Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
2021
Direktorat Pelindungan Kebudayaan telah mendata lebih dari200gereja bersejarah baik yang telah berstatus Bangunan Cagar Budaya maupun yang berpotensidirekomendasikansebagai Bangunan Cagar Budaya di Indonesia. Diduga masihbanyak lagiyang belum terdatar,khususnya gereja-gereja yang berlokasi di pedalaman dan kepulauan yang sulit aksesibilitasnya. Gereja-gereja bersejarah ini tidak hanya penting dalam konteks sejarah penyebaran agama,namun juga terkait dengan sejarah perdagangan dan maritim di Indonesia. Sesuai dengan amanat Republik Indonesia tentang Cagar Budaya, pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memiliki tugas untuk mendorong dan mendukung upaya pelestarian gereja-gereja bersejarah ini, salah satunya melalui media publikasi. Untuk itulah buku Gema Genta 400 tahun Gereja Warisan Budaya di Indonesia ini diterbitkan, tidak hanya untuk penyebarluasan informasi dan edukasi namun juga diharapkan semakin banyak para pemilik dan pengelola gereja bersejarah mendafarkan...
2016
Gothic architecture style flourished in Europe around the XII-XVI century. Catholic Church of Hati Kudus Yesus is an example of the development form of Catholicism and Gothic architecture in Indonesia, and Bali in particular. Local Genius at Catholic Church of Hati Kudus Yesus blends European and local concept of Hinduism in Bali. This study tries to reveal how the acculturation of European Gothic architecture with traditional Balinese architecture and the meaning of acculturation itself for Catholics in Bali in the modern era. The methods of data collections are observation, interviews, and library research. The data was analyzed qualitatively in order to obtain descriptive explanatory data. Based on the observations, it showed that pointed shape, looming, the dominance of arch form and other Gothic ornaments are aligned with the concept of Tri Hita Karana which produce a work of art building with unique flavor.
Materi Kuliah Sejarah Gereja di Indonesia
Segala puji dan syukur hanya untuk hormat dan kemuliaan Nama Tuhan, yang oleh karena kasih dan rahmatNya memberi hikmat dan membimbing kelompok kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas kami berupa suatu karya tulis ilmiah, yang mana telah melalui proses pengenalan pada Gereja Reformasi Yohanes Calvin Waena. Tulisan kami masih jauh sekali dari kesempurnaan sebagaimana atau selayaknya suatu karya tulis ilmiah yang baik.
2018
Agama merupakan bagian penting dalam kehidupan manusia, karena merupakan penghubung antara manusia dan sang Pencipta. Di era modern agama tidak hanya sebatas liturgi dan aktivitas kegiatan peribadatan, tetapi juga membutuhkan wadah untuk menjalankan aktivitas keamgaan. Gereja sebagai simbol agama mengalami perkembangan dari masa ke masa yang mempengaruhi fungsi dan kebutuhan ruang. Selain itu gereja dituntut tidak hanya memberikan suasana sakral tetapi suasana semangat yang mempengaruhi kerohanian umat sehingga umat kebih bersemangat dalam menjalankan aktivias keagamaan dan lebih dekat kepada Tuhan. Sehingga kebutuhan gereja bukan hanya menampung aktivitas tetapi juga yang mampu menampung umat dan memberikan kesan semangat penataan bangunan gereja yang baik dalam maupun luar bangunan gereja . Gereja GBI Generasi Baru Yogyakarta adalah salah satu gereja yang yang didominasi oleh anak muda dengan konsep gereja kharismatik atau gereja modern. Gereja ini memiliki visi menjangkau anak mu...
