Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
4 pages
1 file
Oleh: Asrul Jamaluddin, M.Hum Allahu Akbar 3x. Jama'ah Idul Adha rahimakumullah Sejak tadi malam sampai pagi hari ini, hingga hari-hari tasyrik berikutnya secara beruntun, lantunan takbir, tahmid dan tahlil menggema di seantero bumi ini. Kaum muslimin dari Timur sampai Barat merayakan hari raya Idul Adha 1434 H. Pagi ini kita memiliki perasaan yang sama, yakni gembira dan bersykur. Bersyukur bukan karena saat ini banyak makanan di rumah kita, bukan karena uang kita lebih dari cukup atau bukan pula karena sebentar lagi kita akan merasakan karunia Allah berupa daging qurban. Tapi kita gembira karena berada dalam kesucian jiwa, kebersihan hati setelah beberapa hari sebelumnya kita berhari raya Idul Fitri dan pada hari ini kita berhari raya Idul Adha sebagai rangkaian perjalanan spritual menuju derajat taqwa.
Pendahuluan Kekerasan yang mengatasnamakan agama semakin marak terjadi. Islam adalah agama yang dituduh bahkan dianggap sebagai agama yang harus bertanggung jawab atas terjadinya kekerasan atas nama agama tersebut. Teks-teks keagamaan, sebut saja ayat-ayat al-Qur'an dan hadis menjadi legitimasi sebagian kelompok ekstrim di dunia. Negara Islam Irak dan Suriah (NIIS) misalnya, adalah kelompok yang paling banyak disoroti, isu Sunni-Syi'ah yang terjadi di Timur Tengah menyebabkan konflik yang berkepanjangan. Belum lagi beberapa kasus di Indonesia, seperti kasus Tolikara, tragedi sampang, dan yang terakhir adalah tragedi di Sinkil, Aceh. Secara konseptual, sebagai sebuah agama yang komprehensif, Islam dikenal mempunyai konsep rahmatan lil 'alami@ n. namun yang menjadi pertanyaan besar adalah, jika benar Islam adalah agama kasih sayang, lantas mengapa ada sejumlah kelompok radikal yang mengatasnamakan Islam untuk menebarkan aksi terorisme global ? Bisa saja, sebagian kelompok muslim melihatnya bahwa aksi terorisme global merupakan sebuah reaksi terhadap tatanan politik dunia yang berpihak kepada Barat dan merugikan negara-negara Islam. Bahkan sebagian komunitas muslim berapologi bahwa aksi terorisme global merupakan manifestasi dari gerakan jihad dan amr ma'ru> f nahi@ munkar dan menegakkan Islam secara menyeluruh (kaffah). Pembacaan yang tuntas terhadap ajaran kasih-sayang dalam Islam bisa menjadi alternatif di tengah maraknya aksi kekerasan. Sebab sangat paradoks melihatnya, sebagai sebuah agama yang mengajarkan kasih sayang, mengapa Islam begitu mudah dilegitimasi oleh kelompok yang tidak bertanggung jawab untuk aksi kekerasan. Minimnya tingkat toleransi dalam beragama, baik intra maupun ekstra agama merupakan fenomena yang sangat ganjil, terlebih lagi kasus-kasus yang mencoreng kerukunan umat beragama terjadi di Indonesia. Makalah ini akan membahas tentang Islam sebagai agama yang rahmatan lil 'alami@ n sebagai bentuk dari deradikalisasi di tengah maraknya tindakan kelompok radikal.
Seiring masuknya bulan Muharram, sebagian besar Muslimin merayakannya sebagai awal Tahun Baru Islam yang penuh sukacita dan semarak dengan berbagai kegiatan. Apalagi didukung oleh riwayat bernuansa kebahagiaan, seperti selamatnya Nuh dari banjir bandang, selamatnya kaum Musa dari Fir'aun, dan sebagainya, pada 10 Muharram (hari Asyura). Bahkan ditambah lagi dengan riwayat Puasa Asyura. Maka, semakin lengkaplah kegembiraan bulan ini. Namun sebaliknya, ada sebagian kecil Muslimin yang justru bersedih di bulan Muharram. Seolah tak menghiraukan kegembiraan dan rasa syukur sebagian besar Muslimin tadi. Mereka justru menangis, meratap, dan memukul dada sebagai ekspresi kesedihan dan kepedihan yang dalam, sekaitan dengan bulan ini. Alangkah perbedaan yang sangat kontras. Mengapa demikian? Saya mencoba membuka-buka sejarah seputar penetapan Tahun Baru Islam. Dari situ saya dapati bahwa penetapan Tahun Baru Islam dilakukan di masa Umar bin Khattab. Sebelumnya Muslimin menggunakan Tahun Gajah-tahun ketika Abrahah menyerbu Mekah untuk meruntuhkan Ka'bah-sebagai acuan penanggalan. Ada yang mengusulkan kepada Umar untuk menjadikan peristiwa bi'tsah Nabi saw sebagai awal penanggalan, atau pada riwayat lain Umarlah yang bertekat untuk memulai penanggalan dengan mengacu pada kelahiran atau bi'tsah Nabi saw. Namun, Ali bin Abi Thalib tidak menyetujui pandangan tersebut dan mengusulkan untuk menjadikan peristiwa hijrah Nabi saw sebagai awal penanggalan. Usul ini diterima dan ditetapkan oleh Umar pada 8 Rabi'ul Awal 17 H. 1 Oleh karena itu, nama tahunnya adalah Hijrah atau Hijriyah.
Ketika kita membaca al-Qur'an, kita memperhatikan bahwa hampir seluruh surah diawali dengan basmalah (bismillahirrahmanirrahim), kecuali surah al-Tawbah (al-Bara'ah). Pengulangan basmalah sebagai penggalan antar surah ini memberikan isyarat bahwa sebelum membaca ayat-ayat di dalamnya, kita diperintahkan untuk mengaitkan proses dan perilaku bacaan kita pada Allah Swt. Bahkan para ulama menganjurkan sebelum membaca basmalah, lebih baik pula di awali dengan bacaan taawwudz (audzu billahi minasysyaithanirrajim) sebagai bentuk permohonan kita kepada-Nya untuk berlindung dari syaitan dan sifat syaitan yang terkadang mengitari perilaku manusia. Syaithan dalam arti fenomena fisik juga syaitan dalam arti karakteristik keburukan dan kejahatan yang meliputi diri manusia.
Secara umum, pantun berulang adalah pantun yang baris pertama dan ketiganya diulang-ulang dengan sepenuhnya. Selain pantun berulang, terdapat juga pengulangan dalam pantun berkait. Tetapi cara pengulangan dalam kedua-dua jenis pantun itu tidak sama, lebih-lebih lagi pengulangan dalam pantun berulang didapati lebih bebas sifatnya. Ini bermakna pengulangan itu adalah lebih bebas. Namun, pengulangan kata dan makna yang berlaku dalam baris-baris yang terkemudian itu ada kaitan dengan baris sebelumnya. Lihatlah sendiri apa yang dimaksudkan itu dalam contoh pantun berulang yang ditunjukkan di bawah ini:
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
Jurnal Bina Ummat: Membina dan Membentengi Ummat, 2020
Jurnal Teologi Berita Hidup
J-Dinamika : Jurnal Pengabdian Masyarakat
Al-Mada: Jurnal Agama, Sosial, dan Budaya
SOLA GRATIA: Jurnal Teologi Biblika dan Praktika