Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
PPG Prajabatan Tugas LMS
Jurnal Pendidikan Sains Dan Teknologi, 2022
In the 21st century learning period requires educators to be more skilled in processing learning media as creatively as possible by utilizing current technological developments. Utilization of this technology can be used as a solution to improve student learning outcomes in understanding HOTS assessment. This research was conducted at Kedungdalem 2 Public Elementary School Class 5 by focusing on the material "Human Circulatory System" which was considered difficult for students to understand. In its implementation, the researchers utilized a 4D application-based learning media, namely "DEVAR" as a learning medium with PjBL and Scientific learning models. The method in research is Classroom Action Research which is a controlled investigative process to find and solve learning problems in the classroom. The results obtained in conducting classroom action research using the "DEVAR" application were carried out well by the researchers, so that the initial pre-test increased by 26.93% and the post-test increased to 42.30%.
JURNAL CEMERLANG : Pengabdian pada Masyarakat
Seiring digulirkannya program Merdeka Belajar Kampus Merdeka oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi banyak hal baru yang harus dikuasai oleh sekolah. Hal baru itu meliputi perubahan paradigma dalam pembelajaran, pendidikan yang memerdekakan, projek penguatan profil pelajar Pancasila, pembelajaran yang berdiferensiasi, hingga asesmen pembelajaran. Sejak program itu digagas Kementerian telah melakukan berbagai terobosan di antaranya melakukan sosialisasi, pelatihan, diklat, bimtek, dan pendampingan. Namun pada tataran implementasi tidak semua program berjalan sesuai rencana, karena ditemukan berbagai masalah di dalamnya. Permasalahan itu di antaranya adalah terkait masalah teknis, seperti pembuatan kurikulum operasional satuan Pendidikan (KOSP), pembuatan modul ajar, pembelajaran berdiferensiasi, dan asesmen pembelajaran. Terkait masalah tersebut solusi yang tim tawarkan adalah dengan melaksanakan pendampingan terhadap pendidik dan kepala seko...
Studia Islamika, 2014
BooL Rwiru J aoa c onsi sts of tlne e c u lturdl p ariants : abangan (n om in a l M us lim), sanrri (pious Muslim) and priyayi faoanese aristocrats). The three aariants are distinctiae social groups with their oun religious uorldaieu, hfe style, social ethics and religious tradition. Tltus, the existence of the three groups in dicates Jaaanese religious syncretism, i.e., animism, Islam and Javanese Hindu-Buddhism. Gemz duells in dewil on the concEtion that each oariant tends to identifi itself uitb certain political orienation and ideolog (polit,ik alirary' in Indonesia. Almost all American scholars applied the trichotomy of Islam adopted from Geenz\ findings in interpreting Indonesian politics and culture. Indonesian studies since then has been determined literally by the acadcmic discourse of Geertz\ a,liran approarh to Indonesiathat, in general, considers Islam as a minor fartor in social and political life. Howeoer, duringthe pastfewyears,uitb tbe emergence of Islam in Indonesian politics, especially arter tbe rise of the All-Indonesian Association of Muslim Intellectuak (kaun Cendekiauan Muslim seJndonesia,lCMt, and the neu vigor of Islamization at all levels of sociery, a great deal of new dtten- tion bas been atnaned to the study of Islam in Indonesia. Therefore, without neglecting the contribution of the old approarh to Indonesia in terms of historical dccurdtj, this neat deztelopment of Islam brings uith it some insight into the discourse of American scholarship on Islam in Indonesia. The main purpose of the book is, in the first place, to set forth d more dccurdte explandtion of Indonesian Islam on the basis of its bistory, specific thought and development, and religious discourse. Second, this neu paradign also attempts to explore fragments of the Vestern social dis- course of religion applied to modern Islamic movement that has been ac- cused of being religiously fundamenalist. In the