Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
2011, TSAQAFAH
…
26 pages
1 file
The reform efforts undertaken by contemporary Muslim thinkers have so far not been able to alter significantly the presence of Muslim which seems in the shadow of western progress in the context of science. This condition is due to the effect of undermining of Western thought through their epistemology packaging. Of course, we cannot blame the West as they have their own paradigm which is different with the Islamic paradigm in developing knowledge. Accordingly, the questions arise: why Muslim scholars are not working hard to build an epistemology that carries the message of monotheism; why they are hurry to accept the truth of Western epistemology without a fundamental review on revelation, so they become loyal followers of Western theories and concepts. Thus, the greatest challenge for Muslim scientists today is how to find a comprehensive formulation of the various theories of knowledge that can be accepted by all people, so that Islamic science is not only free from the shadow of imperialism of Western epistemology, but is able to reflect in a concrete concept of Islam as 'rahmatan lil 'alamin'. This paper seeks to reorient the meaning of monotheism in the development epistemology of science which is featured with theocentric-humanism, that is, in addition to spiritual oriented (tawhid) it is also able to accommodate the interests of human beings (amal). Dalam konteks ilmu pengetahuan, upaya reformasi yang dilakukan oleh pemikir Muslim kontemporer sejauh ini belum mampu mengubah secara signifikan bayang-bayang kemajuan Barat. Kondisi ini disebabkan oleh efek pemikiran Barat yang dikemas dalam epistemologi mereka. Tentu saja, kita tidak bisa menyalahkan Barat karena mereka memiliki paradigma dan tolok ukur sendiri yang berbeda dengan paradigma Islam dalam mengembangkan
Tauhid merupakan asas atau pilar Agama Islam yang hanif (lurus) ini. Tauhid ibarat sebuah pondasi yang di atasnya berdiri sebuah bangunan. Kalau dasar sebuah bangunan itu lurus dan kuat, maka sesuatu yang ada di atasnya pun akan lurus dan kuat. Akan tetapi, sebaliknya kalau dasarnya bengkok dan rapuh maka jangan berharap sesuatu yang di atasnya akan kokoh. [Redaksi khotbahJumat.com]
Tasfiyah
This writing discusses the consept of tauhid in building science incorporated as part of al-Faruqi's construction of Islamic studies. As a contemporary Muslim thinker, al-Faruqi maintains that tauhid is a substantial point in human's character building in various dimensions. As such, this gives rise to producing the dynamics of tauhid meanings in all aspects of life. This kind of tauhid essence has to be persued at the ontological and epistemological conceptions. In order to explore such subtance, historical descriptive analysis approach is used so that the formulation of tauhid epistemology of al Faruqi could be known in detail throw light into the tauhid meanings in this life. The writer found that al-Faruqi's scientific paradigm at the level of applying tauhid be demonstrated in the concept of science, hoping that it will enlighten human life based on the principles of Islamic creed or tauhid.
2020
This study aims to find out that Tauhid is one of the main teachings of Islam that was revealed by God to the prophet Muhammad SAW and it is even common to say that the teachings of Tauhid are the basis of all truth, and are root of Islam. The purpose of this research is first, to explain Tauhid according to Ismail Raji al-Faruqi. Second, to explain Islamic Humanism according to Ismail Raji al-Faruqi. Third, to explain the relationship between the implementation of monotheism and Islamic humanism according to Ismail Raji al-Faruqi. This research is a qualitative research, where all the data comes from the literature. Therefore, this research will be conducted through the necessary data collection methods by searching for information and written materials. Data collection techniques in this study focused on tracing and reviewing documents or written data sources, both primary and secondary data. The data analysis technique uses the interpretation method. That is an activity to interp...
Tauhid adalah konsep dalam aqidah Islam yang menyatakan keesaan Allah. Dalam pengamalannya ketauhidan dibagi menjadi 3 macam yakni tauhid rububiyah, uluhiyah dan Asma wa Sifat. Mengamalkan tauhid dan menjauhi syirik merupakan konsekuensi dari kalimat syahadat yang telah diikrarkan oleh seorang muslim.
2015
Isu pluralisme agama telah menjadi salah satu isu besar dalam dunia akidah dan pemikiran Islam hari ini. Religious pluralism has become one of the major issues in the world of theology and Islamic thought today
Ulumuna: Jurnal Studi Keislaman
This study focuses on Islamic studies with a sociological approach. Islamic studies require an approach that is able to provide grounded answers, sociological studies are one that researchers can do. The social problems faced by society are the manifestation of human thought patterns and understanding of religion. Sociology is a science that studies the interaction between individuals as a manifestation of the nature of living together, so that religion has a role in maintaining harmony in social life. This study uses a literature review approach by making sociological figures as part of the primary source. The results of the study show that the dominance of this sociological approach in responding to society and society is proof that this approach is very easy to understand religion and preserve the sharia elements of that religion. The influence of social life on the development of religion can be proven by social approaches. At the same time, religion can also influence people in...
