Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
3 pages
1 file
Neurosains merupakan sebuah rujukan yang dipakai oleh para pakar pendidikan Islam. Neurosains menemukan bahwa seluruh potensi anak didik bertumpu pada otaknya. Selanjutnya dijelaskan, bahwa anak didik yang baru lahir mempunyai 100-200 miliar neuron (sel saraf) dan kecerdasannya berkembang hingga 50 % sampai anak usia 6 bulan (Adi W. Gunawan, 2003). Pada usia dua tahun perkembangan otaknya mencapai 75% , dan pada usia 10 tahun perkembangan kecerdasannya telah mencapai 90%. Diatas usia sepuluh tahun perkembangan otak semakin lambat sehingga untuk mencapai perkembangan kecerdasan 100% harus menunggu hingga anak berusia 18 tahun. Neorosais secara etimologi adalah ilmu neural (neural science) yang mempelajari sistem syaraf, terutama mempelajari neuron atau sel syaraf dengan pendekatan multidispliner. Secara terminologi, neurosains merupakan bidang ilmu yang mengkhususkan pada studi saintifik terhadap sistem syaraf. Dengan dasar ini, neurosains juga disebut sebagai ilmu yang mempelajari bagian otak dan seluruh fungsi syaraf-syaraf belakang. Didalam dunia pendidikan, setelah para peneliti meneliti tentang neurosais, muncul perdebatan dua kubu, memisahkan dan menyatukan tiga elemen (otak-pikiran, jiwa-badan, akal-hati) belum menemukan titik temu. Pendapat Hernanta (2013:16) mengemukakan bahwa neurosains bias diartikan sebagai ilmu yang secara khusus mempelajari dan mengkaji sistem saraf atau sistem neuron (sel saraf) pada manusia. Menurut Ikrar (2015:1) neurosains adalah ilmu masa depan (ultimate science), ilmu yang tingkat implementasi pembelajaran neurosains dalam menstimulasi kemampuan motorik anak.
Trilogi, 2021
Brain is a center of human intelligence that controls the nervous system in learning process. Early childhood education through a neuroscience approach is possible to be implemented through various methods, including the way teachers provide education firstly need to understand the performance of the human brain. In addition, it also pays attention to the natural work of the learner's brain in the learning process. The purpose of this study is to describe the importance of neuroscience approach for early childhood in the learning process. This research method is an intertextual approach by emphasizing the method of meaning of creativity and the type of research used is qualitative research in the form of literature (library research). The results of this study are as follows: 1) a early childhood teacher needs to apply a neuroscience approach in learning to assist teachers in achieving competence for their students, especially for early childhood; 2) the strategy of a nearly childhood teacher needs to apply a neuroscience approach by understanding the stages of development of the intelligence center as a teacher does not only provide experience, but more importantly is facilitated and stimulated to optimize the development of intelligence capacity for his students.
Nasywa Ayudvi , 2023
Ana' Bulava: Jurnal Pendidikan Anak
ABSTRAK Pendidikan anak usia dini ialah sarana untuk menggali serta mengembangkan berbagai potensi anak agar dapat berkembang secara optimal. Pembelajaran berbasis Neurosains wajib memperhatikan keseimbangan otak kanan dan otak kiri. Otak kanan serta otak kiri masing-masing memiliki peran penting, sehingga keduanya wajib diberi stimulus secara seimbang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pembelajaran berbasis neurosains dalam pendidikan anak usia dini. Metode penelitian menggunakan studi literatur (literature review), dilakukan dengan membaca, menganalisis dan menarik kesimpulan. Hasil dari kajian literatur itu bahwa pembelajaran berbasis neurosains dalam pendidikan anak usia dini sangat penting dan pelaksanaan pembelajaran berbasis neurosains dapat dilakukan dengan berbagai cara. Kata Kunci: Pendidikan Anak Usia Dini, Pembelajaran Berbasis Neurosains. ABSTRACT Early childhood education is a means to explore and develop various potentials of children so that they can develop ...