neu paradigm, it is clear that such an dccusation is misleading in percei,.ting Indonesian Is- larn. In addition, the new paradigm allows some imporunt Indonesian Muslim leaderssuch as Taufik Abdullah, Nurcbolish Madjid, Abdunahrnan Wahid, etc.to speak for themselztes about their imag- ined pictures and aision of Islam. The picture comingfrom the neu para"digm is tbat Indonesian Islarn is dffirent from th4t in the Middle Easr. This book presents Indonesian Islam as ahospiable and smilinglslam, uhich appeals to democracy, pluralism and religious tolerance. Marh Wooduard, the editor of the book, calls Indonesian Islam as "liberal Islam",uhich unfortunately escapes the attention of Samuel Huntington, notorious for his so-called 'Clash of Civi lizations" assertion. .ttdia Isl|mibd, Vol. 1, No. .i, 1997 ') )') Booh Rn ieu J"n (1;L \-#i-"ri1 (0-rr;J1 ol-*j)l li" J.:; $Jl -JJl p-r;i ,lt.f J_lb $-l f(\ 1r.; o;t--> rp (CliffordGeertz) ;* t:*JS "Ji u ;rJ*Jf g;-rJ ra;ri...h;y cayl-ll a.,'"til\ Jy-g>tit ,J'.;" Si ;o Jl rS-Jl Jy+ .r 9Ur: Gew a;"a:. ga-,..rg:H1-: c;xr**y-t,!l C-.i*^Jl ,i ;l ,k; ri1 lfy*)U r-€.i"tt g+ oi'-1\-*)1 tar ,.-- q:i lubungun) ,Jl-*jl..tT :A+Ui L\"i\ 4b,U drl of4 r'oyb s/ s.y-!l C\lS ci-r3,;:Ul J3-l*il +;i lsantri) 6yJS,p*!! J;,.l*Jl .-l:\JD\ La .:;-; Jl "*.r)\-:jl ,.rLiu:Jl oj..y .t$l tji lpriyayi) ,F-;C r4*J1 dUU ;t-. u+ a-,1*Jl frh g, Jt ceeL.>!l .j-o gt, otr JurJ!: 14 +tJl luJl-r (a*eLb!l ;!'1_r (;Lt1 .;ayL-'.J1 c;-rJ ,tr+:!l d.r* -,iJiiJ\ ej;l "-! .:>\-:jt J$\ jD\ ;.J:jl i* ;r.,t t;.iitl +s4\s p)-!11 +j\,-t,syp re **x .ruj! "J1 a:.s UA F oi trru; u:Jl ;5J1 J j-Jr.."u.Jt .L**/! 4.-q. +-* e\S ;e arV ol-Jl .r+ JL<iJ"!1 ;r.*11-rJ1 C."* J1(; ,tl .f .:t it * t' Jl Uj JIJi ji,J f t-#t-ii; z, ,+y-r,!l .rLlJl -# .? j* 1\ k,r ct-aS\1 cjp *J-bUVf 4;-r,!l .:t-lr-rjl .-.;J1 ;2J1 ;t*Jl up diU J-t-f c'+,V zi-a.t g).")t f-: g-tJt e+".tt J-Ui .rlt ro*LJ\_r +L-b.!i t4 g'S r4-r*-olj;* Jy-* 4i!i ir-.)l y;FWS .j-j;Jl ;"J2,1J e\--;j! -t-.1 a-rg l;, *;;-r,!1 eL*!.Jl 'j 1)*!1 c(Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia, ICMI) .t*,.+J-tj)1 j*JJl ;.-. .r!y*Jl g+"* ; p>\-!! fltl.Jll ut' r-"r.xJl !t-:.Jl gf
LiNGUA: Jurnal Ilmu Bahasa dan Sastra, 2011
Many people admit that the discussion of literary concept has never reached the final agrement. That is why literature is considered to be peculiar and particular as well. The literary concept increasingly becomes a dilemma when the concept is supposed to be included in a separate specific area, that is, Islamic literary concept. According to the writer, the dilemma of literary concept constitutes a potential substance especially for developing literature paradigm ahead.
Konsep dan Siklus Akuntansi Pemerintah Daera
Cemas adalah emosi dan merupakan pengalaman subyektif individual, mempunyai kekuatan tersendiri dan sulit untuk diobservasi secara langsung. Perawat dapat mengidentifikasi cemas lewat perubahan tingkah laku klien. Stuart (1996) mendefinisikan cemas sebagai emosi tanpa obyek yang spesifik, penyebabnya tidak diketahui, dan didahului oleh pengalaman baru. Sedangkan takut mempunyai sumber yang jelas dan obyeknya dapat didefinisikan. Takut merupakan penilaian intelektual terhadap stimulus yang mengancam dan cemas merupakan respon emosi terhadap penilaian tersebut. Lebih jauh dikatakan pula, kecemasan dapat dikomunikasikan dan menular, hal ini dapat mempengaruhi hubungan terapeutik perawat klien. Hal ini menjadi perhatian perawat. Bostrom (1995) mengemukakan stressor sebagai factor presipitasi kecemasan adalah bagaimana individu berhadapan dengan kehilangan dan bahaya yang mengancam. Bagaimana mereka menerimanya tergantung dari kebutuhan, keinginan, konsep diri, dukungan keluarga, pengetahuan, kepribadian dan kedewasaan. Kecemasan adalah suatu kondisi yang menandakan suatu keadaan yang mengancam keutuhan erta keberadaan dirinya dan dimanifestasikan dalam bentuk prilaku seperti rasa tak berdaya, rasa tidak mampu, rasa takut, phobia tertentu (Hamid dkk,1997). Kecemasan muncul bila ada ancaman ketidakberdayaan, kehilangan kendali, perasaan kehilangan fungsi-fungsi dan harga diri, kegagalan pertahanan, perasaan