Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
14 pages
1 file
This research was conducted on 3rd until 10th January 2013. This study aims to determine how much of the investment and operational costs , feasibility and problems faced by fish farmers in the cultivation of tilapia (Oreochromis niloticus) in floating net cages in Silalahi III village. The method used in this research is a stratified random sampling method with respondents are 8 farmers were divided into 3 categories.
1 ANALISA EKONOMI USAHA BUDIDAYA IKAN MAS Tri Rizkiana Y (21313002) I. PENDAHULUAN Cyprinus carpio atau yang lebih dikenal dengan ikan mas merupakan salah satu ikan air tawar yang bernilai ekonomis dan telah sangat dikenal oleh masyarakat Indonesia. Ikan mas mulai masuk ke pasar Indonesia dan mulai dipelihara sejak tahun 1920-an. Ikan mas yang terdapat di Indonesia merupakan merupakan ikan mas yang dibawa dari Cina, Eropa, Taiwan dan Jepang. Sampai saat ini sudah terdapat 10 ikan mas yang dapat diidentifikasi berdasarkan karakteristik morfologisnya. Jenis-jenis ikan mas secara umum dapat dibagi menjadi dua jenis yakni ikan mas hias dan ikan mas konsumsi. Pada analisis ekonomi usaha ini, pembahasan akan lebih ditekankan pada ikan mas konsumsi. Adapun klasifikasi dari ikan mas ini adalah sebagai berikut : Ikan mas memiliki bentuk badan agak memanjang pipih ke samping (compressed). Mulut (bibir) berada di ujung tengah (terminal), dapat disembulkan, dan lunak (elastis). Memiliki kumis (barbel) dua pasang (empat buah), kadang-kadang mempunyai sungut satu pasang (rudimentir). Jari-jari sirip punggung (dorsal) yang kedua mengeras seperti gergaji. Sedangkan letak antara kedua sirip, punggung dan perut berseberangan. Sirip dada (pectoral) terletak di belakang tutup insang (operculum). Ikan mas tergolong bersisik besar bertipe cycloid. Usus umumnya tidak begitu panjang jika dibandingkan dengan hewan pemakan tumbuh-tumbuhan asli.
Angga Parmi Sandia Dzikri SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGRI 1 WARUNGKIARA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2016 KATA PENGANTAR Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan bimbingan-nya kami dapat menyusun tugas makalah ini.
Prosiding Seminar Nasional Pertanian dan Perikanan, 2018
Abstrak Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan anatomi skeleton ikan keureling. Tahapan pembuatan preparat skeleton, dilakukan di Laboratorium Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Al Muslim Kabupaten Bireuen. Identifikasi anatomiskeleton ikan dilakukan di Laboratorium Terpadu Biologi, Program studi Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry. Pembuatan preparat anatomi skeletondilakukan secara fisik dan kimiawi, sedangkan penamaan setiap bagian anatomi skeleton dilakukan dengan cara membandingkan kemiripan bentuk dan letak dari setiap bagian tulang belakang ikan yang telah diteliti sebelumnya, baik dari famili yang sama maupun dari famili yang berbeda. Hasil penelitian menunjukkan anatomi skeletonikan keureling terdiri dari skeleton axial dan skeleton appendicularis. Ossacranium, ossaverterbrae, ossacostae, urostylusvertebralis termasuk dalam skeleton axial, sedangkan ossa appendicularis terdiri dari sepasang pinna pectoralis, sepasang pinna pelvis, pinna dorsalis, pinna analis dan pinna caudalis. Kata Kunci: ikan keureling, anatomi skeleton, skeletonaxial, skeleton appendicularis. PENDAHULUAN Ikan keureling(Tor tambroides, Bleeker 1854) termasuk kedalam kelompok siprinid air tawar penting di wilayah perairan Indonesia dan Malaysia. Tingginya laju ekploitasi terhadap ikan keureling, membuat populasinya semakin menurun. Singh (2007) menyatakan bahwa populasi ikan dari genus Tor ini,sedang berada dalam kategori terancam akibat eksploitasi berlebihan, pencemaran perairan, dan gangguan ekologis. Saat ini, ikan keureling terdaftar sebagai biota yang terancam punah dan berada dalam daftar merah International Union for Conservation of Nature (IUCN, 1990). Kajian anatomiskeleton ikan bertujuan untuk memahami hubungan taksonomik dan filogenetikantarspesies ikan (Mafakherietal. 2015; Jalili etal. 2015). Disamping itu, kajian ini juga dibutuhkan sebagai langkah pencegahan dalam menganalisis keabnormalan sistem skeleton. Mayoritas penelitian terhadap ikan keureling masih berkaitan dengan bidang ekologi dan upaya domestikasi, sedangkan kajianan atomi skeleton terhadap ikan keureling masih belum ditemukan. Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan mendeskripsikan anatomi skeleton ikan keureling Tor tambroides (Bleeker, 1854). METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan ikan yang diperoleh dari pedagang ikan di wilayah sungai Tangse Kabupaten Pidie dengan bobot 5 kg dan panjang 65 cm (Gambar 1). Tahapan pembuatan preparat anatomi skeletondilakukan secara fisikdiawali dengan sisik ikan dihilangkan dan otot pada tubuh ikan dibersihkan dengan pinset, pisau dan sikat halus, sedangkan pembuatan preparatanatomi skeletondilakukan secara kimia diawali perendaman preparat skeletonkedalam formalin 10% dan larutan etanol 100%, dijemur dibawah sinar matahari dan dilapisi dengan cat spraypiloxclear. Skeleton yang telah bersih
Ikan Nila merupakan salah satu ikan air tawar yang banyak dibudidayakan di seluruh pelosok tanah air dan menjadi ikan konsumsi yang cukup populer. Ikan nila kini banyak dibudi-dayakan di berbagai daerah karena kemampuan adaptasinya bagus di dalam berbagai jenis air. Nila dapat hidup di air tawar, air payau dan air laut.
