Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
Stroke termasuk penyakit serebrovaskuler (pembuluh darah otak) yang ditandai dengan kematian jaringan otak (infark serebral) yang terjadi karena berkurangnya aliran darah dan oksigen ke otak. Untuk mengatasi masalah penyakit stroke, diperlukan strategi penanggulangan stroke yang mencakup aspek preventif, terapi rahabilitasi, dan promotif.
Latihan gerak mempercepat penyembuhan pasien stroke, karena akan mempengaruhi sensasi gerak di otak. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan perbedaan pengaruh latihan gerak terhadap keseimbangan pada pasien stroke non-hemoragik hemiparese kanan dibandingkan dengan hemiparese kiri. Jenis penelitiannyadalah experimental dengan rancangan two group pre test dan post test. Kelompok yang yang diteliti adalah pasien stroke non-hemoragik hemiparese kanan 20 pasien dan hemiparese kiri 20 pasien, diberi latihan gerak sesuai program sioterapi rumah sakit dr. Moewardi Surakarta. Analisis data dilakukan dengan, uji hipotesis komparatif variabel numerik 2 kelompok dan uji hipotesis komparatif variable kategorikal tidak berpasangan. Pada hemiparese kanan terjadi kenaikan rata-rata nilai keseimbangan sebesar 2,25, dan pada hemiparese kiri sebesar 1,70. hasil uji statistik Mann-Whitney menunjukkan tidak ada perbedaan yang bermakna terhadap kenaikan nilai keseimbangan antara hemiparese kanan dan hemiparese kiri (p=0,377). Rata-rata kenaikan nilai keseimbangan 1,40 % pada pasien stroke hemiparese kanan. Dan 18,06 % pada pasien stroke hemiparese kiri.
Penerbit dan Percetakan UNS Press iv 5 5 SEKAPUR SIRIH Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh Sejak lama stroke menjadi beban masyarakat diberbagai negara termasuk di Indonesia, karena menjadi salah satu penyebab kematian utama dan penyebab disabilitas terbesar. Apabila salah seorang anggota keluarga atau famili kita terkena serangan stroke, maka seluruh keluarga bahkan keluarga besar dapat terimbas dampaknya, baik dampak fisik, psikologik maupun finansial. Apalagi bila yang terkena serangan masih menjadi tulang punggung keluarga. Dampak tersebut sering harus dihadapi untuk waktu yang panjang. Karena itulah semua orang takut terkena serangan stroke, dan mengharap dirinya maupun keluarganya bisa terhindar dari serangan stroke. Kita semua perlu bekerja sama berusaha untuk menekan angka morbiditas dan mortalitas akibat stroke diantara masyarakat kita. Dalam uraian nanti kita akan diingatkan bahwa kita harus berpola hidup sehat baik dalam kegiatan fisik maupun mental, juga pola makan dan aktivitas hidup sehari-hari. Bagi yang telanjur terkena stroke perlu tetap semangat menjalankan aktivitas sesuai kondisinya dan berusaha mencegah jangan sampai mengalami serangan ulang. Menjadi kewajiban kita bersama baik para tenaga medis, para medis, pasien, keluarga pasien, rumah sakit, istitusi pendidikan kedokteran dan kesehatan dan sebagainya untuk saling mengingatkan dan bahu membahu mencapai tujuan tersebut. Buku ini disusun oleh Bagian Neurologi FK UNS/ RS Dr Moewardi Surakarta, berdasarkan guidelines yang diikuti berbagai negara, ditambah dengan pengalaman berpuluh tahun melayani penderita bersama-sama keluarga mereka. Sesuai dengan nama yang diberikan pada buku ini, Panduan Praktis Mencegah Serangan Stroke (Pukes Meses) diharapkan dapat menjadi acuan masyarakat dalam mencegah dan menghadapi serangan stroke. Tentu tiada gading yang tak retak, buku inipun tidak mungkin sempurna. Setidaknya ini merupakan salah satu bentuk pengabdian kami untuk melayani sesama dengan cara terbaik yang bisa dilakukan.
