Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
2012, Jurnal Ilmiah Among Makarti
Makin meningkatnya persaingan profesionalisme dalam kancah bisnis modern, maka makin diperlukannya kepribadian yang mantap dan rasa percaya diri yang tinggi guna menunjang keberhasilan dalam pekerjaan. Selain itu kemampuan untuk berinteraksi antara individu secara efektif dan berkomunikasi dengan baik,mampu menggali potensi diri , dapat memadukan hard skill dan soft skill, mengembangkan pengetahuan akan membuat seseorang menonjol diantara yang lain. Kata Kunci : Karier,Profesionalisme. Pendahuluan Di era global tingkat persaingan di dunia kerja makin ketat. Apalagi ditambah kondisi ekonomi negeri yang sulit seperti sekarang ini. Yang belum bekerja harus punya
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmah, hidayah dan inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Tugas ETIKA PROFESI KEGURUAN ini. Penulis mengambil judul " MAKNA PROFESI, PROFESIONAL dan PROFESIONALITAS ". Tugas ini disusun sebagai Salah Satu Syarat untuk Pengambilan Nilai Tugas Kelompok di semester 2. Kami menyadari bahwa tanpa bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak, maka penyusunan tidak terselesaikan, oleh karena itu pada kesempatan ini, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada :
Mega Amelia Putri , 2020
Fakultas Program Studi NIM Nama Dosen FEB Manajemen 43120010402 Mega Amelia Putri Ir. Abrianto, MM Semua orang pasti memiliki tujuan hidup, entah itu ingin menjadi sukses, mendapatkan pekerjaan yang sempurna dan tentunya sesuai dengan passion yang dimiliki atau mungkin baru memiliki tujuan hidup untuk menjadi sarjana sesuai dengan jurusan yang di ambil. Berbica mengenai sarjana, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata Sarjana berarti orang pandai (ahli ilmu pengetahuan) atau gelar strata satu yang dicapai oleh seseorang yang telah menamatkan pendidikan tingkat terakhir di perguruan tinggi. Tetapi tentu sarjana bukan hanya mengenai gelar yang didapat saja, sarjana juga harus dapat merealisasikan gelar yang didapat dengan memberikan kontribusi kepada bangsa dan juga bisa menjadi teladan bagi orang lain. Dalam menjalankan kewajiban tersebut juga harus menerapkan sikap preofesional. Sikap berasal dari kata attitude. Attitude adalah kecenderungan individu untuk merespon dengan cara yang khusus terhadap stimulus yang ada dalam lingkungan sosial (Gerungan, 2004). Menurut Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer (2002), Profesional artinya berhubungan dengan profesi dan membutuhkan keahlian tertentu dalam melakukan keahlian dan juga suatu sikap komitmen kita terhadap suatu profesi yang kita jalani atau tekuni. Apabila kita telah menunjukkan sikap tersebut, akan mendapat hasil yang maksimal sesuai dengan harapan kita. Atau bisa dikatakan seorang sarjana yang sudah siap terjun ke dalam passsionnya. Contohnya saya ingin menjadi seorang Sarjana Manajemen, itu berarti saya harus bisa menerapkan displin dalam diri saya dan juga bisa memberikan kontribusi kepada perusahaan dimana saya harus bisa diandalkan dalam hal mengatasi keuangan perusahan dan harus bisa bertanggung jawab akan hal itu. Lalu saya dapat memberikan dan memilih sumber daya manusia yang berpotensi dalam tujuan perusahaan. Hal ini sesuai dengan pendapat "agar sarjana bersikap profesional perlu dibangun profesionalismenya. Profesionalisme adalah tingkah laku, keahlian atau kualitas dan seseorang yang professional" (Longman, 1987). Dengan kata lain profesionalime adalah TUGAS BESAR 1 ETIK UMB Menjadi Seorang Sarjana dengan Tujuan Hidup yang dilandaskan Sikap Profesional
2019
Today there is a fondness in society to demand professionalism at work. The broader this joy, so the impression arises that this term is used haphazardly without clear concept. It's not uncommon for someone to easily say that what's important is to be professional. But when asked about what is meant by a professional, he cannot give a clear answer. What's interesting is that the word professionalism is apparently not only used for jobs that have been recognized as a profession, but in almost every job. In layman's language, all work (vocation) is then referred to as a profession. Someone is called a professional if the way it works is good, deft, and the results are satisfactory. With the results of his work, someone gets a reward (salary / wage).on
Abstrak: 'Guru' adalah suatu sebutan bagi jabatan, posisi dan profesi bagi seseorang yang mengabdikan dirinya dalam bidang pendidikan melalui interaksi edukatif secara terpola, formal, dan sistematis (Surya, 1998). Secara historis jabatan guru mengandung arti pelayanan yang luhur (noblest vocation). Mereka disebut dengan paedagogos atau pelayan anak, pelayan terhormat yang memanusiakan manusia, atau abdi manusia (gogos humaniora). Guru adalah salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar-mengajar, yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial dalam pembangunan. Oleh karena itu, guru haruslah sosok yang dapat 'digugu' dan 'ditiru'. Guru harus berperan serta aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga profesional, sesuai dengan tuntutan masyarakat yang semakin berkembang.
