Drafts by Danu Mirza Rezky
Menjelaskan tutorial pembuatan jejaring kekar pada software Phase2
Menjelaskan tahapan pembuatan cross-section 2D pada Software Minescape 5.7 (studi kasus Batubara)
Menjelaskan langkah-langkah pengujian daya tahan lekang pada batuan
Tutorial for Making a Basic Embankment Construction
bahasan tentang interaksi massa batuan dengan penyangga pada batuan lemah

Disusun oleh : DANU MIRZA REZKY 212190012 PROGRAM MAGISTER TEKNIK PERTAMBANGAN KONSENTERASI GEOME... more Disusun oleh : DANU MIRZA REZKY 212190012 PROGRAM MAGISTER TEKNIK PERTAMBANGAN KONSENTERASI GEOMEKANIKA FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL "VETERAN" YOGYAKARTA 2020 i RINGKASAN Masalah aspek geomekanika pada saat tahap pra konstruksi dan konstruksi selalu ditemukan. Masalah yang ditemukan pada tahap pra konstruksi yaitu tentang permeabilitasi air di lokasi penerowongan, tegangan insitu, deformasi massa batuan, monitoring pergerakan massa batuan, dan uji laboratorium. Yang mana data tentang hal tersebut harus dipenuhi untuk persyaratan rancangan bukaan terowongandan sistem penyanggannya. Sedangkan pada tahap konstruksi, pekerjaan pada tahap pra konstruksi bisa saja terulang kembali untuk memvalidasi pekerjaan tahap pra konstruksi, seperti uji permeabilitas dan monitoring. Ada kalanya kondisi uji laboratorium dilakukan kembali pada tahap konstruksi, jika data mengenai massa batuan dan tanah di sekitar bukaan terowongan kurang atau tidak memadai. Hal ini dilakukan agar pada tahap konstruksi kejadian diluar dugaan bisa diminimalisir. Masalah lain yang ditemukan pada saat konstruksi terowongan adalah pemilihan metode konstruksi penerowongan, yang dalam paper ini metode yang dibahan ada dua, yaitu NATM (New Austrian Tunneling Method) dan TBM (Tunneling Boring Machine), masing-masing metode memiliki kelebihan dan kekurangan, dan pemilihan metode konteruksi ini berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan pada tahap pra konstruksi. Sehingga nantinya dipilih metode yang paling efektif dan efisien yang sesuai dengan kondisi massa batuan dan tanah pada lokasi penerowongan. ii KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena dengan izin-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini merupakan ulasan tentang Masalah Aspek Geomekanika pada Tahap Pra Konstruksi dan Tahap Konstruksi Terowongan. Didalam Makalah ini, akan dijelaskan tentang masalah yang dihadapi pada kegiatan pra konstruksi, masalah yang dihadapi pada kegiatan konstruksi, serta pemilihan metode konstruksi bukaan terowngan. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu kritik dan saran penulis harapkan demi sempurnanya makalah ini, sehingga menjadi lebih baik. Harapan penulis semoga laporan yang disusun ini dapat bermanfaat.

Disusun oleh : DANU MIRZA REZKY 212190012 PROGRAM MAGISTER TEKNIK PERTAMBANGAN KONSENTERASI GEOME... more Disusun oleh : DANU MIRZA REZKY 212190012 PROGRAM MAGISTER TEKNIK PERTAMBANGAN KONSENTERASI GEOMEKANIKA FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL "VETERAN" YOGYAKARTA 2020 i RINGKASAN Massa batuan adalah batuan yang diasumsikan heterogen, anisotropi, dan diskontinu. Heterogen dalam komposisi material penyusunnya, Anisotropi yaitu gaya yang bekerja pada batuan tidak sama ke segala arah, dan Diskontinu yang artinya batuan tersebut memiliki bidang lemah. Sebagian besar runtuhan yang terjadi di lubang bukaan atau terowongan disebabkan karena bidang lemah dari batuan disekitarnya. Bidang lemah dalam massa batuan antara lain : Lipatan, Sesar, Kekar, Bidang perlapisan. Akan tetapi keterdapatan kekarlah yang paling umum dijumpai pada batuan. Oleh karena itu banyak sistem klasifikasi massa batuan yang memasukkan unsur kekar dalam setiap penentuan kelas batuan. Sebut saja sistem klasifikasi massa batuan seperti RMR, Q-system, keduanya memasukkan unsur kekar sebagai salah satu parameter penentuan kelas batuan. Selain memuat tentang peringkat (kelas) batuan, RMR dan Q-system juga memuat tentang desain penyanggaan untuk massa batuan yang ada di terowongan. Sehingga metode empirik ini berguna sebagai studi tahap awal sebelum nantinya disesuaikan dengan hasil analitik yang didapatkan. Perpaduan dari klasifikasi massa batuan juga dianjurkan dalam proses penentuan kelas batuan, agar data yang didapatkan lebih akurat, dan keputusan yang dibuat lebih meyakinkan. Seperti contoh studi kasus pada penelitian evaluasi massa batuan di Terowongan Ekplorasi Uranium Eko Remaja, Kalan, Kalimantan Barat yang menerapkan sistem klasifikasi massa batuan RMR untuk penilaian kualitas massa batuan di terowongan dan area mana saja yang harus diberi penyangga. Dan hasilnya cukup representatif dan sesuai dengan keadaan massa batuan di terowongan. ii KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena dengan izin-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini merupakan ulasan tentang Diskontinuitas Massa Batuan dan Pengaruhnya pada Stabilitas Lubang Bukaan. Didalam Makalah ini, akan dijelaskan tentang definisi dari massa batuan, diskontinuitas serta contohnya dilapangan. Dalam makalah ini juga membahas tentang sistem klasifikasi massa batuan yang digunakan untuk karakterisasi massa batuan di lubang bukaan, serta studi kasus tentang Evaluasi Massa Batuan di Terowongan. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu kritik dan saran penulis harapkan demi sempurnanya makalah ini, sehingga menjadi lebih baik. Harapan penulis semoga laporan yang disusun ini dapat bermanfaat.
Papers by Danu Mirza Rezky
Journal of Sustainable Mining
Uploads
Drafts by Danu Mirza Rezky
Papers by Danu Mirza Rezky