Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
9 pages
1 file
TOURNAMENT SEPAKBOLA ANTAR MTs SA SALAFIYAH SE WILAYAH KECAMATAN JONGGOL PANITIA MTs. SA SALAFIYAH AL IKHLAS KP. KEPANG RT.02/06 DS. SINGAJAYA-JONGGOL Contact Person: Sata (0856598xxxxx) Bayu (0856597xxxxx) PANITIA PELAKSANA KOMPETISI SEPAKBOLA AL IKHLAS CUP 2011 ANTAR MTs SA SALAFIYAH SEKECAMATAN JONGGOL PENDAHULUAN "Mensana in corporesano" di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat merupakan hal yang tak asing bagi kita. Kesehatan merupakan hal yang terpenting bagi tubuh. Semua aktifitas didalam tubuh akan berkembang secara maksimal, dengan demikian segala aktifitas belajar, bekerja, dan berfikir akan terealisasi dengan cepat dan akurat,aktifitas membangun bangsa dan negara terlaksana dengan baik dan lancar.
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada penyusun sehingga penyusun berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul HPLC (High Performance Liquid Chromatography).
Mafahim adalah makna-makna pemikiran bukan makna-makna lafadz. Lafadz adalah perkataan yang menunjukkan kepada makna-makna. Terkadang ada faktanya, terkadang pula tidak ada. Seorang penyair berkata: Diantara para ksatria, ada seseorang yang jika engkau serang Bagaikan piramid besi yang amat kokoh (Tetapi) jika engkau lontarkan kebenaran (akidah) di hadapannya Luluhlah keperkasaannya, dan hancurlah mereka Makna dari syair ini ada faktanya dan dapat dipahami, meskipun untuk memahaminya perlu kedalaman dan kejernihan berpikir. Ini sangat berbeda dengan perkataan penyair: Mereka berkata, Apakah orang itu mampu menembuskan tombak pada dua orang serdadu sekaligus Pada hari pertempuran, dan kemudian tidak menganggapnya itu sebagai hal yang dahsyat Kujawab mereka, andaikan panjang tombaknya satu mil, tentu akan menembus serdadu yang berbaris sepanjang satu mil Makna syair tersebut tidak ada faktanya sama sekali. Seseorang tidak mampu menembuskan tombak pada dua orang sekaligus. Pada kenyataannya tidak ada satu orangpun yang menanyakan hal itu. Begitu pula tidak mungkin ia menusukkan tombak sepanjang satu mil. Makna-makna yang terdapat dalam kalimat tersebut di atas menjelaskan dan menafsirkan lafadz-lafadz syair itu. Adapun makna pemikiran adalah apabila makna yang dikandung oleh suatu lafadz memiliki fakta yang dapat diindera atau dapat dibayangkan di dalam benak sebagai sesuatu yang bisa di indera, dan dapat dibenarkan. Maka makna semacam ini menjadi mafhum (persepsi) bagi orang yang dapat mengindera atau mem-bayangkannya di dalam benak. Namun hal itu tidak menjadi mafhum bagi orang yang belum mampu mengindera dan membayangkannya, meskipun orang tersebut memahami secara langsung makna kalimat yang disampaikan kepadanya atau yang dibacanya. Berdasarkan hal ini merupakan suatu keharusan bagi seseorang untuk menerima ungkapan yang dibaca atau didengarnya dengan cara berpikir. Artinya, dia harus memahami makna kalimat sesuai dengan apa yang ditunjukkan oleh kalimat tersebut, bukan sesuai dengan apa yang diinginkan oleh orang yang mengatakannya atau dia inginkan ada. Pada saat yang sama dia harus memahami fakta tentang makna tersebut di dalam benaknya dengan pemahaman yang bisa mewujudkan fakta tersebut, sehingga makna-makna itu menjadi mafahim. Jadi, mafhum adalah makna-makna yang bisa dipahami, ada faktanya di dalam benak, baik fakta itu dapat diindera di alam luar ataupun memang tidak bisa dibantah lagi (keberadaannya) bahwa ia memang ada di alam luar berdasarkan bukti yang bisa diindera. Selain dari hal itu tidak bisa disebut mafhum, dan hanya sekedar ma’lumat (informasi) saja. Mafahim ini terbentuk dari jalinan antara fakta/realita dengan ma’lumat atau sebaliknya. Memusatnya pembentukan mafahim selaras dengan satu kaedah atau lebih yang dijadikan tolok ukur bagi ma’lumat dan fakta tersebut ketika berjalin. Artinya, pada saat berjalin sesuai dengan pola pikirnya terhadap fakta dan informasi, yaitu sesuai dengan pemahamannya terhadap ma’lumat dan fakta tersebut. Kemudian terbentuklah pada seseorang pola pikir (aqliyah) yang dapat memahami lafadz-lafadz dan kalimat-kalimat, serta memahami