Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
9 pages
1 file
Peserta dapat : 1. menyebutkan minimal 10 keuntungan pemakaian pneumatik. 2. menyebutkan minimal 5 kerugian pemakaian pneumatik 1.1 Alasan Pemakaian Pneumatik Persaingan antara peralatan pneumatik dengan peralatan mekanik, hidrolik atau elektrik makin menjadi besar. Dalam penggunaannya sistem pneumatik diutamakan karena beberapa hal yaitu : a. paling banyak dipertimbangkan untuk beberapa mekanisasi, b. dapat bertahan lebih baik terhadap keadaan-keadaan tertentu Sering kali suatu proses tertentu dengan cara pneumatik, berjalan lebih rapi (efisien) dibandingkan dengan cara lainnya. Contoh : 1). Palu-palu bor dan keling pneumatik adalah jauh lebih baik dibandingkan dengan perkakas-perkakas elektrik serupa karena lebih ringan, lebih ada kepastian kerja dan lebih sederhana dalam pelayanan. 2). Pesawat-pesawat pneumatik telah mengambil suatu kedudukan monopoli yang penting pada : a). rem-rem udara bertekanan untuk mobil angkutan dan gerbong-gerbong kereta api, alat-alat angkat dan alat-alat angkut. b). pistol-pistol (alat cat semprot, mesin-mesin peniup kaca, berbagai jenis penyejukan udara, kepala-kepala asah kecepatan tinggi). Udara bertekanan memiliki banyak sekali keuntungan, tetapi dengan sendirinya juga terdapat segi-segi yang merugikan atau lebih baik pembatasan-pembatasan pada penggunaannya. Hal-hal yang menguntungkan dari pneumatik pada mekanisasi yang sesuai dengan tujuan sudah diakui oleh cabang-cabang industri yang lebih banyak lagi. Pneumatik mulai digunakan untuk pengendalian maupun penggerakan mesin-mesin dan alat-alat. 1.2 Keuntungan Pemakaian Pneumatik a. Merupakan media/fluida kerja yang mudah didapat dan mudah diangkut : 1). Udara dimana saja tersedia dalam jumlah yang tak terhingga. 2). Saluran-saluran balik tidak diperlukan karena udara bekas dapat dibuang bebas ke atmosfir, sistem elektrik dan hidrolik memerlukan saluran balik. 3). Udara bertekanan dapat diangkut dengan mudah melalui saluran-saluran dengan jarak yang besar, jadi pembuangan udara bertekanan dapat dipusatkan dan menggunakan saluran melingkar semua pemakai dalam satu perusahaan dapat dilayani udara bertekanan dengan tekanan tetap dan sama besarnya. Melalui saluran-saluran cabang dan pipa-pipa selang, energi udara bertekanan dapat disediakan dimana saja dalam perusahaan. b. Dapat disimpan dengan mudah :
Sistem pneumatik prinsip kerjanya tergantung pada kompresi udara. Piranti yang digunakan pada sistem ini berdasarkan hukum fisika dasar. Pengaturan pada sistem pneumatik dilakukan padengan mengatur tekanan udara dan arah aliran udara, yang diatur dengan valve. Sebagai contoh bahwa pneumatik normalnya dioperasikan pada tekanan kurang dari 220 psi. Prinsip ini akan berbeda dalam sistem hidraulik. Dalam hidraulik berdasarkan hukum pascal. Jadi intake pompa akan memindahkan/ menggerakkan minyak dalam sistem yang berasal dalam tangki atau resevoir. Jika pompa digerakkan,maka minyak akan terdorong oleh gaya dari tekanan yang terjadi maka diatur dengan menggunakan valve. Ada tiga cara yang digunakan untuk mengatur dalam sistem hidraulik, yaitu : mengatur terkanan minyak, mengatur rate aliran minyak dan mengatur arah aliran minyak.
Sistem pneumatik prinsip kerjanya tergantung pada kompresi udara. Piranti yang digunakan pada sistem ini berdasarkan hukum fisika dasar. Pengaturan pada sistem pneumatik dilakukan padengan mengatur tekanan udara dan arah aliran udara, yang diatur dengan valve.
Sejalan dengan perkembangan zaman, suatu seni arsitektur pun mengalami suatu perubahannya sendiri, mulai dari gaya pada kulit bangunan sampai pada strukturalnya. Dewasa ini banyak gaya yang mengekspos strukturalnya, mulai dari struktur lengkung, kabel sampai membrane atau yang biasa dikenal pneumatic structure. Dalam pembahasan ini kita akan membedah kasus tentang Pneumatic Structure. Pneumatic Structure merupakan salah satu sistem struktur yang termasuk dalam kelompok Soft Shell Structure yang memiliki ciri khas semua gaya yang terjadi pada membran-nya berupa gaya tarik. Pada Pneumatic, gaya tarik terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara di dalam struktur pneumatic dengan tekanan udara diluar struktur ini. Pneumatic Structure dibagi dalam dua kelompok besar yaitu Air Inslated Structure dan Air Supported Structure. Dari kedua kelompok ini masing-masing dikembangkan dari sisi; olah bentuk yangbermacam-macam, fungsinya dalam sebuah bangunan, bahkan kini telah dikembangkan secara vertikal. Pneumatic Structure pada mulanya hanya dikembangkan sebagai bidang penutup atap dan untuk bangunan berbentang lebar, sekarang mulai dipikirkan untuk memikul beban lantai pada bangunan bertingkat sedang (Medium Rise Building). Mencermati perkembangan pneumatic structure sebagai sistem struktur yang memiliki bentuk dan sistem kerja yang khas ini, sangatlah menatik. Walaupun pengembangannya tidak secepat sistem struktur lain yang lebih sederhana, namun sistem struktur ini ternyata menarik perhatian untuk dikembangkan karena kekhasannya prinsip kerjanya dan bentuknya yang inovatif. Tujuan utama makalah ini adalah memperkenalkan struktur pneumatik sebagai salah satu altematif struktur non konvensional yang dapat digunakan di Indonesia untuk mengatasi masalah-masalah yang berkaitan dengan kecepatan membangun, kemudahan dalam transportasi dan harga yang bersaing, khususnya dal= kazanah struktur bentang lebar.