Rosy Julietri, 2022
Secara etimologi,neurosains adalah ilmu neural yang mempelajari tentang system saraf,teutama membahas tentang neuron dan sel saraf dengan pendekatan melalui banyak cabang ilmu.Pendekatan anak usia dini melalui neurosains dapat dilaksanakan dengan berbagai macam metode.Manusia yang lahir telah dikarunia i oleh hakikat manusia tetapi masih dalam potensi,belum menjadi wudud nyata.Manusia memiliki dimensi potensi,keunikan dan dinamika sendiri sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Hurlock (1980), masa anak usia dini dimulai stelah bayi yang penuh dengan ketergantungan, yaitu kira-kira usia 2 tahun sampai saat anak matang secara seksual. Ia memiliki karakteristik tertentu yang khas dan tidak sama dengan orang dewasa serta akan berkembang menjadi manusia dewasa seutuhnya.
Dinni Ramadhani, 2023
Tugas ini dibuat untuk memenuhi mata kuliah neurosains
: s r i b u n g a . a r n a o u t @g ma i l . c o m A b s t r a c t On eo ft h e m i sh o wt oe s t a b l i s hg o o da n dr i g h t b r a i n , b e c a u s et h eb r a i n ' s a b i l i t yt o i n f l u e n c et h eq u a l i t yo fl i f ei n o r d e rt o b e c o mef u l l yh u ma n .
Ta'allum: Jurnal Pendidikan Islam, 2018
Abstrak: artikel ini membahas tentang neurosains dalam pembelajaran agama islam. Ilmu pengetahuan agama islam berkaitan dengan neurosains karena mempelajari tentang otak. Otak merupakan pusat kecerdasan manusia yang mengendalikan sistem saraf dalam menangkap suatu pembelajaran. Makin jelas tujuan pembelajaran pendidikan agama makin mudah pula pemilihan dan penetapan bahan dan metode penyampaiannya. Pendidikan Agama Islam melalui teori neuroscience dapat dilakukan dengan cara guru atau pendidik terlebih dahulu harus mengetahui dan memahami kinerja otak manusia, memperhatikan kerja alamiah otak peserta didik dalam proses pembelajaran, menciptakan suasana pembelajaran dimana peserta didik dihormati dan didukung, menghindari terjadinya pemforsiran terhadap kerja otak. setelah itu maka, guru PAI dapat menggunakan berbagai model pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang menarik kepada siswa atau peserta didik. Dengan demikian maka siswa akan mengalami pengoptimalan fungsi otak secara baik dan benar sehinggga tujuan belajar dapat tercapai dengan baik.
Della Novita, 2022
Resume pertemuan 13- 14 mata kuliah neurosains dalam pembelajaran anak usia dini
Pendidikan anak usia dini dengan pendekatan neurosains dapat membantu guru dalam mencapai kompetensi bagi anak didiknya. Seorang guru PAUD perlu memahami fungsi otak manusia dan cara kerja alamiah otak siswa dalam proses pembelajaran. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kepustakaan dengan pendekatan intertekstualitas yang menekankan pada metode pemaknaan kreativitas. Temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa seorang guru PAUD perlu menerapkan pendekatan neurosains dalam proses pembelajaran untuk mendukung guru dalam mencapai kompetensi bagi anak usia dini. Strategi yang dapat digunakan oleh seorang guru PAUD dalam menerapkan pendekatan neurosains adalah dengan memahami tahapan perkembangan pusat kecerdasan sehingga guru dapat memfasilitasi dan memberikan rangsangan yang tepat untuk mengoptimalkan perkembangan kapasitas kecerdasan anak didiknya. Hal ini bertujuan agar proses pembelajaran anak usia dini dapat berjalan dengan efektif dan berkualitas.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
Dinni Ramadhani, 2023
Dinni Ramadhani, 2023
Arabiyatuna : Jurnal Bahasa Arab, 2020
Rahmi Nur Oktaviana , 2022
Raudhatul Athfal: Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini, 2017
Aṭfālunā: Journal of Islamic Early Childhood Education, 2018
Jurnal INDRIA (Jurnal Ilmiah Pendidikan Prasekolah dan Sekolah Awal), 2016
EDUSOSHUM: Journal of Islamic Education and Social Humanities, 2021
Annisa Aulia Putri 23022120, 2023