Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
INTISARI Sungai merupakan salah satu ekosistem perairan air tawar yang memiliki aliran yang searah dari hulu menuju hilir, setiap sungai dipengaruhi beberapa faktor yaitu kecuraman sungai, kedalaman sungai, luas sungai, tinggi dan rendah serta halus atau kasar dasar sungai serta kecepatan aliran sungai bisa berbeda beda dibeberapa titik. Tujuan dari praktikum ini adalah mempelajari karakteristik sungai dan faktor-faktor pembatasnya, mempelajari cara-cara pengambilan data tolak ukur (parameter) fisika, kimia, dan biologi suatu perairan, mempelajari korelasi antara beberapa tolok ukur lingkungan dengan komunitas biota perairan (plankton), mempelajari kualitas perairan sungai berdasarkan indeks diversitas biota perairan (plankton). Praktikum ekosistem sungai golongan A4 ini dilaksanakan pada hari kamis, 02 Maret 2017 pukul 14.00 WIB sampai selesai di sungai Tambak Bayan Sleman Yogyakarta. Parameter yang digunakan praktikum ini yaitu fisika (suhu udara, suhu air, kecepatan arus, dan debit), kimia (DO, CO 2 bebas, alkalinitas serta pH), biologi (densitas dan deversitas biota perairan seperti plankton). Metode pengukuran suhu menggunakan termometer, kecepatan arus menggunakan bola yang hanyut terbawa arus dengan mengambil data jarak yang ditentukan dan waktu yang tercatat, Metode untuk pengukuran debit adalah embody's float method, yaitu metode yang mengandalkan kecepatan bola pingpong mengikuti arus air. Kandungan O 2 terlarut (DO atau Dissolved Oxygen) menggunakan metode winkler, pengukuran CO 2 bebas dengan alkalimetri, dan pengukuran Alkalinitas dengan menggunakan metode Alkalimetri. Dalam praktikum ini dibagi menjadi 3 stasiun dan berdasarkan data yang didapat diperolehdata diversitas plankton pada stasiun1 sebesar 2,52; stasiun 2 sebesar 3,45; dan stasiun 3 sebesar 3,625. Dari data tersebut dapat disimpulkan perairan terbaik adalah stasiun 3. PENDAHULUAN Ekosistem adalah unit fungsional dasar dalam ekologi yang di dalamnya tercakup organisme dan lingkungannya (lingkungan biotik dan abiotik) dan di antara keduanya saling memengaruhi (Odum ,1993). Ekosistem dikatakan sebagai suatu unit fungsional dasar dalam ekologi karena merupakan satuan terkecil yang memiliki komponen secara lengkap, memiliki relung ekologi secara lengkap, serta terdapat proses ekologi secara lengkap, sehingga dalam unit ini siklus materi dan arus energi terjadi sesuai dengan kondisi ekosistemnya. Interaksi dalam suatu ekosistem dapat berupa simbioses mutualisme, parasitisme, komensalisme, predatorisme, dan kompetisi. Secara umum ada tiga tipe ekosistem, yaitu ekosistem air (akuatik), ekosistem darat (terestrial), dan ekosistem buatan (Aryulina, 2004). Namun pada praktikum ini, ekosistem airlah yang paling banyak dibahas.Terutama tentang ekosistem air tawar, lebih spesifik lagi tentang ekosistem air sungai (perairan lotik). Ekosistem air tawar lotik memiliki ciri airnua berarus.Contoh ekosistem ini adalah sungai. Organisme yang hidup pada ekosistem ini dapat menyesuaikan diri dengan dengan arus air, contohnya adalah ikan belida, serangga air dan diatom yang dapat menempel pada batu. Produsen utama pada ekosistem ini adalah ganggang. Akan tetapi, umumnya organise lotik memakan detritus yang berasal dari ekosistem darat di sekitarnya.
