Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
2023, Ghaisani Fauziah
…
28 pages
1 file
Nikah, sebagai sebuah institusi sosial, mendapatkan perhatian khusus dalam ajaran Al-Qur'an melalui berbagai ayat yang menawarkan panduan, hukum, dan nilai-nilai esensial dalam pernikahan. Melalui pendekatan tafsir maudhu’i ibadah memudahkan kita untuk mengetahui makna dan hikmah yang terkandung dalam ayat-ayat Al-Qur'an terkait nikah. Dalam konteks ini, makalah ini bertujuan untuk menyelidiki konsep nikah dalam Al-Qur'an dengan pendekatan tafsir maudhu’i ibadah, mengungkapkan makna-makna mendalam yang tersembunyi di balik setiap perintah dan petunjuk-Nya
Jurnal Imu Budaya, 2016
This paper focuses on a loan word (al-mu'arrab), the absorption method of vocabulary, its characteristics and its existence in the Qur'an which is always a debate among scholars. In general, the absorption of the vocabulary of a foreign language into Arabic is caused by the mixing between Arabs to neighbouring countries due to trade relations, migration, war and expansion of the Islam. The absorption process is done by changing the font, changing the line, adding another letter in the word, reducing the letters and others. As a result of these changes, people often do not realize that actually it is not native Arabic but the absorption of other languages. Therefore, this paper also presents the characteristics of a loan word in order to facilitate people in identification. Their absorption method and characteristics are possessed by the vocabulary uptake Arabic signifies that its existence is recognized by the public, but its existence in the Qur'an is still a debate among scholars from the first until now. There are at least three scholars"opinions in this regard. Most of them have stated that none of the Arabic loan word in the Qur'an and have also stated that in fact there are words that are not native Arabic but the absorption of other languages. Last categories are the ones who try to reconcile the two previous groups.
Khofifah F. Nondang Pakpahan, 2021
Muhkam dan mutasyabih adalah istilah bagi ayat-ayat di dalam al-qur'an.
Alhmdulillah, puji dan syukur kami limpah ruahkan atas kehadirat Allah SWT, pemberi anugrah serta nikmat yang tiada batas, memberkati juga selalu mangasihi hamba-hamba-Nya dengan kasih sayang sempurna. Berkat karunia-Nya kami telah tuntas menyelesaikan penyusunan makalah Ulumul Qur'an yang bertajuk " 'Am dan Khash Dalam Al-Qur'an " dengan baik dan semaksimal mungkin sehingga dapat dibaca oleh pembaca yang budiman.
In the Qur'an there are so many verses that clearly describes the ahkam siyasah, especially the law of war. In fact, according to experts of Qur'anic study, the verse that laden a law of war is one indication of Madaniyah verse. For example the first license of war (22:39), the use of arms (8:60), tactical deployment of troops (4:71), and to determine the ally of war (60:1). But be very attractive in terms of jurisprudence, to assess istinbāth ahkam siyasah in verses of textual-story that away from the law allusions, as in the verse 27:34 about the story of Bilqis. A. Pendahuluan Dapat dikatakan bahwa Al-Qur'an memiliki cara tersendiri dalam memberikan informasi dan menentukan hukum, ini terlihat ketika Al-Qur'an banyak berkisah dan bercerita. Bahkan terdapat kisah dengan latar yang sama, namun diceritakan dalam banyak versi dalam Al-Qur'an, seperti kasus pelantikan Musa as. sebagai seorang utusan (Rasul Allah), dan ketika Musa as. mendapatkan tantangan Fir'aun untuk beradu sakti dengan para penyihir.
Al-Quràn merupakan petunjuk bagi manusia , artinya semua yang disampaikannya merupakan pesan dan nasihat-nasihat sehingga menjadi suatu kesatuan yang tidak terpisahkan dalam membentuk pribadi manusia dari dahulu sampai dengan sekarang. Diantarametodeal-Qur'andalammenyampaikanpesandannasehatadalahmelaluikisah.Al-Qurànmembawakanbanyaksekalikisah,baikberkenaandenganperjalananparaNabidanRasuljugaberbagaiperistiwayangterjadiantaramerekadenganorang-orangyangberimanmaupunorang-orangyangkafir.Jugaberkenaandengankisahsejumlahorangataukelompok,sepertikisahMaryam,Luqmân,Dzulqarnain,Qârûn,pemudaal-Kahfi,tentaragajah,orang-orangyangdilemparkankedalamparitapidankisah-kisahlainnya.Kisah-kisahdalamal-Qur'anitusaratdenganpesandannasihat,baiksecaratersuratmaupuntersirat.Dalammenyampaikanpesandannasehat,tidakharusselaludisampaikandenganjelasdangamblingdenganmetodeceramah,terkadangmelaluikisahyangperluperenunganterlebihdahuluitulebihmengenadihati.
