Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
2008
…
20 pages
1 file
Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan sebuah sistem baru dengan memanfaatkan teknologi yang sudah ada, yaitu GPS (Global Positioning System). Dimana data yang di terima oleh GPS receiver dari sinyal-sinyal yang dipancarkan oleh satelit, disimpan di dalam media penyimpanan, MMC. Data yang telah disimpan di dalam MMC, merupakan data mentah (RAW data), yang kemudian dapat diolah lebih lanjut untuk mendapatkan hasil yang bermanfaat bagi pengguna. Adapun metode yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan studi literatur dan pencarian referensi mengenai cara pengaksesan data pada MMC, pengaksesan GPS, bahasa NMEA (standar protokol yang digunakan untuk mengetahui posisi secara real time), pengaksesan AVR (AT Mega 162). Selain itu, melakukan uji coba pengaksesan data ke MMC yang diterima dari receiver dan mengirimnya ke komputer melalui koneksi serial, serta merancang program dengan CodeVisionAVR untuk mikrokontroler yang dapat mengatur dan/atau memberikan perintah untuk sistem secara keseluruhan. Hasil yang dicapai pada penelitian ini adalah penyimpanan data mentah berupa koordinat posisi yang diterima oleh receiver GPS dari satelit, pada medium penyimpanan yaitu MMC. Hasil data tersebut dapat digunakan untuk penelitian lebih lanjut sesuai dengan yang diinginkan oleh pengguna, seperti misalnya pemetaan (tracking) terhadap koordinat posisi yang telah di dapat. Sistem dari penelitian ini dikhususkan untuk sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa pengiriman, sehingga memudahkan pengguna jasa perusahaan tersebut untuk mendapat informasi keberangkatan, kedatangan, dan juga waktu yang di tempuh untuk melakukan pengiriman barang.
Field camp 2014/2015 as held ini the Jatijejer Village, Trawas District, Mojokerto. The field work using image data as the main composisition for making spatial data information. The image data be processed first so that the position of a point on the image appropriate to the actual position of the field. This processing takes a known reference point coordinates in the global reference system called Ground Control Point (GCP). To determine the coordinates of the GCP should be observed using Global Positioning System receivers (GPS). GCP observation on the field work used the radial method that conducted simultaneously in four villages (Sugeng Village, Jatijejer Village, Sukosari Village and Cembor Village) with a base in each villages which is Sugeng at SG 1, Jatijejer Village at SK 6, Sukosari Village SK 2 and Cembor Village CB 6, Trawas District. After the observation, data is processed to obtain the coordinates of GCP and then perform image rectification. Results from GPS measurements and rectification is a map with the distribution of GCP in Jatijejer village. During the process of obtaining the coordinates of GCP till the presentation of data required some supporting software. Supporting software include PC – CDU to download data from GPS receiver, Topcon Tools and GPS tools for data processing of GPS observations, ER Mapper for image rectification that is part of geometric correction and cropping image data, as well as Autodesk Land Desktop 2009 for the data presentation. From observation, we can conclude that there are mean RMS which is Valued 0.664 pixel and Mean Standard Deviation which is valued 0.002 m. Keywords : Ground Control Point (GCP), GPS, Rectification
Abstrak -Penelitian ini membahas tentang analisis pengaruh dari fenomena sintilasi di lapisan ionosfer terhadap akurasi pengukuran posisi pada Global Positioning System (GPS). Sebelum sinyal satelit GPS yang berupa gelombang elektromagnetik mencapai bumi, maka sinyal tersebut harus melalui lapisan ionosfer. Karena perubahan kerapatan elektron di lapisan F ionosfer, sinyal yang ditransmisikan dari satelit ke penerima GPS mengalami penurunan intensitas daya serta gangguan pada amplitudo dan fasanya. Dengan adanya penelitian ini maka, mitigasi pengaruh kemunculan sintilasi terhadap akurasi posisi dapat dilakukan dengan cara menghindari pengukuran GPS yang memerlukan ketelitian tinggi pada waktu-waktu tersebut untuk mendapatkan hasil pengukuran yang lebih baik. Peneltian ini menggunakan data standar GPS RINEX. Metode penentuan posisi menggunakan metode absolut yaitu satu penerima GPS di titik lokasi Stasiun Tetap Cibinong milik BIG dengan lintang dan bujur (6.49° LS,106.84°BT). Dengan metode absolut akan lebih mudah untuk melihat seberapa besar metode ini mampu mengatasi efek sintilasi. Besar kesalahan pengukuran posisi ditentukan oleh besar atau tidaknya nilai indeks sintilasi (S 4 ). Berdasarkan data ground track, saat terjadi sintilasi lemah dengan indeks sintilasi S 4 < 0.2, kesalahan pengukuran data posisi ground track dibawah 5 meter. Sedangkan, pada saat terjadi sintilasi kuat dengan nilai indeks sintilasi S 4 > 0.5 didapatkan kesalahan pengukuran mencapai 12 meter. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa, semakin besar indeks sintilasi (S 4 ) maka kesalahan pengukuran posisi yang di terima di receiver semakin tinggi.
Data spasial lain dalam bentuk digital seperti data hasil pengukuran lapang dan data dari GPS bisa dimasukkan dalam sistem SIG. Pada intinya SIG membutuhkan data spasial dalam format tertentu untuk membedakan apakah data tersebut berupa point, line atau polygon.
