Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
2023, Mini research Sejarah Peradaban Islam
…
4 pages
1 file
Kekaisaran Turki Usmani, juga dikenal sebagai Kesultanan Utsmaniyah, merupakan salah satu kekaisaran paling berpengaruh dalam sejarah dunia. Dari akhir abad ke-13 hingga awal abad ke-20, kekaisaran ini menguasai wilayah yang meliputi wilayah Eropa Timur, Asia Barat Daya, dan Afrika Utara. Dalam kurun waktu tersebut, Kekaisaran Turki Usmani mencapai puncak kejayaannya dan menjadi pusat kekuatan politik, ekonomi, dan budaya di dunia Islam.
2016
Bangsa Turki tercatat dalam sejarah atas keberhasilannya mendirikan dua Dinasti, yaitu Dinasti Turki Saljuk dan Turki Usmani.Kehancuran Dinasti Turki Saljuk oleh serangan bangsa Mongol merupakan awal dari terbentuknya Dinasti Turki Usmani.
Kesempurnaan ajaran Islam telah berhasil membuat perubahan besar bagi peradaban manusia. Sejarah mencatat, sejak ajaran yang dibawa Muhammad saw tersebut disampaikan kepada umat manusia, mampu membuat kemajuan disemua bidang kehidupan, bukan hanya bidang duniawi semata tetapi juga bidang sosial budaya, mental dan spiritual. Bangsa Arab, tempat diturunkannya ajaran Islam, sebelumnya dikenal sebagai bangsa yang diliputi zaman jahiliyah, setelah Islam datang mereka mampu tampil menjadi bangsa yang berperadaban dan meraih kehidupan yang maju serta menjadi pelopor di antara bangsa-bangsa yang lain. Madinah sebagai awal terbentuknya masyarakat yang menerapkan kehidupan yang dijiwai dengan ajaran Islam, dipimpin langsung oleh Rasulullah saw, dilanjutkan oleh Khulafa al-Rasyidin, Bani Umayah, Bani Abasiyah hingga ke berbagai wilayah di permukaan bumi, termasuk dinasti Turki Usmani, dinasti
2014
A. PENDAHULUAN Setelah Khilafah Abbasiyah di Baghdad runtuh akibat serangan tentara Mongol, kekuatan politik Islam mengalami kemunduran secara drastis.Wilayah kekuasaannya tercabik-cabik dalam beberapa kerajaan kecil yang satu sama lain saling memerangi. Beberapa peninggalan budaya dan peradaban Islam banyak yang hancur akibat serangan bangsa Mongol. Keadaan politik umat Islam secara keseluruhan baru mengalami kemajuan kembali setelah muncul dan berkembangnya tiga kerajaan besar, diantaranya Uthma> ni di Turki, Mughal di India dan Safawi di Persia. Sebagai Dinasti terakhir dalam kerajaan Islam, Turki Uthma> ni telah membuktikan eksistensinya di seluruh dunia dengan berkuasa selama lebih dari 7 Abad dan menguasai hampir dua pertiga dunia. Namun sangat disayangkan bahwa peradaban ini pun tidak mampu menghadapi gejolak modernisasi setelah kekalahan yang ke sekian kalinya termasuk pada Perang Dunia I oleh aliansi bangsa-bangsa Eropa sehingga harus kehilangan banyak daerah kekuasaannya. Langkah-langkah penyelamatan yang dilakukan oleh Sultan Abdul Hamid II pun dinilai sudah terlambat sehingga kaum sekularis berhasil mengambil alih kekuasaan menurunkan sultan dari kedudukannya sebagai khalifah bahkan menghapus sistem kekhalifahan dan mengubah turki menjadi negara sekular. Makalah ini membahas proses pertumbuhan Pemerintahan Dinasti Turki Uthma> ni, perkembangan, kemajuan dan kemunduran sampai kehancuran peradaban islam Dinasti Turki Uthma> ni B. PEMBAHASAN Sejarah Munculnya Dinasti Turki Uthma> ni 1. Turki Pra Islam Bangsa Turki berasal dari sebuah rumpun bangsa Ural Altaic (rumpun bangsa kulit kuning). Mereka hidup dikaki pegununan Altaic, bagian barat dari padang rumput Mongolia. Kemungkinan besar nenek moyang bangsa Turki mempunyai hubungan yang erat dengan bangsa asli yang mendiami benua Amerika yang berkulit merah (Indian) daripada dengan bangsa yang berdiam di Cina, Bangsa Samoye, Bangsa Hungaria maupun Mongolia. Mereka berkiprah dan mengukur sejarah tidak dengan sebutan bangsa Turki, tetapi bangsa Hun. 1 Pola kehidupan bangsa ini adalah nomaden serta masih berbudaya primitif. Sistem kekuasaan yang mereka lakukan didasarkan pada aturan adat. Penopang kehidupan mereka adalah penggembala ternak serta melakukan penjarahan terhadap suku-suku yang lebih lemah. Model kehidupan ini telah memupuk kebangaan akan anak laki-laki. Sejak kanak-kanak mereka telah dibiasakan untuk melakukan