Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
2016
The role of women in society among the aspect of reproduction, economic, social, politic, and Islamic leadership put women as members in community activities or organizations. This is proved by the amount of women who are active in organizations and they aren’t brave enough as well as men. Because of this reason, only few of their proposals are accepted and implemented into the existing political world. The factor influences women's involvement in society is their level of education. All the tasks entrusted to women can be held because of their education. This means that there is relevance between the tasks and education
An-Nisa' : Jurnal Kajian Perempuan dan Keislaman, 2019
A woman has great potential, as well as a man, it can be seen from the various roles of woman needed in society, including: the role of reproduction, economic, social, political and Islamic leadership. However, in Islamic leadership, most women are only members of the management in social organizations, because they are deemed not have brave characteristics like men, except the social organization that all of the members are women. this is because women's interests are not accommodated in various political decisions. Education is the main factor that determines the activeness of women as administrators of political parties, obstacle experienced by women in political parties, including through a number of issues such as; education, employment, justice and gender equality, domestic roles, patriarchal culture, religion and family relationship. Woman, who has the competence to lead the country, could be heads of state in the modern society context, because the modern government syst...
Abstrak: Kepimpinan Wanita Menurut Perspektif Hamka. Riset ini membahas pendirian Hamka terkait soal kepimpinan wanita. Ia mengkaji pandangannya tentang urusan kepimpinan wanita dan perbandingannya dengan pandangan ulama yang lain berhubung keabsahan dan pendirian syariat terhadapnya. Metode kajian adalah bersifat deskriptif, analitis dan komparatif dengan meninjau ijtihad Hamka tentang soal kepimpinan ini dalam karya-karya falsafah, fiqh dan tafsirnya yang muktabar dan perbandingannya dengan pendapat ulama Islam yang lain. Ia merumuskan pemahaman Hamka yang kritis tentang batas-batas yang khusus yang digariskan syariat yang telah meletakkan kepimpinan wanita dalam konteks yang tepat dan praktikal dan sewajarnya, sesuai dengan sifat, pembawaan, keperibadian dan kedudukan mereka sebagai pemimpin, serta selaras dengan keupayaan dan naluri dan fitrah kewanitaan yang sebenar. Dapatan kajian menemukan fikrah Hamka yang luas yang menafsirkan nas-nas syarak terkait prinsip kepemimpinan wanita ini dari sudut yang positif yang mempertahankan keabsahannya yang didukung dengan hujah-hujah dan keterangan dalil yang kukuh dan sebagai yang dibuktikan dalam kenyataan sejarah dan tradisi Islam. Adapun masalah dalam tulisan ini adalah bagaimana kajian kepemimpinan wanita berdasarkan sudut pandang Hamka. Sedangkan tujuan dari tulisan ini adalah untuk mengetahui kajian kepemimpinan wanita berdasarkan sudut pandang Hamka. Untuk menjawab dan mendeskripsi atas rumusan masalah dalam tulisan ini penulis menggunakan teknik mengumpulkan teori yang didapat dari beberapa referensi baik berupa buku, majalah, internet, dan karya ilmiah lainnya lalu disesuaikan dengan kajian bahasan yang diangkat dalam tulisan ini. Dalam perbahasan tentang asas kepimpinan wanita Islam ini, Hamka telah menggariskan beberapa kriteria penting yang mengisbatkan hak dan status wanita sebagai pemimpin. Beliau mempertahankan kemerdekaan mereka sebagai pemimpin dan menekankan tentang tanggungjawab yang sama yang mesti dipikul dalam menegakkan kepimpinan ini. Ini dibahaskan dalam konteks dan skop yang luas daripada prinsip Islam yang memberi ruang kepada mereka untuk melibatkan diri dalam pemerintahan dan perencanaan undang-undang, dan menyumbang dalam meninggikan kedudukan dan martabat umat. Kata kunci: Hamka, kepimpinan wanita, keluarga, fitrah. Abstract: Women's Leadership According to Hamka's Perspective. Women's Leadership According to an Islamic Perspective. This paper discusses Hamka's stance regarding women's leadership. He examines his views on the affairs of women's leadership and its comparison with the views of other scholars regarding the validity and stance of the Shari'a against it. The study method is descriptive, analytical and comparative by reviewing Hamka's ijtihad on this leadership issue in his works of philosophy, fiqh and muktabar interpretation and comparison with the opinions of other Islamic scholars. He formulated Hamka's critical