Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
Sustainable Jurnal Kajian Mutu Pendidikan
Tulisan ini mencoba untuk sedikit mengungkap tentang pendidikan akhlak dalam perspektif Al-Ghazali. Pemikiran Al-Ghazali digunakan karena ia adalah salah satu pemikir Muslim terbesar. Banyak pakar menilai bahwa pemikiran Al-Ghazali ini memberikan pengaruh yang signifikan bagi para pemikir Muslim setelahnya, bahkan sampai sekarang. Pemikiran Al-Ghazali tetang akhlak dan pendidikan akhlak disandarkan pada Al-Qur’an dan As-Sunnah. Dengan begitu, pandangannya tidak terlepas dari pandangannya tentang manusia yang banyak mewarnai pemikirannya dalam bidang apa pun. Meskipun sebagian bernuansa normatif, namun beberapa bagian pandangannya terlihat sangat praktis. Maka tidak mengherankan apabila pemikiran Al-Ghazali ini masih kerap digunakan dalam konteks reformasi pendidikan, khususnya di era globalisasi yang penuh tantangan seperti sekarang.
2015
Akhlak merupakan ukuran kepribadian seorang muslim. Ketika akhlak seseorang tercermar dengan nilai-nilai yang bertentangan dengan syariat Islam maka ia berkepribadian yang tercela. Sebaliknya, orang yang bersikap sesuai ajaran al-Qur’an dan as-Sunnah maka akhlaknya mulia. Ukuran baik dan buruk akhlak seseorang dapat ditinjau dari sudut pandang syariat Islam. Sebab syarit adalah undang-undang yang mengatur kehidupan umat manusia. Menurut Imam Al-Ghazali akhlak bukan sekedar perbuatan, bukan pula sekedar kemampuan berbuat, juga bukan pengetahuan. Akan tetapi, akhlak adalah upaya menggabungkan dirinya dengan situasi jiwa yang siap memunculkan perbuatan-perbuatan, dan situasi itu harus melekat sedemikian rupa sehingga perbuatan yang muncul darinya tidak bersifat sesaat melainkan menjadi kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari. Hanya saja dewasa ini banyak sekali tantangan yang dapat mengakibatkan kerusakan akhlak umat Islam. Untuk itu umat Islam seharusnya memahami secara benar dan menera...
Moral Education According to Imam Al-Ghazali's View. This article presents a description of moral education based on the thoughts of Imam Al-Ghazali. In this paper, his biography and thoughts on morals will be presented. We created this article because we see the current condition of society that does not pay attention to moral issues. In fact, morals are very important. This paper will reveal the importance of akhak education for Indonesian society today based on the views of Imam Al-Ghazali. We use a qualitative method based on literature by searching and reviewing several books and journals related to moral education in accordance with the views of Imam Al-Ghazali. The result of our research is that Imam Al-Ghazali's thinking about morals is against the thinking of the school
LITERASI (Jurnal Ilmu Pendidikan), 2017
There are many controversial views in assessing Al-Ghazali thought. For example, there is an opinion that the reason of Islam deterioration is caused by his categorisation of fard…
Jurnal Pendidikan Agama Islam Al-Thariqah, 2017
Penilaian baik dan buruknya seseorang sangat ditentukan melalui akhlaknya. Akhir-akhir ini kerusakan akhlak generasi muda tanpa kecuali para mahasiswa dan pelajar dengan segala jenis dan bentuknya adalah sebuah ancaman yang berbahaya tidak saja terhadap para pelakunya, tapi merupakan ancaman yang serius terhadap stabilitas sosial, ekonomi dan keamanan serta kesatuan bangsa. Untuk membentuk akhlak yang mulia, hendaknya penanaman akhlak terhadap anak digalakkan sejak dini, karena pembentukkannya akan lebih mudah dibanding setelah anak tersebut menginjak dewasa. Al-Ghazali merupakan seorang tokoh dan ulama besar yang memiliki corak pemikiran yang unik sebagaimana terlihat dari perkembangan pemikirannya. Al-Ghazali juga banyak mengulas tentang pendidikan akhlak. Lingkungan keluargalah menurut Imam Al-Ghazali yang sangat dominan dalam membina pendidikan akhlak, karena anak yang berusia muda dan kecil itu lebih banyak di lingkungan keluarga dari pada di luar. Oleh karena itu, artikel ini ...