Al-Hikmah: Jurnal Dakwah dan Ilmu Komunikasi, 2019
Mungkin sebagian orang berpendapat, bahwa dengan modal keyakinan tauhidullah (meng-Esakan Allah) dalam iman dan telah melakukan kewajibannya kepada Allah melalui pelaksanaan rukun Islam (ibadatullah), mereka merasa telah menuntaskan kewajibannya secara syari’at. Akibatnya, seolah-olah kehidupan social dan mu’amalah dalam rangka ber-“hablum minannas”, tidak lagi urusan mereka. Pada hal pada urusan-urusan social dan mu’amalah tersebut, juga berkaitan dengan keimanan kepada Allah. Inilah inti daripada pemahaman yang bersifat operasional dari Teologi Sosial Islam dan yang urgen untuk dipelajari.
2020
Tauhid sangat penting dalam landasan atau asas umat muslim dalam segala aspek. Baik itu aspek ibadah, muamalah, akhlak, termasuk juga pengembangan ilmu pengetahuan. Dengan didasari tauhid, maka akan menghilangkan sifat kedunguan dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Hal ini sangat nyata pada ilmuan-ilmuan barat yang hanya didasarkan pada akal. Berbeda dengan ilmuan muslim yang mengembalikan kedunguan tersebut pada sifat keagungan Tuhan seluruh alam. Dengan dasar metode pengumpulan data kajian pustaka mampu menemukan pentingnya Tauhid dalam dasar integritas keilmuan yang berkualitas. Tauhid yang dimaksud adalah tauhid yang tidak hanya dipahami dari aspek teologi-fikih yang akan menghasilkan orang shaleh secara individual juga tauhid yang dipahami dari aspek tasawuf-filsafat yang akan menghasilkan tauhid yang transformatif. Maksudnya adalah dalam bertauhid hendaknya manusia juga mempertimbangkan dan memperhatikan nilai moral dalam sosial. Dengan demikian kelimuan yang didasari tauhid akan berperan aktif dalam integrasi ilmu pengetahuan. Yang mana integrasi ini meliputi ontologi, epistemologi, dan aksiologi ilmu pengetahuan.
Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu terucapkan kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya, kami mampu menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah Agama Islam. Harapan kamu semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca. Makalah ini kamu akui masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, saya harapkan kepada pembaca untuk memberikan masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini Malang, 30 September 2014 Penyusun, Kelompok 1 1 2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Konsep ketuhanan sudah mulai dipercaya sejak zaman dahulu, bahkan sejak zaman pra sejarah pun konsep ketuhanan sudah mulai ada dan dipercaya oleh masyarakat pada zaman itu. Pada saat itu manusia mempercayai konsep ketuhanan dengan istilah dinamisme, animisme, henoteisme, dan monoteisme yaitu mereka percaya kepada kekuatan roh-roh dan dewa-dewa. Istilah dewa pun sudah mulai dikenal sejak zaman yunani kuno. Kemudian seiring berjalannya waktu Allah SWT mulai menurunkan para nabi dan rasul untuk menyebarkan agama Islam dan menghilangkan paradigm masyarakat pada zaman itu yang mempercayai roh-roh ataupun dewa-dewa. Dan kemudian munculah agama-agama baru dan mulai disebarkan di seluruh penjuru dunia.
2018
Kajian ini merupakan Library Research atau penelitian pustaka yang ditulis berdasarkan hasil kajian terhadap berbagai bahan pustaka yang relevan, baik berupa buku, jurnal, artikel dan lain sebagainya yang terkait dengan fokus masalah di atas. Data-data yang terkumpul dalam penelitian ini selanjutnya dianalisis dengan menggunakan analisis isi (content analysis). Hasil dari tulisan ini adalah pembelajaran tauhid dan akhlak harus diprioritaskan dengan arti peserta didik harus dikenalkan dengan ketauhidan terlebih dahulu sebelum materi ibadah dan keterampilan dan juga muatan tauhid harus mewarnai materi-materi pelajaran lain dalam setiap Kompetensi Dasar atau Indikator Pencapaiannya
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
2015
Jurnal Dirosah Islamiyah
Islamadina : Jurnal Pemikiran Islam
IMANENSI: Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi Islam, 2019