Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
2015
, jumlah anak berkebutuhan khusus yang berusia sekolah terus meningkat. Sekolah dan orang tua murid perlu berkolaborasi untuk mendukung proses belajar siswa. Dalam hal ini, perlu ada pengadaan dan penggunaan alat peraga bagi siswa berkebutuhan khusus. Tulisan ini bertujuan untuk mengkaji manfaat pembuatan dan penggunaan alat peraga bagi anak berkebutuhan khusus. Pembuatan dan penggunaan alat peraga ditujukan terutama bagi siswa berkebutuhan khusus di tingkat Sekolah Dasar, di sekitar Sekolah Teologi Kristen Pelangi Kristus, Surabaya. Dalam kegiatan tersebut, digunakan metode direct teaching dan praktik agar setiap peserta bisa menyesuaikan alat peraga dengan kebutuhan siswa. Hasil pelatihan yang telah dilakukan di Sekolah Teologi Kristen Pelangi Kristus, Surabaya menunjukkan bahwa siswa mampu menangkap materi pembelajaran jika diadakan adaptasi dan modifikasi cara menyampaikan materi.
Pendidikan adalah hak seluruh warga negara tanpa membedakan asal-usul, status sosial ekonomi, maupun keadaan fisik seseorang, termasuk anak-anak yang mempunyai kelainan sebagaimana di amanatkan dalam UUD 1945 pasal 31.. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, hak anak untuk memperoleh pendidikan dijamin penuh tanpa adanya diskriminasi termasuk anak-anak yang mempunyai kelainan atau anak yang berkebutuhan khusus. Anak dengan kebutuhan khusus (special needs children) dapat diartikan secara simpel sebagai anak yang lambat (slow) atau mangalami gangguan (retarded) yang tidak akan pernah berhasil di sekolah sebagaimana anak-anak pada umumnya. Banyak istilah yang dipergunakan sebagai variasi dari kebutuhan khusus, seperti disability, impairment, danHandicap. Menurut World Health Organization (WHO), definisi masing-masing istilah adalah sebagai berikut: Disability : keterbatasan atau kurangnya kemampuan (yang dihasilkan dariimpairment) untuk menampilkan aktivitas sesuai dengan aturannya atau masih dalam batas normal, biasanya digunakan dalam level individu. Impairment: kehilangan atau ketidaknormalan dalam hal psikologis, atau struktur anatomi atau fungsinya, biasanya digunakan pada level organ. Handicap :Ketidak beruntungan individu yang dihasilkan dari impairment ataudisability yang membatasi atau menghambat pemenuhan peran yang normal pada individu. Layanan pendidikan bagi ABK dikenal dengan Pendidikan Luar Biasa atau kini disebut juga Pendidikan Khusus (special education) atau ortopedogik. Berasal dari Bahasa Yunani, ortos yang berarti lurus, baik, normal, paedos yang berarti anak, dan agogos artinya
Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi
This study uses a qualitative approach to ethnography of communication, the purpose of this research was to (1). Explain the communicative situation or context of the communication of students with special needs in inclusive classrooms (2). explain communication events that occur in school classrooms inclusive, (3). explain the communicative acts contained in the behavior of children with special needs in inclusive classrooms. Informants were selected by purposive sampling. Data was obtained through depth interviews, participant observation, and document analysis. Supporting data were obtained from analysis of documents and interviews with relevant parties to the issue of inclusive schools and the education of students with special needs.
Pengetahuan tentang anak sudah lama dikenal. Pada zaman Romawi dan Yunani sudah ada para ahli yang memperhatikan pendidikan anak walaupun pada saat itu anak belum dipandang sebagai bentuk manusia tersendiri. Penelitian terhadap anak dan buku-buku mengenai perkembangan jiwa anak pada zaman dahulu masih sangat minim bahkan belum ada.
2021
Parent-child communication is the process of sending and receiving messages that occur between parent and child. Parent-child communication is an important factor in forming a good attachment relationship. Without good parent-child communication, there will not be a good attachment relationship. This attachment has a long-term impact from the moment the child is born into the world and throughout his life. Attachment affects a child's emotional, physical and psychological behavior. Children with good attachment will show positive attitudes and behaviors from the results of this attachment relationship, children with bad attachment will show negative attitudes and behaviors. In this study, there is a phenomenon with ABK that is slightly ignored by their biological parents so that children with special needs are cared for by nonbiological parents, therefore the aim of this study is to compare the communication between children with special needs with biological and nonbiological p...
