Teaching Documents by meita purnamasari
WAWASAN KEBANGSAAN DALAM PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN UNTUK PEMAHAMAN GLOBAL, 2019
Perubahan-perubahan yang terjadi akibat globalisasi dan revolusi industri 4.0 yang tidak sesuai d... more Perubahan-perubahan yang terjadi akibat globalisasi dan revolusi industri 4.0 yang tidak sesuai dengan Pancasila sebagai ideologi negara dapat membahayakan kehidupan kebangsaan Indonesia. Dalam konteks itulah tulisan ini lahir menjawab tantangan yang muncul akibat globalisasi di abad 21. Tujuannya adalah untuk menemukan titik temu dan meminimalisir distorsi tentang globalisasi, nasionalisme dan identitas bangsa yakni Pancasila. Pentingnya menanamkan nasionalisme dan mengimplementasikan Pancasila dalam wawasan kebangsaan dapat mengantarkan pemahaman generasi muda tentang hak dan kewajiban warganegara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Generasi muda dalam sejarah Indonesia selalu menjadi pelopor perubahan dan menentukan nasib bangsa dan negara ke depan.
PENDIDIKAN KESADARAN KEWARGANEGARAAN, 2020
Pendidikan merupakan pilar utama pembangunan bangsa. Keberhasilan pendidikan suatu bangsa berkait... more Pendidikan merupakan pilar utama pembangunan bangsa. Keberhasilan pendidikan suatu bangsa berkaitan erat dengan kemajuan yang dicapai. Pendidikan membawa pengaruh besar terhadap peningkatan kualitas dan perilaku hidup masyarakat sebagai media transformasi kepribadian dan pengembangan diri seseorang. Oleh karena itu sudah seharusnya pemerintah memprioritaskan pembangunan pendidikan secara menyeluruh. Terutama pendidikan yang mampu mengakomodir perubahan-perubahan dalam berbagai dimensi akibat proses globalisasi yang diarahkan pada pengembangan warga dunia yang mampu mengolah krisis, guna menuju pada karakter kewarganegaraan.

Diriku ini sosial media/Dari dunia yang tak pernah bersosial/Diriku ini perkakas/Dari perkara yan... more Diriku ini sosial media/Dari dunia yang tak pernah bersosial/Diriku ini perkakas/Dari perkara yang tak berkesudahan/Sampai aku tak tahu makna.........Diriku mengaku sekurang-kurangnya sebagai sosial/Selebihlebihnya anti sosial. Sepenggal puisi yang ditulis A. Suratman (http;//www.berbagipuisi.com) menunjukkan munculnya situs jejaring sosial di media internet tak bisa di sangkal ikut menentukan perkembangan hidup manusia. Kemampuan konvergensi interconnected-networking (internet) sebagai media baru di era globalisasi tidak hanya menghadirkan kemudahan dan kenyamanan bagi hidup manusia akan tetapi ternyata juga menghadirkan permasalahan baru ke dalam kehidupan keluarga dan sekolah yang semula dibangun dan sarat nilai moral norma. Pada diri siswa terjadi konflik untuk menerima apa-apa yang disampaikan oleh pihak sekolah dengan apa yang diterima dari agen budaya di luar sekolah. Fenomena sosial dan perkembangan teknologi komunikasi yang mengglobal dalam berbagai aspek kehidupan akan mengakibatkan nilai-nilai budaya bangsa semakin pudar, nilai keyakinan keagamaan rentan perpecahan, gaya hidup instan, mendorong setiap orang sibuk dengan urusannya sendiri, tidak perduli kepentingan umum dan bangsanya. Persoalan tersebut merupakan persoalan anak bangsa yang mengalami krisis karakter. Keprihatinan terhadap realitas tersebut adalah masalah pendidikan dan pembinaan nilai moral norma yang kurang mendapatkan perhatian. Selama ini dunia pendidikan di Indonesia lebih banyak memusatkan diri pada tataran hafalan, pengetahuan, kurang pada tataran interaksi tindakan perilaku sehari-hari. Padahal pendidikan hendaknya tidak hanya terkait dengan transfer ilmu dan teknologi namun juga harus mampu membentuk nilai serta karakter bangsa.