2019
Penilaian baik dan buruknya seseorang sangat ditentukan melalui akhlaknya. Akhirakhir ini kerusakan akhlak generasi muda tanpa kecuali para mahasiswa dan pelajar dengan segala jenis dan bentuknya adalah sebuah ancaman yang berbahaya tidak saja terhadap para pelakunya, tapi merupakan ancaman yang serius terhadap stabilitas sosial, ekonomi dan keamanan serta kesatuan bangsa. Untuk membentuk akhlak yang mulia, hendaknya penanaman akhlak terhadap anak digalakkan sejak dini, karena pembentukkannya akan lebih mudah dibanding setelah anak tersebut menginjak dewasa. Al-Ghazali merupakan seorang tokoh dan ulama besar yang memiliki corak pemikiran yang unik sebagaimana terlihat dari perkembangan pemikirannya. AlGhazali juga banyak mengulas tentang pendidikan akhlak. Lingkungan keluargalah menurut Al-Ghazali yang dominan dalam membina pendidikan akhlak, karena anak yang berusia muda dan kecil itu lebih banyak di lingkungan keluarga dari pada di luar. Keywords: Pendidikan Akhlak, Lingkungan Kel...
2011
This article describes Al-Ghazali’s thoughts on education regarding the concept of mankind. His preferred form of education was in line with his concept of mankind. Education, in Al-Ghazali’s opinion, can be viewed from the individual, societal, and psychological sides. From the individual side, education is seen as developing divine characters in humans in line with their promise to Allah and their guidance to science and revelation. Humans long for submission to Allah, and their main struggle in life is to develop divine characters in themselves according to their capacity.
Edu Cendikia: Jurnal Ilmiah Kependidikan
Artikel ini membahas tentang gagasan dan pemikiran tentang pendidikan akhlak dari sudut pandang Imam al-Ghazali, yang tertuang dalam Kitab Ayuhal Walad, berisi pesan-pesan dari risalah Imam al-Ghazali kepada murid-muridnya. Secara garis besar mencakup dua aspek. Pertama, akhlak dalam beribadah. Kedua, moralitas dalam belajar mengajar. Banyak pelajaran yang bisa dipetik dari kitab Ayyuhal Walad. Imam al-Ghazali memasukkan kedekatan emosional sebagai guru kepada siswa, seperti orang tua dan anak, sehingga siswa tidak merasa tidak nyaman dan nyaman menjaga norma. sopan santun kepada guru (Aderibigbe, 2018) Buku Ayyuhal Walad tidak hanya menjadi referensi bagi siswa yang berakhlak mulia, tetapi juga menjadi referensi keteladanan bagi pendidik umum dan umat Islam dalam pendidikan moral dan pendidikan spiritual. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Imam Al-Ghazali mendasarkan pemikirannya tentang pendidikan pada aspek moral, yang melibatkan pembinaan budi pekerti dan penanaman sifat-sifat k...
Dirosat : Journal of Islamic Studies
Abstrak:Krisis akhklak masih menjadi persoalan serius bangsa ini. Berbagai berita, baik yang dirilis media cetak maupun Elektronik, mewartakan semakin merosotnya moralitas anak bangsa. Itu bisa kita lihat dengan maraknya perkelahian atau tawuran entah antar manusiawi, maupun antar mahasiswa, seperti sudah membudaya, dan intensitasnya cukup tinggi. Dan tidak hanya pendidikan akhlak anak saja yang di perhatikan oleh imam Al-Ghazali melainkan pendidikan guru juga sangat diperhatikan oleh imam Al- Ghazali sehingga seorang guru pun harus menjadi contoh yang baik pada anak-anaknya. Dan agar guru tidak asal mendidik peserta didiknya dengan cara asal-asalan atau cara yang salah, yakni dalam pemberian sanksi atau hukuman lainnya. Salah satu komponen pendidikan yang mempunyai peran signifikan dalam dunia pendidikan adalah guru. Bagiamana konsep pendidikan akhalak menurut Imam Al-Ghazali dalam pembentukan akhlak yang positif bagi peserta didik? Usaha secara sungguh-sungguh dan berkelanjutan da...
Islamic Learning Journal, 2023
This research aims to uncover Al-Ghazali's thoughts on Sufism and unveil and to highlight Al-Ghazali's role in the development of Sufism as an academic discipline and spiritual movement within the Islamic world. The methodology employed in this study involves literature review and analysis of Al-Ghazali's works, particularly his seminal work "Ihya Ulum al-Din" (Revival of the Religious Sciences). The results of this study indicate that Al-Ghazali regarded Sufism as a means to achieve self-realization and the highest spiritual goals through the integration of knowledge and mystical experiences. Al-Ghazali's understanding of the relationship between human will and the divine will, as well as the significance of overcoming desires and ego in attaining spiritual perfection, is also illuminated. His significant contributions in developing Sufism as an academic discipline and spiritual movement are evident through his influential writings.