terisolasi (Hudak dan Gallo, 1997). B. Kecemasan Menurut Freud Freud membagi kecemasan menjadi tiga, yaitu: 1. Kecemasan Realitas atau Objektif (Reality or Objective Anxiety) Suatu kecemasan yang bersumber dari adanya ketakutan terhadap bahaya yang mengancam di dunia nyata. Kecemasan seperti ini misalnya ketakutan terhadap kebakaran, angin tornado, gempa bumi, atau binatang buas. Kecemasan ini menuntun kita untuk berperilaku bagaimana menghadapi bahaya. Tidak jarang ketakutan yang bersumber pada realitas ini menjadi ekstrim. Seseorang dapat menjadi sangat takut untuk keluar rumah karena takut terjadi kecelakaan pada dirinya atau takut menyalakan korek api karena takut terjadi kebakaran. 2. Kecemasan Neurosis (Neurotic Anxiety) Kecemasan ini mempunyai dasar pada masa kecil, pada konflik antara pemuasan instingtual dan realitas. Pada masa kecil, terkadang beberapa kali seorang anak mengalami hukuman dari orang tua akibat pemenuhan kebutuhan id yang implusif Terutama sekali yang berhubungan dengan pemenuhan insting seksual atau agresif. Anak biasanya dihukum karena secara berlebihan mengekspresikan impuls seksual atau agresifnya itu. Kecemasan atau ketakutan untuk itu berkembang karena adanya harapan untuk memuaskan impuls Id tertentu. Kecemasan neurotik yang muncul adalah ketakutan akan terkena hukuman karena memperlihatkan perilaku impulsif yang didominasi oleh Id. Hal yang perlu diperhatikan adalah ketakutan terjadi bukan karena ketakutan terhadap insting tersebut tapi merupakan ketakutan atas apa yang akan terjadi bila insting tersebut dipuaskan. Konflik yang terjadi adalah di antara Id dan Ego yang kita ketahui mempunyai dasar dalam realitas. 3. Kecemasan Moral (Moral Anxiety) Kecemasan ini merupakan hasil dari konflik antara Id dan superego. Secara dasar merupakan ketakutan akan suara hati individu sendiri. Ketika individu termotivasi untuk
POSITIVISME Makna 'positivism' tiada ada kena mengena dengan positive thinking.Positivism merupakan salah satu metod untuk menyikapi ilmu sains social dan merupakan di antara buah hasil zaman pencerahan Eropah. Comte telah dikenal pasti sebagai pelopor idea positivism melalui pengenalan beliau terhadap istilah 'positivist philosophy'. Melalui method positivism, beliau, sepertimana sarjanawan pasca Enlightenment telah berusaha menolak metafizik keagamaan, nilai subjektif dan hanya menerima ilmu yang terbina di atas kajian empirikal semata-mata. Zaman kebangkitan Eropah pula telah menyaksikan beberapa tokoh pemikir barat yang lain muncul meneruskan aspirasi Comte. Antara mereka ialah Durkheim yang popular dengan metod induksinya; J.S. Mill yang telah mempopularkan teori Utilitarianisme, dan juga Herbet Spencer yang telah menerbitkan idea 'Survival of the Fittest' iaitu cedokan daripada idea Evolusi Darwin untuk dijadikan sandaran kepada sains sosial (Social Darwinism). Positivism menekankan konsep sains sosial bebas nilai. Menurut mereka falsafah politik, ekonomi dan sosiologi hendaklah berteraskan nilai neutral dan tidak terkait atau dicorakkan oleh realiti subjektif yang dihasilkan oleh budaya ataupun kepercayaan keagamaan. Pendokong falsafah ini cuba meletakkan sains sosial setaraf dengan sains tulen dengan tanggapan bahawa setiap fenomena sains sosial boleh difahami dengan ukuran empirikal melalui konsep sebab-musababnya. Falsafah positivisme ini walau bagaimanapun tidak lari dari kritikan. Leo Strauss merupakan di antara mereka yang lantang mengkritik metod falsafah ini. Golongan cultural relativism juga agak ketara di dalam melancarkan kritikan terhadap positivism. Begitu juga dengan golongan Post Structuralist dan Post-Modernist. Di pihak sarjanawan Islam, sudah tentunya pendekatan golongan positivist ini tidak selari dengan ruh Islam itu sendiri. Umer Chapra ketika membicarakan isu ekonomi Islam dalam bukunya 'The Future of Economy' telah membicarakan isu ini dan telah menegaskan perbezaan ketara di antara nuansa ekonomi Islam berbanding eknomi konvensional di antaranya ialah berhubung falsafah positivisme yang menjadi tonggak ideologi ekonomi konvensional (samada klasik (kapitalisme) mahupun sosialisme).
