Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
2023, Mohammad Ziyad Ala Faidillah dan Imam Sufardi
…
3 pages
1 file
Tugas Kuliah Tafsir Maudhui
Jagad Hannah Angellita, Inas Fakhirah, Insan Nauval Azhar , 2023
Sebagai seorang muslim, kita harus meyakini bahwa setelah hidup di dunia ini ada kehidupan yang abadi setelah mati. Namun, kita banyak melihat bahwa sebagian umat Islam lebih mementingkan kehidupan di dunia. Hal ini dapat kita amati dalam kehidupan sehari-hari, misalnya saat adzan berkumandang dan sebagian dari kita tidak terburu-buru untuk melaksanakan sholat. Mereka ingin menyibukkan diri dengan urusan dunia dan sebagainya. Tentu kita harus menjaganya, kemudian kita juga harus berusaha menyadarkan mereka, agar mereka tidak ikut campur dalam kehidupan dunia. Hendaknya kita berusaha memperoleh ilmu tentang hakikat kehidupan di dunia dan kehidupan di akhirat, meyakini bahwa apapun yang kita lakukan di dunia ini, baik berupa amal saleh maupun amal buruk, pasti diperoleh pahala dari Allah Ta'ala. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengetahui hakikat kehidupan di dunia dan akhirat, serta mengetahui balasan atas perbuatan yang telah kita lakukan di dunia ini. Sampai saat itu kita adalah orang-orang yang bahagia. Ada beberapa ayat yang akan dijelaskan diantaranya dalam Penafsiran Ayat tentang Akhirat.
I. PENDAHULUAN Membahas hubungan antara Al Qur'an dan ilmu pengetahuan bukan dinilai dari banyak atau tidaknya cabang-cabang ilmu pengetahuan yang dikandungnya, tetapi yang lebih utama adalah melihat: adakah Al Qur'an atau jiwa ayat-ayatnya menghalangi ilmu pengetahuan atau mendorongnya, karena kemajuan ilmu pengetahuan tidak hanya diukur melalui sumbangan yang diberikan kepada masyarakat atau kumpulan ide dan metode yang dikembangkannya, tetapi juga pada sekumpulan syarat-syarat psikologis dan sosial yang diwujudkan, sehingga mempunyai pengaruh (positif atau negative) terhadap kemajuan ilmu pengetahuan. Sejarah membuktikan bahwa Galileo ketika mengungkapkan penemuan ilmiahnya tidak mendapat tantangan dari satu lembaga ilmiah, kecuali dari masyarakat di mana ia hidup. Mereka memberikan tantangan kepadanya atas dasar kepercayaan agama. Akibatnya, Galileo pada akhirnya menjadi korban penemuannya sendiri. Dalam Al Qur'an ditemukan kata-kata "ilmu" dalam berbagai bentuknya yang terulang sebanyak 854 kali. Di samping itu, banyak pula ayat-ayat Al Qur'an yang menganjurkan untuk menggunakan akal pikiran, penalaran, dan sebagainya. Kaitannya dengan ilmu pengetahuan, dunia telah membuktikan dengan banyaknya temuan-temuan terkini yang sejatinya mempunyai referensi berupa Al-Quran. Temuan tentang alam semesta, nuklir maupun kejadian di masa kini atau jawaban atas pertanyaan tentang masa lalu, semuanya sudah termaktub dalam Al-Quran. Penafsiran Al-Quran sendiri seolah tidak pernah selesai, karena setiap saat bisa muncul sesuatu yang baru, sehingga Al-Quran terasa selalu segar karena dapat mengikuti perkembangan zaman. 1 Pendapat tersebut diperkuat oleh salah satu pemikir Islam bernama Mohammed Arkoun yang mengatakan bahwa Al-Quran memberikan kemungkinan arti yang tidak terbatas, ayat-ayatnya selalu terbuka untuk interpretasi yang baru. Mengenai fungsi Al-Quran sebagai sumber dari segala sumber ilmu, seringkali dikatakan bahwa seandainya lautan yang ada di dunia ini dijadikan tinta untuk menuliskan tafsiran-tafsiran ayat Quran, maka sampai lautan itu keringpun ayat-ayat Al-Quran belum selesai ditafsirkan. Pernyataan ini sekedar menggambarkan betapa luasnya isi kandungan kitab suci umat Islam ini. Betapa PAGE 2 1
Tafsir Maudhu'i Ayat Tentang Manusia, 2023
Al-Qur'an merupakan wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW guna memberikan petunjuk bagi ummat manusia. Al-Qur'an bukan hanya sekadar kitab suci, tetapi juga menjadi panduan utama dalam mengatur kehidupan manusia secara komprehensif. Di dalam Al-Qur'an, Allah SWT menjelaskan tentang penciptaan manusia, tujuan penciptaan, peran manusia sebagai khalifah di bumi, dan berbagai aspek kehidupan manusia. Meminjam dari M. Quraisy Shihab bahwa pada hakikatnya manusia adalah makhluk terbaik yang diciptakan oleh Allah SWT dibandingkan dengan makhluk hidup lainnya. Keistimewaan manusia terletak pada dimensi ruhani dan jasmani yang dimilikinya. Manusia adalah makhluk yang terhormat dan mulia, yang diciptakan dalam bentuk yang sempurna dan diberi akal serta hati untuk memahami ilmu yang Allah turunkan melalui Al-Qur'an. Peran manusia di bumi sebagai khalifah adalah peran yang dirasa sangat strategis. M. Quraisy Shihab dalam bukunya "Peran manusia di bumi" mengatakan manusia hidup di bumi di berikan fasilitas yang lengkap oleh sang pencipta, fasilitas yang di berikan adalah manusia di bekali empat daya, daya fisik, daya fikir, daya qolbu dan daya kemampuan hidup. Dengan di bekali empat fasilitas manusia jika di berikan peran menjadi seorang pemimpin atau khalifah sangat pantas karena dengan bekal empat daya tadi manusia dirasa suda sangat sempurnah dan di bekali fasilitas yang mewah dari sang pencipta. Dalam artikel ini, penulis akan membahas beberapa kajian tematik mengenai penafsiran ayat-ayat Al-Qur'an tentang manusia. Tujuan utamanya adalah untuk memahami penafsiran ayatayat tersebut secara mendalam. Dengan adanya artikel ini, diharapkan manusia dapat lebih memahami dan menghargai eksistensinya sebagai makhluk yang paling sempurna di bumi ini. Melalui pemahaman Al-Qur'an, manusia diharapkan dapat memanfaatkan akal dan hati yang diberikan untuk menggali makna-makna yang terkandung dalam wahyu Ilahi tersebut.