permainan yang dapat membentuk watak pemberani dan tubuh yang kuat. Mereka mengorganisasi diri dibawah pimpinan yang disebut syah. Dari segi keyakinan, bangsa Altaic menganut kepercayaan Syaman yakni menyembah unsur-unsur alam dengan perantara totem dan roh. 2 Menurut kepercayaan mereka, dengan upacara penyembahan ini orang akan mampu memiliki kekuatan yang besar untuk digunakan kebaikan ataupun kejahatan. Dalam kancah politik, bangsa ini telah mampu membangun kerajaan besar yang bernama Attilia pada abad ke-5 M yang terletak ditengah daratan Eropa setelah mereka berpindah dari pegunungan Altaic pada abad ke 3 SM. Kondisi geografis yang didiami bangsa Turki saat itu secara umum menuntut pola hidup berpindah-pindah. Situasi itu memunculkan bentuk kehidupan yang bersuku-suku. Daerah perpindahan bangsa Turki tersebut juga menrupakan 1 A. Syafiq Mughni, Sejarah Kebudayaan Islam Di Turki.( Jakarta: Logos, 1997), hal. 54-57 2 Ibid, hal. 6 daerah transit serta menjadi pusat bertemunya berbagai budaya bangsa yang sedag bermigrasi. Di Daerah oase inilah bangsa Turki memulai kehidupan yang bersifat semi-menetap. 3 Karena menyadari akan watak bangsa Turki yang suka berpindahpindah dan menjarah suku lain yang lebih lemah, maka kerajaan-kerajaan yang berkuasa di Timur Tengah mendirikan pertahanan di Transoksania untuk mempertahankan eksistensi mereka dari ancaman bangsa Turki. Kelompok bangsa Turki yang menetap diperbatasan dengan Timur Tengah inilah lambat laun berasimilasi dengan budaya setempat (Islam). Dalam proses asimilasinya, kelompok ini mulai menyukai budaya baru yang mereka kenal tersebut sehingga mereka berupaya menahan masuknya kawan sesama bangsa Turki yang masih belum berbudaya dan suka merusak. dan inilah awal persinggungan bangsa Turki dengan budaya Islam.
Vanzaka Musyafa, 2019
Setelah runtuhnya Daulah Abbasiyah Oleh tentara Mongol, tidak lama kemudian berdiri kerajaan Islam Yang bernama Usmani. Diambil dari nama pendirinya. Kerajaan tersebut berkuasa selAMA 625 tahun.
Ta'dib: Jurnal Pendidikan Islam dan Isu-Isu Sosial
The purpose of this study is to analyze the history and progress of the Ottoman Turks for the Islamic World. Historically, the founder of this kingdom was a Turkic nation from the Oghuz tribe, whose name was Ertugrul, he was the pioneer of the Ottoman Empire who died in 1289 AD. Later, the leadership was continued by his son, Uthman. Uthman bin Ertugrul is considered the founder of the Ottoman empire. There are nine phases, namely the first and second phases as the pioneering and founding phases of the Ottoman Empire, phases three and four as the glory phase, phases five to 8 as the phase of stagnation, decline and dissolution of the Ottoman Empire, while the ninth phase is the phase of the Republican caliphate. Factors that influenced the glory and progress of the Ottoman Turks were political, military, economic factors, the paradigm of rulers/sultans, and socio-political factors. Meanwhile, the territory of the Ottoman Turks in parts of Asia, North Africa to Eastern Europe can b...
Transformasi Manageria: Journal of Islamic Education Management
The education system played an important role in the development and expansion of the Ottoman Empire. To provide the country with well-trained and meritorious leaders, special institutions, such as court schools, were established. During its heyday, the Ottoman Empire reached new heights of intellectual achievement. During the success of civilization, this system gave birth to scholars who thought highly and had high knowledge. Empire growth stagnated and became resistant to change and innovation, with lasting consequences for society. Based on this, this article discusses, describes, and analyzes Islamic education in the Ottoman Empire. The object of this research is a literature search with a qualitative descriptive method. Qualitative descriptive research is research that describes existing data. This study uses historical methods. Education during the Ottoman Empire was driven by advanced educational institutions during the Ottoman empire, namely madrasas. In this case it is not...
