Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
14 pages
1 file
Masa remaja merupakan sebuah masa yang tidak mudah didefinisikan. Bab 1 dimulai dengan pembahasan mengenai beberapa tugas perkembangan remaja. Yang menjadi fokus utama tema bab 1 adalah mengenai dampak dari perbedaan perkembangan remaja. Tema kedua pada bab ini menjelaskan bagaimana perbedaan budaya dapat meningkatkan ciri dalam lingkungan sosial. Perbedaan ini mempengaruhi kehidupan remaja dalam intimasi dan pelanggaran norma/ adat. Pada bagian ketiga bab ini mendeskripsikan remaja dalam perspektif perkembangan sepanjang hayat. Dimana perkembangan sepanjang hayat menyatakan bahwa perubahan akan terus berlangsung secara berkesinambungan. Sedangkan pada bagian keempat/ bagian terakhir bab ini memaparkan secara gambling perbedaan dua periode dalam masa remaja. Yakni periode remaja awal (early adolescence) dengan karakteristik dimulainya pubertas, perubahan peran sex, perkembangan kemandirian hubungan dengan orangtua, dan kematangan hubungan dengan teman sebaya. Sedangkan periode berikutnya adalah masa remaja akhir (late adolescence) dengan karakteristik pengintegrasian kebutuhan hubungan dengan lawan jenis, persiapan untuk bekerja, sampai pada bagaimana mengelola nilai-nilai yang menjadi panduan dalam lingkungan sosial mereka, dan terakhir sampai pada menemukan identitas diri.
Dalam berbagai buku psikologi terdapat perbezaan pendapat tentang remaja, namun pada intipatinya mempunyai pengertian yang hampir sama. Penggunaan istilah untuk menyebutkan masa peralihan masa anak dengan dewasa, ada yang menggunakan istilah puberty (inggris), puberteit (Belanda), pubertasi (latin) yang berarti kedewasaan yang dilandasi sifat dan tandatanda kelaki-lakian dan keperempuanan. Ada pula yang menyebutkan istilah adulescento (latin) iaitu masa muda. Istilah pubercense yang berasal dari kata pubis yang dimaksud dengan pubishair atau mulai tumbuhnya rambut di sekitar kemaluan.
E-Amal: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Kegiatan pengabdian kepada masyaraka yang dilakukan menitikberatkan pada edukasi masyarakat dengan subyek sasaran para remaja fase awal yang berada pada rentang usia 12 hingga 17 tahun, yang diwakili oleh siswa SD, SMP, dan SMA.Mereka digolongkan pada kondisi psikologis, emosional, dan sosialnya yang belum stabil. Subyek sasaran diberi pengayaan tentang pentingnya kesehatan jasmani dan mental untuk membangun kehidupan berkualitas; memanfaatkan media sosial dan teknologi dengan tepat dan mawas diri terhadap dampak negatifnya, pemberian pengetahuan tentang penatalaksana keuangan dan kewirausahaan. Metode yang dilakukan berupa penyuluhan yang dilakukan secara daring dan luring yang diteruskan dengan tindak lanjut berupa pemantauan dan evaluasi. Lokasi PPM dilaksanakan di daerah Majalaya yang memiliki jumlah remaja putus sekolah yang cukup tinggi. Hasil yang diperoleh subjek sasaran memperoleh pengetahuan pentingnya menjaga kesehatan jasmani dan mental, memahami pentingnya memanf...