TAFSIR AYAT ILMU PENGETAHUAN, 2018
PRODI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI (PIAUD) TAHUN 2018 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan merupakan anugerah yang sangat agung dan rahasia Allah yang paling besar dari sekian banyak rahasia Allah di alam ini. Allah menciptakan dan membentuk manusia dengan perangkat akal dan pikiran yang responsif terhadap berbagai fenomena kehidupan di muka bumi, beserta berbagai macam tanda kebesaran-Nya di jagad raya. Dengan ilmu pengetahuan, manusia dikukuhkan menjadi pembawa risalah kekhalifahan di muka bumi, yang memiliki kewajiban untuk memakmurkan dan mengembangkannya. Dengan dinamika kehidupan dan berbagai pernak-perniknya, berdasarkan petunjuk Rabb-Nya, selaras dengan manhaj dan arahan-Nya, sehingga proses pencarian maupun pengamalan Ilmu Pengetahuan dapat dikategorikan sebagai ibadah. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana kedudukan ilmu pengetahuan dalam Islam? 2. Seperti apa etika Islam dalam pengembangan Ilmu Pengetahuan? 3. Bagaimana motivasi Islam dalam mengembangkan ilmu pengetahuan? C. Tujuan Penulisan 1. Mengetahui kedudukan ilmu pengetahuan dalam Islam. 2. Mengetahui etika dan akhlak dalam menuntut ilmu.
JURNAL TA'ALLUM, 2018
Peradaban Islam pada saat mencapai masa keemasan menempatkan ilmu pengetahuan pada posisi tinggi. Saat itu para cendekiawan tidak membedakan antara ilmu agama dan ilmu umum. Namun prinsip kesatuan ilmu pengetahuan tersebut kemudian memudar dan menjadi dikotomi ilmu pengetahuan ketika peradaban umat Islam mengalami kemunduran. Kenyataan itulah yang menggugah kegelisahan K.H. Imam Zarkasyi sehingga berkomitmen untuk meneguhkan prinsip kesatuan ilmu pengetahuan karena pada hakikatnya ilmu itu merupakan satu kesatuan yang bersumber dari Allah Swt. Menurut K.H. Imam Zarkasyi, kebangkitan umat Islam sangat bergantung pada pengelolaan lembaga pendidikan yang berkualitas dan persatuan yang kokoh dari umat Islam. Upaya modernisasi pendidikan mutlak dilakukan untuk mencetak lulusan yang bertakwa dan berpengatahuan luas. Oleh karena itu, pendidikan di Pondok Modern Gontor menerapkan pelajaran agama dan pelajaran umum. Konsistensi lembaga pendidikan inilah yang akhirnya mampu merealisasikan penyelenggaraan pendidikan Islam berkualitas yang diharapkan dapat berkontribusi dalam mengantarkan kembali kepada kejayaan peradaban Islam.
Manusia merupakan sebuah makhluk hidup yang unik dan istimewa.
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat, hidayah, serta karunia-Nya kami dapat menyelesaikan penulisan makalah ini tanpa halangan suatu apapun.
This study discusses the related of revelation with science. Reviewing revelation does not mean ignoring the study in the perspective of science, because in the revelation itself is found so many verses that encourage human beings to conduct thinking activities in reviewing everything especially the universe for the creation of a civilized life. Science has indeed contributed greatly to the welfare of live and life, but it is realized that the results of science especially concerning truths that have a high value can not be obtained. Therefore, the information of revelation becomes important and needed by humans in addition to cover the weaknesses of science, but also as a guide to life for the happiness of the world and the hereafter.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
Shinta Hibatullah, 2023
Khofifah F. Nondang Pakpahan, 2021
Hakikat Ilmu Tauhid-Dahlawi Siregar, 2022
TANZIL: Jurnal Studi Al-Qur'an, 2016
Kartika Sari Putri, 2021
Seminar Wahyu Asas Tamadun (Swat 2011) Universiti Sains Islam Malaysia, 2011