Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
2020, el-'Umdah
Emotional anger is an urgent and has an essential role in living human life, besides he is also praiseworthy as well as the nature and attitude to watch out for, because anger is also the most active role in things that are self-preservation, family, and other social communities. Anger emotions arise as a result of feelings of displeasure with people other than themselves, or certain objects that are closely related to the personality and inner experience experienced by someone. In the Qur'an the expression "human emotion" is very closely related to human behavior personally related to information aspects of the past, present or future. In the Koran no less than 13 times in the form of unequal derivatives, where anger is depicted and seen in human attitudes and behaviors that sometimes appear on the face, can be detected in verbal and nonverbal forms, angry with fa'ali, angry with the qalb fil , angry in terms of quelling evil and angry in terms of human expectatio...
Jurnal Statement : Media Informasi Sosial dan Pendidikan
Selain pengendalian amarah, kecerdasan emosional juga mampu mengontrol dosa verbal tanpa sadar seperti dosa verbal dalam dunia virtual. Perkembangan tekhnologi yang mampu menembus batas-batas privasi, menjadikan manusia mudah mengakses dan menyalurkan emosinya. Ekspresi emosi bisa terjadi tiap saat, tanpa batasan waktu diberbagai media sosial seperti whattsapp, twitter, Instagram. Inilah sebuah kondisi dimana manusia dituntut untuk memiliki kecerdasan emosional yang tinggi. Penggunaan emoticon atau emotional dan sticker gambar yang merupakan ekspresi emosi masing-masing orang menunjukkan kemampuan seseorang dalam membangun hubungan yang sehat dengan orang lain. Namun kesalah fahaman dalam menerjemahkan emoticon juga akan mudah tergelincir pada dosa verbal yang tak disadari seperti fenomena ghibah
2017
Kecerdasan emosional merupakan faktor yang menentukan langkah hidup seseorang sehingga mengantarkan pada keunggulan hidup. Goleman menyatakan kecerdasan emosional dapat dilihat dari kemampuan mengenal emosi diri, kemampuan mengelola emosi diri dengan tepat, kemampuan memotivasi diri, kemampuan mengenali emosi orang lain (empati) dan kemampuan membina hubungan dengan orang lain. Berabadabad sebelum Goleman berbicara mengenai kecerdasan emosional, terdapat ajaran yang telah mengarahkan manusia untuk mencapai kesuksesan dunia maupun akhirat. Wahyu Allah melalui Nabi Muhammad SAW dalam bentuk Al-Qur'an telah mengajarkan manusia untuk meraih kesuksesan hidup. Oleh karena itu berdasarkan studi yang dilakukan terhadap para penghafal Al-Qur'an (hafidz Qur'an), penulis ingin membuktikan kecerdasan emosional merupakan bagian dari nilai-nilai Qur'ani.
El-Furqania : Jurnal Ushuluddin dan Ilmu-Ilmu Keislaman, 2019
2025
Pengendalian emosi adalah komponen penting dalam kehidupan manusia, yang berdampak pada kesehatan mental dan spiritual seseorang serta hubungan mereka satu sama lain. Dari perspektif Islam, pengendalian emosi adalah bagian penting dari pembentukan karakter dan akhlak yang mulia. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari perspektif Al-Quran dan Hadits tentang pengendalian emosi serta bagaimana ajaran-ajaran ini dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari seorang Muslim. Penelitian ini menggunakan metode studi pustaka dengan mengumpulkan, mengkaji, dan menganalisis ayat-ayat Al-Quran dan Hadits yang berkaitan dengan subjek ini. Hasilnya menunjukkan bahwa Islam memberikan panduan komprehensif tentang pengendalian emosi yang meliputi pengelolaan rasa marah, kesedihan, dan perasaan negatif lainnya, serta menekankan pentingnya sabar, ikhlas, dan tawakal. Tujuan dari pengendalian ini tidak hanya untuk membantu orang menjadi lebih tenang dan stabil, tetapi juga untuk membangun masyarakat yang damai dan penuh kasih sayang. Seorang Muslim dapat mencapai ketenangan batin dan memperkuat hubungannya dengan Allah SWT dan sesama manusia dengan mengikuti ajaran Islam dalam mengelola emosinya.