JURNAL ILMIAH GEOMATIKA, 2017
ABSTRAKPengamatan satelit menghasilkan koordinat posisi berdasarkan pada perjalanan sinyal dari satelit ke antenna yang ada di Bumi. Pada perjalanannya, sinyal satelit tersebut mengalami berbagai macam hambatan yang menyebabkan data hasil posisi menjadi tidak akurat. Selain kesalahan sistematik dari perangkat dan kesalahan yang sudah dihilangkan menggunakan mekanisme tertentu terdapat kesalahan yang seharusnya tidak muncul. Kesalahan ini akibat kekuranghatian pengolah data saat processing data satelit, penyebabnya mungkin bisa jadi kurang berhati-hati atau bahkan pengolah data kurang memiliki pemahaman terkait dengan metode pengolahan data terutama metode pengukuran tinggi alat (Height of Instrument). Kesalahan ini menyebabkan kualitas posisi yang dihasilkan berkurang, kesalahan yang sering terjadi ini dinamakan dengan blunder. Kebanyakan blunder bersumber pada metode yang digunakan untuk mengukur...
Tujuan diadakannya praktikum ini adalah a. Mahasiswa dapat mengetahui bagian-bagian dan fungsi GPS b. Mahasiswa dapat menggunakan GPS secara sederhana dalam menentukan posisi di lapangan. c. Mahasiswa mampu mem-plot hasil pembacaan GPS ke dalam peta google map Alat dan Bahan a. Alat tulis menulis b. Kertas gambar c. GPS d.
Jurnal, 2021
Abstrak-Salah satu pengamanan kendaraan bermotor yaitu menggunakan GPS tracker. Dipenelitian kali ini, penulis merancang sebuah GPS tracker online yang dapat melihat posisi kendaraan berjalan melalui Aplikasi Blynk tanpa harus mengirimkan perintah melalui aplikasi Blynk. Perangkat keras yang digunakan dalam GPS tracker online ini yaitu TTGO T-CALL ESP32 SIM800L, modul GPS u-Blox NEO 7-M, dan baterai lithium. Untuk perangkat lunak yang digunakan yaitu aplikasi Arduino IDE dan aplikasi Blynk. Pengukuran tingkat akurasi dilakukan dengan mengukur titik kendaraan berhenti dengan titik yang diberikan oleh aplikasi Blynk. Akurasi data GPS untuk komersial memiliki akurasi yang bervariasi, yaitu sekitar 20 meter. Penelitian kali ini dilakukan di 2 tempat, yaitu dijalan raya dan pemukiman pada penduduk. Nilai akurasi rata-rata yang diperoleh dijalan raya sekitaran kampus FT UHAMKA menggunakan aplikasi Blynk yaitu 6,1 meter, sementara nilai akurasi rata-rata menggunakan aplikasi Live Satellite View GPS Map yaitu 7,1 meter. Kemudian untuk nilai akurasi rata-rata yang diperoleh dipemukiman padat penduduk menggunakan aplikasi Blynk yaitu 7,8 meter, dan nilai akurasi rata-rata menggunakan aplikasi Live Satellite View GPS Map yaitu 12,6 meter. Kata kunci: Kendaraan bermotor, GPS tracker online, ESP32, u-Blox Neo 7-M, Blynk, akurasi 1 Pendahuluan GPS (Global Positioning System) adalah teknologi navigasi yang berfungsi untuk menentukan koordinat di permukaan bumi melalui sinyal satelit [1]. NAVSTAR GPS (Navigation Satellite Timing and Ranging Global Positioning System) adalah nama asli dari sistem GPS, yang memiliki tiga segmen, yaitu: satelit (Space Segment), pengontrol (Control Segment), dan penerima / pengguna (User Segment) [2]. GPS bekerja dengan cara menghubungkan sinyal satelit ke perangkat GPS itu sendiri, kemudian informasi dari GPS akan dikirimkan oleh beberapa satelit sehingga penerima GPS dapat mengetahui dan menentukan koordinat koordinat koordinat pengguna fitur GPS seakurat mungkin.
Receiver GPS dapat menentukan lokasi dimanapun Anda berada dengan akurasi antara +/-10 meter dengan menggunakan sinyal dari satelit. Paling tidak sebuah GPS membutuhkkan sinyal dari empat buah satelit untuk dapat menentukan posisi Anda .
Untuk apa tujuan Amerika Serikat membuat sistem GPS yang notabene telah memakan biaya sangat besar untuk biasa pembuatan, pengoperasian dan perawatan. Tentunya bukan tanpa manfaat, ada banyak manfaat yang bisa didapatkan dari sistem navigasi GPS bagi masyarakat seluruh dunia dan khususnya bagi pemerint Amerika Serikat itu sendiri. Beberapa fungsi dan kegunaan GPS tersebut bisa dibagi kepada 5 poin, yaitu:
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
elektro.undip.ac.id
Jurnal Elektronika dan Telekomunikasi, 2016
Proseding Seminar Nasional PPP MIPA UNY, 2009
Khazanah Informatika: Jurnal Ilmu Komputer dan Informatika
JASEE Journal of Application and Science on Electrical Engineering
Ahmad Khalilurahman, 1994
Vojnotehnicki glasnik, 2000