Uinsa, 2023
Keesaan Allah mencakup beberapa aspek penting. Pertama, keesaan dalam sifat-sifat Allah, yaitu keyakinan bahwa Allah memiliki sifat-sifat yang sempurna, seperti kekuasaan, pengetahuan, keadilan, dan kasih sayang. Tidak ada yang bisa menandingi atau menyamai sifat-sifat-Nya. Keesaan ini mengajarkan bahwa Allah adalah Maha Tunggal dan Maha Agung. Kedua, keesaan dalam penyembahan. Sebagai satu-satunya Tuhan, Allah layak untuk disembah dan dijadikan objek pengabdian yang eksklusif. Tidak ada yang pantas untuk diberhentikan, dianggap setara, atau disembah selain Allah. Keesaan ini menuntut agar manusia mengarahkan ibadah, doa, dan pengabdian mereka hanya kepada-Nya. Ketiga, keesaan dalam hukum dan otoritas. Allah adalah sumber hukum tertinggi dan memiliki otoritas yang mutlak dalam menentukan aturan dan norma yang mengatur kehidupan manusia. Tidak ada yang bisa menggantikan atau mengubah hukum-hukum Allah. Keesaan ini menekankan pentingnya mengikuti ajaran Allah dan menjalankan perintah-Nya dalam segala aspek kehidupan. Keesaan Allah memiliki implikasi yang luas dalam kehidupan seorang Muslim. Keyakinan ini mengarahkan mereka untuk memiliki hubungan yang erat dengan Allah, mematuhi perintah-Nya, menjauhi penyembahan selain-Nya, dan mencari rida-Nya dalam segala tindakan. Keesaan Allah juga mempengaruhi etika, moral, dan nilai-nilai yang dianut oleh seorang Muslim, karena mereka menyadari bahwa Allah melihat dan mengetahui segala sesuatu. Dalam kesimpulan, konsep keesaan Allah adalah dasar utama dalam agama Islam. Keyakinan akan keesaan Allah mempengaruhi pemahaman, ibadah, dan perilaku seorang Muslim. Hal ini mencakup keyakinan akan sifat-sifat Allah yang sempurna, penyembahan yang tulus hanya kepada-Nya, serta pengakuan akan otoritas-Nya dalam hukum dan aturan.
Inayatussaadah, 2024
Hakikat dalam Al-Qur’an mjencakup konsep mendasar mengenai tujuan dan makna kehidupan manusia, alam semesta, dan hubungan keduanya dengan Sang Pencipta, Allah SWT. Al-Qur'an mengungkapkan bahwa manusia diciptakan sebagai hamba dan khalifah di muka bumi dengan tujuan utama untuk beribadah kepada Allah dan menjaga keseimbangan alam. Selain itu, Al-Qur’an mengajarkan bahwa alam semesta merupakan tanda-tanda kebesaran Allah yang berfungsi sebagai sarana untuk memahami kekuasaan dan kebijaksanaan-Nya. Melalui pengamatan terhadap alam, manusia diharapkan bisa menyadari hakikat kehidupannya dan peran pentingnya dalam memelihara dunia. Lebih lanjut, Al-Qur’an menekankan pentingnya ilmu sebagai jalan untuk mengenali kebenaran dan mendekatkan diri kepada Allah. Ilmu dalam Al-Qur’an tidak hanya mencakup pengetahuan duniawi, tetapi juga pengetahuan yang membimbing manusia menuju kehidupan akhirat. Dengan demikian, hakikat menurut Al-Qur’an memberikan panduan komprehensif yang membantu manusia menjalani hidup yang penuh makna, keseimbangan, dan tujuan. Pemahaman hakikat ini mendorong umat Islam untuk hidup dalam keselarasan, baik dalam hubungan dengan Allah, sesama manusia, maupun alam semesta.
itu bersekutu".1 Dari pengertian bahasa ini selanjutnya para ulama' ushul merumuskan pengertian musytarak menurut istilah. Adapun definisi yang diketengahkan oleh para ulama' ushul adalah anatara lain: Menurut Ibn Al-Hajib dalam kitab Syarah Al-Mufasshal2 : اﻟﻠﻐﺔ ﺗﻠﻚ اﻫﻞ ﻋﻨﺪ اﻟﺴﻮأ ﻋﻠﻰ دﻻﻟﺔ اواﻛﺜﺮ ﻣﺨﺘﻠﻔﻴﻦ ﻣﻌﻨﻴﻴﻦ ﻋﻠﻰ اﻟﺪال اﻟﻮاﺣﺪ اﻟﻠﻔﻆ " Satu lafadz (kata) yang menunjukkan lebih dari satu makna yang berbeda, dengan penunjukan yang sama menurut orang ahli dalam bahasa tersebut " Menurut Muhammad Abu Zahrah dalam kitabnya Ushul Fiqh: اﻟﺒﺪل ﺳﺒﻴﻞ ﻋﻠﻰ اﻟﺤﺪود ﻣﺨﺘﻠﻔﺔ اﻓﺮادا ﻳﺘﻨﺎول ﻟﻔﻆ " Satu lafadz yang menunjukkan lebih dari satu makna yang berbeda-beda batasannya dengan jalan bergantian". Maksudnya pergantian disini adalah kata musytarak tidak dapat diartikan dengan semua makna yang terkandung dalam kata tersebut secara bersamaan, akan tetapi harus diartikan dengan arti salah satunya.3 Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa musytarak adalah suatu lafadz yang memiliki 2 arti atau lebih dengan kegunaan yang banyak yang dapat menunjukkan arti ini dan itu. B. Sebab-sebab Lafadz menjadi Musytarak Sebab-sebab terjadinya lafadz musytarak dalam bahasa Arab sangat banyak sekali, namun ulama' ushul telah merumuskan sebab-sebab yang paling mempengaruhi antara lain sebagai berikut :
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
El-Umdah, 2022
Makalah Pascasarjana PTIQ, 2020
QOF, Vol. 1, No. 1, 2017
Syaikhuna: Jurnal Pendidikan dan Pranata Islam , 2020
Muhammad Imadduddin W Mahmud, 2023