Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Perbankan Syari'ah I Nama : Nanang Qusyaeri Npm : 0821.04.0003 Jurusan : Ekonomi Islam (A) Semester : V (Lima)
Sebagai lembaga keuangan dan seiring dengan situasi lingkungan eksternal dan internal perbankan yang mengalami perkembangan pesat, bank syariah akan selalu berhadapan dengan berbagai jenis resiko dengan tingkat kompleksitas yang beragam dan melekat pada kegiatan usahanya. Resiko dalam perbankan merupakan suatu kajian yang potensial,baik yang dapat diperkirakan maupun yang tidak dapat diperkirakan. Resiko tersebut tidak dapat
Journal of Economics Research and Social Sciences, 2018
Pengelolaan risiko likuiditas sangat penting karena dampak dari risiko ini sangat besar, bahkan dalam beberapa kasus terdapat bank yang ga- gal sebagai akibat tidak dapat memenuhi kebutuhan likuiditas.
Likuiditas pada umumnya didefinisikan sebagai kepemilikian sumber dana yang memadai untuk memenuhi seluruh kebutuhan kewajiban yang akan jatuh tempo. Atau dengan kata lain kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban pada saat ditagih gaik yang dapat diduga ataupun yang tidak terduga.
Di awali era 90-an saat itu muncul bank syariah muamalat. Kemudian belakangan era tahun 2000-an tiba-tiba menjadi tren, semua bank konvensional juga membuka bank syariah. Secara umum perbankan adalah lembaga yang melaksanakan tiga fungsi utama, yaitu penghimpun dana, penyedia dana, dan memberikan jasa bagi kelancaran lalu lintas dan peredaran uang. 1 bank sendiri adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. 2 Perbankan syariah sebagai lembaga dengan aransemen profit and loss sharing dimana dalam semua aktivitasnya harus mentaati hukum syariah, maka penerapan good corporate governance di lembaga perbankan syariah menjadi sebuah keniscayaan yang tak terbantahkan. Bahkan bank-bank syariah harus tampil sebagai pionir terdepan dalam mengimplementasikan good corporate governance tersebut. 3 di samping itu, implementasi good corporate governance pada lembaga perbankan khususnya perbankan syariah menjadi sebuah keharusan karena aset fisik dari bank adalah nasabahnya, sehingga bank harus menjaga 1
JURNAL AKUNTANSI DAN INVESTASI, 2018
This study aims to analyze Islamic bank financial performance appraisal. One of them is by analyzing the profitability level of the relevant Islamic banks, which shows that Islamic banking gets the title of a healthy category of banks, analyzes Islamic banking financial performance using added value and financial ratios that show influence on banking financial performance sharia. The population in this study is a company in the period Islamic Sharia bank company which is listed on the Indonesian stock exchange with a total of 11 companies. The sample of this study was taken using a saturated sample technique that is by making the entire population as a sample. The analytical tool used in this study is a comparison with Indonesian tire regulations. Based on this research, it was concluded that there were 6 companies in good condition, namely indicator cash ratio below 3%. So it was concluded that there were 6 companies in good condition with DER indicator.
Tulisan ini berkenaan dengan manajemen likuiditas yang membahas mengenai posisi uang kas suatu perusahaan dan kemampuannya untuk memenuhi kewajiban (membayar utang) tepat waktu. Manajemen likuiditas merupakan salah satu fungsi terpenting yang dilaksanakan oleh lembaga perbankan, dan di dalam pengelolaannya yang secara efisien ini diperlukan adanya instrumen dan pasar keuangan baik yang bersifat jangka pendek maupun jangka panjang, baik itu untuk perbankan konvensional maupun syariah. Untuk keperluan yang bersifat mendasar itu, (yaitu penempatan dan pemenuhan kebutuhan jangka pendek) bagi perbankan syariah di Indonesia telah tersedia beberapa instrumen seperti (IMA) sertifikat investasi mudharabah antar bank, (PUAS) aturan-aturan tentang pasar keuangan antar bank dengan prinsip syariah, (SWBI) sertifikat wadiah bank Indonesia, serta (FPJPS) ketentuan tentang Fasilitas Pembiayaan Jangka Pendek bagi bank syariah. Dalam pengembangan sektor ekonomi pembangunan sekarang ditemui banyak metode dalam manajemen dana khususnya pengelolaan likuiditas pada lembaga lembaga keuangan, baik itu bank maupun non bank, baik itu syariah maupun konvensional. Pengelolaan likuiditas ini sangatlah berpengaruh pada perkembangan lembaga itu sendiri dan perekonomian negara secara luas. Seperti krisis sektor keuangan di tahun 1997 (krismon), yang terjadi pada waktu itu merupakan salah satu dampak dari masalah likuiditas suatu lembaga keuangan dalam menangani aliran sumber dana dan pengarunya secara luas terlihat pada perkembangan pasar surat-surat berharga, sektor perbankan dan lebih jauh lagi pada sektor riil, dan