Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
Puji syukur kehadirat Allah subhanahu wata'ala yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat mengerjakan dan menyelesaikan penulisan makalah ini dengan judul " Peristiwa Seputar Diangkatnya Muhammad SAW sebagai Nabi " sebagai tugas mata kuliah Sirah Nabawiyah guna memenuhi salah satu syarat dalam mengikuti penilaian harian di Universitas PTIQ Jakarta pada tahun ajaran 2023/2024 Adapun tujuan atau maksud dari penulisan makalah ini untuk memenuhi upaya penulis dalam menambah wawasan dan mengembangkan serta meningkatkan ilmu pengetahuan. Penulis mengucapkan terimakasih untuk berbagai pihak yang telah membantu sehingga dapat memperlancar dalam pembuatan makalah ini. Dalam penyusunan makalah ini, kami telah berusaha dengan segenap kemampuan kami, sebagai pemula tentunya masih banyak kekurangan dan kesalahan, demi kebaikan makalah ini kami mengharapkan kritik dan saran. Kritikan dan saran-saran pembaca, sangat kami butuhkan, agar makalah menjadi lebih baik dan digunakan sebagaimana fungsinya. Makalah ini tentunya masih jauh dari kesempurnaan, tapi semoga bisa bermanfaat bagi pembaca. Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh Jakarta,
2. Di segi kedudukan ilmu alam maka semenanjung 'Arab ini telah dipilih untuk bebanan tanggungjawab da'wah Islamiyyah, kerana situasi dan kedudukannya di tengah-tengah berbagai bangsa. Ini menyebabkan penyebaran da'wah Islamiyyah di kalangan bangsa-bangsa dan negara yang di sekelilingnya tersebar dengan mudah. Ini temyati sekali bila kita mengkaji semula perjalanan da'wah Islamiyyah di zaman permulaannya dan di zaman khulafa al-Rashidin. Memang tepat seperti yang ditegaskan tadi.
2022
Penulisan biografi Nabi Muhammad SAW telah banyak tertulis dalam buku shirah nabawiyah. sehingga kita juga harus mengetahui bagaimana keadaan dan situasi bangsa arab ketika datangnya islam yang dibawa oleh nabi Muhammad SAW. Sebelum datangnya islam, bangsa arab terkenal dengan budaya yang keras atau yang bisa disebut dengan jahiliyah. Penulisan sejarah atau historiografi sangat menarik untuk dibahas dalam dunia keilmuan. Selain pendekatan studi dalam pelaporan hasil penelitian sejarah, historiografi juga merupakan sebuah studi tentang teknik yang biasa digunakan para penulis sejarah dalam karyanya. Apalagi, jika historiografi dikaitkan dengan masa bangsa arab pra-islam, tentu hal ini akan menimbulkan perbedaan dan ciri khas pada setiap masa, baik corak, bentuk, isi dan metodenya. Sikap dan sifat masyarakat arab pra-islam dikenal jauh dari berperadapan bahkan jauh dari kata manusiawi. Peristiwa peperangan antar kabilah terjadi dimana-mana akibat perebutan kekuasaan dan lain-lain. Tidak heran ketika masa ini biasanya disebut dengan masa jahiliyah. Selain itu, masyarakat arab pra-islam juga mempunyai perhatian yang begitu besar terhadap silsilah dan kekuasaan. Terlepas dari kekurangan yang dimiliki masyarakat arab pra-islam, ternyata mereka mempunyai ingatan yang kuat dan pelafalan yang hebat. Sehingga itu, mereka unggul dibidang sastra dan kurang dalam hal penulisan. Melalui tradisi yang begitu melekat inilah yang membuat masyarakat pra-islam menyombongkan kabilah-kabilahnya.dari berbagai uraiain diatas, langkah untuk mengetahui sejarah perjalanan dan warisan asli masyarakat Arab pra-islam yaitu idarahkan pada tradisi lisan. Untuk itu ,penulisan akan mencoba membahas dalam tulisan ini tentang historiografi penulisan sejarah pra-Islam, serta sejarah Makkah dan Madinah abad VI dan VII.
amin-untukrasulullah-saw-ini-makna-dan-keteladanannya. Diakses pada
Merupakan kitab sirah yang baik, penulis memaparkan kisah dan kondisi semenanjung arab sebelum kelahiran Nabi bahkan dari kisah nabi Ibrahim dan keturunannya hingga nasabnya sampai kepada Rasulullah. selamat menikmati...
Tujuan mengkaji Sirah Nabawiyah bukan sekedar untuk mengetahui peristiwa-peristiwa sejarah yang mengungkapkan kisah-kisah dan kasus yang menarik. Karena itu, tidak sepatutnya kita menganggap kajian fikih Sirah Nabawiyah termasuk sejarah, sebagaimana kajian tentang sejarah hidup salah seorang Khalifah, atau sesuatu periode sejarah yang telah silam.