ABSTRAK Kompetisi global mengakibatkan munculnya pendekatan-pendekatan baru dalam paradigma manajemen. Paradigma manajemen tradisional berasumsi bahwa tujuan dari manajemen adalah mengendalikan dan memberi batasan kepada orang, menjalankan berbagai aturan, mencapai stabilitas dan efisiensi, mendesain sebuah hirarki atas bawah (top-down hierarchy) untuk mengarahkan orang, dan lebih menekankan pada peningkatan laba. Sedangkan paradigma manajemen baru lebih menekankan pada karyawan dan pelanggan, pemanfaatan kreatifitas dan antusiasme para karyawan, penemuan visi dan nilai-nilai bersama, kepemimpinan dengan sistem desentralisasi (pelimpahan wewenang) dan menekankan pada kerjasama tim. Perubahan-perubahan ini mengakibatkan organisasi harus meninjau kembali pengelolaan sumber daya organisasi agar efektif dan efisien, khususnya sumber daya manusia. Agar organisasi dapat melanjutkan kelangsungan hidupnya, diperlukan kinerja karyawan yang tinggi. Namun pada kenyataanya, banyak organisasi yang memiliki keterbatasan akan sumber daya yang handal. Terdapat 8 etos kerja professional, dapat dijadikan modal dasar organisasi untuk tetap eksis. Dalam beberapa dasa warsa terakhir ini, sumber daya manusia dalam berbagai organisasi menjadi perhatian utama bagi manajemen organisasi. Suksesnya pelaksanaan fungsi-fungsi dan tercapainya tujuan organisasi bukan hanya disebabkan karena uang, barang modal dan alat bantu lainnya, tetapi juga karena terutama oleh kemampuan, motivasi dan perilaku dari seluruh tenaga kerja atau karyawan organisasi atau perusahaan untuk berperan serta secara aktif dan produktif dalam pelaksanaan kegiatan perusahaan. (Pleffer;1995). Manusia adalah kunci kesuksesan dalam ekonomi global yang kompetitif sekarang ini, demikian kata Jack Welck dalam Angelo (2002). Ketersediaan dan kualitas tenaga kerja yang lebih terdidik, pada masa yang akan datang akan banyak dibutuhkan oleh industri, karena jumlah pekerjaan yang menuntut tenaga kerja dengan pengetahuan yang lebih tinggi akan tumbuh lebih cepat dari pekerjaan lainnya. Seseorang bekerja karena adanya dorongan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, di mana kebutuhan dasar manusia itu banyak ragamnya. Menurut Maslow kebutuhan dasar manusia ini ada beberapa tingkatan, yaitu: Kebutuhan fisik (physical needs), Kebutuhan keamanan (safety needs), Kebutuhan Sosial (social needs), Kebutuhan pengakuan (the needs of esteems) dan kebutuhan mengaktualisasikan diri (the needs for self actualization). Sedangkan dalam organisasi Mc. Cleland menunjukkan bahwa ada tiga (3) kebutuhan seseorang yaitu kebutuhan akan kekuasaan, kebersamaan dan motif berprestasi, untuk membangun kinerja yang tinggi. Kinerja merupakan hasil kerja seseorang karyawan selama periode tertentu dibanding dengan berbagai kemungkinan misalnya standar, sasaran organisasi, target, kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu yang disepakati bersama. Dalam peningkatan kinerja seseorang, hasil kerja tersebut dapat dicapai berdasarkan kecakapan, kesungguhan, pengalaman dan waktu. Kinerja karyawan pada dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan oleh karyawan. Kinerja karyawan adalah yang mempengaruhi seberapa banyak mereka memberi kontribusi kepada perusahaan yang antara lain meliputi, kuantitas output, kualitas output, jangka waktu output, kehadiran ditempat kerja, dan sikap kooperatif (Mathis, 2004). Pengertian kinerja karyawan menunjuk pada kemampuan karyawan dalam melaksanakan keseluruhan tugas-tugas yang menjadi tanggungjawabnya. Tugas-tugas tersebut biasanya berdasarkan indikator-indikator keberhasilan yang sudah ditetapkan. Sebagai hasilnya akan diketahui bahwa seseorang karyawan