Keruntuhan dahsyat yang diderita dunia Islam, baik di timur (Baghdad) maupun di barat (Andalusia) tidaklah mengurangi semangat juang kaum Muslim untuk bangkit kembali. Semua peristiwa jatuhnya dunia Islam tersebut dikarenakan serbuan Salibiyah dari barat oleh kaum Kristen Europa dan dari timur oleh bangsa Tartar-Mongol. Dan kemudian pengusiran total kaum Muslimin dari seluruh wilayah Europa Barat ialah Spanyol (Andalus). Pemerintah Abbasiyah yang memegang kuasa atas dunia Islam selama kurang lebih lima abad lamanya, mengahadapi kehancurannya di bawah injakan kaki tentara Tartar yang berkuasa dengan sangat kejam. Kota Baghdad menjadi timbunan mayat kaum Muslimin, mulai dari pahlawan sampai rakyat biasa. Sedangkan masjid-masjidnya yang indah dan gedung-gedungnya yang megah hangus habis menjadi abu, karena pembakaran umum. Justru di masa-masa yang sangat menyedihkan itu, suatu kabilah Turki yang gagah berani di bawah pimpinan Sultan Sulaiman Syah telah menunjukkan kebolehannya menahan banjir besarnya tentara Tartar yang sedang menyerbu daerah-daerah Islam. Barulah sekitar seperempat abad (25 tahun) sesudah jatuhnya kota Baghdad, pada tahun 680 H, muncullah seorang yang gagah berani Sultan Utsman yang mampu menundukkan segala musuh dan segala rintangan yang dihadapi pengikutnya. Hingga akhirnya berdirilah suatu kerajaan baru yang kemuadian dikenal kerajaan Utsmani-Turki. Dimana berdirinya di atas kerajaan Saljuk peninggalan Sultan Alauddin.
KLI, 2020
Nusantara menjadi sebutan yang popular untuk mengambarkan wilayah Indonesia saat ini. Sebuah kawasan yang berisi ribuan pulau yang dihubungkan dengan laut dan sejak berabad-abad silam telah menjadi jalur perdagangan internasional. Nusantara menjadi lokasi yang strategis dan memiliki akses yang mudah dijangkau dunia luar. Oleh karena itu tidak mengherankan wilayah ini mendapat banyak pengaruh dari peradaban sekitarnya. Belanda, Portugis dan Inggris adalah contoh negara yang pernah singgah bertahun-tahun di Nusantara dan menancapkan hegomoninya sehingga tercatat dalam tinta sejarah. Namun kehadiran mereka menjadi petaka bagi masyarakat di kawasan ini. Alih-alih memberikan manfaat, kedatangan orang-orang eropa ini justru menghancurkan tatanan kehidupan karena sikap serakah yang mereka tunjukan demi mengeksploitasi sumber daya alam. Eksistensi mereka meskipun buruk, banyak disebut dalam pembahasan seputar sejarah Indonesia. Selain mereka, ada juga orang-orang Turki yang memberikan pengaruh bagi perkembangan kehidupan di Nusantara. Berbeda dengan bangsa eropa penjajah, bangsa Turki hadir dalam kehidupan Nusantara dengan sumbangsihnya bagi masyarakat di sini. Sayangnya meskipun memiliki pengaruh yang cukup signifikan, eksistensi orang Turki, yang ketika itu menjadi Kekhilafahan Islam, tidak banyak disebut dalam sejarah Indonesia. Ambil contoh misalkan dalam buku Sejarah Nasional Indonesia, jejak Turki atau jejak Khilafah di Nusantara hanya ditulis dalam beberapa paragraf saja. Padahal buku yang menjadi rujukan mata pelajaran sejarah ini mengulas sejarah Indonesia secara panjang hingga setebal 6 jilid. Disana pun hanya menyebutkan soal kisah bantuan armada perang Turki yang datang ke Selat Malaka abad ke 16. Tulisan singkat ini akan menjabarkan sejumlah fakta sejarah tentang sumbangsih
Sejarah Islam di Turki alhijazindowisata.info/sejarah-islam-di-turki/
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
Tasamuh: Jurnal Studi Islam, 2018
Al-Turas, 2015
Journal of Al-Tamaddun, 2020
Jurnal Tamaddun : Jurnal Sejarah dan Kebudayaan Islam, 2018
Abdurahman Ahmad Assirbuny, 2017