2017
lhamdulillaahirobbil 'alamin penulis panjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah mencurahkan rahmat dan kasih sayangNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan buku ini. Salam dan salawat penulis panjatkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan petunjuk menuju ridhaNya. Penulis sangat tertarik dengan keberadaan anak berkebutuhan khusus yang sangat istimewa dan luar biasa. Para orang tua dari anak berkebutuhan khusus adalah sosok yang juga sangat mengagumkan ketika menjalani hidup bersama buah hatinya. Ayat Al Qur'an menerangkan bahwa anak adalah titipan dan amanah dari Allah SWT yang harus senantiasa kita jaga semata-mata untuk mendapatkan rahmatNya. "Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah-lah pahala yang besar." (Qs. At Taghabun: 15) Memahami dinamika kehidupan anak berkebutuhan khusus, tumbuh-kembangnya dan bagaimana lingkungan dapat menjadi agen sosial yang turut mendukung, adalah tujuan utama dari penulisan buku ini. Anak berkebutuhan khusus hidup di masyarakat dengan jumlah yang tidak sedikit. Masyarakat tidak seyogyanya menutup mata mengenai keberadaan anak berkebutuhan khusus. Anak-anak ini membutuhkan stimulas itu mbuh kembang, penanganan khusus dari keluarga serta instansi sekolah, dan yang sangat penting adalah kebutuhan kasih sayang dan perhatian dari orangtua dan orang-orang dewasa di sekitarnya. Buku ini diharapkan dapat digunakan oleh mahasiswa Psikologi di dalam pembelajaran matakuliah terkait anak berkebutuhan khusus. Karya sederhana inipun penulis harap dapat memberi gambaran sekilas mengenai anak berkebutuhan khusus bagi masyarakat dan pemerhati anak berkebutuhan khusus. Penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh mahasiswa angkatan 2011 Fakultas Psikologi Undip, yang banyak berkontribusi terhadap penyusunan buku ini. Penulis juga mempersembahkan buku ini untuk M. Hazza Rashif, seseorang yang tangguh, memiliki banyak keunikan dan keunggulan. Doa senantiasa penulis panjatkan agar ananda dapat menjadi individu yang mampu mengubah dunia menuju peradaban Qurani. Penulis mensyukuri nikmat Allah SWT, atas kehadiran Romy Yudianto, Saffana Chalisha Khansa dan Adrian Muhammad Al Fatih yang memberi kekuatan dalam setiap langkah hidup penulis. Penulisan buku ini masih jauh dari sempurna, dan penulis mengharap saran dan kritik membangun dari pembaca yang dapat dikirimkan ke alamat email terlampir. Dinie Ratri Desiningrum BAB ..... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR v DAFTAR ISI vii BAB 1 PENDAHULUAN Jumlah anak berkebutuhan khusus (ABK) di Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat. PBB memperkirakan bahwa paling sedikit ada 10 persen anak usia sekolah yang memiliki kebutuhan khusus.
Pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental, sosial, dan/atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa.
2021
This research looks at the phenomenon of the Covid 19 pandemic conditions which require learning activities at school to change to studying at home. This home school learning relies on online media, which of course has its own challenges in the implementation process. The challenge for inclusive schools is how this learning communication can be sent to students with special needs online. The purpose of this study was to see the online-based learning communication process for students with special needs, thus this study used a qualitative approach with descriptive data presentation. From this research, it was found that online media was not able to bridge the learning communication carried out by schools for students with special needs. Therefore all learning materials and learning messages are modified by shadow teachers (teachers accompanying children with special needs). Researchers discuss this modification with the analysis of the communication model from Berlo, namely the aspec...
2015
Manusia adalah makhuk ciptaan Allah yang sempurna dan dianugerahi potensi sebagai khalifah di muka bumi. Kesempurnaan yang dimiliki manusia tidak hanya dari segi fisik, akan tetapi manusia dianugerahi akal yang potensinya dapat melampui batas kemampuan yang dimiliki oleh semua makhluk ciptaan Tuhan. Terlepas dari cacat fisik, seperti anak berkebutuhan khusus. Fakta empiris membuktikan bahwa begitu banyak anak berkebutuhan khusus yang sudah menunjukkan kemampuannya seperti layaknya orang-orang normal, bahkan melebihi orang-orang yang normal. Di sisi lain, anak berkebutuhan khusus juga dapat mengalami masalah-masalah psikologis seperti masalah psikologis yang dialami oleh manusia normal, yang dipandang dapat menghambat perkembangan potensinya. Berangkat dari kesadaran tersebut, tulisan ini akan mendeskripsikan karakter dan jenis anak berkebutuhan khusus disertai problem-probem psikologis yang dapat dialaminya. Selain itu, penulis juga mendeskripsikan faktor-faktor penyebab terjadinya ...