understanding of the specific boundaries outlined by the Shari'a which have placed women's leadership in an appropriate and practical and proper context, in accordance with their character, nature, personality and position as leaders, and in line with their desires and instincts and nature. true femininity. The study obtained a broad fikrah Hamka that interprets the syarak passages related to the principle of female leadership from a positive angle that maintains its validity which is supported by strong arguments and evidence and as proven in the reality of Islamic history and tradition. The problem in this paper is how to study women's leadership based on Hamka's point of view. Meanwhile, the purpose of this paper is to determine the study of women's leadership based on Hamka's point of view. To answer and describe the formulation of the problem in this paper, the writer uses the technique of collecting theory which is obtained from several references in the form of books, magazines, the internet, and other scientific works and then adjusted to the study of the discussion raised in this paper. In discussing the principles of leadership for Islamic women, Hamka has outlined several important criteria that describe the rights and status of women as leaders. He maintained their independence as leaders and emphasized the same responsibility that must be taken in upholding this leadership. This is discussed in a broad context and scope of Islamic principles which provide space for them to involve themselves in government and statutory planning, and contribute to elevating the position and dignity of the Ummah.
Journal Of Administration and Educational Management (ALIGNMENT)
This study aims to, a) determine the performance of female village heads and village heads in carrying out their duties; b) to find out the perceptions of leaders, village staff, and the community of three villages and one sub-district in East Lombok Regency regarding the performance of female village heads and village heads; c) to find out the challenges and obstacles faced in carrying out their leadership. The method used is a qualitative method with a case study approach located in four locations in East Lombok Regency. Methods of data collection using observation, interviews, and documentation. Data analysis is data reduction, data presentation, and conclusion drawing. Test the validity of the data by deepening observations, in-depth interviews, and triangulation. The results of this study indicate that the performance of the female village head is good, responsible discipline, and never procrastinated on her duties. And the distribution of development is continuously carried ou...
2015
Many groups are calling to apply the Islamic values. Both in social issues, economy, country and politics. But they are not able to create a balancing of the values of Islam itself. Because in general, they actually limit the scope of women's movement. They do not give chance to women to participate in the world holding the reins of supreme leadership.If the excuse put forward is that Islamic values can be applied in general, why not give the right to limit even to women? In fact Islam devoted to men and women.However, when the raging spirit has been created, the power has been awakened, when the women had to roll up his sleeves to participate in social, political and matters relating to life, why the sudden sheet of voiced speech with a loud "O woman returned to the house each of you ", an appeal which it seems so unfair to discredit. Therefore, re-examine the traditions that are considered to discredit the woman, for Hadith Prophet Muhammad saw. ill only textually bu...
2004
Kepemimpinan perempuan dalam bidang politik sampai sekarang ini masih menjadi perdebatan di kalangan ulama. Di satu pihak, kebanyakan ulama tidak memberikan hak kepada perempuan—kalau tidak mengharamkannya—untuk menjadi pemimpin politik. Mereka mengacu secara tekstual kepada Alqur’an surat al-Nisa’ ayat 34, dan hadits riwayat Abi Bakrah. Namun di pihak lain, sebagian Muslim pembaharu membolehkannya dengan alasan adanya akumulasi perubahan sosial kemasyarakatan yang luar biasa sehingga perempuan dewasa ini relatif dinilai setara dengan laki-laki. Tulisan ini bertujuan untuk mencoba mendeskripsikan kedua kelompok pendapat ulama tersebut, kemudian menganalisis pemikiran mereka secara historis dan kontekstual, sekaligus memberikan penilaian dengan merekonstruksi pemikiran lama untuk disesuaikan dengan konteks masa kini. Para mufassir dan ulama fiqh di masa lalu cenderung menafsirkan ayat dan memahami hadits dengan bias gender. Hal ini disebabkan karena selain kultur budaya yang melingku...