2025
Pengendalian emosi merupakan aspek penting dalam kehidupan manusia, khususnya bagi seorang Muslim, karena emosi yang tidak terkelola dengan baik dapat memengaruhi kualitas hidup dan hubungan sosial. Allah SWT menunjukan jelas terkait pengendalian emosi, yang diharapkan dapat membentuk karakter seorang Muslim yang matang, sabar, dan bijaksana. Emosi seperti kemarahan, kebencian, dan kesedihan seringkali menjadi pemicu perbuatan buruk. Maka itu, umat Islam harus memahami juga menerapkan ajaran yang terkandung dalam Al-Qur'an tentang cara mengelola emosi mereka secara efektif. Konsep pengendalian emosi dalam Al-Qur'an tentang pengendalian emosi ialah cara mengendalikan diri secara spiritual, tetapi juga memiliki dampak yang signifikan pada bagaimana seseorang menjadi Muslim yang mencerminkan akhlak mulia, seperti kesabaran, pengampunan, rendah hati, dan rasa empati terhadap sesame manusia yang lain. Selain itu, pengendalian emosi pada Al-Qur'an juga mempunyai konsep keseimbangan antara hakikat rohani dan jasmani manusia. Islam mengajarkan umatnya untuk tidak hanya memperhatikan kebutuhan fisik, tetapi juga aspek batiniah seperti pengendalian diri dan pengembangan karakter. Al-Qur'an memberikan contoh cerita teladan dari nabi, seperti Nabi Muhammad SAW, selalu mampu mengendalikan emosinya dalam menghadapi situasi sulit, sekaligus menunjukkan sifat pemaaf. Dengan menginternalisasi hal ini, seorang Muslim diharapkan dapat mengembangkan karakter yang tidak hanya kuat dalam menghadapi cobaan hidup, tetapi juga mampu menjaga keharmonisan dalam berbagai interaksi sosial, baik dalam keluarga, masyarakat, maupun dengan sesama umat.
JOUSIP: Journal of Sufism and Psychotherapy, 2021
The construction of happiness in al-Ghazālī's view is unique than a concept of happiness in the other Sufism's though which are more directed to the happiness of the hereafter. Al-Ghazālī gives the view that the happiness of the hereafter can only be achieved if the happiness of this world has been fulfilled. This study aims to find the process and transformation of happiness achieved in the world to form happiness in the hereafter. To achieve this goal, this study uses a qualitative method with a content analysis tool. This study shows that the achievement of happiness starts from the most basic structure, namely the body as a foothold (misykāh). The body with all its body parts doing what is beautiful actions and in accordance with sharia. Beautiful action and accordance with sharia will lead to happiness in the world. However, the actions of the body parts are controlled from within by the heart in synergy with the mind as the source of knowledge. The synergy of both of them maintain the stability of actions so that they do not deviate from the standards (mi'yār) that are determined until they are transformed into happiness in the hereafter with ma'rifah Allah (seeing the God).
