Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
2023, Adelia Nurliati Dalimunthe
…
19 pages
1 file
ADELIA NURLIATI DALIMUNTHE (NPM : 232114034 ) KELAS 1A
Background. Maternal age is the main known risk factor of Down syndrome. Recently some researchers have suggested that there may be certain environmental factors that increase the risk of the condition. This study aimed to estimate the association of Down syndrome and maternal age while controlling for maternal education, family income and environmental factors. Methods. This study was analytic-observational using case control approach. It was conducted at a special school for children with disability in Surakarta. A sample of 20 mothers of children with Down Syndrome and 40 mothers of normal children, was selected by fixed-disease sampling. The relationship between maternal age and the risk of Down syndrome while controlling for maternal education, family income, and environmental factor, was analyzed using multiple logistic logistic regression. Odds ratio was used to measure the association of variables. Results. Mean maternal age (year) at birth of Down syndrome children (37.82) was higher than that of normal children (28.60), and it was statistically significant. After controlling for maternal education, family income and living environmental factor, mothers aged 35 years or older had 12 times as many risk of Down syndrome as those aged less than 35 years, and it was statistically significant (OR= 12.10; 95%CI 2.96 to 49.22). Evidence from this study did not support the relationship between maternal education, family income, and the risk of Down syndrome. Living in an unhealthy environment increases the risk of Down syndrome 2.5 times as many than living in a healthy environment, although this relationship was not statistically significant with the available sample size of 60 subjects (OR= 2.34; 95%CI 0.44 to 15.28). Conclusion. There is a very strong relationship between maternal age at birth and the risk of delivering children with Down syndrome, even after controlling for some potential confounding factors. Environmental factor seems to play a role in the incidence of this condition, but further studies are needed with larger sample size.
TITIK DAN GARIS Persamaan Garis y = mx + b Persamaan garis menurut koordinat Cartesian adalahdimana m adalah slope/kemiringan garis yang dibentuk dari dua titik, yaitu (x1,y1) dan (x2,y2).Untuk penambahan x sepanjang garis yaitu dx akan mendapatkan penambahan y sebesar : dy = m . dx Atribut Atribut dasar untuk garis lurus adalah type (tipe), width (tebal) dan color (warna). Dalam beberapa paket aplikasi grafik, garis ditampilkan dengan menggunakan pilihan pen atau brush . Berikut ini dibicarakan bagaimanafungsi garis dapat mengakomodasi bermacam-macam spesifikasi atribut. Tipe Garis Garis mempunyai beberapa linetype (tipe garis) diantaranya solid line (garis tebal), dashed line (garis putus), dan dotted line (garis titik-titik).Algoritma pembentukan garis dilengkapi dengan pengaturan panjang dan jarak yang menampilkan bagian solid sepanjang garis. Garis putus dibuat dengan memberikan nilai jarak dengan bagian solid yang sama. Garis titiktitik dapat ditampilkan dengan memberikan jarak yang lebih besar dari bagain solid. Prosedur yang serupa digunakan pula untuk membuat bermacam-macam tipe garis. Untuk mengatur atribut dalam program aplikasi PHIGS menggunakan fungsi: setLinetype (lt) Di mana parameter it menunjukkan integer positif dengan nilai 1,2,3,4 untuk membuat garis solid, dashed, dotted atau dotted dash. nilai lain untuk parametergaris dapat digunakan untuk menampilkan berbagai macam pola dot dashed. Ketika parameter linetype diatur dalam aplikasi PHIGS, perintah line drawing membuat garis dengan tipe garis tersebut. Algoritma Pembentukan Garis Algoritma pembentukan garis menggunakan 3 algoritma :
Demensia adalah sebuah sindrom karena penyakit otak, bersifat kronis atau progresif dimana ada banyak gangguan fungsi kortikal yang lebih tinggi, termasuk memori, berpikir, orientasi, pemahaman, perhitungan, belajar,kemampuan, bahasa, dan penilaian kesadaran tidak terganggu.
The aims of this study is to isolate and find the alkaloid compounds contained in the leaves of avocado (Persea americana Mill). The method used is the isolation of pure compounds to obtain isolates. 400 g of avocado leaves macerated with methanol solvent yield 53.41 gr of methanol extract. The results of column chromatography I yield 17 fractions, the fraction N 12 is re-elected for column chromatography II. The results of chromatography N 12 obtained isolate pure in fractions 7. This isolate is tested purity by using thin layer chromatography with eluent variations produce a single stain pattern, so it can proceed with the test isolate phytochemicals. The results of IR spectrophotometer data interpretation, isolate pure fractions 7 indicates the presence of alkaloid compounds having functional groups N-H (3311.55 cm-1), C-H aliphatic (2921.96 cm-1, 2850.59 cm-1), C=O (1735.81 cm-1, 1641.31 cm-1), C-N (1240.14 cm-1, 1130.21 cm-1), C-H Aromatic (910.34 cm-1, 846 cm-1), N-C=O (580.53 cm-1). The results of UV-Vis spectrophotometer from fractions 7 gives absorption wavelength of 238.5 nm indicating the occurrence of electron transition nπ * and nσ * which indicates the existence of C=O and N-H groups.
Makalah , 2022
Karena kurangnya bukti mengenai pesantren, baik dalam bentuk manuskrip maupun artefak sejarah lainnya yang menjelaskan awal sejarah kebangkitan pesantren, kehadiran pesan yang terkait dengannya sangat berbeda. Defisit ini, di sisi lain, justru menjadi elemen penentu dalam sejarah panjang pesantren sebagai media kajian yang tidak pernah kering. Selain itu, kurangnya dokumen sejarah pesantren ini menciptakan pembenaran tersendiri untuk pembangunan lintasan sejarah pemerintahan Indonesia yang berkelanjutan. Tidak bisa dipungkiri jika lembaga pondok pesantren memegang peran penting dalam upaya bangsa Indonesia untuk memberikan pendidikan, khususnya pendidikan agama. Pesantren masih bisa eksis dan berperan dalam upaya memberikan pendidikan berkualitas, seperti yang telah mereka lakukan sejak awal. Kajian ini bertujuan untuk menunjukkan perubahan yang terjadi di dunia pesantren sejak awal hingga saat ini, serta banyaknya dinamika yang terjadi sebagai akibat dari keberadaan pesantren sebagai lembaga pendidikan dan penyelenggara komunitas. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana sejarah berdirinya pesantren di Indoenesia? 2. Bagaimana dinamika Pesantren?
A. LATAR BELAKANG Disritmia adalah suatu kelainan ireguler dari denyut jantung yang disebabkan oleh pembentukan impuls yang abnormal dan kelainan konduksi impuls atau keduanya. Fibrilasi ventrikuler adalah sebagian depolarisasi ventrikel yang tidak efektif, cepat, tak teratur. Ini terjadi karena iskemik, infark miokard, manipulasi kateter dan karena sengatan listrik. Disritmia ventrikel merupakan permulaan dari fibrilasi ventrikel. Fibrilasi ventrikel ditandai dengan perpanjangan interval Q -T dan HR 150 -2000 X / menit atau bahkan lebih. Fibrilasi ventrikel merupakan penyebab kematian tiba-tiba bila resusitasi tidak dilakukan segera. Stimulasi irama jantung bermula dari nodus SA di dinding atrium kanan dekat muara vena kava superior. Menyebar seluruh dinding atrium dan sampai ke nodus AV terletak di dasar atrium kanan diatas katup trikuspidalis. Stimulasi diteruskan melalui berkas his dan membagi 2 jarak menuju miokard ventrikel melalui serat purkinje.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.