Conference Presentations by Ade Kusuma

National identity is one of social identity owned by each individual as a part of a country. It b... more National identity is one of social identity owned by each individual as a part of a country. It becomes a unifier that bend the similarity of Mother Nature. Meanwhile, the advancement of technology, information, and transportation that result in the change in context of time and space is considered to influence the dynamic of national identity. Globalization is often related with the decrease of the love of younger generation to their own country. This research aim to identified how UPN Veteran Jawa Timur students perceptions towards national identity and nationalism values. The data were obtained by in depth interview and focus group discussion to explore recent students view towards both topics. The research object is chosen since UPN Veteran Jawa Timur is a campus with country defense " bela negara " character, which located in Surabaya. The Surabaya city itself is known as the city of heroes, a second biggest metropolis city in Indonesia and the " kartasusila gate " which has potency of large exposure of globalization influence. The qualitative method was employed in this research and the data were obtained by interview and FGD technic. The outcome of this initial research is a data of UPN Veteran Jawa Timur student's perceptions towards national identity and nationalism values. Hereafter, this result of first phase of the research would be used as a foundation to form and develop a learning model of national identity and nationalism values as an effort to shape students as Indonesian young generation with national character.

Abstract : Generally in Indonesian society, the father plays the roles of a leader and a decision... more Abstract : Generally in Indonesian society, the father plays the roles of a leader and a decision maker within the family. In the public, a father is also expected to contribute more while a mother's responsibility is in the domestic area. Tampan Tailor and Sebelum Pagi Terulang Kembali are two Indonesian drama films which illustrate the role of a man within a family. Based on the narrative elements and the ideology of both films, this paper analyzes how the identity of man is being constructed on Indonesian drama films. Furthermore, it aims to explore the gender construction in Indonesian films during post-New Order (Orde Baru) era. Both of the films construct a new concept about the roles of man and woman within a family. Male is still being represented with masculinity but they are also being portrayed as emotional and frail human on certain conditions. Films, as the popular mass media, have the power to capture the reality from a society. Films also capable to reconstruct a new picture on gender identity.

Abstract : Diversity of ethnic and cultures into a strength for the development of a country. How... more Abstract : Diversity of ethnic and cultures into a strength for the development of a country. However, intercultural conflict will be happen if there are not awareness, appreciate and respect for cultural differences. Multicultural education can be provided through formal education, traditions, and impressions in the mass media. It can be purpose to prepare the individuals life in a heterogeneous society. Several television shows; such as a documentary, reality shows, and travel, often shows Indonesian diversity of ethnic and cultural. It is potential to become one of the media for multicultural education in society. This paper using textual analysis study, will interpret a text as a tangible reality that has and produce meaning. This study aims to explore how the cultural diversity represented in television shows; Indonesia Bagus (shown in Net.TV), Ethnic Runaway and My Trip My Adventure (Trans TV). Furthermore, this study is expected to serve as a model of learning for develop multicultural education.

Abstraksi Sejak era kebangkitan industri televisi swasta pada tahun 80-an dan kebangkitan film na... more Abstraksi Sejak era kebangkitan industri televisi swasta pada tahun 80-an dan kebangkitan film nasional pada akhir tahun 1990 film, puluhan film dan tayangan televisi yang memiliki tema 'identitas kebangsaan' diproduksi yang biasanya diputer menjelang peringatan proklamasi kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus. Identitas nasional ditafsirkan sebagai suatu cita-cita politik untuk mempersatukan unsur-unsur tradisi dan inovasi serta keragaman etnis, agama, budaya, dan kelas sosial ke dalam suatu 'botol baru' yang bernama negara-bangsa. Dari berbagai film-film yang diproduksi selama tiga tahun terakhir, peneliti memutuskan akan menganalisis bagaimana identitas nasional direpresentasikan melalui film Merah Putih (2009), Tanah Air Beta (2010), Garuda di Dadaku (2009) dan Tanda Tanya (2011). Sedangkan dua acara televisi yang sekarang masing mengudara, yaitu Ethnic Runaway (TransTV) dan Si Bolang (Trans7) .Pemilihan empat film berdasarkan pemikiran awal bahwa keempat film ini memiliki range atau segmen penonton yang berbeda-beda mulai remaja-dewasa, anak-anak-remaja, dan segmen anak-anak. Sejalan dengan segmen yang disasar untuk film, tayangan televisi yang digunakan dalam objek penelitian ini juga berdasarkan pemilihan segmen ana-anak – remaja dan remaja –dewasa. Unit analisis dalam penelitian ini adalah elemen-elemen naratif dari sebuah film dan televisi (plot, tokoh, ruang, waktu, struktur naratif). Melalui hasil analisis dan interpretasi data, didapatkan bentuk-bentuk representasi identitas nasional diantara film – film dan tayangan televisi tersebut yang paling tidak memiliki beberapa persamaan. Persamaan pertama yaitu nilai-nilai nasionalisme, yaitu civil-political nationalism, yaitu suatu konsepsi yang memandang bangsa sebagai komunitas politik dari kehendak bersama (political community of will) yang dibangun atas keputusan rasional yang dibuat oleh warga negara yang sederajat dalam dasar kesamaan kehendak dan tumpah darah. Persamaan kedua, adanya penonjolan pandangan-pandangan yang multikultural. Multikulturalisme merupakan pandangan politik tentang pentingnya membentuk sebuah (elite settlement) yaitu mencari titik-titik temu dari kebangsaan yang majemuk dan plural. Dan aspek yang tampak selanjutnya adalah pada patriotisme progresif, yang mewujud pada kemandirian bangsa yang berakar pada kemajuan bangsa dan kemaslahatan. Tokoh-tokoh dalam film ini digambarkan sebagai patriot, yaitu orang-orang yang berjuang demi kemajuan dan kemaslahatan bangsa baik kedalam (mengatasi segala sekat dan perbedaan , maupun keluar untuk mengatasi tantangan jaman dan globalisasi).