Jurnal Studia Insania, 2019
The purpose of this research is to find out the level and the correlation between the habit of reading the Qur'an to the emotional quotient of student class VIII MTs Al-Hamid Banjarmasin. This research used a quantitative approach. The data collection device uses the Likert scale, scale aspect of the habit of reading Qur'an 38 items, and emotional quotient scale 37 items that have been tested for validity and reliability. The sampling technique used was nonprobility sampling, with a total of 89 peoples-the data analysis using SPSS software for Windows 21.0. Quantitative data shows the habit of reading Qur'an in the medium category (61,79 percent) and emotional quotient in the medium type (66,29 percent). A correlation analysis results use a Pearson product moment technique in the can calculated r value is 0,460 with p-value 0,000 while the r table is at the 5 percent significance level with N = 89 of 0,213 show off that the habit of reading Qur'an affected the level of emotional quotient. As for the magnitude of the contribution of the practice of reading the Qur'an variable to the emotional quotient of MTs Al-Hamid Banjarmasin in the amount of (rxy2 x 100) or 21,16 percent. Abstrak Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkatan dan pengaruh kebiasaan membaca Al-Qur'an terhadap kecerdasan emosional siswa kelas VIII MTs Al-Hamid Banjarmasin. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Alat pengumpulan data menggunakan skala Likert, skalaaspek kebiasaan membaca Al-Qur'an 38 aitem dan skala kecerdasan emosional 37 aitem ini sudah di uji kevalidannya dan kereliabilitasannya, Teknik pengambilan sampel menggunakan non probility sampling, jumlah subjek sebanyak 89 siswa. Analisis data menggunakan uji korelasi dengan bantuan software SPSS for windows 21.0. Hasil data kuantitaif menunjukkan kebiasaan membaca Al-Quran kategori sedang (61,79 persen) dan kecerdasan emosional kategori sedang (66,29 persen). Hasil analisis uji korelasi menggunakan teknik Pearson Product Moment di dapat nilai r hitung sebesar 0,460 dengan p value 0,000 sementara nilai r tabel pada taraf signifikansi 5 persen dengan N = 89 sebesar 0,213 menunjukkan bahwa tingkat kebiasaan membaca Al-Qur'an mempengaruhi tingkat kecerdasan emosional.Adapun besarnya sumbangan variabel kebiasaan membaca Al-Qur'an terhadap kecerdasan emosional siswa MTs Al-Hamid Banjarmasin sebesar (rxy2 x 100) atau 21,16 persen.
TADBIR MUWAHHID, 2017
Tafsir tarbawi merupakan salah satu model pembacaan dan penafsiran Al-Qur’an dari perspektif Pendidikan. Pada dasarnya model penafsiran ini dapat dikategorikan sebagai tafsir maudhu’iy yang dikembangkan oleh Al-Farmawi, salah seorang pakar kajian Al-Qur’an dari Mesir. Dalam artikel ini dideskripsikan beberapa macam nilai di dalam Al-Qur’an, dan model pendidikan nilai berbasis pada nilai-nilai dalam Al-Qur’an serta bagaimana metode pendidikan nilai mengacu kepada metode yang terdapat di dalam Al-Qur’an.KATA KUNCI: Pendidikan nilai, Tafsir Tarbawi, PerspektifAl-Qur’anVALUE EDUCATION WHICH IS BASED ON AL-QUR’ANABSTRACT Tafsir tarbawi is kind of contemporer model of reading and interpreting Al-qur’an from the prespective of Education. Basically, this model of tafsir is could be rooted to the thematic model of tafsir (tafsir mawdhuiy) which was developed by Al-Farmawi, prominent scholar on Quranic studies and its tafsir from Egypt. This paper aimed to describe some values in Al-Qur’an; t...
Rausyan Fikr: Jurnal Studi Ilmu Ushuluddin dan Filsafat, 2018
Democracy in a country, even a slightest association, is a demand for their citizens. One of the most important instruments in democracy is openness is reflected in the criticisms, suggestions, or advice. It must be realized in order to attain the goals and ideals together. To achieve this goal, the opposition to run a function that is vital and important, as checks and balances, controls government supported by a majority. Opposition is not only defined as a challenger to government policy, but as part of the democratic system to provide feedback, suggestions, and advice to the government. Democracy and meaningful opposition cannot be opposed to Islam. In the texts of the Qur'an or the Hadith of the Prophet there are many indications and guidance about it even though the text / literal in the Qur'an cannot be found lafadz democracy and the opposition, but the substance of democracy and the opposition reflected in the obligation to carry out enjoining and forbidding the evil or advised each other and advised reminded of the truth in order to achieve khair ummah.