UNTUK SMK DALAM SUB MATA PELAJARAN TEKNOLOGI MEKANIK KL X TEKNIK PEMESINAN
Pneumotoraks didefinisikan sebagai adanya udara atau gas dalam rongga pleura, yaitu, di ruang potensial antara pleura viseral dan parietal paru-paru.Hasilnya adalah runtuhnya paru-paru pada sisi yang terkena. Udara bisa masuk ruang intrapleural melalui komunikasi dari dinding dada (yaitu, trauma) atau melalui parenkim paru-paru di pleura visceral. [1][2][3][4] Pada keadaan normal rongga pleura tidak berisi udara, supaya paru-paru leluasa mengembang terhadap rongga dada. Pneumotoraks dapat terjadi secara spontan atau traumatik. Pneumotoraks spontan dibagi atas pneumotoraks primer yang latar belakangnya tidak diketahui sedangkan pneumotoraks sekunder memiliki latar belakang penyakit paru. Pnuemotoraks traumatik iatrogenik dan bukan iatrogenik. Kasus pneumotoraks sulit diketahui karena episodenya belum banyak diketahui. Namun akibat dari kondisi ini sangat fatal dan mengancam nyawa terutama pada pnuemotoraks traumatik karena biasanya trdapar kelainan lainnya saat mendapatkan trauma. Komplikasi yang menyertai pneumotoraks pun sering membahayakan nyawa pasien sehingga diperlukan penanganan yang cepat dan tepat. 1-4 Pembahasan A. Anamnesa dan pemeriksaan 1. Anamnesa Menanyakan identitas dan data umum seperti nama, usia, pekerjaan, agama, suku Menanyakan keadaan sosial dan ekonomi, gaya hidup dan kondisi lingkungan 2 Menanyakan adanya keluhan utama dan penyerta Menanyakan apakah pasien telah melakukan pemeriksaan sebelumnya atau pengobatan sebelumnya, apa yang dilakukan untuk mengatasi keluahannya sebelum ke dokter Menanyakan riwayat penyakit keluarga dan penyakit terdahulu. 5 Setelah melalui proses anamnesa dan diketahui keluhan dari pasien lalu dapat dilakukan pemeriksaan-pemeriksaan yang dimaksudkan untuk menegakkan diagnosis. Pada penyakit yang mengenai sistem pernapasan bisa menimbulkan gejala sesak, batuk, hemoptisis, atau nyeri dada. 5 a. Sesak Apakah pasien sesak pada saat istirahat, beraktivitas, atau berbaring? Apakah keadaan tersebut muncul secara tiba-tiba atau kronis? Apakah disertai stridor atau mengi? 5 b. Hemoptisis Berapa kali? Berapa banyak darah yang dikeluarkan? Bagaimana darahnya yang keluar? Apakah bersama dengan makanan atau tidak? 5 c. Nyeri dada Kapan mulainya? Seperti apa nyerinya? Dimana dan menjalar kemana? Apakah diperberat atau berkurang dengan perubahan posisi, pergerakan? Adakah nyeri tekan setempat? 5 Pemeriksaan fisik Sesak nafas dan takikardi yang dapat disertai sianosis pada pneumotorak ventil atau ada penyakit dasar paru. 5 Apakah pasien memiliki riwayat trauma atau faktor resiko lainnya mendukung terjadinya pneumotoraks? 5 Pada pasien dengan trauma perlu ditanyakan hal-hal sebagai berikut: kapan trauma terjadi? Apa yang terjadi? Jika merupakan kecelakaan kendaraan bermotor, dimana pasien duduk, apakah mengenakan sabuk pengaman, dan kecepatan saat terjadinya kecelakaan. Apa yang tepat terjadi sebelum kecelakaan? Adakah pajanan oleh bahaya lain? 5 3 2. Pemeriksaan fisik Pemeriksa tanda vital yang meliputi frekuensi napas, frekuensi nadi, tekanan darah, dan suhu. 5,6 Gambar 1. Tanda-tanda vital. 6 Pemeriksaan Dasar Inspeksi Pertama, tentukanlah dimensi statik dada, yaitu diameter lateral dan anteroposterior. Kemudian, perhatikanlah kesimetrisannya. Dada yang asimetris dapat disebabkan oleh kelainan pada struktur tulang atau isi thoraks. Perhatikanlah apakah sela iga sama, dan bandingkanlah satu sisi dengan sisi lainnya. Periksalah tulang-tulang yang membentuk rongga dada. 5
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
APLIKASI PENELTIAN EPIDEMIOLOGI, 2016
Innovation of Vocational Technology Education, 2017