Diegesis : Jurnal Teologi Kharismatika, 2024
Perempuan sesungguhnya bukan warga kelas dua dalam masyarakat. Perempuan juga sebenarnya bisa memimpin. Hanya saja, kesadaran publik untuk memilih perempuan masih rendah. Apalagi dalam kalender politik Indonesia, tahun 2024 ini Indonesia akan memilih pemimpin baik di atas eksekutif maupun legislatif. Adanya tulisan ini dimaksudkan untuk mencari tahu penyebab keterlibatan perempuan yang minim di arena politik Indonesia. Setelah itu, tulisan ini juga akan menampilkan tentang bagaimana peran perempuan dalam memimpin. Konteks ini akan didialogkan dengan kisah Debora dalam Alkitab yang juga adalah pemimpin perempuan yang berhasil. Hasil dialog ini yakni memberi suatu perspektif kepemimpinan yang tidak bias gender. Bangunan dalam tulisan ini menggunakan metode kepustakaan yaitu dengan melihat literatur-literatur yang secara khusus membahas kedua topik yang sementara menjadi sorotannya yaitu peran Debora dan kontribusi perempuan Indonesia dalam memimpin.
SANGAJI: Jurnal Pemikiran Syariah dan Hukum, 2020
Pembahasan tentang kepemimpinan seorang wanita sampai saat ini menjadi salah satu topik yang hangat diperbincangkan di berbagai kalangan. Betapa tidak, dibeberapa daerah kabupaten dan kota maupun pada tingkat propinsi ditemukan beberapa calon pasangan yang mengajukan diri untuk menjadi pemimpin. Bahkan Indonesia sendiri pernah dipimpin oleh presiden wanita, Megawati Sukarno Putri, putri dari Presiden pertama Indonesia yaitu Soekarno. Dengan naiknya presiden wanita ini, desas desus pernyataan dan pertanyaan masyarakat terus berhembus, masyarakat dari yang berpendidikan bahkan sampai masyarakat awam pada saat itu banyak yang tiba-tiba menjadi mufti. Mengungkapkan pendapat dan pandangan terhadap kepemimpinan Megawati sebagai Presiden pertama wanita di Indonesia. lalu sebenarnya bagaimana hukumnya Islam memandang perihal kepemimpinan wanita, dan bagaimana pandangan ulama terhadap kepemimpinan wanita dalam wilayah publik. Inilah yang menjadi topik pembahasan yang penulis mencoba untuk m...
2019
Fenomena yang terjadi di dalam Satuan Resimen Mahasiswa 820 UIN Sunan Ampel Surabaya justru sebaliknya Resimen mahasiswa ini ternyata banyak dihuni oleh kaum perempuan bahkan pemimpin di organisasi saat ini adalah perempuan,permasalahannya yang akan diangkat yakni bagaimana proses komunikasi verbal dan nonverbal dalam kepemimpinan perempuan Satuan Resimen Mahasiswa 820 UIN Sunan Ampel Surabaya, dan bagaimana gaya komunikasi kepemimpinan perempuan di Satuan Resimen Mahasiswa 820 UIN Sunan Ampel Surabaya.Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data observasi untuk memperoleh keyakinan tentang keabsahan data, wawancara untuk mengadakan komunikasi dengan subyek penelitian, dan dokumentasi mencari data mengenai catatan, transkip, arsip dll.. Teori yang digunakan dalam melihat perempuan dan kepemimpinan di Satuan Resimen Mahasiswa 820 UIN Sunan Ampel Surabaya ialah teori Genderlect styles, Deborah Tannen Dari hasil penelitian ditemuk...