berdampak krisis ekonomi global. Masalah pengelolan likuiditas adalah masalah yang berhubungan dengan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya yang segera harus dipenuhi. Jumlah alat-alat pembayaran (alat likuid) yang dimiliki oleh suatu perusahaan pada suatu saat merupakan kekuatan membayar dari perusahaan yang bersangkutan. Suatu perusahaan yang mempunyai kekuatan membayar belum tentu dapat memenuhi segala kewajiban finansialnya yang segera harus dipenuhi atau dengan kata lain perusahaan tersebut belum tentu memiliki kemampuan membayar. Secara umum, pengertian likuditas adalah kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dana (cash flow) dengan segera dan dengan biaya yang sesuai, dimana
2017
Funding liquidity issues have become the main cause of crisis particularly due to banks’ interconnectedness. This study assesses funding liquidity risk faced by Indonesian banks and also identified which bank can be classified to systemically important banks (SIBs). Each bank’s funding liquidity risk is measured by the distance between the real liquidity condition and the ideal condition, while the identification of SIBs is based on the size and interconnectedness of every bank. This study employs liquidity mismatch index which contains of relative liquidity surplus and absolute liquidity surplus to current assets and current liabilities of 80 Indonesian conventional banks from January 2007 until December 2014. The result according to the relative liquidity surplus is that Indonesian banking system’s liquidity condition is near to the ideal condition, yet there are few banks experiencing too much excess liquidity. According to the absolute liquidity surplus, the result is that banks...
Journal of Applied Islamic Economics and Finance
This research was conducted to analyze what factors affecting the liquidity risk in Islamic Banks in Indonesia. In this study, the measurement of liquidity risk will be seen from other factors that can affects liquidity risk including Cash Ratio (CsR), Size of Bank (SOB), Third Party Funds (DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR), Net Working Capital (NWC), and Investment (INV). The research method used in this research is a quantitative descriptive analysis uses the Eviews 9 program. The object of this analysis is twelve Islamic Banks in Indonesia which have been operating from 2014-2018. The analysis technique used is multiple regression analysis with Random Effect Model (REM) regression model. The results of this study indicate that CsR, SOB, and NWC have a significant effect on liquidity risk. While DPK, CAR, and INV have an insignificant effect on liquidity risk.
Journal of Education, Humaniora and Social Sciences (JEHSS), 2021
Liquidity risk is the ability of a bank to fulfill a predetermined obligation at maturity. Measurement of liquidity risk can be seen in the short and long term through: DER, FDR, Inflation, NPF. The data used are secondary data based on observations of the liquidity risk of Islamic banks and conventional banks from 2007 to 2016. Data collection is also obtained from the Sharia Banking Statistics Report published by the Financial Services Authority and Bank Indonesia. Descriptive research methods and data analysis techniques using multiple regression analysis model) with the ECM (Error Correction Model) approach. Overall, both the short and long term DER variables on Liquidity Risk show a significant relationship, as well as the FDR variable on Liquidity Risk shows a significant relationship, the inflation variable on liquidity risk shows a significant relationship, the NPF variable on liquidity risk in the short term it shows no significant relationship, on the other hand, the NPF v...
Al-Intaj : Jurnal Ekonomi dan Perbankan Syariah
This study aims to see the development of Bank Muamalat's liquidity ratio in 2015-2018. This type of research is descriptive with a quantitative approach. The method used is Trend Analysis with least square method. The data collection technique used in this study is documentation. In this study, researchers used secondary data in the form of annual report Muamalat Bank in 2015-2018. The results showed that the development of Muamalat Bank liquidity for the 2015-2018 period in terms of FDR was 90 %, 95 %, 85 % dan 74 %. The comparison of the real value of FDR and the value of FDR Trends from 2015-2018 is 90%, 95%, 85% and 74% compared to 83.1%, 80.2%, 77.3% and 74.3%. This shows the tendency of trend values that are getting closer to the real value in 2018. Prediction of the value of FDR in 2019-2021 based on the equation Y = 86-2.9 (X) is 71.5%, 68.6% and 65.4%. The trend value shows a decrease in percentage which shows the stronger liquidity of Bank Muamalat in the same time as...