Muhammad Kholil, 2023
Dalam pendidikan tersimpat pemikiran atau gagasan yang bertujuan mengembangkan pola pendidikan manusia, dalam hal ini para tokoh pemikir atau filsafat. salah satunya Imam Al-Ghazali. beliau adalah tokoh ulama yang sangat berpengaruh dalam Islam serta melintasi beberapa masa pengetahuan dari kalangan para filosof sampai para ahli tasawuf.
Ta'limDiniyah: Jurnal Pendidikan Agama Islam (Journal of Islamic Education Studies)
Abstrak : Tulisan ini mengkaji tentang perbandingan perkembangan akhlak antara Al-Ghazali dan Ibn Khaldun. Dengan tujuan mengetahui konsepsi metode dalam pendidikan Islam, mengetahui pendidikan, mengetahui konsep pembinaan akhlak menurut Al-Ghazali, mengetahui konsep pembinaan akhlak menurut Ibnu Khaldun, mengetahui perbandingan konsep membangun akhlak menurut Al-Ghazali dan Ibnu Khaldun. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian kepustakaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembinaan akhlak menurut Al-Ghazali dapat dilakukan dengan cara memberikan keteladanan, pembiasaan, latihan, anjuran dan larangan, kemudian diberikan penjelasan dan pemahaman sesuai dengan tingkatan pemikirannya tentang norma sosial, moral dan agama serta nilai-nilai. Kemudian tumbuhkan tindakan, sikap, pandangan, keyakinan dan kesadaran serta kepercayaan untuk melakukan sesuatu yang bertanggung jawab. Sedangkan menurut Ibnu Khaldun, perkembangan akhlak tercermin dalam pemikirannya dala...
At-Ta'dib
Al-Ghazali adalah salah seorang pemikir ulung yang tidak hanya menyoroti hal-hal yang berkaitan dengan filsafat dan tasawuf, akan tetapi beliau juga mengupas eksistensi akhlak dalam kehidupan manusia. Pelaksanaan pendidikan akhlak, terutama di kalangan remaja akhir-akhir ini masih dianggap kurang memadai dan kurang berpedoman pada ketentuanketentuan yang berlaku, seperti norma-norma hukum yang berlaku di suatu tempat. Hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya dekadensi moral dalam berbagai bentuk, seperti penyalahguunaan obat-obat terlarang, pergaulan bebas yang dilakukan oleh remaja, dan lain-lain. Untuk itu, tulisan ini berusaha mengungkap secara konseptual aktualisasi pendidikan akhlak al-Ghazali pada remaja dengan menggunakan pendekatan deskriptif afialistis. Dari hasil analisis diketahui bahwa aktualisasi konsep pendidikan akhlak al-Ghazali pada remaja yang memiliki berbagai macam perkembangan adalah dengan cara menanamkan keimanan dan akhlak yang baik dengan metode yang sesuai dengan perkembangan individunya. Kata Kunci: akhlak, pendidikan akhlak, remaja. Pendahuluan Akhlak adalah salah satu dari ajaran Islam 1 yang harus dimiliki oleh setiap individu muslim dalam menunaikan kehidupannya seharihari. Oleh karena itu, akhlak menjadi sangat penting artinya bagi manusia dalam hubungannya dengan Sang Khaliq dan dengan sesama manusia. Akhlak sangat mempengaruhi kualitas kepribadian seseorang *Penulis adalah alumni FT PAI ISID Gontor, memperoleh Magister Pendidikan dari UNISMA Malang, Dosen tetap STAIN Ponorogo 1 Secara umum, ajaran Islam itu mencakup tiga hal pokok, yakni ajaran yang terkait dengan masalah aqidah, akhlak, dan ajaran yang terkait dengan masalah ibadah.
2021
Education is a foundation for advancing civilization, and can develop society so that later it will be able to make generations work for their interests, if a nation is in shock or progress is hampered, then the first thing to review is its education system. Seeing the quality and condition of this millennial era, the problems faced in the world of education, especially and almost a lot of people agree with, are Islamic education which is the main guideline for moral formation. Most of the people in society today still believe that Islamic religious education is very capable of directing life to a good goal. This research is a library research (library research) using a non-interactive approach or what is commonly referred to as an analytical researcher. This is non-interactive research, researchers collect, identify, analyze, and synthesize data, to then interpret concepts, policies and events that are directly or indirectly observed. Research has a descriptive analysis, which is a...
