Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
2022, Averrous: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Malikussaleh
…
7 pages
1 file
Perforasi gaster merupakan suatu keadaan yang ditandai dengan destruksi pada dinding gaster yang mengakibatkan adanya hubungan antara lumen gaster dan kavum peritoneum. Pasien laki-laki 74 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri seluruh lapang perut mendadak. Nyeri perut dirasakan seperti ditusuk-tusuk, memberat bila bergerak, batuk, atau berjalan. Pasien juga mengeluhkan perutnya kembung. Buang air besar tidak ada sejak 2 hari ini. Pasien mengaku pernah mempunyai riwayat BAB hitam. Pasien juga tidak ada kentut sejak perutnya sakit. Pemeriksaan fisik abdomen didapatkan distensi, bising usus melemah, defans muscular, nyeri seluruh lapang abdomen, dan pekak hepar menghilang. Pemeriksaan foto toraks erect dan foto polos abdomen posisi LLD menunjukkan gambaran udara bebas. Pasien didiagnosis dengan peritonitis et causa perforasi hollow organ kemudian dilakukan operasi laparotomi eksplorasi dan ditemukan perforasi gaster. Dilakukan penutupan pada bagian yang mengalami perforasi dan pasien dirawat secara intensif di ruangan ICU.
a. Definisi perforasi gaster Perforasi gaster adalah penyakit yang disebabkan oleh komplikasi serius dari penyakit ulserasi peptic. Perforasi gastrointestinal merupakan suatu bentuk penetrasi yang komplek dari lambung, usus halus, usus besar, akibat dari bocornya isi dari usus ke dalam rongga perut. Perforasi dari usus mengakibatkan secara potensial untuk terjadinya kontaminasi bakteri dalam rongga perut (keadaan ini dikenal dengan istilah peritonitis). Perforasi lambung berkembang menjadi suatu peritonitis kimia yang di sebabkan karna kebocoran asam lambung ke dalam rongga perut. Perforasi dalam bentuk apapun yang mengenai saluran cerna merupakan suatu kasus kegawatan bedah. b. Etiologi 1. Perforasi non-trauma: • Akibat faktor predisposisi : termasuk ulkus peptic • Perforasi oleh malignasi intra abdomen atau limfoma • Benda asing misalnya jarum pentul dapat menyebabkan perforasi esophagus, gaster, atau usus dengan infeksi intra abdomen, peritonitis, dan sepsis 2. Perforasi trauma (tajam atau tumpul): • Trauma iatrogenic setelah pemasangan pipa nasogastric saat endoskopi • Luka penetrasi ke dada bagian bawah atau abdomen • Trauma tumpul pada gaster c. Manifestasi klinis
ODONTO : Dental Journal, 2018
Background: Abscess is infection caused of anerob bacteria. Maxillofacialabcess aetiology was oral focus infection like dental gangren. Unproportionaltreatment could make complication that makes sistemic condition patient worst,gaster perforation. Objective : to present treatment bucal abscess case thatexpanding to colli, thoraks and complication based on mistherapy about NSAIDwith gaster perforation.Case and management: A 59 years old man with chief complain colli abscessand suspect gaster perforation with diffuse abdominal pain and distensiongaster since three days. Intraoral inspection was multipel dental gangren.Ultrasonography showed gaster perforation. Incicion drainase was done anderadication oral focus infection with repair gaster perforation under generalanaesthesia prosedure. Medication treatment with ceftriaxone injection 2x1 gram, and paracetamol infus 3x 500 mg. Bacteria kulture was negatif andhospitalization patient until 1 week.Discussion: Gold standart abscess therap...
Collaborative Medical Journal (CMJ), 2021
Abses hepar adalah salah satu bentuk infeksi yang paling sering terjadi pada hepar. Salah satu bentuk abses hepar yang paling sering terjadi adalah abses hepar piogenik, yang umumnya ditemukan pada lobus kanan hepar. Kami melaporkan kasus abses hepar yang terjadi pada lobus kiri hepar, dengan keluhan yang tidak spesifik. Pasien datang hanya dengan keluhan perut yang membengkak, tanpa disertai keluhan lain. Pemeriksaan radiologis berupa CT-Scan mengkonfirmasi diagnosis abses hepar lobus sinistra. Pasien ditangani dengan tindakan drainase abses per laparoskopi. Tidak ada komplikasi yang ditemukan selama dan pasca operasi. Kasus ini menunjukkan bahwa diperlukan kecurigaan yang tinggi untuk abses hepar pada pasien dengan keluhan abdomen yang tidak spesifik. Drainase abses per laparoskopi yang dikombinasikan dengan terapi antibiotik merupakan pendekatan terapi yang aman dan efektif untuk kasus seperti ini.
