Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
2023, Nota Pemikir Sejarah
…
15 pages
1 file
Tulisan ini bertujuan untuk mempermudahkan pemahaman pembaca perihal pemikiran sejarah seperti yang dipelopori oleh E.H. Carr dalam makalah tulisannya yang bertajuk What is History?. Terutamanya kepada para pelajar sejarah. Hal ini kerana, saya merasakan bahawa penulisan ringkas Carr ini sangat penting untuk difahami oleh pelajar sejarah, namun akses kepadanya tidak begitu luas. Kebanyakan naskhah yang ada adalah dalam bahasa Inggeris, terdapat naskhah terjemahan, namun ia tidak dicetak semula dan hanya berlegar di tangan kolektor buku. Oleh itu tulisan ini cuba mengeluarkan perbahasan-perbahasan penting yang diutarakan oleh Carr perihal sejarah dan falsafah sejarah dalam bahasa Malayu yang ringkas dan mudah difahami. Ia diharapkan dapat menjadi kertas pemula, namun bagi pengkaji yang serius, pada hemat saya, wajar membaca naskhah Carr secara primer. Perbahasan Carr perihal tugas ahli sejarah, metodologi yang perlu digunakan, dikotomi-dikotomi dalam sejarah, isu pengadilan moral dan penyebaban dalam sejarah, sifat sejarah, dan juga masa depan sejarah, semuanya ini merupakan perkara-perkara asas yang perlu dikuasai oleh seorang pelajar sejarah.
SEJARAH PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM "sejarah Pemikiran pendidikan abu Bakar As-sidiq dalam Sejarah" Diajukan untuk memenuhi tugas individu Mata kuliah Sejarah Pemikiran Pendidikan Islam Pada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan : PAI 2/Semester V Dosen Pembimbing : Dr.Andi Muh.Idris Tunru,S.Ag.M.Ag Disusun oleh: Nama : Febrianti Angginaloi (15.2.3.045) PROGRAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) MANADO 1439 H / 2017 M 2 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT karena petunjuk dan hidayah-Nya maka penulis mampu menyusun makalah ini. Dalam makalah yang berjudul "Pemikiran Abu Bakar As-Sidiq dalam sejarah", memberikan keterangan mengenai biografi, karya-karya, serta pemikirannya. Makalah ini merupakan tugas yang merupakan syarat mendapatkan nilai pada mata kuliah sejarah pemikiran pendidikan islam, Tentunya dalam penyusunan makalah ini membutuhkan bantuan dari berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Hanya ucapan terimakasih yang mampu penulis sampaikan. Diharapkan makalah ini mampu memberikan manfaat untuk pihak yang membutuhkan keterangan tentang informasi terkait. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga Allah SWT selalu meridhai kita dalam jalan mencari mukzizat-Nya. Amin. As-Siddiq………………………………2 B. Nilai-nilai pendidikan Islam yang terkandung dalam kepemimpinan Abu Bakar As-Siddiq………………………………………..12 C. Implementasi pendidikan……………………………………13 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan…………………………………………………24 DAFTAR PUSTAKA………………………………………………25 4 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar belakang Pendidikan Islam bukan sekedar "transfer of knowledge" ataupun "transfer oftraining", tetapi lebih merupakan suatu sistem yang ditata di atas pondasi keimanan dan kesalehan, suatu sistem yang terkait secara langsung dengan Tuhan. Pendidikan Islam suatu kegiatan yang mengarahkan dengan sengaja perkembangan seseorang sesuai atau sejalan dengan nilai-nilai Islam. Dalam rentang waktu penyebaran agama Islam pada masa Rasul sampai masa Khulafa" Ar-Rasyidun menyisakan banyak sekali kesulitan-kesulitan yang dihadapi. Perjuangan Rasul menyi"arkan agama Islam dengan cara diamdiam serta terang-terangan pada masyarakat Arab yang mengakibatkan banyaknya cemoohan pada diri beliau, kemudian Hijrahnya kaum muslimin dari Makkah ke Madinah, sampai wafatnya Rasul yang kemudian dilanjutkan oleh para sahabat empat yakni Abu Bakar, Umar, Utsman, serta Ali terlihat banyak hal yang dapat kita ambil nilai-nilai positif darinya. Diantaranya adalah nilai potif dari aspek pendidikan Islam yang diajarkan oleh beliau. Begitu luasnya nilai-nilai itu, sehingga membutuhkan penafsiran kita dari sejarah yang ada untuk menggali nilai-nilai pendidikan itu.
al-Qur´an adalah (kalamullah) yang diwahyukan Allah Swt kepada Muhammad melalui perantaraan (ruh al-amin) Jibrîl selama kurang lebih dua puluh dua tahun proses pewahyuan.