, 2003 menyatakan stroke atau Cedera Serebrovaskular (CVA) yaitu kondisi kehilangan fungsi otak akibat berhentinya suplai darah ke bagian otak. Dan juga menyatakan bahwa stroke merupakan masalah neurologik primer di dunia, stroke adalah penyakit peringkat ketiga penyebab kematian, dengan laju mortalitas 18% sampai 37% untuk stroke pertama dan sebesar 62% untuk stroke selanjutnya. Terdapat dua juta orang bertahan hidup dari stroke yang mempunyai beberapa kecacatan, dari angka tersebut 40% memerlukan bantuan dalam aktivitas kehidupan sehari-hari. Sedangkan hasil yang di dapatkan oleh Srikandi, 2009, bahwa stroke merupakan pembunuh utama di antara penyakit-penyakit non-infeksi terutama di kalangan penduduk perkotaan Naiknya tekanan darah pada seseorang dapat menimbulkan banyak penyakit mematikan seperti pecahnya pembuluh darah hingga stroke. Stroke terjadi akibat gangguan pembuluh darah di otak, dapat berupa tersumbatnya atau pecahnya pembuluh darah di otak yang dapat memunculkan kematian sel saraf. Gangguan fungsi otak ini akan menjadi gejala stroke. Untuk itu strategi coping stress yang baik juga sangat di butuhkan untuk meminimalisir terjadinya penyakit stroke. II. LANDASAN TEORI A. Coping Stress Koping stress dilihat secara bahasa terdiri dari dua kata, yaitu koping dan stress. Sebelum masuk kedalam definisi koping stress secara holistik, alangkah baiknya mengetahui difinisi stress. Stress adalah keadaan dimana beban yang dirasakan seseorang tidak sepadan dengan kemampuan menghadapi beban tersebut. Stress dapat terjadi pada seseorang disebabkan adanya stressor. Stress adalah adalah akibat dari interaksi (timbal-balik) antara rangsangan lingkungan dan respon individu. Sedangkan kata kooping memiliki rmakna secara harafiah adalah pengadaan penanggulangan (to cope with = mengatasi, menanggulangi). Namun karena istilah koping merupakan istilah yang sudah jamak dalam psikologi serta
Kehidupan anak jalanan sangat rentan terhadap berbagai permasalahan. Salah satunya yang saat ini sering menjadi sorotan adalah kasus kekerasan, eksploitasi, dan pelecahan seksual. Secara psikologis anak jalanan belum mempunyai bentukan mental emosional yang kokoh. Sementara itu dengan kompleksitas permasalahan yang ada, seringkali tidak dapat dihindari stress yang dialami oleh anak jalanan, dalam hal ini stress akibat pelecahan seksual. Artikel ini ditulis sebagai salah satu upaya untuk menjawab isu permasalahan sosial tersebut. Play therapy art expression media menggambar dengan lima R tahap terapi ini yakni : Relating (Berhubungan), Releasing (Melegakan) perasaan, Re-Creating (menciptakan kembali), Reexperience (Mengalami kembali), dan Resolving (Memecahkan) harapannya dapay digunakan sebagai salah satu intervensi dalam membantu mengurangi stress pada anak jalanan korban pelecahan seksual. Kata kunci: play therapy art expression media menggambar, stress, anak jalanan korban pelecahan seksual
Jurnal Pengabdian Masyarakat Multidisiplin
Nyeri pinggang bawah atau Low Back Pain (LBP) merupakan sindroma nyeri yang terjadi pada regio punggung bawah dan yang menjadi beberapa penyebabnya adalah degenerasi, inflamasi, infeksi, dan trauma muskuloskeletal. Lebih dari 70% individu di negara-negara industri mengalami keluhan nyeri pinggang di seumur hidupnya, dan terjadi pada usia 35-55 tahun. Di Indonesia belum diketahui secara pasti jumlah penderita yang mengalami low back pain. Namun, diperkirakan 7,6% - 37% masyarakat Indonesia mengalami nyeri pinggang. Nyeri pinggang kronik (CLBP) menyebabkan perubahan aktivasi otot serta postural tubuh, sehingga membuat gerak fungsional individu dalam beraktivitas menurun. Penggunaan treatment Aquatic Exercise teruji efektif untuk meningkatkan fungsi fisik pada penderita nyeri pinggang. Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk menambah pengetahuan clinical educators atau pembimbing lahan terkait variasi metode aquatic exercise dalam menangani nyeri pinggang kronik pada pasien. materi y...