Papers by meita purnamasari

NASIONALISME INDONESIA, 2019
Persoalan bangsa yang akhir-akhir ini mengemuka adalah fenomena yang mengarah pada disintegrasi b... more Persoalan bangsa yang akhir-akhir ini mengemuka adalah fenomena yang mengarah pada disintegrasi bangsa di saat gegap gempita tahun 2019 yang dinobatkan sebagai musim politik. Hajat besar bangsa Indonesia adalah pada bulan April 2019 diadakan pemilihan orang nomer satu di Indonesia. Bukan itu saja, hajat besar itu sebelum dan sesudahnya diiringi oleh hiruk pikuk isu-isu, berita-berita palsu yang kerap disebut hoax dan debat berkepanjangan antarpendukung calon baik di media sosial maupun di media massa.
Mencermati fenomena yang terjadi tersebut, perlu kiranya memahami apakah gegap gempita tersebut merupakan pertanda kesadaran berpolitik warga negara Indonesia sudah meningkat sebagai ciri dari budaya politik partisipan ? Ataukah hanya hiruk pikuk dalam dunia maya sebagaimana side effect dari teknologi komunikasi di era globalisasi ? Tulisan ini merupakan sebuah upaya untuk menggambarkan persoalan-persoalan tersebut sekaligus menjelaskan korelasi antara nasionalisme dan akar budaya bangsa di musim politik tahun 2019.
Di bulan Maret tahun 2019, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui lembaga PPPPTK mengirimk... more Di bulan Maret tahun 2019, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui lembaga PPPPTK mengirimkan 1000 guru untuk belajar ke luar negeri antara lain Malaysia, Australia, China, Singapura. Terlepas dari isu-isu ‘miring’ yang menyebut program Kemdikbud ini sebagai ‘angin surga bagi guru di musim politik tahun 2019”, tulisan ini mengkaji dari sudut pandang yang berbeda. Menarik apa yang dituliskan Merryfield (1997) (dalam Soyomukti,N. 2008:53) di dalam bukunya Preparing Teacher to Teach Global Perspectives yang mengatakan, ada tiga syarat yang harus dimiliki guru dalam mengembangkan pendidikan yang dapat merespons dan berperspektif global : kemampuan konseptual, pengalaman lintas budaya dan keterampilan pedagogis.
Jakarta -Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan, posisi tawar Indonesia dalam hubungan di k... more Jakarta -Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan, posisi tawar Indonesia dalam hubungan di kawasan dan global meningkat seiring dengan peran Indonesia yang semakin penting dalam berbagai forum kerja sama dan juga organisasi internasional baik ekonomi, politik, maupun keamanan. "Saya katakan ini tahun terakhir, sembilan tahun ikut suarakan kepentingan kita, bahwa makin ke depan kerja sama makin maju. Dulu lihat, Indonesia kena krisis belum pulih seperti kurang setara (dalam forum internasional), sekarang ini dianggap 'true partners', dianggap mitra, dimintakan masukan dan solusi yang baik," kata Presiden saat menyampaikan keterangan pers setibanya di Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta, usai melakukan kunjungan kerja di Jepang sejak Kamis (12/12) lalu.
Tantangan Globalisasi melalui Terpaan Media Massa terhadap Upaya Pembinaan Karakter Siswa di Seko... more Tantangan Globalisasi melalui Terpaan Media Massa terhadap Upaya Pembinaan Karakter Siswa di Sekolah. Meita Purnamasari Augustin, 2010.