PENDAHULUAN Perforasi gastrointestinal merupakan suatu bentuk penetrasi yang komplek dari dinding lambung, usus halus, usus besar akibat dari bocornya isi dari usus ke dalam rongga perut. Perforasi dari usus mengakibatkan secara potensial untuk terjadinya kontaminasi bakteri dalam rongga perut (keadaan ini dikenal dengan istilah peritonitis). Perforasi lambung berkembang menjadi suatu peritonitis kimia yang disebabkan karena kebocoran asam lambung kedlam rongga perut. Perforasi dalam bentuk apapun yang mengenai saluran cerna merupakan suatu kasus kegawatan bedah. Pada anak-anak cedera yang mengenai usus halus akibat dari trauma tumpul perut sangat jarang dengan insidensinya 1-7 %. Sejak 30 tahun yang lalu perforasi pada ulkus peptikum merupakn penyebab yang tersering. Perforasi ulkus duodenum insidensinya 2-3 kali lebih banyak daripada perforasi ulkus gaster. Hampir 1/3 dari perforasi lambung disebabkan oleh keganasan pada lambung. Sekitar 10-15 % penderita dengan divertikulitis akut dapat berkembang menjadi perforasi bebas. Pada pasien yang lebih tua appendicitis acuta mempunyai angka kematian sebanyak 35 % dan angka kesakitan 50 %. Faktor-faktor utama yang berperan terhadap angka kesakitan dan kematian pada pasien-pasien tersebut adalah kondisi medis yang berat yang menyertai appedndicitis tersebut. Perforasi pada saluran cerna sering disebabkan oleh penyakit-penyakit seperti ulkus gaster, appendicitis, keganasan pada saluran cerna, divertikulitis, sindroma arteri mesenterika superior, trauma.
Cakradonya Dental Journal
Pembesaran gingiva merupakan keadaan yang sering dijumpai pada pasien yang sedang menggunakan piranti ortodonti cekat. Pada pasien tertentu, penggunaan piranti ortodonti cekat dapat memicu terjadinya pembesaran gingiva yang dapat menyulitkan pemeliharaan kebersihan mulut sehingga menimbulkan terjadinya inflamasi gingiva serta mengganggu fungsi estetik. Pasien wanita usia 18 tahun datang ke Klinik Periodonsia Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Padjadjaran dengan keluhan utama gingiva membesar pada seluruh regio rahang bawah sejak ± 1 tahun yang lalu, tidak ada riwayat mengecil, dan tidak terasa sakit. Pada saat pemeriksaan intra oral, gusi rahang atas juga terlihat menutupi sebagian permukaan gigi meskipun tidak tampak membengkak, tetapi menyebabkan gigi terlihat lebih pendek. Pasien menggunakan piranti ortodonti cekat sejak ± 3 tahun yang lalu. Gingivektomi efektif dalam mengatasi pembesaran gingiva pada pasien yang sedang menggunakan piranti ortodonti cekat. Terapi tersebut ber...
Scientific Journal
Luka ledakan adalah luka yang disebabkan oleh berada di dekat ledakan. Luka ledakan paling sering terjadi pada orang yang bekerja di militer, meskipun tak jarang terjadi pada warga sipil sebagai akibat dari kecelakaan industri dan tindak terorirme. Kebakaran dan ledakan adalah penyebab utama kematian dari kecelakaan nontransportasi untuk kelompok usia 1 sampai 4 tahun dan penyebab utama kedua untuk orang yang lebih tua (>14 tahun). Pola kerusakan saat kejadian dapat sebagai akibat adanya komposisi produk atau material yag terkandung di dalamnya, lingkungan sekitar, metode pelepasan, jarak antara korban dan ledakan, dan keterlibatan beberapa bahan beresiko disekitarnya.
Deleted Journal, 2024
Perianal abscess with perianal fistula is an infectious-inflammatory disease of the perianal region. This disorder has quite high morbidity and recurrence rates and is treated with surgery. Complete preoperative findings, including anatomy, the connection between the fistula and surrounding structures, and secondary fistulas and abscesses, can be obtained through radiological examination. In this case report, a painful lump that was actively producing pus was found in the perianal area, a perianal ultrasound (USG) and Magnetic Resonance Imaging (MRI) examination was carried out and the diagnosis made was a perianal abscess with fistula. Fistulectomy and abscess drainage were performed.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
Jurnal Ilmu Medis Indonesia
Tarumanagara Medical Journal
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia), 2019
Jurnal Kedokteran Gigi Terpadu