2015
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis tiga permasalahan pokok, yaitu: (1) latar belakang Soegijapranata mengabdi Gereja dan negara; (2) prakarsa dan langkah-langkah Soegijapranata mengabdi Gereja; (3) prakarsa dan langkah-langkah Soegijapranata mengabdi negara. Penelitian ini disusun berdasarkan metode penelitian historis faktual dengan tahapan: pemilihan topik, pengumpulan sumber, verfikasi, interpretasi, dan historiografi. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan sosial dan pendekatan politik dengan model penulisannya bersifat deskriptif analitis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Latar belakang keluarga yang dimiliki oleh Soegijapranata memberikan andil bagi penumbuhan sikap untuk hormat dan kasih hal inilah yang telah memperkaya Soegijapranata sebagai seorang pribadi yang sopan santun, lincah bergerak, mudah bergaul, sekaligus memiliki kenakalan dan kekritisan tertentu. Selain itu aspek lain yang dirasakan membentuk dirinya sebagai pribadi yakni pendidikan di Muntilan, sehingga semangat kekatolikan yang ditanam dan menjiwai Soegija tidak dipisahkan dari akar kejawaan dan masa remaja yang tengah dialami. (2) Usaha-usaha yang dilakukan Soegijapranata dalam memikirkan nasib masyarakat Indonesia tidak hanya berefek lokal saja, namun juga berefek nasional sehingga dapat dirasakan oleh orang di luar wilayah Vikariat Apostolik Semarang dan juga yang non-Katolik.(3) Sikap yang mendasari perjuangan Soegijapranata dengan semangat nasionalisme untuk turut memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia melalui pemikiran serta karya-karyanya di tengah umat Katolik mampu
Makarios: Jurnal Teologi Kontekstual
Bakar Batu merupakan adat istiadat memasak makanan menggunakan batu panas. Bakar Batu berfungsi sebagai tradisi makan bersama, berkumpul, mengungkapkan rasa syukur, saling berbagi, dan damai. Bakar Batu merupakan warisan nenek moyang suku Lani yang dilakukan apabila merasa bingung, takut, lemah dan sakit. Ritual ini dilakukan untuk` mencari petunjuk sehingga mereka terlibat dalam kuasa gelap. Kontekstualisasi misi tehadap budaya Bakar Batu Suku Lani bukanlah Bakar Batu yang bertujuan makan bersama melainkan Bakar Batu yang mengadakan ritual gaib yang bertentangan dengan Alkitab. Rumusan masalahnya adalah Bagaimana implementasi kontekstualisasi misi terhadap budaya Bakar Batu Suku Lani bagi jemaat Jigunikime? Tujuan penelitian untuk menjelaskan bahwa dengan memakai model kontekstualisasi misi yang tepat, maka jemaat Jigunikime dapat memberitakan Injil melalui kontekstualisasi budaya Bakar Batu. Metode yang digunakan adalah metode penelitian studi kasus dan analisis isi dengan pende...
FIladelfia, 2023
Berdinya Gereja Santapan Rohani Indonesia Di Pulau Bali
PURBAWIDYA: Jurnal Penelitian dan Pengembangan Arkeologi
This research aimed to study the structure of traditional mosques in Indonesia in relation to the culture in constructing earthquake-resistant architecture on earthquake-prone areas. The research was conducted in qualitative descriptive manner by studying the construction of traditional mosques in Indonesia, the comparison of the construction’s character to the construction of mosques in non-prone areas, the condition of traditional mosques before and after the earthquake. Javanese mosques have different construction system than mosques on less earthquake areas. The structure relatively authentic, it is more resistant to earthquake than those that has undergone changes. It was concluded that large architectures such as mosques also have a construction tradition in relation to earthquake resistance.
Al-Widad
This article examines the Indonesia Bethel Church (GBI, Gereja Bethel Indonesia) in Langsa, Aceh, Indonesia. Based on the concept of a religious agency, the article explores how the Langsa GBI community treats religious beliefs in the midst of interest after the sealing of private places of worship that are considered to be churches by the town government of Langsa. Qualitative data was collected through participatory observations, semi-structured interviews and focus group discussions to members of the GBI community in Langsa conducted arround the course of 2015-2021. The author also interviewed Christians outside of the GBI members as well as Muslims in the research area to explore their constructions towards the topics discussed. This paper finds fragmentation of the religious agency of the GBI in Langsa in an effort to practice and treat believed religious doctrines when faced with interests or critical situations. The status of a minority within the minority and the way they re...