Sahafa Journal of Islamic Communication, 2019
SD Muhammadiyah Kota Madiun merupakan sekolah inklusi satu-satunya di Kota Madiun. Sekolah inklusi merupakan lembaga pendidikan dengan sistem pelayanan pendidikan yang mensyaratkan anak berkebutuhan khusus belajar di sekolah-sekolah terdekat di kelas biasa bersama teman-teman seusianya. Di sekolah dasar ini peserta didik berkebutuhan khusus belajar, bermain, dan berinteraksi dengan peserta didik biasa pada umumnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perencanaan komunikasi pendidikan karakter terhadap peserta didik berkebutuhan khusus di SD Muhammadiyah Kota Madiun dengan menggunakan model perencanaan komunikasi alur tanda “?”. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif dengan subjek penelitian kepala sekolah, guru, dan karyawan SD Muhammadiyah Kota Madiun. Teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Uji keabsahan data menggunakan teknik triangulasi. Hasil penelitian ini adalah perencanaan k...
Fitria Giri Anjani, 2022
Laporan ini berisikan tentang observasi anak berkebutuhan khusus atau anak yang butuh bimbingan di MIN 1 Lampung Utara
Jurnal Abadimas Adi Buana, 2018
Anak-anak dengan kebutuhan khusus adalah anak-anak cacat atau hambatan fisik, mental, intelektual, sosial, atau emosional, seperti: anak-anak dengan autisme, tuli, buta, retradasi mental, cacat fisik dan lain-lain dapat memiliki pengaruh yang signifikan terhadap proses pertumbuhan atau perkembangan dibandingkan dengan anak-anak lain seusianya. Jika kondisi ini tidak ditangani dengan baik, perkembangan kemampuan anak mengalami kendala dan beban orang tua, keluarga, masyarakat dan negara. Tujuan penanganan yang dilakukan oleh semua ahli akan berdampak positif bagi anak-anak dengan kebutuhan khusus. Dalam berbagai aspek seperti di bidang akademik mampu mengikuti pelajaran dengan baik, di bidang sosial anak-anak mampu bersosialisasi dengan masyarakat dan di bidang emosi anak dapat menyalurkan emosi menjadi hal-hal positif. Orang tua atau keluarga sebagai penyedia layanan utama untuk anak-anak dengan kebutuhan khusus, pada umumnya masih kurang memiliki kesadaran dan tanggung jawab untuk ...
Psikodidaktika: Jurnal Ilmu Pendidikan, Psikologi, Bimbingan dan Konseling, 2019
In the world of education in schools good interpersonal communication between teachers and students is needed so that relationships are created a deeper personal interrelation that enables the creation of a process of delivering messages in a more maximal learning material. Interpersonal communication is communication carried out by people directly so that the people involved in the communication can receive the reaction or response of the person speaking directly both verbally and non-verbally because it is done face-toface. For children with special needs, the role of good communication between teachers and students is needed. The teacher must be able to convey the message to students well. Teachers are also expected to continue to strive to develop ways of interacting and communicating so that the messages delivered can be accepted and understood by students with special needs. In addition, students with special needs also need help from teachers to build self-confidence so that they are able to interact comfortably in society until later students are able to live blending with other normal communities as self-limited individuals who can live alone without dependence on help from parents or residents of the surrounding community. To help students belonging to children with special needs, teachers must be able to demonstrate good communication skills.
2018
Definisi anak berkebutuhan khusus tidak semata-mata dalam hal negative namun juga dipandang dalam berbagai perpekstif yang lebih luas, sehingga pemahaman tentang anak berkebutuhan khusus menjadi lebih positif.
AL-TAZKIAH, 2018
Special Needs Children (ABK) are individuals who have characteristics that are different from other individuals in the normal view of society in general. More specifcally, children with special needs show lower intellectual or emotional characteristics or higher than normal anal peers or are outside the normal standards that apply in society. So that it has diffculty in achieving success both in terms of social personal, and educational activities. especially what they have makes children with special needs need special education and services to optimize their inner potential. The impact of negative developments raises the risk of increasing the likelihood of the emergence of diffculties in adjustment to disabled children so that supporting factors are needed to adjust. Environment as an important factor to adjust. The attitude of parents, family, peers, school friends, and the general public as supporters in adjusting to their environment.