2. Di segi kedudukan ilmu alam maka semenanjung 'Arab ini telah dipilih untuk bebanan tanggungjawab da'wah Islamiyyah, kerana situasi dan kedudukannya di tengah-tengah berbagai bangsa. Ini menyebabkan penyebaran da'wah Islamiyyah di kalangan bangsa-bangsa dan negara yang di sekelilingnya tersebar dengan mudah. Ini temyati sekali bila kita mengkaji semula perjalanan da'wah Islamiyyah di zaman permulaannya dan di zaman khulafa al-Rashidin. Memang tepat seperti yang ditegaskan tadi.
berhala-berhala yang kamisembah. Kami minta hujan kepadanya, lalu kami diberi hujan. Kami minta pertolongan kepadanya, lalu kanti ditolong." Kemudian Amr bin Luhayyi berkata lagi;r' Bolehkah kamu berikan satu berhala kepadaku untuk aku bawa ke riegeri Arab agarmereka (uga) menyembahnya?" Maka mereka pun memberikan satu berhala yang bernamaHubal.Lalu dibawanya pulang ke Makkah dan dipasanglah berhala tersebut. Kemudian ia memerintahkan orang-orang untuk menyembah dan menghormatinya.' Demikianlah, penyembahan berhala dan kemusyrikan telah tersebar di Jazirah Arab. Mereka telah meninggalkair aqidah tauhid dan mengganti agama Ibrahim. Juga Ismail dan yanglainnya. Akhimya, mereka mengalami kesesatan, meyakini berbagai keyakinan yang 20 Fiqhus Sirah: Dirasat Minhajiah 'Ilrniyah keliru, dan melakukan tindakan-tindakan yang buruk, sebagai-mana umat-umat lainnYa. Mereka melakukan itu semua karena kelo{o-hqn, he-utnmiyan dan keinginan membalas terhadap kebilah-kabilah dan bangsa' bangsa yang ada di sekitarnYa.-Ueskipun demikian diantara mereka ryagih terdapat-oralgorang, walaupun sedikit, yang berpegang teguh depgq-Sdahnuhid din fierialan sesuai ajaian hanifiyin, meyakini h-ari-keba-ng-kitan, '""-o"iC.uai bahwah[ah akan memberi pahala kepada orang-"i""i n"tre t ut dan menviksa orang-orang yang berbuat maksiat, *"m-b6rr"ipenyembahanberhala yang dilakukan oleh orang-orang ai"U, d"tr'*"igecam kesesatan-pikiran dan tindakan-tindakan U,r*k lainnya. 5i antara toko[ dan penganut sisa-sis a hanifiyah ini iXyrr:;[:Hl antara.lain: Qais bin Se'idahal-Avadi, Ri'ab 'Ahu tidah pernah cembura hepada istri-istri Nabi saw hecuati hepada Khadijarh, sehalipun ahu tidah prnah bertemu dmgannya. Adalah Rasulullah saw apabiln menyembelih hatnbing, ia berytesan, "Kiimkan daging kepada teman-teman Khadijah." Pada suaht hai ahu rnemnrahiny a, Ia lu ahu hatahan, " IQta dijah? " I(emudian N abi sau) bersabda, ;'Sesungguhnya ahu telah dih,antnia cintanya.
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kebudayaan Islam periode Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam terbagi menjadi dua periode, yakni periode Mekkah dan periode Madinah. Periode Mekkah dimulai dengan diangkatnya beliau menjadi Nabi dan Rasul. Sedangkan periode Madinah dimulai sejak Hijrahnya Rasulullah dan kaum muslimin ke Madinah setelah lebih kurang 13 tahun berdakwah di Mekkah. Periode Mekkah, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berdakwah menegakkan tauhid dan dasar-dasar Islam. Karena kentalnya masyarakat Mekkah dengan agama nenek moyang mereka dan keengganan mereka meninggalkan sesembahan mereka. Sehingga Nabi shallallahu alaihi wasallam banyak mendapatkan kecaman dan siksaan selama berdakwah di Mekkah. Setelah perjuangan panjang lebih kurang 13 tahun, kemudian beliau memutuskan untuk hijrah ke Madinah. Pada periode Madinah, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berhasil membangun dan membina masyarakat Islam yang kuat. Hal ini disebabkan karena antusiasnya masyarakat Madinah dalam memahami Islam yang diajarkan oleh Rasulullah dan para sahabat yang telah lebih dahulu masuk Islam. Penulis dalam hal ini, Insya Allah akan membahas secara ringkas dan terbatas mengenai Sejarah Kebudayaan Islam periode Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam. B. RUMUSAN DAN BATASAN MASALAH Berdasarkan latar belakang di atas, penulis akan merumuskan permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini, yakni:
JOURNAL OF QUR'AN AND HADITH STUDIES, 2012
There are two aspects in the personality of the Prophet Muhammad: revelation and culture. Both of them developped the character and the behavior of the Prophet Muhammad as a mere human being as well as a prophet. It is difficult sometimes to differentiate between these two entities. However, the failure to distinguish the two, this article argues, will mythologize the life of the Prophet and then finally sacralize him. Therefore, this article proposes that the understanding of the sirah nabawiyah is the key in demythologization of the life of the Prophet
Essay KASBI, 2020
Tadabbur Sirah Nabawiyah dari peristiwa kelahiran Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam. Merupakan materi yang dirilis untuk grup KASBI (kajian Syariah dan Budaya Islam).
Perjanjian Hudaibiyah, 2022
Tujuan mengkaji Sirah Nabawiyah bukan sekedar untuk mengetahui peristiwa-peristiwa sejarah yang mengungkapkan kisah-kisah dan kasus yang menarik. Karena itu, tidak sepatutnya kita menganggap kajian fikih Sirah Nabawiyah termasuk sejarah, sebagaimana kajian tentang sejarah hidup salah seorang Khalifah, atau sesuatu periode sejarah yang telah silam.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.