Evangelikal: Jurnal Teologi Injili dan Pembinaan Warga Jemaat, 2021
Family institution as the smallest unit of the human institutional system, like an organization, need rules and a code of ethics in order to run well. If ethics is not consistently applied in a family, it will have a negative impact on the harmony and quality of family, which in turn has a bad impact on the church, school, community and nation. Therefore, the aim of this Applied Research is to find out the level and what the most dominant indicators that tend to determine the implementation of Christian Ethics in the Family of the Church Leaders of Alliance Church in Central Java Province. This research using Quantitative Method based on aexegetical study text from Ephesians 5: 22-6: 4 in order to find out the indicators that determine the research. About 120 people are taking as a sample, using the Non Random Sampling Technique, data computed by SPSS Programme version 20. The result showed that, first, the level of implementation of Christian ethics in the family based on Ephesians 5: 22-6: 4 among The Church Leaders of Alliance Church in Central Java Province is in the category "Medium", This condition caused by pragmatic pastoral leadership patterns that took priority on church marketing and lackof synergy between church, family and school in realizing implementation of Christian Ethics in the Family. Second, Physical Aspect more determine the implementation of Christian ethics in the family among The Church Leaders. The results of this research indicate that the Physical and Theological Aspects are closely related (link) with each other as the main catalyst influencing the implementation of Christian ethics in the family which can ultimately build the body of Christ and create healthy church growth. Therefore, the church needs to value both aspects proportionally.
Fidei: Jurnal Teologi Sistematika dan Praktika, 2020
Sejak awal pembentukannya, warga Gereja Injili di Tanah Jawa bergumul untuk merespons tantangan bernegara dan berbudaya Jawa. Di satu pihak ada kelompok warga yang ingin menjaga kemurnian iman Mennonite dengan menekankan pemisahan antara urusan gereja dan negara, serta menjauhkan diri dari pengaruh budaya; di pihak lain ada kelompok warga yang ingin memberi ruang yang besar bagi keterlibatan bernegara dan berbudaya. Dengan demikian, terjadi kebingungan dalam menyikapi hubungan antara gereja dan negara serta budaya. Tulisan ini bermaksud mengangkat persoalan tentang upaya warga Gereja Injili di Tanah Jawa untuk dapat memberi ruang keterlibatan bernegara dan berbudaya, sambil tetap memelihara identitas iman Mennonite yang diwarisinya. Metode yang digunakan dalam rangka menjawab permasalahan tersebut adalah metode analisis-deskriptif. Analisis dilakukan terhadap materi historis yang merepresentasikan pergulatan sosial-budaya yang dialami oleh warga Gereja Injili di Tanah Jawa.
Indonesian Journal of Theology
Artikel ini meneliti rumah budaya Anggrunggondok sebagai tempat pertemuan dan dialog mutual antara nilai-nilai budaya Jawa dengan Gereja Katolik lewat gamelan, ketoprak, dan kesenian tradisional Jawa lainnya. Rumah budaya Anggrunggondok berada di dusun Anggrungondok, Kapencar, Wonosobo, Jawa Tengah, di wilayah Keuskupan Purwokerto. Penelitian dilakukan dengan mencari data di rumah budaya dengan mengadakan wawancara mendalam terhadap para aktivis budaya. Hasil studi ini menemukan manfaat dari rumah budaya sebagai sarana bagi gereja untuk terus berperan membangun masyarakat lokal serta menjadikannya makin relevan dan signifikan bagi penduduk sekitar. Hal ini dilakukan melalui perannya membantu para petani agar dapat hidup mandiri serta memberdayakan para seniman untuk mengembangkan budaya lokal mereka.