Menghadapi Problematika Remaja Masa remaja adalah masa yang sangat vital, penting, dan berdampak besar bagi kehidupan seseorang. Pada masa ini, seorang individu sedang berproses menuju ke arah kematangan. Dari masa anak-anak menuju masa dewasa. Tak jarang para remaja menunjukkan sikap yang sulit dipahami oleh sebagian orang dewasa, sekalipun orang tuanya. Orang yang paling dekat dengan remaja tersebut kerap kali harus dihadapkan pada situasi yang sulit untuk dipahami. Peralihan masa ini harus dihadapi oleh setiap orang tua yang memiliki anak berusia remaja. Untuk itu orang tua mau tak mau harus siap untuk menghadapi masa ini. Memberikan perhatian yang lebih namun sewajarnya adalah hal yang penting dilakukan oleh orang tua terhadap anaknya agar mampu melalui masa remajanya dengan baik. Dalam buku Psikologi Remaja (2009: 146) terdapat sebuah teori yang diungkapkan oleh psikolog G. Stanley Hall yang menyebutkan bahwa : " masa remaja adalah masa yang penuh konflik dan permasalahan dalam kehidupan ". Tidak jarang tekanan dan stres membayangi kehidupan mereka. Meski begitu terdapat pula remaja yang mampu keluar dari tekanan dan berdaptasi dengan lingkugannya,sehingga konflik yang ada dapat diminimalisir. Seperti yang kita tahu bersama bahwa angka bunuh diri pada usia remaja di Jepang dan Korea sangatlah tinggi. Hal tersebut disebabkan oleh telalu banyaknya tekanan dan konflik yang dihadapi oleh anak di usia remaja. Krisis identitas Masa remaja erat kaitannya dengan masa pencarian jati diri. Masa dimana seseorang dituntut oleh lingkungannya untuk terus berkembang dan menjalani proses yang ada untuk menapaki jalan menuju kesuksesan. Mencari pengakuan atas eksistensinya. Di masa ini, seseorang remaja banyak sekali memiliki keinginan untuk mencoba hal – hal yang sebelumnya belum pernah ia coba sebelumnya. Hal ini merupakan salah satu bentuk proses pencarian identitas diri, dengan mencoba bergaul dengan siapa saja. Terlebih di era ini, sosial media memungkinkan setiap orang untuk mengenal satu sama lain tanpa mengenal jarak dan waktu. Remaja sering pula menghadapai perbedaan pendapat dengan orang tuanya. Apa yang ia ingin lakukan dilarang orang tuanya. Hingga pada titik tertentu, ketika remaja memilih sesuai apa yang dia ingini ia dikatakan 'membangkang, tidak menurut dengan orang tua, dan sebagainya.' Kebanyakan remaja saat ini hidup dengan pedoman paham liberal. Gaya hidup kebarat – baratan sangat melekat dalam kehidupan mereka. Mulai dari cara berpakaian, berbicara, pola pikir, sampai perilaku mereka. Segala yang berbau luar negeri, dibangga – banggakan, dipuja. Sedangkan budaya lokalnya dijauhinya, ditinggalkan. Kuno katanya.
2020
The purpose of this study is to describe the life experiences of street children in adolescence. This research method is qualitative research using a descriptive phenomenology approach to tell street children aged adolescents' life experiences. This study resulted in 4 research themes, namely factors causing street children, family and community responses to street children, life descriptions of being street children, and the aspirations of street children. In conclusion, the life experiences of street children produce four major themes according to the research results. Keywords: Street Children, Qualitative, Life Experience, Adolescents
2018
Pendidikan jasmani dan kesehatan (penjaskes) merupakan pelajaran yang lebih banyak mengasah kemampuan motorik dan gerak. Pembelajaran pen-jaskes yang dilakukan saat ini masih belum sesuai dengan yang diharapkan oleh pemerintah dan UU pendidikan. Masih banyak siswa yang salah atau kurang tepat dalam memaknai dan melaksanakan pembelajaran penjaskes tersebut, oleh karena itu merasa perlu untuk melakukan penelitian ini se-bagai bahan evaluasi dan masukan sebagai pengajar calon guru di sekolah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat gejala-gejala yang mengakibatkan siswa SMA (anak remaja) enggan atau malas untuk melakukan pembelajaran penjaskes.Metode yang digunakan adalah dengan melakukan wawancara dan pengamatan kepada siswa dan guru SMA yang tersebar di Kota Padang. Hasil yang didapat ada 2 temuan penelitian, pertama sebagian besar siswa enggan melakukan pembelajaran penjaskes dan sebagiannya lagi menyukai pembelajaran penjaskes dengan rincian dan keterangan terdapat pada has...
Jurnal Alternatif Wacana Ilmiah Interkultural
When we talk about teenagers, stereotypes often stick to them. Teenagersare often synonymous with deviant behavior. That’s why the termjuvenile delinquency emerged. There are many examples of juveniledelinquency, such as speeding on the highway, fighting between gangsand schools, skipping school, threatening others, extortion, stealing,robbing, drinking, free sex, drug addiction, etc. Juvenile delinquencyoccurs because of factors that come from the youth themselves andfrom outside, in the form of family parenting, inadequate education atschool, an unsupportive community environment and peer influence.Juvenile delinquency has a negative impact on adolescents themselvesand others. For teenagers, juvenile delinquency has a physical andmental impact. Physically, these teenagers can suffer from variousdiseases due to an irregular lifestyle. Mentally, teenagers will growup as vulnerable individuals. In addition, juvenile delinquency alsohas a negative impact on the environment. Parents ca...
Ibu bapa pada hari ini berhadapan dengan berbagai cabaran di dalam mendidik anak-anak.