Dewasa ini telah banyak dijumpai berbagai masalah yang komplek tentang berbagai hal. Baik dalah masalah pendidikan, ekonomi, kondisi masyarakat ataupun pada penegakan hukum. Banyak kebijakan-kebijakan yang dibuat menimbulkan banyak masalah ataupun perselisihan antara berbagai pihak. Indonesia merupan negara yang menjalankan pemerintahan dengan system demokrasi. Seperti yang diketahui bersama untuk memilih wakil-wakil rakyat diadakan lewat pemilu. Namun fenomena-fenomena yang terjadi adalah banyak wakil rakyat yang tidak amanah. Hal ini banyak menimbulkan pertanyaan bagaimanakah tindakan yang harus diambil untuk kasus ini. Untuk kedepannya juga timbul bayak pertnyaan bagaimana sebenarnya system pemilihan wakil rakyat dan kreteria apa sajakah yang harus dimiliki mereka.1 Indonesia juga merupakan Negara yang terdiri dari banyak sukugsa dan Kondisi social yang bebada tiap daerah. Kondisi gaorafis Indonesia yang terdiri dari pulau-pulau kadang juga susah untuk di jangkau oleh pihak-pihak terkait untuk pembangunan.2 Berdasarkan uraian di atas maka penyusun memutuskan untuk mengkaji pemerintahan pada masa Harun Ar-Rasyid yang merupakan khalifah masa Abbasiyah, yang pada masanya menjadi masa keemasan bagi kehalifahan Abbasiyah.
This short paper is an introduction to orientalism by Edward W. Said
Dewasa ini, terdapat beberapa aliran mengenai cara berpikir orang-orang dalam menentukan sikap mereka terhadap isu-isu global. salah satunya adalah orientalisme yang lahir ketika peradaban barat mendominasi cara pandang hidup orang timur, sehingga kebanyakan orang-orang timur kemudian mengikuti cara pandang orang barat dalam berbagai hal, salah satunya dari segi budaya dan sastra barat yang cenderung memojokkan keberadaan budaya timur. untuk itu, perlu diketahui apa itu orientalisme dan mengapa hal ini dapat berkembang hingga sekarang, dan bagaimana cara untuk memilah-milah mana yang pantas diikuti dan menjadi panutan dalam berkehidupan di era modern ini.
Sejarah tidak akan terlepas dari tiga dimensi sebagai titik fokus kajiannya yakni manusia (human), waktu (time), dan tempat (space). Dalam pandangan ini berarti sejarah dapat dipahami sebagai sebuah kajian yang berfokus pada perkembangan (secara lambat maupun secara cepat) manusia (masyarakat) dalam suatu wilayah tertentu (lokal, nasional, ataupun regional). Walaupun para sejarawan secara umum memetakan masa lalu berdasarkan aspek spasial seperti Sejarah Eropa atau Sejarah Amerika namun terdapat pula cara memetakan kajian sejarah berdasarkan pendekatan tema-tema monistik seperti sejarah ekonomi ataupun sejarah pemikiran modern yang hanya melihat salah satu dari aktivitas kompleks manusia. Tentunya apa yang dilakukan manusia tidak hanya sekedar melakukan perilaku berpola ataupun menciptakan sesuatu namun juga lebih dalam dari hal tersebut manusia juga berpikir sebelum melakukan sesuatu. Bahkan dalam pandangan filsafat idealisme, manusia seperti badan tanpa tengkorak jika tidak pernah berpikir yang jamak disebut orang Jawa sebagai wong gupuhan (orang yang tidak bisa berpikir secara jernih dalam bersikap). Karakter manusia diatas digambarkan seperti orang yang selalu bingung dalam menghadapi tantangan hidup padahal dalam dunia sekitarnya telah bertebaran ideologi yang dapat dijadikan pedoman dalam menjalani hidup.
