Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
32 pages
1 file
limpahan rahmat kesehatan, kekuatan dan kesabaran, serta petunjuk dan bimbingan-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul "KEBUDAYAAN".
Kebudayaan merupakan segala sesuatu yang diciptakan oleh umat manusia dan sebagai keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakan dengan belajar beserta keseluruhan dari hasil budi dan karyanya itu. (koentjaraningrat). Kebudayaan itu meleket dengan diri manusia, artinya manusia yang menciptakan kebudayaan. Sejak zaman dahulu hingga sekarang.
Bangsa Indonesia telah mengalami perubahan yang sangat radikal di segala lini kehidupan. Baik dalam dimensi politik, sosial, budaya, ekonomi, dan sebagainya. Keberlangsungan kehidupan berbangsa dan bernegara seakan-akan terputus dengan sejarah masa lalu, dimana nilai-nilai ideologi bangsa, sosial, budaya, dan nilai-nilai agama kurang mendapatkan perhatian yang selayaknya, kebinekaan dalam kesatuan mulai memudar, dan pembangunan spiritual serta material belum mencapai tujuan yang diinginkan karena berjalan tersendat-sendat.
Aljabar Takbir, 2020
Masyarakat dan Kebudayaan
Pembahasan masalah semangat dan etos sosial tidak terlepas dari jangkauan sistem budaya masyarakat. Sistem budaya adalah abstrak, tak dapat dilihat dan diraba, ia identik pada komunitas, berada di kepala dan sukma tiap orang dalam komunitas tersebut, terdiri atas konsep-konsep, gagasan idea-idea dan kepercayaan yang diterima setiap orang dari hasil perkembangan kebudayaannya. Sadar atau tidak sadar, manusia terpengaruh dan menerima berbagai warisan, ajaran, kepercayaan dan ideologi tertentu dan hasil kerja komunitasnya melalui internalisasi sejak ia lahir dari dalam rumah tangga serta pengeruh dari lingkungan hidupnya tempat manusia tersebut bertumbuh. Kalau tradisi budaya masyarakat telah diserapi oleh setiap orang, maka perilakunya hampir menjadi otomatis, tanpa disadari perilakunya itu sudah diterima secara sosial.
2021
The book studies on philosophical thoughts by Indonesian philosophers on a phenomenon called 'kebudayaan'. 'Kebudayaan' is an Indonesian word meaning differently, according to philosophical schools which the different philosophers adhere to. A peculiar kind of the philosophy book, it exposes philosophical thoughts of six philosophers representing current schools in Indonesian tradition of philosophical discourse.
2019
Pengertian teori dan kebudayaan yang dapat dilihat dari perspektif klasik dan modern. Konsepsi kebudayaan mengalami dinamika dari beberapa ahli klasik maupun modern. Salah satu sisi penting dalam kebudayaan yaitu kebudayaan poltik seperti dikembangkan oleh L.W. Pye,G.A. Almond ,Powell dan A.R. Ball. Dasar -dasar kebudayaan Politik :a. Tradisi ; b. Geografi ; c. Kelompok Etnik ; d. Sosioekonomi. Klasifikasi dan dimensi kebudayaan politik. Pembahasan kapita selekta kebudayaan jawa dan Indonesia
Semiotik pada perkembangannya digunakan menjadi perangkat teori yang digunakan untuk mengkaji kebudayaan manusia. Semiotik melihat gejala budaya yang timbul dalam masyarakat sebagai suatu tanda yang berkaitan satu sama lain dengan cara memahami makna yang ada di dalamnya. Keterkaitan tersebut bersifat konvensional-berdasarkan pada kesepakatan bersama. Mulanya, Ferdinand de Saussure (1916) menyatakan bahwa bahasa adalah sistem tanda-tanda. Ia juga yang mengemukakan bahwa memungkinkan suatu ilmu mengkaji kehidupan tanda-tanda dalam masyarakat. Ilmu tersebut bagian dari psikologi sosial yang dinamakan semiotik (Ind.). Semiotik hadir untuk mengkaji tanda dalam kehidupan manusia. Semua yang hadir dalam kehidupan kita dapat dilihat sebagai tanda yang harus diberi makna. Kemudian muncul pertanyaan apa itu tanda dan ditemukan masalahnya. Saussure mewakili para strukturalis hadir untuk menjawab dengan melilhat tanda sebagai pertemuan antara bentuk (yang tercitra dalam kognisi seseorang) dan makna (atau isi, yakni yang dipahami oleh manusia pemakai tanda). Saussure menggunakan istilah penanda (Ind.) untuk segi bentuk suatu tanda dan petanda (Ind.) untuk segi maknanya. Saussure dan para pengikutnya seperti Roland Barthes melihat tanda sebagai sesuatu yang menstruktur, yaitu proses pemaknaan berupa kaitan antara penanda dan petanda dan terstruktur, hasil proses tersebut, dalam kognisi manusia. Barthes (1957) mengembangkan teori penanda dan petanda Saussure untuk menjelaskan kehidupan masyarakat yang didominasi oleh konotasi. Konotasi adalah pengembangan dari segi petanda oleh pemakai tanda sesuai dengan sudut pandangnya. Apabila konotasi sudah menguasai masyarakat akan menjadi mitos. Sesuatu yang dalam masyarakat diterima sehari-hari sebagai kebudayaan dan 1 Tulisan ini dibuat untuk memenuhi Ujian Tengah Akhir matakuliah Teori Kebudayaan, Pascasarjana FIB UI pada 22 DEsember 2016 yang diajar oleh Dr. Suma Riella R.
Nusantara; Journal for Southeast Asian Islamic Studies, 2021
JURNAL PENGARUH SOSIAL BUDAYA DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT DAN BERNEGARA, 2019
Sabda : Jurnal Kajian Kebudayaan, 2017