staff.uny.ac.id
Majunya suatu negara sangat ditentukan majunya pendidikan di negara itu. Hal ini berarti pembenahan segala aspek / komponen yang terlibat dalam pendidikan harus mendapat prioritas utama dalam pembangunan suatu negara. Pemberlakuan kurikulum baru merupakan salah satu upaya memperbaiki proses penyelenggaraan pendidikan di suatu negara agar dapat mengejar kemajuan negara lain : 3) Perubahan kurikulum di Indonesia merupakan upaya ke arah peningkatan kualitas pendidikan, karena di era globalisasi ini sangat dituntut adanya Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki keunggulan kompetitif dan komparatif sesuai standar mutu nasional dan internasional. Guru sebagai pelaksanaan pendidikan di tingkat pembelajaran memegang peranan penting dalam menciptakan SDM yang berkualitas. Pendidik atau guru adalah tenaga profesional seperti yang diamanatkan dalam Pasal 39 ayat 2 UU RI No 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 2 ayat 1 UU RI No 14/2005 tentang Guru dan Dosen, serta Pasal 28 ayat 1 PP RI No 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Landasan yuridis dan kebijakan tersebut menunjukkan adanya keseriusan dan komitmen yang tinggi Pemerintah dalam upaya meningkatkan profesionalisme dan penghargaan kepada guru sebagai pelaksana pendidikan di tingkat pembelajaran yang bermuara akhir pada peningkatan kualitas pendidikan nasional. Hal ini sejalan dengan arah kebijakan Sistem Pendidikan Nasional Pasal 42 UU RI No 20/2003 yang mensyaratkan pendidik (guru) harus memiliki kualifikasi akademik minimum dan sertifikasi sesuai dengan kewenangan mengajar, sehat jasmani dan rohani, dan memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Demikian pula ditegaskan dalam Pasal 28 ayat 1 PP No 19/ 2005 dan Pasal 8 UU RI No 14/2005 yang mengamanatkan guru harus memiliki kualifikasi akademik minimal D4/S1 dan kompetensi sebagai agen pembelajaran yang meliputi kompetensi profesional, pedagogik, kepribadian, dan sosial.
Guru sekolah pendidikan kejuruan terutama bidang teknologi, saat ini dan masa yang akan datang memerlukan pembenahan terutama yang berkaitan dengan peningkatan kompetensi profesional. Kepincangan mutu guru kejuruan dibandingkan dengan perkembangan pendidikan kejuruan yang terjadi selama ini telah ikut memperlambat laju peningkatan mutu pendidikan kejuruan dan mutu sumber daya manusia lulusan SMK. Penelitian menggunakan pendekatan analisis literatur dan kajian beberapa ahli pendidikan kejuruan dalam seminar dan temukarya asosiasi pendidikan kajuruan se Indonesia. Melalui kajian beberapa literatur acuan dan pandangan ahli pendidikan kejuruan, disimpulkan aspek-aspek yang harus diperhatikan dan pencapaian kompetensi guru bidang pendidikan kejuruan yaitu: 1). Kompetensi bidang studi, 2). Kompetensi pencapaian kualitas mutu peserta didik, 3). Kompetensi pelaksanaan PBM yang sesuai, dan 4). Pengembangan Kepribadian dan Keprofesionalan.