2007
Tujuan penelitian ini adalah untuk: (1) me ndeskripsikan dan menganalisis latar belakang berdirinya GKJ Gondangwinangun (2) mendeskripsikan dan menganalisis perkembangan GKJ Gondangwinangun dari tahun 1967-1981 (3) mendeskripsikan dan menganalisis perkembangan GKJ Gondangwinangun dari tahun 1982-1997. Metode yang digunakan adalah metode sejarah, dengan pendekatan multidimensional (sosial budaya). Skripsi ditulis secara deskriptif analitis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa l atar belakang berdirinya GKJ Gondangwinangun adalah jemaat Wilayah Barat terlalu jauh jika harus pergi ke Gereja Klaten dan sudah memiliki warga yang cukup untuk berdirinya sebuah pepanthan. GKJ Gondangwinangun periode tahun 1967 sampai dengan tahun 1981 mengalami perkembangan. Ada beberapa faktor pendorong dan penghambat bagi perkembangan gereja yang berasal dari dalam dan luar, sumbangan yang diberikan oleh GKJ Gondangwinangun meskipun kecil tapi sudah diwujudkan bagi kepentingan bersama untuk perkembangan pelayanan jemaat, perkembangan jumlah umat, peranan dan keterlibatan jemaat dalam kegiatan yang dilaksanakan di GKJ Gondangwinangun serta kegiatan pada tiap-tiap komisi: komisi wanita, anak, pemuda remaja, musik. Perkembangan GKJ Gondangwinangun periode tahun 1982 sampai dengan t ahun 1997 meliputi faktor yang mendorong dan menghambat per kembangan gereja yang berasal dari dalam dan luar, serta sumbangan yang diberikan oleh GKJ Gondangwinangun meskipun kecil tapi sudah diwujudkan bagi: kepentingan bersama , perkembangan pelayanan jemaat, perkembangan jumlah umat, peranan dan keterlibatan jemaat dalam kegiatan yang dila ksanakan di GKJ Gondangwinangun, kegiatan tiap-tiap komisi: komisi warga dewasa, anak, remaja dan pemuda, musik dan liturgi, pangrukti jenazah, sarana dan prasarana.
Using a recent case study, I am going to show which realities might demand adjusting research methods during every step of ethnographic fi eld research. I am going to show that one can not be equipped with all research methods in advance. I will demonstrate via the progression of my own research why it is necessary to continuously adjust research methods to the broader situation even if it might be quite diffi cult. The case I present is taken from my most recent research amongst members in charismatic Pentecostal churches on Java, Indonesia. The relationship between my informants and me is evaluated. In my case study, it was necessary to recognize the importance of the cultural peculiarities of the Javanese language, in spite of the fact that Indonesian was spoken. Also the urban research fi eld demanded special methodology. And last, but not least, the pressure informants put on me by treating me as a possible proselyte demanded an unexpected sensitive approach.
Dimensi Interior
Gereja Gemma Galgani Ketapang adalah gereja katolik yang sangat unik. Gereja ini mencerminkan sebuah akulturasi budaya lokal yang tampak pada ornamen dan elemen yang diaplikasikan pada interiornya. Budaya lokal yang diterapkan pada elemen dan ornamen adalah budaya Dayak. Ornamen Dayak tidak hanya sekedar memenuhi estetika, elemen tersebut tentunya memiliki makna yang dalam sesuai dengan konteks masyarakatnya. Permasalahan muncul apakah elemen dekoratif tersebut sejalan dengan kepercayaan agama Katolik? Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif dengan pendekatan komparasi. Data dicapai dengan cara melakukan observasi, dokumentasi dan wawancara dengan pakar. Analisa dilakukan dengan cara membandingkan antara data lapangan, literatur dan pendapat pakar melalui pentabelan. Percampuran budaya Dayak dengan Katolik terlihat baik fisik maupun non fisik, seperti pada pola organisasi ruang yang sama dengan struktur Batang Garing yang merupakan kepercayaan agama...
Jurnal Teologi & Pelayanan Kerusso, 2023
Gereja dapat berpikir dan bertindak tentang pelaksanaan kegiatannya di era pasca pandemi COVID-19. Secara umum, gereja melakukan kegiatan secara langsung, tetapi perkembangan zaman yang kian modern membuat gereja juga memberlakukan kegiatan secara tidak langsung. Dalam penelitian ini, kedua hal itu tidak dipertentangkan, melainkan diambil sudut pandang lain dengan menampilkan suatu model bagi gereja, yaitu hibrida. Tujuan penelitian ini menunjukkan bahwa gereja bermodel hibrida adalah pendekatan eklesiologi yang menarik dan bermanfaat tentang peningkatan gereja yang sehat dan segar di zaman kontemporer. Penelitian ini menggunakan studi kepustakaan dalam memunculkan suatu argumen dari referensi valid, serta penulis juga melakukan studi lapangan berupa observasi dan wawancara sebagai teknik pengumpulan datanya. Penulis menemukan bahwa model hibrida dapat menjadi jawaban untuk membantu gereja-gereja melaksanakan praktik religius.