Sebagai lembaga keuangan dan seiring dengan situasi lingkungan eksternal dan internal perbankan yang mengalami perkembangan pesat, bank syariah akan selalu berhadapan dengan berbagai jenis resiko dengan tingkat kompleksitas yang beragam dan melekat pada kegiatan usahanya. Resiko dalam perbankan merupakan suatu kajian yang potensial,baik yang dapat diperkirakan maupun yang tidak dapat diperkirakan. Resiko tersebut tidak dapat
Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam
This study aims to determine the effect of capital adequacy (CAR), profitability (ROA), non-performing financing (NPF) and efficiency (BOPO) on liquidity (FDR) in Islamic commercial banks. The data for this research are Bank Central Asia (BCA) Syariah, Bank Bukopin Syariah, Bank Mega Syariah, Bank Maybank Syariah, and Bank Muamalat Indonesia in the period 2013-2018. Chow test and Hausman test were carried out to get the best panel model in this study. This study found that ROA and BOPO had a positive effect on liquidity, while CAR and NPF showed a negative effect on liquidity. The implication of this research for bank management is that there is a need for continuous efforts to increase the profitability (ROA) of Islamic commercial banks by distributing financing safely and optimally. In addition, efforts to improve efficiency (BOPO) need to be carried out by formulating a planned and measurable bank operational management program. Bank policies on ROA and BOPO levels will affect th...
Tulisan ini berkenaan dengan manajemen likuiditas yang membahas mengenai posisi uang kas suatu perusahaan dan kemampuannya untuk memenuhi kewajiban (membayar utang) tepat waktu. Manajemen likuiditas merupakan salah satu fungsi terpenting yang dilaksanakan oleh lembaga perbankan, dan di dalam pengelolaannya yang secara efisien ini diperlukan adanya instrumen dan pasar keuangan baik yang bersifat jangka pendek maupun jangka panjang, baik itu untuk perbankan konvensional maupun syariah. Untuk keperluan yang bersifat mendasar itu, (yaitu penempatan dan pemenuhan kebutuhan jangka pendek) bagi perbankan syariah di Indonesia telah tersedia beberapa instrumen seperti (IMA) sertifikat investasi mudharabah antar bank, (PUAS) aturan-aturan tentang pasar keuangan antar bank dengan prinsip syariah, (SWBI) sertifikat wadiah bank Indonesia, serta (FPJPS) ketentuan tentang Fasilitas Pembiayaan Jangka Pendek bagi bank syariah. Dalam pengembangan sektor ekonomi pembangunan sekarang ditemui banyak metode dalam manajemen dana khususnya pengelolaan likuiditas pada lembaga lembaga keuangan, baik itu bank maupun non bank, baik itu syariah maupun konvensional. Pengelolaan likuiditas ini sangatlah berpengaruh pada perkembangan lembaga itu sendiri dan perekonomian negara secara luas. Seperti krisis sektor keuangan di tahun 1997 (krismon), yang terjadi pada waktu itu merupakan salah satu dampak dari masalah likuiditas suatu lembaga keuangan dalam menangani aliran sumber dana dan pengarunya secara luas terlihat pada perkembangan pasar surat-surat berharga, sektor perbankan dan lebih jauh lagi pada sektor riil, dan berdampak krisis ekonomi global. Masalah pengelolan likuiditas adalah masalah yang berhubungan dengan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya yang segera harus dipenuhi. Jumlah alat-alat pembayaran (alat likuid) yang dimiliki oleh suatu perusahaan pada suatu saat merupakan kekuatan membayar dari perusahaan yang bersangkutan. Suatu perusahaan yang mempunyai kekuatan membayar belum tentu dapat memenuhi segala kewajiban finansialnya yang segera harus dipenuhi atau dengan kata lain perusahaan tersebut belum tentu memiliki kemampuan membayar. Secara umum, pengertian likuditas adalah kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dana (cash flow) dengan segera dan dengan biaya yang sesuai, dimana
This study examines the effects of bank size, net working capital, ROA, ROE, CAR, NPL, deposit interest rate, and credit interest rate on the banking liquidity in Indonesia. We use 145 data of commercial banks in 2007-2011. We use multiple linear regression method to analyze the relationship between bank size, net working capital, ROA, ROE, CAR, NPL, deposit interest rate, credit interest rate and banking liquidity. The results show that Net Working Capital, ROA, ROE, CAR, Deposit Rate, and Interest Rate have a significant effect on banking liquidity. Meanwhile, Size of Bank and NPL does not effect on banking liquidity. PENDAHULUAN Pengaruh sektor perbankan di dalam perekonomian suatu negara sangat besar. Kegagalan suatu perbankan dapat menimbulkan akibat yang sistemik terhadap perekonomian suatu negara. Krisis global 2008 yang berpengaruh terhadap perekonomian dunia adalah sebagai akibat gagalnya bank sentral di Amerika Serikat karena macetnya kredit perumahan. Akibat dari peristiw...