Anak berkebutuhan khusus (ABK) membutuhkan pendidikan khusus untuk dapat memaksimalkan potensi yang mereka miliki. ABK dapat menerima layanan pendidikan khusus melalui sekolah luar biasa (SLB) atau sekolah inklusi. Pemerintah menjamin penyediaan layanan pendidikan khusus, namun masih banyak ABK yang belum menikmati layanan ini. Satu kategori ABK yang menjadi perhatian penulis adalah ABK dengan gangguan kesulitan belajar seperti kelainan bahasa dan gangguan intelektual ringan. Oleh karena itu, penulis menggagaskan suatu sistem dan lembaga yang fokus untuk menangani ABK pada kelainan-kelainan tersebut. Sistem dalam gagasan tertulis ini bertujuan untuk membantu ABK dengan kelainan bahasa dan gangguan intelektual ringan agar dapat memperoleh haknya akan pendidikan. Sistem dan lembaga ini bertugas untuk mengkoordinasi berbagai hal yang berkaitan dengan pendidikan khusus. Berjalannya sistem ini akan meningkatkan jumlah ABK yang memperoleh pendidikan, meningkatkan kualitas pendidikan khusus yang diperoleh ABK, dan pada akhirnya membantu ABK hingga menjadi mandiri secara finansial. Gagasan ini dilandasi oleh teori-teori yang diperoleh dari buku cetak mengenai ABK dan pendidikan khusus. Secara lebih spesifik, gagasan ini banyak terinspirasi oleh sistem hukum untuk pendidikan ABK di Amerika Serikat, yang disebut Individual Disability Education Act (IDEA). Penulisan dilakukan dengan melalui studi pustaka mengenai teori-teori di atas, keadaan kekinian pendidikan khusus di Indonesia, dan legislasi yang berkaitan dengan pendidikan khusus. Sistem dalam gagasan tertulis ini memiliki langkah-langkah sebagai berikut, lembaga ini akan membantu mengkoordinasi proses identifikasi dini ABK melalui kerja sama dengan rumah sakit. Setelah teridentifikasi, lembaga akan menunjuk pembimbing bagi setiap ABK untuk memantau perkembangan mereka. Selanjutnya pembimbing akan merekomendasi sekolah yang sesuai dengan kebutuhan ABK. Setelah ABK lulus dari sekolah, pembimbing akan mengarahkan ABK untuk bekerja pada pekerjaan yang sesuai dengan kemampuannya, dengan begitu ABK diharapkan menjadi mandiri secara finansial. ABK di Indonesia belum dapat menikmati pendidikan yang sesuai secara optimal, maka dari itu penulis membuat sistem dan lembaga dalam gagasan tertulis ini agar ABK dapat ditangani secara optimal. Agar sistem ini berjalan dengan baik di Indonesia, dibutuhkan kerja sama dari beberapa instansi seperti Kementerian Pendidikan dan Budaya, Himpunan Psikologi Indonesia (HMPI) dan Asosiasi Psikolog Pendidikan Indonesia (APPI)
Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Gizi Yang dibimbing oleh Ir. Nugrahaningsih, M.P dan Dra. Hj. Nursasi Handayani, M.Si Oleh Kelompok 6: Mayta Perdana 100341400713 Serly Frida Silvia Rizki 100341406440 UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN BIOLOGI Maret 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara ke empat yang memiliki jumlah penduduk terbesar di dunia. Hal ini terbukti dari data sensus tahun 2004, Indonesia memiliki populasi 214.6 juta penduduk. Dari jumlah penduduk tahun 2004 tersebut, 8.88% adalah anak-anak yang berumur 0 hingga 5 tahun. Oleh karena jumlah populasi yang besar, Indonesia mengalami masalah untuk memenuhi kebutuhan anak, dari segi pelayanan kesehatan maupun pendidikan. Hampir lebih dari 2 juta anak anak di bawah umur 5 tahun mengalami gizi buruk dan sepertiga dari anak berusia 5-9 tahun tidak mendapat pendidikan sekolah (Mashabi, 2009).
ABSTRAK Melahirkan seorang anak di dunia ini tentunya menjadi berkah tersendiri bagi orang tua anak tersebut. Namun hal itu akan berbeda biasanya jika anak yang lahir itu memiliki kebutuhan
ThufuLA: Jurnal Inovasi Pendidikan Guru Raudhatul Athfal, 2018
One of the most psychic elements plays a role in the development of individual personality is the self concept, which is an overall self-concept self image that includes a person's perception of himself, feelings, beliefs, and values associated with him. The self concept is an important aspect in a person, in which the self concept is a frame of reference to interact with the environment. When people perceive themselves, give meaning and shape abstraction assessment of him means he showed self-awareness and the ability to get out of myself to see him as he did to the world outside himself. The process of development of self-concept often experience problems when should collide with the physical and psychological conditions that do not support. This is as it occurs in the disability children. Barriers that often arise in the process of development for disability children often result in low quality of their self-concept. Negative self-concept in disability children are often influenced by various factors such as the refusal of parents, teachers, friends and society. Then the required education and put more stress on approaches that are emotional in educational services for disability children that can be played by educators, psychologists, and community that contribute to the formation of a positive self-concept. The success of disability children in the form of positive self concept will bring opportunities for disability children to be more independent and confident that they are capable of self-actualization is better in their lives.