2021
This research focuses on the pattern of behaviour of Catholics in adjusting the Eucharistic worship activities in Region XII at Parish of Bidaracina and the interpretation of the people towards the Eucharistic celebration during the COVID-19 pandemic. Data collection was carried out using participant observation, field observation, and in-depth interviews with selected informants. This research is a qualitative study that uses an ethnographic approach and symbolic interaction theory. Based on the research results, it can be concluded that the COVID-19 pandemic has a significant impact on Eucharistic worship activities. The existence of this pandemic made the Church of St. Antonius Padua Bidaracina has made many adjustments to the implementation of the rites in the Eucharistic celebration, so that the pattern of worship behavior of the people has changed because Eucharistic worship, which is usually done directly at the church, is now carried out online in their respective homes. Interactions between people and religious leaders occur in order to understand each other and obey the existing regulations in order to break the chain of transmission of the COVID-19 virus. Through the Eucharist celebration, churches and religious leaders are injecting social messages related to the COVID-19 pandemic to the people so that people can interpret the Eucharist as strengthening a sense of social solidarity between fellow living beings in society.
2016
Pengkabaran Injildi Pulau Jawamengalami kemajuan pada pertengahan abad-19 melalui zending-zending Belanda dan usaha penyebaran perseorangan. Orang-orang Jawajugaikutmenyebarkan agama Kristen dengan caranya sendiri, Tunggul Wulung dan Sadrach sebagai contohnya. Jemaat Sadrach inilah yang kemudian menjadi jemaat Gereja Kristen Jawa.GKJ berdiri pada tahun 1931 dan mengalami proses “revolusi di dalam dirisendiri” pada masa kekuasaanJepang dan masa Revolusi Indonesia. Penelitian ini berusaha mengungkapkan bagaimana proses perubahan yang cepat tersebut dalam kehidupan pelayanan GKJ sendiri dan perjuanganuntuk Republik pada masa revolusi.Penelitian ini berusaha mengungkapkan langkah-langkah teologi yang diambil pada masa Revolusi Indonesia. GKJ adalah gereja asuhan zending Belanda yang pada masa Jepang dan revolusi, segala yang berhubungan Belanda dianggap sebagai musuh. Namun saat itu, GKJ tidak mampu berdiri sendiri, sehingga perluadanya hubungan dengan gereja-gereja lain di sekitar GKJ....
2020
Worship is not just liturgy. More than that, worship has a close relationship between God and humans and humans with each other. In worship, it has an impact on the Christian life. The Apostle Paul in his writings outlines the importance of worship from the viewpoint of the church and the servant of God. The purpose of this study is to describe the meaning of worship according to 1 Timothy and how the congregation applies the meaning of worship. This article is a qualitative study of the meaning of worship according to Chapter 1 Timothy. By approaching the descriptive analysis method so as to get a clear picture through data obtained from the church of GPdI Keerom Barat. Abstrak Ibadah bukan hanya sekedar sebuah liturgi. Lebih dari pada itu, ibadah memiliki hubungan yang erat relasi antara Allah dengan manusia dan manusia dengan sesama. Di dalam beribadatan mengandung dampak bagi kehidupan kekristenan. Rasul Paulus di dalam tulisannya menguraikan pentingnya ibadah dari sudut pandang...
Jurnal Teologi, 2021
Sejarah Gerakan Pentakosta telah mewarnai Pertumbuhan Gereja, khususnya selama 1 abad belakangan ini. Gerakan Doa, Penginjilan & Bermisi, Kekudusan, Anak Muda dan Multikultural telah menghasilkan pertumbuhan yang signifikan dalam gereja. GBI Hall of Joy Lippo Plaza Kramat Jati selama beberapa tahun belakangan menunjukkan pertumbuhan yang signifikan. Pertumbuhan ini tentunya tidak dapat dilepaskan dari identitas GBI HOJ sendiri sebagai bagian dari Gereja-Gereja beraliran Pentakosta. Bagaimana Gerakan Pentakosta mempengaruhi Pertumbuhan Gereja GBI HOJ. Metode penelitian yang digunakan dalam jurnal ini adalah metode penelitian kualitatif, yaitu tinjauan sejarah, wawancara dan observasi lapangan. Penelitian menemukan bahwa Gerakan Pentakosta mempengaruhi Pertumbuhan GBI HOJ.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.