ABSTRAK Cakalang (Katsuwonus pelamis) adalah salah satu hasil tangkapan penting bagi nelayan di S... more ABSTRAK Cakalang (Katsuwonus pelamis) adalah salah satu hasil tangkapan penting bagi nelayan di Samudera Hindia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan gonad dan panjang pertama kali matang gonad cakalang di Samudera Hindia. Sampel cakalang dikumpulkan dari beberapa tempat di. Panjang cagak dari 136 sampel berkisar antara 35-68 cm. Tingkat kematangan gonad (TKG) diamati secara histologi dan analisis Gonadosomatic index (GSI). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa TKG cakalang didominasi oleh TKG IV sebesar 43%, diikuti dengan TKG III (21%), TKG I (17%), TKG II (16%) dan TKG V (2%). Panjang pertama kali matang gonad terjadi pada ukuran 42,9 cm. KATA KUNCI: Cakalang, tingkat kematangan gonad, GSI, Samudera Hindia Bagian Timur ABSTRACT Skipjack tuna (Katsuwonus pelamis) is the one of the important catch for fishermen in the Indian Ocean. The objectives of this research are to investigate gonad maturity and length at first maturity for female cakalang in Indian Ocean. Skipjack tuna were sampled from several places in South Coast of Java i.e.: Palabuhanratu, Cilacap, Pacitan, Sendang Biru, Kedonganan, Tanjung Luar, Labuhan Lombok and Oeba from April 2012 to November 2013. Fork length of the sampled 136 fish ranged from 35 to 68 cm. Maturity stage (TKG) investigate using histological analysis and Gonadosomatic index (GSI) calculation. The results showed that maturity stage of skipjacktuna dominated by TKG IV with 43%, followed by TKG III (21%), TKG I (17%), TKG II (16%) dan TKG V (2%). Length at first maturity occurred at 42.9 cm.
ABSTRAK Parameter biologi seperti umur dan pertumbuhan sangat penting untuk pengkajian stok sumbe... more ABSTRAK Parameter biologi seperti umur dan pertumbuhan sangat penting untuk pengkajian stok sumber daya ikan dan pengelolaan perikanan agar pemanfaatan sumber daya ikan dapat dilakukan secara berkelanjutan. Informasi mengenai parameter pertumbuhan dari ikan madidihang di Samudera Hindia khususnya di Indonesia masih sangat terbatas. Penelitian ini ditujukan untuk memberikan informasi mengenai parameter pertumbuhan ikan madidihang. Pengumpulan data dilakukan selama tahun 2011, dengan cara pengukuran dan pengamatan langsung terhadap hasil tangkapan rawai tuna yang didaratkan di Pelabuhan Benoa, Bali. Total sampel yang diamati berjumlah 3.092 ekor. Kisaran panjang cagak (FL; fork length) ikan madidihang antara 75-179 cm dan kisaran bobot antara 8-101 kg. Dari hasil analisis data frekuensi panjang ikan madidihang diperoleh parameter pertumbuhan sebagai berikut: panjang asimtotik (L ) 185,85 cm, koefisien pertumbuhan (K) 0,59 dan umur pada saat panjang 0 cm (t 0)-0,22. Estimasi umur ikan madidihang yang didaratkan di Benoa tahun 2011 berkisar antara 1-5 tahun dengan laju pertumbuhan sebesar 2,95 cm/tahun. Pola pertumbuhan madidihang bersifat allometrik negatif. Pertumbuhan madidihang tidak akan mencapai ukuran panjang maksimum karena laju eksploitasi (E = 0,75) yang melebihi laju eksploitasi optimum (E opt = 0,5). Kata Kunci: Perikanan pelagis kecil, keberlanjutan, Rapfish, Teluk Palu. ABSTRACT Biological parameters suchas age and growth are very important information for stock assessments and fisheries management tfor its sustainability. Information of growth parameter for Indian Ocean yellowfin tuna in Indonesia is still limited. This research was aimed to determine the age and growth rate of yellowfin tuna that landed at Benoa port, Bali. Data of fork length (FL) and weight was collected during 2011. The data were measured and observed directly on the catch of tuna longline at Benoa Port, Bali. Numbers of fish samples was 3.092 fish. Age and growth rate was analyzed based on the FL using Von Bertalanffy model. The results showed that yellowfin tuna had range of FL between 75-179cm and weight range of 8-101kg. The growth parameter of yellowfin tuna has asymtotic length (L ) 185,85 cm, K = 0,59 and t 0 =-0,22. The age of yellowfin tuna landed in Benoa estimated between 1-5 years and growth rate was 2.95 cm/year. Growth pattern of yellowfin tuna was allometric negative. The yellowfin growth will not reach the maximum length because the exploitation rate (E = 0,75) exceeds the optimum exploitation rate (E opt = 0,5).