Abstrak Permasalahan perdagangan anak dan perempuan bukanlah hal baru di Indonesia. Peneliti mene... more Abstrak Permasalahan perdagangan anak dan perempuan bukanlah hal baru di Indonesia. Peneliti menemukan bahwa kasus Human Trafficking belum dapat dituntaskan oleh pemerintah karena sindikat perekrutan korban masih secara leluasa beraksi di daerah pedesaan atau pinggiran kota. Faktor kemiskinan dan ambisi orang tertentu sering menjadi penyebab hal tersebut terjadi. Selain itu adanya oknum-oknum dalam birokrasi pemerintahan dan imigrasi yang memberi kemudahan untuk membuat identitas palsu secara langsung dapat dianggap sebagai pendukung kegiatan Human Trafficking. Data terhadap fakta tentang eksploitasi seks komersil dan perdagangan anak dari Unicef menyatakan bahwa ada sekitar 1,2 juta anak diperdagangkan setiap tahunnya. Ini merupakan jumlah angka global yang melibatkan perdagangan anak laki-laki ataupun perempuan untuk eksploitasi seks. Pemberantasan terhadap kejahatan ini, bukan hanya menjadi tugas dan tanggung jawab dari pemerintah ataupun orang tua semata melainkan masyarakat juga diperlukan untuk menghindari upaya eksploitasi anak ataupun perempuan yang sering menyertai kejahatan Human Trafficking. Peneliti melihat adanya celah bagi penggunaan media film untuk semakin dapat meningkatkan kepedulian terhadap kasus dan isu Human Trafficking. Maka dalam makalah ini peneliti akan mengupas beberapa film yang berkenaan dengan isu tersebut. Dengan menggunakan studi analisis tekstual, peneliti akan menggali lebih dalam bagaimana fenomena Human Trafficking di Indonesia sebagai realita sosial yang diangkat ke layar kaca. Pada akhirnya, dengan menggunakan media film diharapkan dapat menjadi media sosialisasi yang efektif bagi masyarakat untuk menuntaskan isu yang telah menjadi agenda internasional bagi semua negara berkembang terutama Indonesia.
Papers by Ade Kusuma

Realita, Cinta, dan Rock n’Roll, and Lovely Man are Indonesian drama films which have a similiar ... more Realita, Cinta, dan Rock n’Roll, and Lovely Man are Indonesian drama films which have a similiar premise; a children relationship with his father who is a transgender or transsexual. Based on the narrative elements of both films, researchers analyse the interpersonal communications between fathers who are transgender or transsexual, and their children. Furthermore, this study aims to explore a shift in the concept of ideal family in Indonesian contemporary society. Family is the group where human learning about all things related to life for the first time. It has a major role to construct individual’s identity. In Indonesian society, the ideal concept of family is related to the presence of a father, a mother, and children. Otherwise, Realita, Cinta dan Rock n’Roll and Lovely Man illustrated an opposite father figure.
Keywords : family, interpersonal communication, transgender, transsexual.
Books by Ade Kusuma

Buku Pengantar Komunikasi Antar Budaya ini dapat digunakan sebagai pengantar bagi mahasiswa atau ... more Buku Pengantar Komunikasi Antar Budaya ini dapat digunakan sebagai pengantar bagi mahasiswa atau pembaca yang tertarik dan menekuni kajian komunikasi antar budaya. Isi buku ini mencakup tujuh bab, yaitu Komunikasi Antar Budaya, Identitas Individu, Identitas Budaya, Persepsi dan Nilai Budaya, Komunikasi Verbal dalam Konteks Komunikasi Antar Budaya, Komunikasi Non-Verbal dalam Konteks Komunikasi Antar Budaya, & Multikultural dan Media Massa. Selain itu, buku ini juga dilengkapi dengan sub-bab evaluasi bagi pembaca berupa bahan diskusi kelompok dan beberapa pertanyaan terkait dengan materi pada setiap bab-nya. [Bab 1, Komunikasi Antar Budaya memberikan penjelasan mengenai pengertian komunikasi dan budaya, peranan komunikasi dan budaya dalam menghadapi tantangan di era globalisasi, serta dilengkapi dengan contoh-contoh yang relevan dan menarik untuk memperkaya pengetahuan antar budaya.]
Uploads
Conference Presentations by Ade Kusuma
Papers by Ade Kusuma
Keywords : family, interpersonal communication, transgender, transsexual.
Books by Ade Kusuma
Keywords : family, interpersonal communication, transgender, transsexual.