Perubahan-perubahan sosial yang serba cepat sebagaikonsekuensi modernitas, industrialisasi, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah memengaruhi nilai-nilai moral etika dan gaya hidup. Tidak semua orang mampu menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan tersebut, sehingga akan menimbulkan penyakit atau melalui gangguan penyesuain (adjustment disorder). Setiap keadaan atau peristiwa yang menyebabkan perubahan dalam kehidupan seseorang atau disebut dengan stresor psikososial; sehingga seseorang harus mampu beradaptasi dan menyesuaikan diri untuk menanggulanginya. Namun, tidak semua orang mampu adaptasi dan mengatasi stresor tersebut, sehingga muncullah keluhan-keluhan antara lain berupa stres, cemas dan depresi.
Stroke is the third largest cause of death in the world with a mortality rate of 18-37%, stroke risk factors were related to one of them is stress. Treatment of stress need to be prioritized, because the health department in 2008 report about 10% of the entire population of Indonesia is stressed. The purpose of this study was to determine the stress on the incidence of stroke. This study used a descriptive correlational research design with cross-sectional approach nonprobability sampling and sampling with purposive sampling techniques and data analysis using univariate tests. The number of samples is 90 respondents stroke and recurrent stroke. Techniques of data collection using questionnaires Depression Anxiety Stress Scale 42 (DASS 42), with significant <α (0.05) given to patients with no recurrent stroke and recurrent stroke. The results of stress analysis of research data on the incidence of stroke, found no recurrent stroke 50 respondents (55.6 %) consisting of 13 respondents (26 %) no stress, 19 respondents (38 %) mild stress, 14 respondents (28 %) and the stress is 4 respondents (8 %) of severe stress. 40 respondents experienced recurrent stroke (44.4%) which includes 6 respondents (15 %) no stress, 11 respondents (27 %) mild stress, 14 respondents (35 %) and 9 respondents were stress (22.5%) of severe stress. The conclusion of this study a total of 71 respondents (78.9 %) experienced stress. Suggestions for hospitals, nursing care provided nurses can be directed to controlling the risk factors stress. Abstrak Stroke merupakan penyebab kematian terbesar ketiga didunia dengan laju mortalitas 18-37 %, stroke terjadi berkaitan dengan faktor resiko salah satunya adalah stres. Penanganan terhadap stres perlu diprioritaskan, karena departemen kesehatan pada tahun 2008 mencatat sekitar 10 % dari seluruh penduduk Indonesia mengalami stres. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui stres pada kejadian stroke. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional dan pengambilan sampel nonprobability sampling dengan teknik purposive sampling dan analisa data menggunakan uji univariat. Jumlah sampel adalah 90 responden penderita stroke. Teknik pengambilan data menggunakan kuesioner Depression Anxiety Stres Scale 42 (DASS 42), dengan nilai signifikan < α (0.05) diberikan kepada seluruh penderita stroke yang terdiri dari stroke tidak berulang dan stroke berulang. Hasil analisis data penelitian stres pada kejadian stroke, didapatkan 50 responden stroke tidak berulang (55,6 %) yang terdiri dari 13 responden (26 %) tidak stres, 19 responden (38 %) stres ringan, 14 responden (28 %) stres sedang dan 4 responden (8 %) stres berat. 40 responden mengalami stroke berulang (44,4 %) yang meliputi 6 responden (15 %) tidak
In ischemic stroke patients the main problem is cerebral bloodflow disruption. Activity in stroke patients is the one of nursing care can be use to increase cerebral blood flow. The combination of theraband proprioseptive neuromuscular facilitaton with active music can improve mottor function of ischemic stroke patients. This study aims to analyze the influence of theraband proprioseptive neuromuscular facilitaton combination with active music to motor function of ischemic stroke patients at RSI Jemursari Surabaya. Design of the research is Quasi Experiment with pre post test control group design. The population of all stroke patients in Azzahra 1 about 41 person. Sample of the reserch is 32 respondents divided into 16 respondents in intervention groups and controlgroups. In the intervention group was given a combination of theraband PNF with active music for 30 minutes once daily for 1 month. While in the control group is given training in accordance with hospital procedures. Result showed p = 0.000. So, it can be concluded that there is influence of combination theraband PNF with active music to motor function of ischemic stroke patients. Combination theraband PNF with active music that is routinely can increase motor function. Nurse can empower the patient’s family to do the post stroke exercise to minimize the incident of stroke.