PROPOSAL USAHA BUDIDAYA IKAN LELE BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Setiap manusia ingin hidup sehat dan sejahtera, manusia akan memiliki produktifitas yang tinggi untuk mencapai tujuan hidupnya. Untuk mendapatkan kehidupan yang demikian manusia membutuhkan makanan yang bergizi baik.
PENDAHULUAN Dalam beberapa waktu belakangan ini banyak sekali masyarakat kita yang mencoba berbudidaya ikan lele baik di pembesaran maupun pembenihannya.Kebanyakan yang dipilih adalah pembesaran yang "katanya" lebih gampang. Faktor yang melatar belakangi budidaya di masyarakat kita adalah : 1. Kesulitan ekonomi masyarakat secara global 2. Mendapat informasi dari teman atau keluarga yang telah berkecimpung di budidaya lele 3. Tertarik dengan banyaknya buku buku tentang budidaya ikan lele 4. Adanya lahan kosong yang bisa bermanfaat bila dikembangkan Pada kenyataannya setelah beberapa waktu berbudidaya ternyata banyak sekali yang menemui kegagalan.Beberapa kejadian yang sering terjadi dalam budidaya ikan lele adalah: 1. Banyak ikan lele yang hilang/sakit 2. Hasil atau tonase jauh dari harapan 3. Banyaknya kerugian yang dialami Kalau dilihat dari harga di pasaran jelas sangat menggiurkan.1 kg ikan lele bisa sampai Rp 15.000.00. Inilah yang banyak budidayawan terjebak ingin mencoba budidaya ikan lele.padahal budidaya ikan lele bukan coba coba. Harga yang melambung tinggi harusnya bisa disimpulkan kalau budidaya ikan lele tidak semudah membalikkan telapak tangan. Karena hal hal tersebut saya ingin meluruskan dan mencoba membantu masyarakat lewat tulisan yang mungkin secara tampilan tidak terlalu bagus tapi isi dari tulisan ini insyaAllah bisa bermanfaat bagi masyarakt pada umumnya dan pembudidaya ikan lele pada khususnya. Didalam tulisan ini insya Allah akan dikupas lebih lanjut beberapa faktor yang menjadi kendala bagi budidaya ikan lele. Dan bila ada yang berminat dan serius menekuni budidaya ini bisa menghubungi penulis.
Perkembangan ikan hias arwana (Sclerophages formosus) kurang begitu pesat tidak seperti pada tahun 1990 s/d 2005 malah mengalami kemunduran padahal saat ini sudah banyak farm baru yang memproduksi berhasil membiakan arwana dengan beragam kualitas semangkin variatif sekali. Setelah tahun 2007 ini mulai adanya kontes ikan arwana di beberapa daerah dan sarana rekreasi masyarakat dan fasilitas ruangan lobby hotel dan perkantoran memperkenalkan kembali ikan hias asli Indonesia dapat membangkitkan hobies baru dalam negeri untuk memelihara kembali ikan arwana yang sudah diakui keindahanya di mancanegara. Sejak tahun 1969, arwana telah dicatat dalam Red Data Book yang dikeluarkan oleh Organnisasi Konservasi Sumber Daya Alam Hayati Dunia (IUCN) sebagai salah satu fauna langka di Dunia. Dalam konservasi internasional yang mengatur perdagangan flora dan fauna langka, CITES (Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora) mengkategorikan arwana sebagai Apendix 1 yang berarti langka, boleh diperdagangkan tetapi dengan pengawasan yang sangat ketat. Indonesia menjadi anggota CITES sejak tahun 1978. Ironisnya, dengan pembatasan perdagangan tersebut perburuan secara gelap semakin ganas karena nilai ekonomisnya semakin menjulang. Di Indonesia, arwana pun telah dilindungi oleh pemerintah dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Menteri Pertanian no.716/Kpts/Um/10/1980. (Momon dan Hartono, 2002). Dijelaskan lebih lanjut oleh Momon dan Hartono , bahwa oleh para penggemar arwana, arwana sebagai ikan kayangan dan merupakan titisan dewa. Ikan ini pun diyakini pembawa hoki. Arwana garis naga yang dalam bahasa mandarin disebut Le Tiaw Lung (seekor naga), diyakini dapat membawa keberuntungan. Arwana juga dijadikan simbol status, kepuasan dan kebanggaan bagi pemiliknya, penampilannya tampak anggun dan berwibawa serta gerakannya tenang. Sisiknya berkilau bila terkena cahaya. Seluruh keindahan yang dimiliki arwana merupakan daya tarik tersendiri yang ditemukan pada ikan hias lainnya.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
SAVVANA PUTRI, 2020