Ketika seorang kritikus—awal mulanya—adalah poros dalam mengukur dan mengkategorikan sebuah karya, maka sesungguhnya ia telah membawa manusia dalam sebuah kebenaran. Ia telah membangun cita rasa mereka dalam menikmati keindahan. Namun, ketika kritikus tidak lagi bersahaja, diacuhkan tanpa legitimasi, maka sesungguhnya dunia telah memasuki kelabilannya dalam menemukan sebuah nilai estetika. Bersama relativitas manusia yang hadir, seni bukan lagi sebuah keistimewaan. Ronan Mcdonald telah mewacanakan melalui gagasannya mengenai matinya kritikus. Realita kelas sosial yang cukup signifikan dalam mempengaruhi sebuah perkembangan, maka ia menyimpulkan bahwa seni dan nilai keindahan tidak lagi milik kalangan elit, seni menginklusifkan diri dalam setiap perspektif masyarakat. Tragedi kemunduran kritikus sampai pada relativitas yang hadir, memiliki tiga permasalahan pokok; pertama, matinya kritikus kaum elit yang disebabkan arus revolusi dunia. Kedua, relativisme masyarakat dalam memandang karya sastra, sehingga menjadi salah satu sebab munculnya aliran Neo kritik dengan teknikaliti khusus dan lebih selektif dalam membaca dan memahami karya sastra. Ketiga, bersamaan munculnya pengklasifikasian struktur kebudayaan masyarakat; dari elitis (high culture) sampai rakyat (popular culture), hal ini menyebabkan munculnya jarak antara kedua kebudayaan tersebut dalam menilai sebuah karya. Sehingga, Ronan Mcdoland berusaha memberikan tawaran wacana untuk mencari standar penilaian dan bentuk estetik yang baru (The New Esteticsm) yang lebih otoritatif dalam menilai karya sastra sekaligus mampu menyamaratakan dan memediasi karakter penilaian dari masing-masing lapisan masyarakat. Dan tentu saja standar ini bukan standar yang digaungkan budaya elitis—sehingga kita harus kembali ke zaman kapitalis—tetapi bukan juga berarti kita harus membenarkan relativisme yang berkembang dalam kalangan bawah. Problematika yang tetap kompleks bahkan tidak berujung ini, setidaknya terklarifikasi dan menemukan titik terangnya. Kehawatiran yang masih tetep di ubun-ubun adalah kalau-kalau kualitas satra semakin terpuruk karena standar-standar kualitas keindahan dan kebenaran tetap nihil, atau ada, namun masih perdebatan. Terlepas dari
Sejarah merupakan satu disiplin ilmu yang tidak asing lagi dalam masyarakat kita pada hari ini. Tapi sejauh manakah masyarakat kita benar-benar faham tentang sejarah. E.H Carr mentakrifkan sejarah sebagai satu proses interaksi yang berterusan antara sejarawan dengan fakta-faktanya, beliau juga menerangkan bahawa sejarah merupakan satu dialog yang tidak putus-putus di antara masa kini dan masa lalu. 1 Manakala pengertian sejarah mengikut kamus dewan bererti asal usul (keturunan), salasilah atau peristiwa yang benar-benar berlaku pada masa lalu. 2 Dengan memahami pengertian sejarah pastinya membuatkan kita tertanya-tanya siapakah golongan yang digelar sejarawan ini. Kenapa seseorang itu digelar sebagai sejarawan dan bukannya sasterawan? Apakah kelebihan yang dimiliki oleh golongan ini sehinggakan mereka digelar sejarawan? Sebagaimana diketahui umum, bukan mudah untuk mendapat gelaran ini. Mari kita rungkai persoalan yang selama ini hanya sekadar berlegar di minda.
Pembelajaran bermula apabila berlakunya perhubungan (association of mind, matter and meaning) di antara minda dengan apa yang ada di persekitarannya. Ianya adalah proses minda berhubung dengan mencari makna di sebalik kejadian hubung-kait tersebut.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
Sesi Mengopi Bersama JC IIUM, 2022