Jurnal Sosioteknologi, 2008
This paper discusses one of the water uses i.e. as an alternative medicine for human. The use of water for medicine is supported not only by the research findings on the water used for medicine conducted by Masaru Emoto but also by some verses in Al-Qur'an (Islamic holy book) and some haditshs (statements) of the prophet Muhammad.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga tugas survey lapangan ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Tugas survey lapangan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya tugas survey lapangan ini.
Aryadi Rachman, 2014
Strength is one of the basic components biomotor that is needed in every sport field. In order to achieve optimal performance achievement, then the power should be increased as the underlying basis of the formation of other biomotor components. Exercise increases muscle strength to cope with the load during exercise and the affects muscle hypertrophy. Exercise powers properly implemented will affect the quality and quantity improvement in print sportsmen. The exercise that is used to improve strength and hypertrophy leg muscle is by using weight training method exercise. This study aim to investigate the differences squat exercise and leg press in order to improve strength and hypertrophy leg muscle for student JPOK FKIP UNLAM Banjarbaru class 2011/2012. This type of quantitative research with quasi-experimental methods. The study design using a matching-only design. The population in this study was student JPOK FKIP UNLAM Banjarbaru class 2011/2012 which totaled 40 people, under the provisions of the study sample was 36 people, samples were divided into 3 groups, each group sharing is done through the match subject design. The division is based on the results of the experimental group pretest limb muscle strength using a back and leg dynamometer. Each group numbered 12 people for group I (squats), 12 to group II (leg press exercises) and 12 for the control group. Results of the research: methods squats and leg press exercises significant increase in limb muscle strength and hypertrophy (sig. 0.000 <α = 0.05). Group I, II and III had significant differences (sig. 0.000 <α = 0.05). The average increase in strength for the I = 36.16 kg = 26.83 kg II, and III = 3.83 kg. The average increase in muscle hypertrophy for group I = 0.66 cm, II = 0:41 cm, and III = 0:08 cm. Conclusion: there is a significant effect of exercise squats and leg press to increase in leg muscle strength and hypertrophy. Squat exercise greater influence than the leg press and a control group to increase in leg muscle strength and hypertrophy
Penyembuhan cedera pada olahragawan harus diusahakan tuntas dan sempurna, karena sangat mempengaruhi tingginya puncak prestasi yang dapat dicapai dan lamanya berada di puncak prestasi tersebut. Telah dilakukan beberapa penelitian tentang terapi latihan termasuk model terapi latihan untuk cedera kaki dan tungkai bawah, lutut dan tungkai atas, serta bahu dan lengan. Sampai saat ini Model Terapi Latihan tersebut belum tersosialisasi dan teraplikasikan di lapangan secara benar. Masih dibutuhkan pengkajian untuk menerapkannya, dan Buku Panduan untuk memandunya, serta peralatan T-Bar untuk mendukung prosesnya. Dalam rangka memenuhi kebutuhan inilah penelitian ini dilakukan..
Riyadhoh : Jurnal Pendidikan Olahraga
During the pandemic, the closure of public facilities including swimming pools became a complex problem for the development of swimming sports because especially in Indonesia swimming training still uses public facilities so that it can no longer exercise swimming as usual. Researchers who are also coaches at one of the swimming clubs, are required to provide solutions to the problem. Dryland Swimming Workout was created and developed by researchers who aim to create a series of movements for the exercise of the dominant physical condition in swimming sports conducted on land and combined with the overall swimming movement series as a swimming exercise option if it must be done on land. The research methods used in this study use research and development (R&D) methods. The creation of a Dryland Swimming Workout series for the exercise of the dominant physical condition in swimming is made in the form of a video in which there is a series of motions, instructions, and tools that can ...