Jurnal Bimas Islam, 2023
Tulisan ini bertujuan menelisik pilar-pilar moderasi beragama dalam al-Quran terkait penanggulangan problematika Islamophobia baik dari dalam dan luar Islam. Metode tematik digunakan untuk menghasilkan formulasi Al-Qur'an terkait pilar-pilar moderasi beragama dalam upaya de-Islamophobia, di antaranya yaitu: Pertama, penentuan tema. Dalam hal ini adalah moderasi beragama. Kedua: penelusuran ayat-ayat yang berbicara tentang moderasi beragama, kemudian darinya ditarik beberapa poin yang dalam pengamatan penulis mengandung ajaran utama (pilar) tentang moderasi beragama. Ketiga: setiap pilar dibahas dan dikembangkan dengan merujuk referensi-referensi yang relevan, terutama karya-karya tafsir, lalu sedemikian rupa dilakukan kontekstualisasi sejalan dengan dinamika ke-Indonesia-an dan kekinian terkait upaya penanggulangan Islamophobia. Dari penelusuran dan pembahasan
Ulumuddin : Jurnal Ilmu-ilmu Keislaman, 2021
This research is to find out how to build emotional intelligence through dhikr (remembrance of Allah) from the perspective of the Qur'an. The method used in this research is a qualitative research method with a literature study approach. Emotional intelligence is one of the most important intelligences that every individual has. Because various events experienced by humans cannot be separated from emotional involvement. This paper describes that dhikr is a spiritual behavior that is effective in building emotional intelligence in terms of various interpretations of the verses of the Al-Qur'an, Islamic spiritual studies (Sufism), and exploration of the potential for human self and psyche. Indicators of emotional intelligence through dhikr in various verses of the Qur'an: (1) the heart becomes calm in Surat ar Ra'du verse 28; (2) the heart is opened by the light of Allah in Surat Al-Zumar verse 22; (3) gratitude for the blessings given by Allah in Surah Al-Maidah verse...
2021
HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MEMBACA AL-QUR’AN DENGAN REGULASI EMOSI PADA REMAJA Ulfa Hafizhatunnisa Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau [email protected] ABSTRAK Remaja dalam fase perkembangannya cenderung memiliki emosi yang belum stabil, padahal Remaja memiliki tugas perkembangan yaitu memiliki regulasi emosi yang baik agar menjadi remaja yang berdaya dalam kehidupannya. Penelitian ini mencoba untuk melihat hubungan antara intensitas membaca Al-Qur’an dengan regulasi emosi pada remaja di Kelurahan Daik Lingga Kecamatan Lingga Kabupaten Lingga Provinsi Kepulauan Riau. Subjek penelitian ini berjumlah 160 remaja yang ditentukan dengan teknik purposive sampling. Pengumpulan data penelitian menggunakan skala Regulasi emosi dan skala intensitas membaca Al-Qur’an. Berdasarkan uji korelasi Pearson’s Product Moment menunjukkan koefisien korelasi sebersar r =0,196 dengan taraf signifikansi p = 0,006 (p < 0.01). Kontribusi sebesar 3,45%. Dengan demikian h...
Sains Insani, 2021
Abstrak: Aspek emosi dan hubungannya dengan ciri-ciri komunikasi yang sejahtera merupakan perkara penting dalam interaksi manusia. Kajian berkaitan kedua-dua bidang tersebut banyak dibincangkan dalam disiplin ilmu masing-masing. Namun, fokus perbincangan makalah ini merujuk kepada hubungan emosi dengan kesopanan komunikasi khusus dalam konteks ilmu psikologi dan retorik al-Quran. Justeru, makalah ini bertujuan untuk mengkaji perspektif psikologi dan retorik al-Quran terhadap aspek emosi dan kesopanan komunikasi dalam al-Quran. Kajian kualitatif ini cuba menjelaskan beberapa ayat-ayat Al-Quran bertemakan emosi dan kesopanan komunikasi dengan fokus ulasan daripada sudut psikologi dan retorik al-Quran. Dapatan menunjukkan bahawa tema emosi dan kesopanan komunikasi dalam al-Quran mengandungi prinsip psikologi dan retorik al-Quran (seperti kosa kata, struktur ayat dan makna). Pertama, ayat al-Quran bertemakan emosi dan kesopanan komunikasi memaparkan keterikatan emosi yang memberi impak ...