2013
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami dan mendeskripsikan orientasi masa depan pada remaja penyintas erupsi Merapi. Informan dalam penelitian ini adalah sebanyak 12 remaja dengan dengan karakteristik sebagai berikut: a). Remaja yang bertempat tinggal di kawasan lereng Gunung Merapi, Desa Balerante, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten-Jawa Tengah; b). Remaja awal berusia 10-12 tahun, remaja madya berusia 13-15 tahun, remaja akhir berusia 16-21 tahun yang merupakan remaja penyintas/remaja yang selamat dari bencana alam erupsi Gunung Merapi; c). Remaja penyintas yang telah melakukan pernikahan dini dan belum menikah; d). Remaja putus sekolah dan remaja yang masih sekolah. Hasil penelitian ini para remaja penyintas bencana erupsi Merapi cukup mempunyai orientasi yang baik terhadap masa depan mereka. Hal tersebut dapat disimpulkan dari aspek motivasi mereka masih mempunyai minat bagi masa depannya sehingga dapat mengarahkan individu dalam menentukan tujuan yang ingin dicapai ...
ROSYADA: Islamic Guidance and Counseling
Remaja adalah manusia yang sedang melewati fase perkembangan menuju dewasa. Pada fase inilah pembentukan jiwa dan mentalnya diuji sesuai dengan kepribadiannya. Maka sering kali para remaja dituntut untuk selalu bersikap sesuai dengan kedewasaan. Oleh karena itu sifat dewasa yang ditunjukkan membuatnya merasa tidak percaya diri dan overthinking (pemikiran negatif) dengan segala hal, apalagi menyangkut masa depan yang tidak pasti. Rasa pesimis (rendah diri) akan selalu beriringan dengan segala penglihatan yang dilihatnya. Sehingga kepribadian terdalamnya keluar dan menjadikannya lemah. Fase inilah yang membuat para remaja merasa dirugikan dengan masanya. Pada perbincangan mengenai remaja saya selaku peneliti ingin membahas mengenai sikap kepribadian yang di keluarkan para remaja. Terutama kepribadian pesimis yang tumbuh dalam jiwa para remaja. Penelitian ini menggunakan kajian literatur dari berbagai sumber ilmiah. Hasilnya mengenai sifat pesimis tersebut apakah hakikat alam bawah sad...
ABSTRAK Remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa. Salah satu tugas perkembangan remaja adalah mencapai kemandirian dan pemilihan karir. Kematangan karir merupakan keberhasilan seseorang dalam mencapai tugas perkembangan karir sesuai tahapan perkembangannya. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa siswa belum mempunyai perencanaan yang matang mengenai karirnya. Berbagai kondisi dimungkinkan berpengaruh dalam proses kematangan karir. Siswa dengan locus of control internal mempunyai kemampuan dalam evaluasi terhadap kondisi dirinya sehingga mempunyai gambaran yang realistik mengenai diri. Melalui gambaran diri yang realistik, memungkinkan siswa dapat membuat perencanaan karir yang matang. Selain itu, siswa yang mengembangkan konsep diri yang positif akan lebih melibatkan diri dalam eksplorasi karir dan mengembangkan tingkah laku yang tepat dalam menghadapi karir. Locus of control internal dan konsep diri menjadi suatu kondisi yang dapat membantu siswa dalam kematangan karirnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara locus of control internal dan konsep diri dengan kematangan karir pada siswa kelas XI SMK Negeri 2 Surakarta. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah cluster sample. Pengambilan sampel dengan menggunakan cluster random sampling. Data penelitian dikumpulkan dengan skala kematangan karir, skala locus of control internal dan skala konsep diri. Skala kematangan karir terdiri dari 44 item valid dengan koefisien reliabilitas 0,916. Skala locus of control internal terdiri dari 40 item valid dengan koefisien reliabilitas 0,905. Skala konsep diri terdiri dari 43 item valid dengan koefisien reliabilitas 0,897. Analisis data yang digunakan adalah analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai F-test = 45,803; p < 0,05, dan nilai R = 0,720. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa hipotesis dalam penelitian ini dapat diterima, yaitu ada hubungan yang signifikan antara locus of control internal dan konsep diri dengan kematangan karir pada siswa kelas XI SMK Negeri 2 Surakarta. Nilai R2 dalam penelitian ini sebesar 0,519 atau 51,9%, sumbangan efektif locus of control internal terhadap kematangan karir sebesar 42,5476% dan sumbangan efektif konsep diri terhadap kematangan karir sebesar 9,3212%. Kata kunci : kematangan karir, locus of control internal, konsep diri ABSTRACT Teenager is a changing phase from childhood into adult. One of the purpose of this phase is to achieve independence and choose career. Career maturity is a person's success in a achieving the
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
Psychopedia Jurnal Psikologi Universitas Buana Perjuangan Karawang
Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR), 2021
Jurnal Psikologi Atribusi : Jurnal Pengabdian Masyarakat
Journal of Humanities and Social Sciences
Indigenous: Jurnal Ilmiah Psikologi, 2017
Psikoislamedia : Jurnal Psikologi, 2017
Unnes Journal of Public Health, 2017