Jurnal Abdi Masyarakat Indonesia, 2022
Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat dengan tema “Pelatihan Penanganan Cidera Olahraga Menggunakan Metode RICE, Sport massage, dan Kinessiotaping Pada Tim Akuatik PON-XX Papua Tahun 2021”. Kegiatan pengabdian tersebut peserta dapat; (1) memahami dengan baik tentang penanganan atau pencegahan cidera olahraga menggunakan metode RICE, Sport massage, dan Kinesiotapi Pada Tim Akuatik PON Papua, dan (2) menerapkan atau mengaplikasikan penanganan atau pencegahan cidera olahraga menggunakan metode RICE, Sport massage, dan Kinesiotapi Pada Tim Akuatik PON-XX Papua 2021. Adapun metode yang digunakan pada pengabdian tersebut dalah metode persentasi dengan tiga tahap, (1) fasilitator mempersentasikan materi pertama penanganan cidera melalui metode RICE; (2) fasilitator mempersentasikan materi kedua penanganan cidera melalui metode sport massage; (3) fasilitator mempersentasikan materi kedua penanganan cidera melalui metode kinesiotaping; (4) praktek penanganan cidera olahraga melalui metode RI...
ABSTRAK Latar belakang : Perubahan pola aktivitas dan perubahan lingkungan belajar menjadi pemicu stress pada mahasiswa yang melibatkan reaksi psiko-fisiologis. Salah satu intervensi keperawatan yang sering digunakan di klinik untuk mereduksi dampak stress adalah Progresive Muscle Relaxation/PMR, sehingga perlu dilakukan sistematic review untuk mengetahui apakah pada mahasiswa latihan PMR lebih efektif daripada terapi relaksasi lainnya dalam mereduksi dampak stress psiko-fisiologis. . Metode : Systematic review dilaksanakan dengan menelusuri artikel di psychology and behavior sciences collection, googlesearch, gen.lib.rus.ec serta sciencedirect.com dengan kata kunci yang dipilih. Penelusuran dibatasi terbitan 2004-2014 yang dapat diakses fulltext dalam format pdf dengan desain RCT dan Case Control yang dilakukan pada mahasiswa. Perlakuan berupa PMR dibandingkan dengan terapi relaksasi lainnya dalam menurunkan tingkat stress, tingkat kecemasan dan kadar cortisol. Artikel yang sesuai kemudian dianalisis menggunakan critical appraisal tool yang sesuai untuk hasil penelitian RCT maupun Case Control untuk menilai kualitas penelitian. Data diekstraksi dari artikel lalu dikelompokkan untuk dibahas dan disimpulkan. Hasil : Tiga dari 5 buah artikel memiliki kualitas tinggi dan yang lainnya sedang. Hasil pembahasan menunjukkan bahwa latihan PMR lebih efektif menurunkan tingkat stress, tingkat kecemasan dan kadar cortisol pada mahasiswa daripada terapi relaksasi lainnya: pernapasan diafragma, latihan autogenik, small talk grup dan yoga stretching (hatcha). Latihan PMR yang paling efektif dilaksanakan selama 30 menit dalam 1 hari dan apabila diterapkan 1 hari dalam seminggu selama 4 minggu akan meningkatkan tingkat relaksasi dan meningkatkan pelepasan energi. Pengulangan sampai 5 minggu dapat meningkatkan indeks kebahagiaan dan ketenangan mental. Kata kunci : progressive muscle relaxation, stress, kecemasan, cortisol, mahasiswa
Terapi terakhir khusus penderita stroke adalah terapi untuk kesenangan / rekreasi. Ini bukan main2. Seorang yang terserang stroke, itu tidak pernah menjadi pulih 100%. Dan jika seseorang yang kena stroke itu menjadi sangat stress dan tidak percaya diri, karena yang sakit itu ‘otak’nya, bukan anggota tubuhnya. Jika orang itu dulu sewaktu masih sehat, adalah seorang yang berpengaruh, misalkan dia adalah seorang Dosen atau guru, pengacara ataupun seorang dokter, tetapi bergitu mereka terserang stroke, mereka akan ‘tersisihkan’ dari komunitasnya.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.