Yellowfin tuna (Thunnus albacares) is one of the important catch for the fishing industry in Indo... more Yellowfin tuna (Thunnus albacares) is one of the important catch for the fishing industry in Indonesia. Length-weight relationship study is one of important tools to support fisheries management. However it could not be done to yellowfin tuna landed in Benoa port since they are in the form of gilled-gutted condition. The objectives of this study are to determine the relationship between gilled-gutted weight (GW) and whole weight (WW), to calculate length weight relationship between fork length (FL) and estimated whole weight (WW) and to assess the relative condition factor (K n) of yellowfin tuna in Eastern Indian Ocean. Data were collected from three landing sites i.e. Malang, East Java; Benoa, Bali and Kupang, East Nusa Tenggara from January 2013 to February 2014. Linear regression analysis applied to test the significance baseline between weight-weight relationships and log transformed length weight relationship. Relative condition factor (K n) used to identify fish condition among length groups and months. The results showed a significant positive linear relationships between whole weight (WW) and gilled-gutted weight (GW) of T. albacares (p<0.001). There was a significant positive linier relationships between log transformed fork length and log transformed whole weight of T. albacares (p<0.001). Relative condition factor (K n) showed declining pattern along with length increase and varied among months. The findings from this study provide data for management of yellowfin tuna stock and population.
Rawai tuna merupakan alat tangkap yang efektif untuk menangkap tuna dan ikan pelagis besar lainny... more Rawai tuna merupakan alat tangkap yang efektif untuk menangkap tuna dan ikan pelagis besar lainnya di perairan laut dalam. Pengoperasian rawai tuna bersifat pasif, sehingga tertangkapnya tuna ditentukan oleh tertariknya ikan untuk memakan umpan. Jenis umpan yang sering digunakan adalah lemuru, layang, bandeng dan cumi. Perbedaan waktu setting pada rawai tuna mempengaruhi jenis umpan yang akan digunakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis umpan yang digunakan pada rawai tuna terhadap hasil tangkapan tuna, pada saat setting pagi dan sore hari. Metode penelitian dengan ujicoba penangkapan selama 2 trip menggunakan KM Putra Jaya 05 di Samudera Hindia. Trip 1 pada tanggal 18 Maret sampai 29 April 2007, sedangkan trip 2 pada tanggal 15 Juli sampai 23 September 2008. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan jenis umpan layang, lemuru dan cumi pada setting sore hari berpengaruh nyata terhadap hasil tangkapan tuna, sedangkan penggunaan jenis umpan bandeng, lemuru dan cumi pada setting pagi hari tidak berpengaruh nyata terhadap hasil tangkapan tuna. Cumi adalah jenis umpan terbaik yang digunakan untuk setting sore hari pada rawai tuna di Samudera Hindia.
Troll and hand line tuna fisheries is one of the major fishing gears landed in Labuhan Lombok coa... more Troll and hand line tuna fisheries is one of the major fishing gears landed in Labuhan Lombok coastal fishing port (PPP Labuhan Lombok) west Nusa Tenggara Barat province. Both fisheries are strongly associated with fish aggregating devices (FAD's). The main fishing ground is Indian Ocean southern part of this province. Several source of data have been collected regularly. Data analysis comprised of monthly catch and effort data samples based on port monitoring program during 2012 to 2015. The result showed the dieclining of CPUE of yellowfin and skipjack tuna presumably related to fishing intensity of fleets and its variability that landed in PPP Labuhan Lombok. The increasing CPUE of skipjack tuna in 2014 was predicted due to increasing aggregation around the FADs. Contrasting seasonal fishing index pattern between yellowfin and skipjack tuna found in 4-month cycles, started in January. A length-weight relationship suggested that yellowfin tuna caught by small-scale fisheries were performing allometric growth pattern (b=2.963, r 2 =0.9737).