Jurnal Ilmiah Islamic Resources
Hakekat Penyakit mental ini terdiri dari beberapa jenis dan sangat variatif sifatnya. Seorang Pengidap penyakit dapat merasakan keberadaanya pada diri seseorang akan tetapi setelah melalui pemeriksaan dokter dengan segala fasilitas dan alat medis, pasien ini masih berada pada tahap dan kondisi normal secara fisik, dalam artian bahwa tubuhnya masih tetap sehat wal afiat. Adanya faktor mental seperti rasa takut, gelisah, bimbang, risau, perasaan yang sensitif, stres, panik, depresi hingga ketidak puasan dalam hubungan seks dan ragam sindrom lainnya merupakan penyumbang terbaik dan terbanyak munculnya penyakit ini. Al-Qur’an memberi solusi yaitu dengan membangun hubungan harmonis sesama manusia dan hubungan harmaonis kepada Allah atau hablun minallah dan hablun minannas. Dengan demikian, maka seyogyanya para penghuni rumah sakit jiwa harus terbangun diantara mereka hablun minallah walau dalam kondisi seminimal mungkin pada awalnya. Para pasien jiwa harus diajari bertaubat dan berzikir ...
Fakumi Medical Journal, 2022
(085753226666) ABSTRAK Latar Belakang: Kecerdasan emosional termasuk dalam kemampuan seseorang dalam menilai, mengontrol, dan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dalam berhubungan dengan orang lain, dimana proses membaca Al-Qur'an adalah salah satu cara yang efektif dalam rangka meningkatkan kecerdasan emosional. Tujuan: Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh intensitas membaca Al-Qur'an terhadap kecerdasan emosional mahasiswa forsik fakultas kedokteran Universitas Muslim Indonesia angkatan 2018. Metode: Jenis penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan pendekatan Cross Sectional. Hasil: Penelitian ini melibatkan 41 orang melalui pengisian kuesioner online, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas subjek penelitian berjenis kelamin perempuan sebanyak 27 orang (65,9%) dengan Intensitas membaca Al-Qur'an dengan kategori selalu (56,1%) dan kecerdasan emosional dengan kategori kadang mampu mengontrol emosional dengan baik (70,7%). Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat pengaruh intensitas membaca Al-Qur'an terhadap kecerdasan emosional mahasiswa (nilai p = 0,004; p < 0,05). Kesimpulan: Terdapat pengaruh antara intensitas membaca Al-Qur'an dengan kecerdasan emosional pada mahasiswa forsik Fakultas Kedokteran Muslim Indonesia Angkatan 2018.
Pustaka Al-Fadhilah, 2022
Moderasi beragama adalah proses memahami, sekaligus mengamalkan ajaran agama secara adil dan seimbang, agar terhindar dari perilaku ekstrem, baik ekstrem karena terlalu berlebihan yang dapat memicu sikap radikal, maupun ekstrem karena terlalu longgar yang dapat menyebabkan sikap liberal. Keduanya tentu tidak sejalan dengan ajaran agama Islam yang hanif. Akibat tidak memahami moderasi beragama, banyak orang yang terjebak pada praktik keagamaan yang tidak sejalan dengan ajaran dan prinsip agama itu sendiri. Di kalangan remaja, ketidakpamahan terhadap moderasi beragama telah menyeret para siswa kepada perilaku esktrem kanan, sehingga menyebabkan radikalisme dan intoleransi, dan juga telah menjerumuskan mereka kepada perilaku ekstrem kiri yang menyebabkan liberalisme, pluralisme, dan sekularisme. Banyak faktor yang mempengaruhi sikap dan perilaku ekstrem para remaja tersebut, terutama para pelajar di bangku sekolah menengah atas. Lantas apa sebenarnya yang menyebabkan mereka bersikap demikian? Tidakkah selama ini materi pembelajaran agama di sekolah sudah cukup memadai dan disamakan secara nasional? Adakah kekurangan yang perlu dibenahi dalam kurikulum nasional untuk mata pelajaran Pendidikan Agama Islam? Baca terus hingga tuntas buku ini untuk menemukan jawaban dan solusi yang konkrit atas permasalahan tersebut.