1. DESA DAN PERUBAHAN PARADIGMA a. Pengertian dan Istilah Tentang Desa i. Menurut Undang-Undang No 5 Tahun 1979, desa adalah suatu wilayah yang ditempati sejumlah penduduk sebagai kesatuan masyarakat yang di dalamnya merupakan kesatuan hukum yang memiliki organisasi pemerintahan terendah langsung di bawah camat, dan berhak menyeleng garakan rumah tangganya sendiri (otonomi) dalam ikatan negara kesatuan Republik Indonesia. ii. Adapun kelurahan adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk yang memiliki organisasi pemerintahan terendah langsung di bawah camat yang tidak berhak menyelenggarakan rumah tangganya sendiri. iii. Pengertian desa kemudian diterangkan kembali dalam Pasal 1 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, yaitu sebagai berikut. 1. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dalam sistem pemerintahan nasional dan berada di daerah kabupaten.
Jim-Zam, 2022
Melalui pengalaman belajar dalam bentuk tatap muka, diskusi, dan tanya jawab, mahasiswa dapat: 1. Memahami dan menjelaskan definisi kepemimpinan 2. Memahami dan menjelaskan unsur-unsur dan syarat kepemimpinan 3. Memahami dan menjelaskan sejarah perkembangan kepemimpinan 4. Memahami dan menjelaksan fungsi pemimpin 5. Memahami dan menjelaskan faktor-faktor kepemimpinan 6. Memahami dan menjelaskan pandangan Islam tentang kepemimpinan
Materi mata kuliah patologi sosial dan kriminologi
Belajar merupakan aktivitas anak (manusia) yang sangat vital. Jika bayi manusia yang baru dilahirkan tidak mendapat bantuan dari orang dewasa, niscaya binasalah ia. Ia tidak mampu hidup sebagai manusia jika ia tidak diajar/ di didik oleh manusia lain, meskipun bayi yang baru dilahirkan itu membawa beberapa naluri/ insting dan potensi-potensi yang diperlukan untuk kelangsungan hidupnya. Namun potensi-potensi bawaan tak dapat berkembang dengan baik tanpa adanya pengaruh dari luar. Karena itu manusia membutuhkan kepandaian yang bersifat jasmaniah dan rohaniah, dan semua ini hanya dapat dicapai melalui belajar.
Abad Melinium yang dicirikan dengan era global telah menuntut peningkatakan daya saing dan kompetisi yang terbuka. Hal itu, telah menimbulkan orientasi baru dalam pendidikan, yaitu sangat perlunya diciptakan dan ditekankan adanya pendidikan yang bermakna, karena dengan pendidikan yang bermakna akan dapat menolong kita, sedangkan pendidikan yang tidak bermakna hanya menjadi beban hidup. Karena itu pembelajaran yang bermakna menjadi isu penting dalam pendidikan seperti yang telah dilaporkan oleh the International Commission on Education for the Twenty-first Century (Delors, 1995), suatu komisi yang dibentuk oleh UNESCO dan bertugas mengkaji pendidikan yang tepat untuk abad ke-21.
Perspektif Ilmu Pendidikan
The students of Primary Education Teachers Education of S1 in the Scool of Education, State University of Jakarta, found difficulties in understanding and implementing of assessment concept in the course of Instructional Evaluation Development. This classroom action research which was conducted in 2008, aimed at overcoming the difficulties by using mind mapping startegy. Involving 70 students of Primary Teachers Education in theShcool of Education of State University of Jakarta, the research employed developing and improving instructional quality method following the classroom action research model introduced by Standford and Kemmis. At the end of the research it wa sfound out there ia a significant improvement of the students’ understanding in the assessment concept.
EDUKATIF : JURNAL ILMU PENDIDIKAN
Tujuan artikel ini untuk mendeskripsikan secara konseptual kurikulum prototipe yang akan diterapkan pada tahun ajaran 2022/2023. Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian studi pustaka dengan metode deskriptif. Tujuannya untuk mendeskripsikan hasil temuan pustaka yang diambil dari artikel, web, steaming youtube terkait dengan topik yang dibahas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam mempersiapkan kondisi zaman, maka pendidikan harus terus bergerak secara dinamis mengedepankan sikap proaktif dalam menghadapi perubahan secara progresif dan transformatif ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Kurikulum prototipe merupakan salah satu upaya transformasi pendidikan di Indonesia. Arah pengembangan kurikulum prototipe memiliki khas yang menjadi pendukung dalam upaya pemulihan belajar. Kurikulum Prototipe yang akan diterapkan oleh Kemendikbud-Ristek pada tahun ajaran 2022/2023 memiliki tujuan yang sangat baik yaitu menginginkan pembelajaran lebih aktif dan adaptif dengan memberikan ...
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.