ABSTRAK Tongkol krai (Auxis thazard) merupakan salah satu jenis ikan pelagis dengan nilai ekonomi... more ABSTRAK Tongkol krai (Auxis thazard) merupakan salah satu jenis ikan pelagis dengan nilai ekonomis tinggi di Indonesia, khususnya di perairan Sibolga dan sekitarnya. Eksploitasi terhadap spesies ini terus meningkat sepanjang tahun dan umumnya tertangkap oleh alat tangkap pukat cincin. Tingkat eksploitasi yang intensif terhadap spesies ini tidak disertai dengan studi kajian stok seperti penentuan parameter populasi. Tujuan dari penelitian adalah menentukan beberapa parameter populasi yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan pengelolaan perikanan tuna neritik di perairan Sibolga dan sekitarnya. Pengumpulan data yakni data bulanan ukuran panjang dan berat individu ikan dilakukan di PPN Sibolga selama bulan Januari – Desember 2013. Parameter populasi dihasilkan dari analisis berbasis data panjang menggunakan perangkat lunak FAO-ICLARM Stock Assessment Tools II (FiSAT-II). Hasil penelitian menunjukkan panjang ikan tongkol krai yang tertangkap berkisar antara 19-45 cmFL atau panjang rata-rata 32,91 cmFL. Panjang asimtotik (L) sebesar 47,9 cmFL dengan koefisien laju pertumbuhan (K) sebesar 0,58 per tahun dan umur pada saat memijah (t 0) sebesar-0,246 tahun. Nilai mortalitas alami (M) sebesar 1,08 per tahun, mortalitas akibat penangkapan (F) sebesar 0,63 per tahun dan mortalitas total (Z) 1,71 per tahun. Laju eksploitasi (E) relatif rendah yaitu 0,37 sehingga eksploitasinya berpeluang untuk ditingkatkan sekitar 30% dari tingkat exploitasi aktual tangkapan saat sekarang untuk mencapai pemanfaatan optimum (E = 0,5). ABSTRACT Frigate tuna (Auxis thazard) considered as one of the high-valued fish in Indonesian market, especially in Sibolga and its adjacent waters. The exploitation of this commodity is increasing every year and mainly contribued by purse seiners. However, there is lack of proper stock analysis such as determining of biological population parameters. The objective of this study was to obtain several biological population parameters based on length data. Size data was collected by enumerators based at PPN Sibolga from January to December 2013. The results showed that frigate tuna distributed from 19-45 cmFL with an average length of 32.91 cmFL. Asymptotic length (L ") was estimated about 47.9 cmFL, growth rate (K) was 0.58 year-1 and the age in early condition (t o) was-0.246 year. Total mortality (Z) was 1.71 year-1 , natural mortality (M) was 1.08 year-1 and fishing mortality (F) was 0.63 year-1. The exploitation rate (E) of frigate tuna considered relativelly low (E=0.37). There is possibility to increase fishing effort about 30% of actual level.
ABSTRAK Cakalang (Katsuwonus pelamis) adalah salah satu hasil tangkapan penting bagi nelayan di S... more ABSTRAK Cakalang (Katsuwonus pelamis) adalah salah satu hasil tangkapan penting bagi nelayan di Samudera Hindia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan gonad dan panjang pertama kali matang gonad cakalang di Samudera Hindia. Sampel cakalang dikumpulkan dari beberapa tempat di. Panjang cagak dari 136 sampel berkisar antara 35-68 cm. Tingkat kematangan gonad (TKG) diamati secara histologi dan analisis Gonadosomatic index (GSI). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa TKG cakalang didominasi oleh TKG IV sebesar 43%, diikuti dengan TKG III (21%), TKG I (17%), TKG II (16%) dan TKG V (2%). Panjang pertama kali matang gonad terjadi pada ukuran 42,9 cm. KATA KUNCI: Cakalang, tingkat kematangan gonad, GSI, Samudera Hindia Bagian Timur ABSTRACT Skipjack tuna (Katsuwonus pelamis) is the one of the important catch for fishermen in the Indian Ocean. The objectives of this research are to investigate gonad maturity and length at first maturity for female cakalang in Indian Ocean. Skipjack tuna were sampled from several places in South Coast of Java i.e.: Palabuhanratu, Cilacap, Pacitan, Sendang Biru, Kedonganan, Tanjung Luar, Labuhan Lombok and Oeba from April 2012 to November 2013. Fork length of the sampled 136 fish ranged from 35 to 68 cm. Maturity stage (TKG) investigate using histological analysis and Gonadosomatic index (GSI) calculation. The results showed that maturity stage of skipjacktuna dominated by TKG IV with 43%, followed by TKG III (21%), TKG I (17%), TKG II (16%) dan TKG V (2%). Length at first maturity occurred at 42.9 cm.