Thesis Chapters by meita purnamasari

Tantangan Globalisasi melalui Terpaan Media Massa terhadap Upaya Pembinaan Karakter Siswa di Seko... more Tantangan Globalisasi melalui Terpaan Media Massa terhadap Upaya Pembinaan Karakter Siswa di Sekolah. Meita Purnamasari Augustin, 2010. Globalisasi memiliki implikasi berkaitan dengan keterbukaan antarnegara untuk dimasuki berbagai informasi yang disalurkan secara berkesinambungan melalui teknologi informasi (information technology). Kemampuan konvergensi interconnected-networking (internet) sebagai media baru di era global tidak hanya menghadirkan kemudahan dan kenyamanan hidup bagi manusia. Bahkan mengundang sejumlah permasalahan baru melalui kekayaan muatan tidak terbatas yang merambah kedalam kehidupan keluarga dan sekolah yang semula dibangun dan sarat nilai-nilai moral dan norma. Beragam ketersediaan fasilitas dan fungsi perannya dapat menimbulkan pengaruh positif dan negatif dalam kehidupan manusia. Penelitian ini bertujuan mengkaji bagaimana tantangan globalisasi melalui terpaan media internet berpengaruh terhadap upaya pembinaan karakter siswa di sekolah. Penelitian ini didasarkan pada Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu wujud pendidikan karakter (character education). Pada masa transisi dan derasnya arus transformasi budaya saat ini, pendidikan kewarganegaraan merupakan pendidikan karakter sebagai " wahana penanaman nilai " yang mengajarkan etika pribadi dan nilai-nilai kebajikan/akhlak kewarganegaraan (civic virtue) sebagai sesuatu yang hakiki menuju peradaban bangsa. Proses penelitian menggunakan pola " the dominant-less dominant design " dengan pendekatan kuantitatif melalui metode survey. Teknik penarikan sampel yang digunakan adalah multistage random sampling sehingga diperoleh besaran sampel 125 siswa kelas XI di SMA Negeri Kota Cimahi. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik kuesioner, wawancara, observasi lapangan, dan studi dokumentasi. Analisis data menggunakan analisis korelasi, regresi linear ganda dan analisis kontribusi. Hasil penelitian menunjukkan: Pertama, Tingginya intensitas penggunaan internet akan mengakibatkan semakin besarnya upaya pembinaan karakter siswa di sekolah. Oleh karena itu diperlukan pengaturan kesadaran atas penggunaannya sebagai wujud melek media. Kedua, Penggunaan internet melalui aktivitas kesenangan atau hiburan memiliki keterkaitan dengan masalah pendidikan dan menunjang perkembangan pergaulan dengan teman sebaya. Ketiga, Penggunaan internet melalui aktivitas edukatif dilakukan untuk mengerjakan tugas sekolah atau kegiatan akademik. Keempat, Penggunaan keduanya akan melahirkan aktivitas kreatif yang berpengaruh positif terhadap karakter siswa di sekolah. Kesimpulannya tantangan globalisasi menjadikan pendidikan karakter dalam Pendidikan Kewarganegaraan menjadi bagian penting untuk mewujudkan manusia yang berkualitas. Pendidikan Kewarganegaraan hendaknya tidak hanya terkait dengan transfer ilmu dan teknologi namun harus mampu membentuk nilai dan karakter bangsa agar mempersiapkan sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas memiliki daya saing secara bermartabat di dunia internasional. A. PENDAHULUAN
Books by meita purnamasari

PANCASILA SEBUAH EPILOG, MENJAWAB TANTANGAN ZAMAN, 2020
Tulisan ini lahir berdasarkan fakta dan realita sosial yang terjadi di Indonesia yang menunjukka... more Tulisan ini lahir berdasarkan fakta dan realita sosial yang terjadi di Indonesia yang menunjukkan adanya pergeseran nilai dan norma yang ada dalam masyarakat. Berbagai persoalan dari mulai dari penodaan agama, isu berbau SARA, aksi-aksi terorisme, korupsi, kolusi dan nepotisme, saling menghujat, perbuatan-perbuatan curang, dan lain sebagainya sedang menjangkiti sebagian anak bangsa.
Permasalahan tersebut ditambah dengan keprihatinan terhadap fenomena semakin memudarnya nilai-nilai Pancasila dari praktik kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Padahal pemahaman tentang Pancasila sebagai bagian dari upaya memperkuat memantapkan dan mengokohkan kualitas ideologi bangsa sangat penting dan strategis dalam mencapai tujuan pendidikan nasional di Indonesia.