Laporan ini menjelaskan mengenai Pertumbuhan Ikan, Pengenalan Jantan dan Betina, Studi Isi Alat Pencernaan Ikan dan Derajat Kepenuhan Lambung, Pengamatan Gonad, Fekunditas dan Telur Ikan
Jepri Susanto, 2022
Berdasarkan hasil praktikum MK Produksi Ternak Perah yang telah dilakukan di CZAL pada Rabu, 14 September – Minggu, 18 September 2022 yang menggunakan kambing perah jenis Nubian. Produksi susu pada kambing perah Nubian sangat dipengaruhi oleh faktor pakan,perawatan, umur, genetik ternak dan lingkungan kandang. Produksi susu kambing relatif lebih tinggi pada pagi hari dibandingkan sore hari, hal ini dikarenakan faktor lama waktu intesitas sebelum pemerahan dan suhu lingkungan kandang pada pagi hari. Dari tabel variabel pemerahan dapat disimpulkan rata-rata produksi susu Dara sebanyak 707,5 ml/hari lebih rendah dibandingkan Betty dengan produksi susu harian sebanyak 810 ml/hari. Dapat ditarik kesimpulan bahwa ukuran kelenjar ambing pada kambing perah mempengaruhi produksi susu.Kandang yang digunakan adalah tipe kandang panggung dengan kandang individu untuk ternak laktasi dan kandang koloni untuk anakan/cempe.Pakan hijauan diberikan rata-rata sebanyak 5 kg dalam sehari, yaitu 10% dari bobot badan kambing. Kemudian untuk konsentrat berupa ampas tahu diberikan rata-rata sebanyak 3 kg dalam sehari. Dari variabel pemberian pakan hijauan dan konsentrat dapat diketahui rata-rata konsumsi nutrisi total pada Dara yaitu sebesar 4.335 gram/hari dan pada Betty sebesar 4.137 gram/hari.Selanjunya pada Anisa dan Zahra diketahui rata – rata konsumsi nutrisi total sebesar 26,15 gram/hari
Hasil praktikum dilaporkan berupa pengamatan morfologi dan anatomi filum (Porifera, Coelenterata, Brachyophoda, Mollusca, Annelida, Crustacea, Echinodhermata) dalam avertebrata air serta fungsi dan peranannya di perairan.
ANALISIS DAN PREDIKSI BEBAN PENCEMARAN LIMBAH CAIR INDUSTRI PERIKANAN
NIM : 125080601111024 KELAS : I01 PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2014 KATA PENGANTAR Assalamu'alaikum Wr. Wb. Alhamdulillah dengan segenap kerendahan hati penyusun panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, hidayah dan 'inayah -Nya sehingga penyusun mampu menyelesaikan Laporan Praktikum Oseanografi Perikanan. Semoga shalawat dan salam senantiasa terlimpahkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW yang telah berhasil memimpin, membimbing, dan menuntun umatnya dari jalan jahiliyah menuju jalan yang beradab. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya untuk menambah pengetahuan tentang dunia perikanan dan kelautan. Penyusun tidak lupa mengucapkan mohon maaf jika dalam laporan ini banyak kesalahan maupun kekeliruan karena sejatinya manusia tidak luput dari khilaf dan dosa. Akhirnya semoga penyusunan makalah ini dapat bermanfaat dan berguna bagi pembaca dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan. Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat, taufiq hidayah serta 'inayah -Nya kepada kita semua. Amin. Wassalamu'alaikum Wr. Wb. Malang, 9 Juni 2014 Penyusun
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM BIOLOGI PERIKANAN ANALISIS ASPEK BIOLOGI (PERTUMBUHAN, REPRODUKSI, DAN KEBIASAAN MAKAN) IKAN TAWES (Barbodes javanicus), IKAN NILEM (Osteochilus hasselti) DAN BEUREUM PANON (Puntius orphoides) Disusun sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas laporan akhir praktikum mata kuliah Biologi Perikanan semester genap Disusun oleh : Adli Muhammad Adzan 230110130052 Rayana Akbar Maulana 230110130047 Dini Maliha 230110130036 Rury Ratnafuri 230110130228 Kelas: Perikanan C / Kelompok 1 UNIVERSITAS PADJADJARAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN PROGRAM STUDI PERIKANAN JATINANGOR 2015 KATA PENGANTAR Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun 2 laporan akhir praktikum ini tepat pada waktunya. laporan akhir praktikum ini membahas tentang "Analisis aspek biologi (Pertumbuhan, reproduksi, dan kebiasaan makan) Ikan Tawes (Barbodes javanicus), Ikan Nilem (Osteochilus hasselti) dan Ikan Beureum Panon (Puntius orphoides)" Dalam penyusunan laporan akhir praktikum ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Maka dari itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa. Penulis menyadari bahwa laporan akhir praktikum ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian. Jatinangor, Maret 2015 Penyusun 3 DAFTAR ISI BAB Halaman DAFTAR TABEL iv DAFTAR GAMBAR vi DAFTAR LAMPIRAN vii
Laporan Ekologi Umum Faktor Abiotik
Porifera berasal dari dua kata yaitu porus dan faro. Porus berarti lubang dan faro berarti membawa atau mengandung. Sehingga porifera dapat diartikan sebagai hewan yang tubuhnya mengandung lubang-lubang kecil. Lubang-lubang kecil ini ini juga disebut sebagai pori-pori, oleh karena itu porifera lebih dikenal dengan sebutan hewan berpori-pori. Untuk mensirkulasikan air dalam tubuhnya, porifera memiliki sistem kanal atau saluran air.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.