Econosains Jurnal Online Ekonomi dan Pendidikan, 2015
School leader is a teacher with added task as the highest leader at school who has to lead his subordinates to the aims of the school. Qualified or unqualified school really depends on school leader, because professional school leader results qualified school and vice versa. There are some qualifications being professional school leader. Principally, school leaders must have a knowledge of and sensitivity for the cross-cultural nature of the community in which they serve and adapt their leadership style accordingly. Recently, the amount of women teachers are higher than men teachers. In fact, the number of woman as school leader is no more than 35% since 2005 till 2010. Many factors influenced this phenomenon, included internal and external factors. Both of the factors correlates each other making an assumption whether woman able and unable being a leader, especially at school.
Syariah Jurnal Hukum dan Pemikiran, 2018
Terjadinya kontroversi dalam masalah kepemimpinan perempuan dalam Islam berasal dari perbedaan ulama dalam menafsiri sejumlah ayat dan hadis Nabi. Secara umum jika dianalisa kualitas hadis riwayat al-Bukhârî, al-Turmuzî, dan al-Nasâ`î serta Imam Ahmad tentang kepemimpinan perempuan secara umum adalah shahîh li dzâtihi. Sanadnya memenuhi kaidah kesahihan sanad hadis, yaitu sanadnya bersambung, periwayatnya bersifat tsiqah, dan terhindar dari syudzûdz dan ‘illah. Matannya juga memenuhi kaidah kesahihan matan hadis, yakni terhindar dari syudzûdz dan ‘illah.Secara tekstual, hadis tersebut menunjukkan larangan bagi perempuan menjadi pemimpin dalam urusan umum. Oleh karena itu, mayoritas ulama secara tegas menyatakan kepemimpinan perempuan dalam urusan umum dilarang. Namun secara kontekstual hadis tersebut dapat dipahami bahwa Islam tidak melarang perempuan menduduki suatu jabatan atau menjadi pemimpin dalam urusan umum. Bahkan menjadi kepala negara, dengan syarat sesuai dengan kriteria ...
FALASIFA : Jurnal Studi Keislaman
Positive psychology is the flow of modern psychology that focuses its studies on the positive aspects of humans and leads people not just to live, but to live happily. One of the benefits of happiness itself is reflected through the success of women in achieving careers as leaders in the workplace and still being able to carry out their roles as wives and mothers well. The balance of their roles shows that women have the ability to be leaders in the workplace, without leaving their roles as wives and mothers in the family.
2015
Abstrak Penelitian ini difokuskan pada gaya kepemimpinan perempuan yang bertujuan menemukan model gaya kepemimpinan yang khas pada perempuan. Metode penelitian dilakukan berdasarkan kajian teoritis dari penulusuran jurnal-jurnal penelitian, buku dan makalah lainnya. Hasil penelitian-penelitian masalah gender umumnya menunjukkan tidak banyak perbedaan gender dalam hal organisasi. Namun jika gender dihubungkan dengan gaya kepemimpinan terlihat adanya gaya tertentu khas perempuan, tapi bukan karena perbedaan jenis kelamin, namun lebih pada factor karakteristik/tuntutan pekerjaan. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh karakteristik pekerjaan dengan gaya kepemimpinan perempuan. Jika karakteristik pekerjaan dihubungkan dengan gaya kepemimpinan perempuan secara umum gaya kepemimpinan perempuan terbagi 2 (dua) yaitu gaya kepemimpinan feminism-maskulin dan gaya kepemimpinan transformasional-transaksional. . Kata Kunci : Kepemimpinan, Perempuan, Feminism-Maskulin
Kepemimpinan perempuan dalam Islam merupakan persoalan yang masih kontroversial. Hal tersebut disebabkan beberapa faktor, yakni perbedaan penafsiran para pakar (ulama) dalam menafsirkan nash sebagai dalil pembolehan ataupun pelarangan wanita menjadi pemimpin. persoalan ini menarik untuk dikaji ditengah maraknya persamaan gender.