PPPPTK PKn IPS sebagai UPT dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sejak awal kepemimpinan Kepala Pusat DR. H. Subandi, M.M sudah melahirkan program-program dan karya inovasi dalam pendidikan yang bertujuan untuk menginternalisasikan nilai-nilai Pancasila secara efektif dalam kegiatan pembelajaran. Jika pada tanggal 28-30 November 2018, diadakan lokakarya penguatan implementasi nilai-nilai Pancasila berupa media pembelajaran di The Balava Hotel yang dibuka secara resmi oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Maka tulisan sederhana ini pun mengapresiasi langkah strategis tersebut dalam rangka mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila.
Uploads
Teaching Documents by meita purnamasari
Papers by meita purnamasari
Mencermati fenomena yang terjadi tersebut, perlu kiranya memahami apakah gegap gempita tersebut merupakan pertanda kesadaran berpolitik warga negara Indonesia sudah meningkat sebagai ciri dari budaya politik partisipan ? Ataukah hanya hiruk pikuk dalam dunia maya sebagaimana side effect dari teknologi komunikasi di era globalisasi ? Tulisan ini merupakan sebuah upaya untuk menggambarkan persoalan-persoalan tersebut sekaligus menjelaskan korelasi antara nasionalisme dan akar budaya bangsa di musim politik tahun 2019.
Thesis Chapters by meita purnamasari
Books by meita purnamasari
Permasalahan tersebut ditambah dengan keprihatinan terhadap fenomena semakin memudarnya nilai-nilai Pancasila dari praktik kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Padahal pemahaman tentang Pancasila sebagai bagian dari upaya memperkuat memantapkan dan mengokohkan kualitas ideologi bangsa sangat penting dan strategis dalam mencapai tujuan pendidikan nasional di Indonesia.
PPPPTK PKn IPS sebagai UPT dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sejak awal kepemimpinan Kepala Pusat DR. H. Subandi, M.M sudah melahirkan program-program dan karya inovasi dalam pendidikan yang bertujuan untuk menginternalisasikan nilai-nilai Pancasila secara efektif dalam kegiatan pembelajaran. Jika pada tanggal 28-30 November 2018, diadakan lokakarya penguatan implementasi nilai-nilai Pancasila berupa media pembelajaran di The Balava Hotel yang dibuka secara resmi oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Maka tulisan sederhana ini pun mengapresiasi langkah strategis tersebut dalam rangka mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila.
Mencermati fenomena yang terjadi tersebut, perlu kiranya memahami apakah gegap gempita tersebut merupakan pertanda kesadaran berpolitik warga negara Indonesia sudah meningkat sebagai ciri dari budaya politik partisipan ? Ataukah hanya hiruk pikuk dalam dunia maya sebagaimana side effect dari teknologi komunikasi di era globalisasi ? Tulisan ini merupakan sebuah upaya untuk menggambarkan persoalan-persoalan tersebut sekaligus menjelaskan korelasi antara nasionalisme dan akar budaya bangsa di musim politik tahun 2019.
Permasalahan tersebut ditambah dengan keprihatinan terhadap fenomena semakin memudarnya nilai-nilai Pancasila dari praktik kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Padahal pemahaman tentang Pancasila sebagai bagian dari upaya memperkuat memantapkan dan mengokohkan kualitas ideologi bangsa sangat penting dan strategis dalam mencapai tujuan pendidikan nasional di Indonesia.
PPPPTK PKn IPS sebagai UPT dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sejak awal kepemimpinan Kepala Pusat DR. H. Subandi, M.M sudah melahirkan program-program dan karya inovasi dalam pendidikan yang bertujuan untuk menginternalisasikan nilai-nilai Pancasila secara efektif dalam kegiatan pembelajaran. Jika pada tanggal 28-30 November 2018, diadakan lokakarya penguatan implementasi nilai-nilai Pancasila berupa media pembelajaran di The Balava Hotel yang dibuka secara resmi oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Maka tulisan sederhana ini pun mengapresiasi langkah strategis tersebut dalam rangka mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila.