunia Barat, interaksi media sosial generasi milenial cukup beragam, mulai dari sekedar eksis, bersosialisasi, melakukan bisnis, hingga untuk alat politik. Akan tetapi, generasi milenial secara keseluruhan kurang mampu menyaring informasi dan mengabaikan standar moral dan etika saat menyebarkan informasi di media sosial. Penelitian ini berusaha untuk mengetahui dampak dakwah literasi digital terhadap perilaku penggunaan media sosial pada generasi milenial. Penelitian ini menggunakan jenis tertentu dari penelitian kepustakaan (library research). Penelitian kepustakaan adalah jenis penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan informasi yang mendalam dari berbagai literatur, buku, jurnal, dan sumber-sumber lainnya, sesuai dengan topik penelitian. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa dakwah literasi digital memiliki andil yang luar biasa dalam membangun pondasi perilaku bangsa Indonesia. Tingkat literasi yang dilakukan oleh para generasi milenial mengalami sebuah peningkatan yang baik. Hal tersebut dapat terlihat dari perkembangan teknologi yang setiap hari tidak pernah berhenti membahas pembaharuan pesan dakwah yang tersebar di media sosial, dan masyarakat Indonesia, khususnya generasi milenial, mulai menunjukan
2023
The purpose of researchers in examining this film is to find out how the transformation of Islamic da'wah occurs with its various elements. This research is descriptive qualitative. Based on the results of research and data analysis obtained that in the digital era, namely since the 1980s until now, dawah elements have undergone rapid transformation both from the aspects of dai, da'wah partners, materials, strategies, and goals. All of them always utilize digital technology, especially in broadcasting Islamic values so that the scope of material can be easily accessed by levels of society. This transformation has the advantage of ease of access, but also has a very basic drawback, namely the refraction of da'wah material that can be accepted by ordinary people, because incompetent preachers deliver material that they do not master.
Briliant: Jurnal Riset dan Konseptual, 2019
Merebaknya media teknologi informasi dan komunikasi ditujukan untuk memudahkan kebutuhan masyarakat modern, terutama ilmu pengetahuan agama. Media komunikasi berjejaring semakin menyebar hampir pada semua kalangan. Media sosial berjejaring selain alat komunikasi dan informasi, juga merupakan tolak ukur budaya masyarakat zaman now. Jika diasumsikan “manusia masa kini ‘terlena’ dengan canggihnya teknologi”, sehingga manusia mengalami kehidupan dilematis, yakni cenderung eksis bermedia atau meninggalkannya. Fakta penggunaan media sosial mengurasi interaksi fisik bahkan cenderung antipati sosial. Karena itu, kewajiban berdakwah perlu disinergiskan secara dinamis; dakwah virtual dengan dakwah kultural. Bahwa efesiensi dakwah bagi masyarakat teknologis adalah penyelarasan dakwah kultural degan kondisi masyakat virtual khususnya generasi industri 4.0.
Muttaqien; Indonesian Journal of Multidiciplinary Islamic Studies, 2021
Perkembangan dakwah di masa modern ini sangat pesat, mengalami banyak perubahan terutama dalam berstrategi. Komunikasi dan dakwah adalah dua bidang yang tidak bisa dipisahkan satu dengan lainnya. Keberhasilan gerakan dakwah sangat ditentukan oleh kompetensi seorang da’i. Membahas komunikasi dan dakwah kepada kaum milenial ini tentu sesuatu yang menarik, di mana diketahi bahawa kaum milenial adalah kaum yang senantiasa melibatkan kegiatan komunikasi dengan dunia cyber atau mereka lebih familiar terhadap media social dan apapun yang berbau teknologi untuk informasi. Penggunaan metode yang tepat guna dengan memanfatkan media social tentu harus memperhatikan banyak hal, diantaranya adalah Bahasa media dan jenis media social itu sendiri. Dengan demikian dakwah di kalangan milenial ini dapat mencapai hasil yang diharapkan.
2019
Da'wah in the modern era is very dependent on dai millenial. Dai millennial should preach using methods that are applied to the needs of the community and keep abreast of the times. The method of da'wah that is applied in every activity is supported by modern media that are able to attract the attention of mad'u on a large scale. Advances in technology and modern media make the method of da'wah applied by millennials must be revitalized in order to reach the perfection of da'wah. Especially in this era, people are faced with complex life problems. Dai millennial can combine anachronistic and modernist methods of da'wah in da'wah. Both methods of da'wah can attract people's interest and stop the negative side of the modern era. Millennials are required to understand the situation and condition of honey both sociologically and psychologically in order to find the right method of da'wah
DUNAMIS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani, 2021
Generation Z is a generation that is close to digital technology, so the use of digital space as a teaching tool is important for churches to do. The dichotomy of sacred and profane often colors the perception of the church in seeing the digital space, so that digital space has not been fully utilized. This research was intended propose the suitable digital spirituality for generation Z. This study was conducted by literature study. Through this study it could be concluded that cyberspace has become part of the generation Z spirituality, although the interactions and conversations in it are not always spiritually charged, therefore, the church needs to be involved in it to be able to provide guidance to generation Z.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.