Berprofesi sebagai auditor internal dan menjadi auditor internal profesional merupakan dua hal yang berbeda
Dosen Pengampu : Nur Ahmad, S.Sos.I., M.S.I Di Susun Oleh : Nama : Indar Sayuko NIM : 1340120007 SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS JURUSAN DAKWAH DAN KOMUNIKASI 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan Rasulullah dalam berdakwah yang hanya dalam waktu kurang lebih 23 tahu (periode Makkah dan Madinah) pada dasarnya adalah karena didukung oleh profesionalisme yang beliau miliki, baik dalam merencanakan dakwah, melaksanakan maupun mengawasi dan mengevaluasinya. Berikut ayat Al-Qur`an tentang pentingnya sebuah professionalisme, yaitu dalam Al-Qr`an surat Yusuf ayat 108 yang artinya : Katakanlah : " Inilah jalan (agama) Ku, Aku dan orang-orang yang mengikuti-Ku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah (argumentasi) yang nayata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musrik. Allah memerintahkan kita untuk merencanakan masa depan dengan memperhatikan situasi dan potensi diri berdasarkan ajarannya demi menuju pada tujuan keberuntungan jangka panjang dengan penuh kesungguhan dan menyerap sifat-sifat Allah ke dalam diri sumber daya manusia. Perintah Allah tersebut mengisyaratkan tentang pentingnya profesionalisme dalam kehidupan manusia. Berkenaan dengan aktivitas dakwah, keberadaan peran profesionalisme sangat dibutuhkan. Seorang da'i ketika hendak menyampaikan dakwahnya perlu mempertimbangkan kebutuhan dasar dari mad'u baik secara psikologis maupun sosial. Dakwah tidak akan efektif manakala obyek dakwah yang sedang lapar diberikan ceramah oleh seorang da'i. Begitu juga, seorang petani yang membutuhkan modal untuk pengembangan pertaniannya
Profesi Auditor dalam melakukan proses audit dan membuat laporan audit yang memenuhi standar auditing yang ditetapkan harus selalu menjunjung sikap profesionalisme. Profesionalisme Menurut Arens et al., (2008), profesionalisme merupakan tanggung jawab untuk bertindak lebih dari sekedar memenuhi tanggungjawab diri sendiri maupun ketentuan hukum dan peraturan masyarakat. Untuk dapat meningkatkan sikap profesionalisme dalam melaksanakan audit atas laporan keuangan, hendaknya para akuntan publik memiliki pengetahuan audit yang memadai serta dilengkapi dengan pemahaman mengenai kode etik profesional. Seorang akuntan publik dalam melaksanakan audit atas laporan keuangan tidak semata–mata bekerja untuk kepentingan kliennya, melainkan juga untuk pihak lain yang berkepentingan terhadap laporan keuangan auditannya Dalam memberikan penilaian secara independen terhadap sebuah laporan keuangan perusahaan, auditor dituntut melakukan pekerjaannya seprofesional mungkin dengan menghindari terjadinya kesalahan dalam penilaian. Dalam perencanaan audit, akuntan public harus mempertimbangkan tingkat materialitas untuk pencapaian tujuan audit. Profesionalisme auditor dan tingkat materialitas adalah hal penting dalam pengauditan suatu laporan keuangan, karena kedua hal ini tercakup dalam Standar Auditing. Standar Umum dalam Standar Auditing berhubungan dengan kompetensi dan sikap yang harus dimiliki oleh seorang auditor dalam melaksanakan profesinya, sedangkan materialitas berhubungan dengan Standar Pekerjaan Lapangan dan Standar Pelaporan. Definisi dari materialitas adalah besarnya keseluruhan salah saji minimum dalam suatu laporan keuangan yang cukup penting sehingga membuat laporan keuangan menjadi tidak disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi berlaku umum (Jusup,Haryono 2014). Arens et al., (2008) menyatakan konsep menyatakan konsep materialitas menggunakan tigat tingkatan dalam mempertimbangkan jenis laporan yang harus dibuat, antara lain: (1) Jumlah yang tidak material, jika terdapat salah saji laporan keuangan tetapi
Jurnal Administrasi Dan Kesekretarisan, 2018
Offices Professional at all levels of the organization's management must make adjustments to the demands of the industrial revolution, so that the office can still play an efficient and effective role as supporting the implementation of basic work in order to achieve organizational goals, assistant leaders in implementing the organization's management functions, develop the organization, and serve the community. The role of office in administrative work is always needed from time to time. Attempts to adjust the professionalism of work with the development of science and technology should be pursued by every office professional in pursue and develop the careers of administrative staff and office managers in the hierarchy of organizational management. They should have managerial skills: leadership, conceptual skills, analytical, interpersonal relationships, and office technical skills.
Albaidfi yumai Sarah , 2024
Secara etimologis, kata kualifikasi diambil dari bahasa inggris qualification yang artinya training, test, diploma, etc. Taht qualifies a person (Manset, 1995: 337)
Kemerosotan kualitas pendidikan di Indonesia sudah bertahun-tahun dialami pemerintah dan masyarakat. Kondisi ini ditunjukkan berkali-kalinya kurikulum dituding sebagai penyebab kemerosotan kualitas pendidikan tersebut. Hal ini tercermin dengan adanya upaya mengubah kurikulum mulai kurikulum 1975 diganti dengan kurikulum 1984, kemudian diganti lagi dengan kurikulum 1994 dan seterusnya.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.