2021
Perkembangan siklus perekonomian global yang semakin maju menyebabkan antar perusahaan nasional dan internasional saling bersaing dalam meningkatkan kinerja yang maksimal dalam rangka mendapatkan sasaran yang ingin diperoleh. Salah satu lembaga usaha yang berperan penting bagi perekonomian adalah perbankan. Bank merupakan unit usaha yang sangat besar peranannya terhadap pertumbuhan perekonomian dan mendukung pembangunan nasional. Kegiatan utama lembaga perbankan adalah sebagai wadah dalam hal simpan pinjam uang bagi masyarakat. Masyarakat yang kelebihan dana dapat menyimpan uang di bank dalam bentuk tabungan, giro dan deposito berjangka. Bank menurut pasal 1 ayat (2) UU No. 10 Tahun 1998 yang merupakan perubahan atas UU No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan adalah suatu lembaga usaha yang memperoleh dana dari kegiatan simpanan oleh masyarakat yang kelebihan dana dan kemudian memutarkan dana tersebut kepada masyarakat yang membutuhkan berupa fasilitas kredit dengan tujuan demi kesejahteraan hidup masyarakat banyak. Perbankan adalah unit usaha yang berlandaskan kepercayaan dalam memberikan pelayanan. Selain itu bank juga diharapkan dapat bekerja dengan tingkat efisiensi yang tinggi dan mampu mengelola segala risiko dari setiap aktivitas yang dilakukannya. Menurut (Siamat, 2004) risiko usaha bank merupakan risiko yang terjadi akibat tingkat pengembalian pendapatan yang kemungkinan tidak diterima dikemudian hari. Hal ini bisa disebabkan oleh terjadinya kredit macet, kesulitan dalam pendanaan jangka panjang, maupun perubahan suku bunga pasar yang tidak stabil. Beberapa risiko yang dapat terjadi dari aktivitas operasional bank yakni risiko likuiditas, risiko kredit, dan risiko solvabilitas (Habibie, 2017). Menurut (Anggraeni, 2014) likuiditas adalah bagaimana kesanggupan bank membayar hutangnya dalam jangka waktu yang harus segera dibayar atau jangka
This paper analyzes the liquidity of banks, both precautionary and involuntary liquidity. We apply dynamic panel estimation on individual bank data covering the period of Januari 2002 to November 2011. The result shows that precautionary liquidity is more determined by the operation of the bank. On the other hand, the involuntary liquidity is more affected by the financial system condition. Related to the size, the effect of the financial system condition and the macroeconomy is larger for the small banks. Moreover, the monetary policy in the form minimum reserve requirement affects the precautionary liquidity of the small banks; while the central bank rate is less influential to the bank liquidity.
Jurnal Ilmu Perbankan dan Keuangan Syariah, 2022
Jurnal Tabarru': Islamic Banking and Finance
Manajemen resiko likuiditas merupakan pengelolaan bank agar terhindar dari resiko likuiditas yang disebabkan oleh ketidak mampuan bank dalam membayar kewajiban jangka pendeknya. Agar bank terhindar dari resiko likuiditas, maka bank harus memastikan dana yang tersedia cukup untuk membayar kewajiban-kewajiban, mencairkan dana nasabah yang akan jatuh tempo, membiayai kegiatan operasional dan cukup dana menghadapi kemungkinan munculnya ekonomi yang memburuk. Kecukupan dana bank sangat tergantung dari instrumen pengelolaan likuiditas. Instrumen likuiditas bisa diperoleh dari penghimpunan dana pihak ketiga (DPK), peminjaman di pasar uang syariah, pembelian SBI syariah, mencari investor dari dalam negeri atau investor luar negeri, atau dari sumber-sumber dana lainnya. Hasil penelitian memperlihatkan penerapan manajemen resiko likuiditas pada bank syariah dan UUS dilaksanakan dalam bentuk; a) Direksi, komisaris dan DPS melakukan pengawasan aktif terhadap rumusan dan pelaksanaan manajemen re...
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.