Fikroh: Jurnal Pemikiran dan Pendidikan Islam, 2022
Language and thought are two unique things that only humans have and no other creature has when viewed from the perspective of the study of psycholinguistic disciplines. However, long before the discipline of psycholinguistics correlated the two, the Koran as a holy book had indicated through its verses that there were things related to this study. This study aims to discuss the perspective of the Qur'an on the correlation of language and thought. Based on the background of the problem that examines how the correlation between discussion and thought in the perspective of the Koran, the researcher will provide an explanation of the problem. This study uses a qualitative method approach with a library
2016
Isu lingkungan merupakan bagian dari krisis global yang sangat serius yang dialami oleh umat manusia sekarang ini. Krisis tersebut tidak hanya menyangkut masalah lingkungan saja tetapi juga menyangkut berbagai masalah yang semakin kompleks dan multidimensional yang menyentuh setiap aspek kehidupan; kesehatan, mata pencaharian, kualitas lingkungan hubungan sosial, ekonomi, teknologi, politik, pendidikan dan yang lainya. Keberadaan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup bagi umat manusia dalam segala aspek kehidupan (QS. Al-Baqarah (2): 185) Seyogyanya dapat dijadikan langkah solutif untuk menjawab dan menyelesaikan permasalahan tersebut, dengan menjadikan ekologi yang dikolaborasikan dengan tarbiyah dan diintegrasikan dengan ayat-ayat Al-Qur’an yang oleh penulis sebut Eko-Tarbiyah Perspektif Al-Qur’an direvitalisasikan dalam pendidikan Islam. Revitalisasi nilai-nilai ekologi melalui pendidikan dapat dilakukan dengan memasukan eko-tarbiyah perspektif Al-qur’an pada ku...
INSANIA : Jurnal Pemikiran Alternatif Kependidikan, 2013
Character education is now indeed become a major issue of education in Indonesia today. In addition to being part of the process of formation of the child character, character education is also expected to become a major foundation in the form of qualified personal and responsible generation. Lately more and more people realize the importance of character education or in Islam is called the noble character education. In addition to being part of the process of formation of the child character, character education is also expected to become a major foundation in the form of qualified personal and responsible generation. Character education has been applied in various educational institutions as a form of policy to realize the Ministry of National Development National Movement National Character. In the implementation of character education, educational institutions have to equip teachers to integrate character education values with a comprehensive variety of methods. In this paper, the author will try to discuss about perespektif character education in the Koran.
Al-Liqo: Jurnal Pendidikan Islam
Western writers have argued that scientific research is more than enough. So then that is transcendental, and religious, as well as the belief in the afterlife was considered something normative and empirical, beyond scientific rationality. Western perspective assesses that the intellectual and spiritual mental simply a reality of brain activity has nothing to do with aktivtas God. Even their research related to transcendent values and absolute more emphasis on the fields of empirical, scientific rational course. Over the years the people of the world fascinated with the discovery of intelligence (IQ) of man that a person's success is determined by the intelligence of the brain. Semnetara Islamic literatures prove that intelligence is found in the western world there are already 14 centuries ago, with the revelation (Quran) to the Prophet Muhammad. Nor in the traditions, have been found in the Qur'an and Prophetic traditions. By telling the Qur'an and hadith shows a va...
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.