makna-makna yang sesuai dengan kenyataan yang tergambar dalam benaknya. Setelah itu barulah dia menentukan sikap (hukum) terhadapnya. Dengan demikian, aqliyah adalah cara yang digunakan dalam memahami atau memikirkan sesuatu. Dengan ungkapan lain aqliyah adalah cara yang digunakan untuk mengkaitkan fakta dengan ma’lumat, atau ma’lumat dengan fakta, berdasarkan suatu landasan atau beberapa kaedah tertentu. Dari sinilah munculnya perbedaan pola pikir (aqliyah), seperti pola pikir Islami, Sosialis, Kapitalis, Marxis dan pola pikir lainnya. Apa yang dihasilkan oleh mafahim adalah sebagai penentu tingkah laku manusia terhadap fakta yang ditemuinya. Juga sebagai penentu corak kecenderungan manusia terhadap fakta tadi, berupa (sikap) menerima atau menolak. Kadangkala dapat membentuk kecenderungan dan perasaan tertentu. Adapun muyul adalah dorongan yang mendorong manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Muyul selalu terikat dengan mafahim yang dimilikinya tentang sesuatu yang ingin dipenuhinya tadi. Yang memunculkan muyul adalah potensi hidup pada manusia yang mendorongnya untuk memuaskan gharizah (naluri) dan kebutuhan jasmaninya, serta jalinan yang terjadi antara potensi (hidup) dengan mafahim. Muyul itu sendiri, yaitu dorongan-dorongan yang terkait dengan mafahim tentang kehidupan, yang membentuk nafsiyah (pola sikap) manusia. Nafsiyah adalah cara yang digunakan oleh manusia untuk memenuhi gharizah (naluri) dan kebutuhan jasmani. Dengan kata lain, nafsiyah adalah cara yang digunakan manusia dengan mengkaitkan dorongan pemenuhannya dengan mafahim. Nafsiyah merupakan gabungan antara dorongan (pemenuhan) dengan mafahim, yang berlangsung dalam diri manusia secara alami terhadap sesuatu yang ada di hadapannya yang dijalin dengan mafahimnya tentang kehidupan.
Tafsir al-Jalalain adalah karya penting dalam bidang tafsir yang ditulis oleh Syeikh Jalaluddin al-Mahalli dan dilanjutkan oleh Syeikh Jalaluddin as-Suyuti. Para penulis ingin memberikan pemahaman mendalam tentang al-Qur"an dengan cara yang mudah dipahami. Tafsir ini memberikan pemahaman mendalam tentang al-Qur"an dengan pendekatan sistematis dan konprehensif. Para penulis ingin menyampaikan pemahaman al-Qur"an secara jelas dan mudah dipahami oleh semua kalangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap karakteristik unik tafsir al-Jalalain serta kontribusinya dalam perkembangan ilmu tafsir. Artikel ini juga akan membahas biografi singkat Syeikh Jalaluddin al-Mahalli dan Syeikh Jalaluddin as-Suyuti.
Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Tafsir Tahlily 2 Oleh : Eka Rizky Bastian (E03217015) Sifa'ul Qolbi (E93217133) Dosen Pengampu : Moh. Yardho, M. Th. I PROGRAM STUDI ILMU ALQURAN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UIN SUNAN AMPEL SURABAYA 2019 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Surat al-Ikhlas merupakan surat yang ke-19 bagi ulama yang menyatakannya Makkiyah. Ada juga di antara mereka yang berpendapat surah ke-22 yang turun sesudah surah an-Nas dan sebelum an-Najm. Jumlah ayatayatnya sebanyak 4 ayat menurut cara perhitungan ulama Madinah, Kufah, dan Bashrah, sedang menurut cara perhitungan ulama Mekkah dan Syam, sebanyak 5 ayat. Mereka menilai lam yalid merupakan satu ayat dan wa lam yȗlad ayat yang lain. 1 Surat ini mengandung pilar terpenting mengenai dakwah Nabi. Yakni penjelasan tentang prinsip tauhid dan mensucikan Allah. Juga tentang batasan secara umum bagi amal perbuatan, dengan penjelasan amal-amal sholeh dan lawannya. Juga penjelasan tentang keadaan jiwa manusia setelah mati, yaitu akan dibangkitkan dan akan dibahas sesuai amal masing-masing, baik pahala maupun siksa. 2 Telah diriwayatkan dalam hadis bahwa surat ini sebanding dengan sepertiga al-Qur'an, karena barang siapa menyelami artinya dengan bertafakur yang mendalam, akan menjadi jelas baginya bahwa semua penjelasan dan keterangan yang terdapat dalam Islam tentang tauhid dan kesucian Allah dari segala macam kekurangan merupakan perincian dari surat ini. 3
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
ULUM ISLAMIYYAH: Malaysian Journal of Islamic Sciences, 2013