2 Aceh, sejumlah 57 Orang, dari 57 orang tersebut terdiri dari , tunagrahita, tuna netra, tuna rungu, dan tuna daksa termasuk cacat bawaan lahir, contohnya seper lahir dengan tampa kaki sebelah dan kaki pendek sebelah. Di luar data tersebut tentu masih banyak anak berkebutuhan khusus yang belum teridentifikasi dengan jelas jenis kelainan dan belum mendapatkan layanan yang sesuai dengan kebutuhan anak. Terbatasnya pengetahuan masyarakat mengenai anak berkebutuhan khusus menjadi salah satu penyebab permasalahan tersebut. Oleh karena itu, perlu adanya sosialisasi serta identifikasi anak berkebutuhan khusus di masyarakat maupun sekolah umum. Berdasarkan uraian di atas, rumusan masalah yang muncul adalah : a. Apa itu ABK ( Anak berkebutuhan Khusus) ? b. Apa pengertian dan pembagian Tunagrahita ? c. Bagaimana keadaan dan pendidikan anak berkebutuhan khusus pada SLB-AB BUKESRA Ulee kareng Banda Aceh Khususnya bagi anak tuna Grahita? 1.3. Tujuan Identifikasi Adapun tujuan yang akan dicapai dalam kegiatan identifikasi terhadap anak ABK di SLB-AB BUKESRA Ulee Kareng Banda Aceh adalah: a. Mengetahui pengertian ABK (Anak Berkebutuhan Khusus) b. Mengetahui pengertian Tunagrahita dan pembagiannya c. Mengetahui bagaimana cara mendidik anak yang menderita tunagrahita ringan pada SD-LB Yayasan BUKESRA Ulee Kareng Banda Aceh 3 BAB II LANDASAN TEORITIS 2.1. Pengetian Pendidikan ABK ( Anak Berkebutuhan Khusus) Menurut pasal 15 UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, bahwa jenis pendidikan bagi Anak berkebutuan khusus adalah Pendidikan Khusus. Pasal 32 (1) UU No. 20 tahun 2003 memberikan batasan bahwa Pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional,mental, sosial, dan/atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa. Teknis layanan pendidikan jenis Pendidikan Khusus untuk peserta didik yang berkelainan atau peserta didik yang memiliki kecerdasan luar biasa dapat diselenggarakan secara inklusif atau berupa satuan pendidikan khusus pada tingkat pendidikan dasar dan menengah. Jadi Pendidikan Khusus hanya ada pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Untuk jenjang pendidikan tinggi secara khusus belum tersedia. Adapun bentuk satuan pendidikan / lembaga sesuai dengan kekhususannya di Indonesia dikenal SLB bagian A untuk tunanetra, SLB bagian B untuk tunarungu, SLB bagian C untuk tunagrahita, SLB bagian D untuk tunadaksa, SLB bagian E untuk tunalaras dan SLB bagian G untuk cacat ganda. Seharusnya Pemerintah dapat memberikan perlakuan yang sama kepada Anak Indonesia tanpa diskriminasi, kalau bisa mendirikan SD Negeri, SMP Negeri, SMA Negeri untuk anak bukan ABK, maka juga harus berani mendirikan SD-LB Negeri, SMPLB Negeri, dan SMALB Negeri bagi ABK. Hingga Juni tahun 2013 di Provinsi Jawa Tengah dan DIY baru Pemerintah Kabupaten Cilacap yang berani mendirikan 4 SLB-AB Negeri, SMPLB Negeri, dan SMALB Negeri masing-masing berdiri sendiri sebagai satuan pendidikan formal. 2.2. Pengertian Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) Anak dengan kebutuhan khusus adalah anak yang secara signifikan (bermakna) mengalami kelainan/penyimpangan (phisik, mental-intelektual, social, emosional) dalam proses pertumbuhan/ perkembangannya dibandingkan dengan anakanak lain seusianya sehingga mereka memerlukan pelayanan pendidikan khusus. Anak berkebutuhan khusus
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.