At-Ta'dib, 2016
The current educational condition shows lack of attention about moral, the teacher merely transfer the knowledge and the pupils merely receive it, there are no attention about the morals, morals toward teachers and fellow pupils. Those state encourage us to build the point of view in education field which give the attention about the morals not only education with knowledge orientation and skill orientation. This issue had gotten the attention from education figure of muslim since the 12 th century. Az-zarnuji had written the book of ta'limul muta'allim which contain the etic of learning. This writing finds that the the book has the sufistic aspect when the concept of ridha, tawadhu', wara', ikhlas and sabr become key of learning process. And in moral education az-zarnuji uses nasihah method and remainding method and the required thing in learning (niah, wara', istifadah and tawakkal). Eventually this writing concluse that the concept of leraning process of zarnuji is oriented to the values of morals as well as the intellectual value and skill value.
Fahima
Penelitian ini bertujuan untuk 1) mengetahui metode pendidikan akhlak menurut Al-Ghazali; 2) mengetahui metode pendidikan akhlak menurut Ibnu Miskawaih; 3) mengetahui metode pendidikan akhlak menurut Imam An-Nawawi; 4) mengetahui komparasi metode pendidikan akhlak menurut Al-Ghazali, Ibnu Miskawaih dan Imam An-Nawawi. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan metode riset literer atau penelitian kepustakaan. Data berasal dari sumber primer (Ihya Ulumuddin, Tahdzib al-Akhlak, Riyadhus Shalihin) dan sumber sekunder serta berbagai sumber yang tersedia meliputi buku cetak, jurnal ilmiah, dan internet. Teknik analisisa data menggunakan metode deskriptif komparatif yaitu menemukan karakteristik pesan yang dilakukan secara obyektif dan sistematis terkait dengan metode pendidikan akhlak dari Al-Ghazali, Ibnu Miskawaih dan Imam An-Nawawi. Yang selanjutnya membandingkan dari ketiga obyek penelitian sehingga didapatkan persamaan maupun perbedaannya. Hasil penelitian ini menun...
One of Moslems who have great ideas and was known as a reformer (mujaddid), among others, is al-Gazali. Socio-cultural conditions at the time, namely the emergence of political disstability that have an impact on the fragmentation of Muslims, the destruction of religion and morality. This situation makes him becoem a hero and Islamic Defenders Argumentator (hujjah al-Islam) as his responsibility to fix the blind thoughts and actions that shake the Muslims' life. The purpose of education is to get closer to Allah SWT and not oriented only in world interests. So that, the curriculum presented should include three terms, called jasmaniyah, 'aqliyyah and akhlaqiyyah. The opinion is based on two approaches, Fiqh and Sufism. This thought seems systematic and comprehensive, and also consistent with the attitude and personality as a Sufi and Faqih. The concept of education offered, if applied in the present seems still appropriate. Beside, the needs should be perfected in accordancing with local knowledge where the education implemented.
2021
Abstract: The purpose of this study is to find out the concept of moral education proposed by Imam Al Ghazali and its relation to Islamic education in Indonesia and its contextualization of current Islamic education. Moral education is still often a topic that is discussed until now the phenomenon of criminal acts that occur in the community is a serious problem for the decline of people's morals. This research was conducted using the literature method by taking data from books, journals, and other websites. Moral education according to Imam Al Ghazali defines morals as one of the attitudes contained in humans and is the cause of the emergence of other behaviors, as easy that does not require prior planning The concept of Imam Al Ghazali's moral education is still relevant to be used today. Keywords. Character education, Imam Al Ghazal
Attanwir : Jurnal Keislaman dan Pendidikan
Pentingnya nilai pendidikan akhlak untuk menjadi trand pada gaya hidup masyarakat sebagai upaya membangun dan mempertahankan kebudayaan ditengah perkembangan teknologi yang tentunya akan berdampak pada sosial masyarakat. Akhlak yang menjadi citra bagi setiap individu dapat berpengaruh luas dilingkunagn masyarakat sehingga perlu adanya kejelasan sumber ketauladanan supaya akhlak yang menjadi kebiasaan dan budaya memiliki sandaran yang jelas tidak sekedar perubahan zaman saja. Penelitian ini termasuk dalam penelitian deskriptif-kualitatif dan berjenis studi Pustaka (library research). Sumber primer dalam penelitian ini adalah Buku tafsir al Misbah Karya M. Quraish Shihab, sedangkan sumber data sekundernya adalah literatur lainnya, baik berupa buku, jurnal, majalah dan lain sebagainya yang masih memiliki kaitan dengan topik yang peneliti kaji. Dari kajian yang dilakukan dapat diketahui bahwa nilai pendidikan akhlak yang terdapat dalam QS. Al-Baqarah Ayat 125 adalah memberi rasa nyaman ...
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.