Kepemimpinan atasan menurut persepsi bawahan yang berciri gender merupakan hal yang hampir tidak mendapat perhatian serius dalam organisasi. Karena organisasi beranggapan bahwa memperdebatkan persepsi bawahan menurut gender adalah mengadaada persoalan. Sekarang ini, sudah bukan merupakan hal yang aneh bila seorang wanita menduduki jabatan tertinggi dalam suatu organisasi. Banyak pimpinan dan manajer wanita bermunculan dan tak sedikit yang mencapai sukses. Wanita-wanita tersebut telah membuktikan bahwa sifat feminin seorang wanita bukan suatu kelemahan dan inferior dibandingkan dengan sifat maskulin pada kaum pria. Perbedaan sifat dasar wanita dan pria ini akan membawa perbedaan pula dalam kepemimpinan wanita dan pria. Gaya kepemimpinan pria yang bercirikan 'komando dan kontrol' semula dianggap yang paling baik. Namun, kisah-kisah sukses kaum wanita sebagai pimpinan dalam suatu organisasi telah membuktikan bahwa gaya kepemimpinan 'komando dan kontrol' tersebut bukan satusatunya cara untuk mencapai puncak kepemimpinan.
2008
Until now, there is a dilemma about woman leadership in Islam. In one side, there is a belief that the best woman activity is being home, take care her husband and children, cooking, cleaning up, and other activity that have domestic character. At the other side, today’s woman demanded to play active role outside home. Patriarchal understanding and culture that dominant at that era still affect position about woman leadership in Islamic thought discourse, not surprising if their thought’s product inclined to man interest. However, today’s woman have broad opportunity to have role on every domain, include became a leader. This is perfectly appropriate with Islamic teaching because al-Qur’an did not differentiate human except his/her deed
Jurnal Ilmiah Spiritualis: Jurnal Pemikiran Islam dan Tasawuf, 2020
Kepemimpinan wanita dalam kancah politik menuai kontroversi di dalam Islam. Hal ini disebabkan oleh nas{ hadis sahih yang menyatakan bahwa suatu kaum tidak akan beruntung jika dipimpin oleh wanita. Bagi ulama konservatif, akan memahami hadis tersebut apa adanya (tekstual). Namun bagi ulama yang moderat akan memahaminya dari sisi kontekstual. Agama Islam berpedoman kepada al-Qur’an dan hadis, oleh sebab itu, tidak adil kiranya jika hanya memotret dari sisi hadis saja dan mengesampingkan al-Qur’an. Artikel ini akan membahas tentang kepemimpinan wanita dari sisi al-Qur’an, hadis, biologis wanita dan sosiologis bangsa Indonesia. Kesimpulan artikel ini adalah al-Qur’an melegitimasi kepemimpinan wanita lewat kisah ratu Saba’ (Bilqi>s). Hadis tentang kepemimpinan wanita dapat dipahami sebagai ‘komentar’ Nabi terhadap pergantian kepemimpinan di Persia dan memiliki muatan lokal-temporal. Wanita memiliki kelemahan biologis pada saat menstruasi dan hamil, kelemahan fisik dibandingkan laki-l...
Buku ini ditulis oleh Neng Dara Affiah, dia merupakan seorang muslimah feminis. Buku ini merupakan komplikasi dari beragam tulisan yang pernah dimuat di pelbagai buku, jurnal dan surat kabar yang ditulis antara rentang waktu 1998-2016. Buku ini terdiri dari 3 BAB diantaranya yaitu islam dan kepemimpinan perempuan, islam dan seksualitas perempuan, serta perempuan, islam dan negara.
2021
Leaders have an important role in providing enthusiasm, the quality of a group being led, and also the level of achievement that can be achieved. A leader is someone who has skills and advantages, especially in skills and strengths in a particular field, so that he is able to influence others to jointly carry out certain activities in order to realize certain goals and achievements. The focus of this research is on the influence of women in leadership in Indonesia, and how the feminist perspective sees women as leaders in Indonesia. The method used in the study uses a library approach. This literature study is a method by collecting library data through books, related journals, documents (both printed and electronic). Then the results of this study show that women's leadership in Indonesia has shown that they are women who are able to prove and achieve success as leaders. The role of women in leadership in Indonesia from all aspects of the field has shown that women are also cap...
KINAA: Jurnal Kepemimpinan Kristen dan Pemberdayaan Jemaat
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International (CC BY-NC-SA 4.0) o
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.