ABSTRAK Parameter biologi seperti umur dan pertumbuhan sangat penting untuk pengkajian stok sumbe... more ABSTRAK Parameter biologi seperti umur dan pertumbuhan sangat penting untuk pengkajian stok sumber daya ikan dan pengelolaan perikanan agar pemanfaatan sumber daya ikan dapat dilakukan secara berkelanjutan. Informasi mengenai parameter pertumbuhan dari ikan madidihang di Samudera Hindia khususnya di Indonesia masih sangat terbatas. Penelitian ini ditujukan untuk memberikan informasi mengenai parameter pertumbuhan ikan madidihang. Pengumpulan data dilakukan selama tahun 2011, dengan cara pengukuran dan pengamatan langsung terhadap hasil tangkapan rawai tuna yang didaratkan di Pelabuhan Benoa, Bali. Total sampel yang diamati berjumlah 3.092 ekor. Kisaran panjang cagak (FL; fork length) ikan madidihang antara 75-179 cm dan kisaran bobot antara 8-101 kg. Dari hasil analisis data frekuensi panjang ikan madidihang diperoleh parameter pertumbuhan sebagai berikut: panjang asimtotik (L ) 185,85 cm, koefisien pertumbuhan (K) 0,59 dan umur pada saat panjang 0 cm (t 0)-0,22. Estimasi umur ikan madidihang yang didaratkan di Benoa tahun 2011 berkisar antara 1-5 tahun dengan laju pertumbuhan sebesar 2,95 cm/tahun. Pola pertumbuhan madidihang bersifat allometrik negatif. Pertumbuhan madidihang tidak akan mencapai ukuran panjang maksimum karena laju eksploitasi (E = 0,75) yang melebihi laju eksploitasi optimum (E opt = 0,5). Kata Kunci: Perikanan pelagis kecil, keberlanjutan, Rapfish, Teluk Palu. ABSTRACT Biological parameters suchas age and growth are very important information for stock assessments and fisheries management tfor its sustainability. Information of growth parameter for Indian Ocean yellowfin tuna in Indonesia is still limited. This research was aimed to determine the age and growth rate of yellowfin tuna that landed at Benoa port, Bali. Data of fork length (FL) and weight was collected during 2011. The data were measured and observed directly on the catch of tuna longline at Benoa Port, Bali. Numbers of fish samples was 3.092 fish. Age and growth rate was analyzed based on the FL using Von Bertalanffy model. The results showed that yellowfin tuna had range of FL between 75-179cm and weight range of 8-101kg. The growth parameter of yellowfin tuna has asymtotic length (L ) 185,85 cm, K = 0,59 and t 0 =-0,22. The age of yellowfin tuna landed in Benoa estimated between 1-5 years and growth rate was 2.95 cm/year. Growth pattern of yellowfin tuna was allometric negative. The yellowfin growth will not reach the maximum length because the exploitation rate (E = 0,75) exceeds the optimum exploitation rate (E opt = 0,5).
Yellowfin tuna (Thunnus albacares) is one of the important catch for the fishing industry in Indo... more Yellowfin tuna (Thunnus albacares) is one of the important catch for the fishing industry in Indonesia. Length-weight relationship study is one of important tools to support fisheries management. However it could not be done to yellowfin tuna landed in Benoa port since they are in the form of gilled-gutted condition. The objectives of this study are to determine the relationship between gilled-gutted weight (GW) and whole weight (WW), to calculate length weight relationship between fork length (FL) and estimated whole weight (WW) and to assess the relative condition factor (K n) of yellowfin tuna in Eastern Indian Ocean. Data were collected from three landing sites i.e. Malang, East Java; Benoa, Bali and Kupang, East Nusa Tenggara from January 2013 to February 2014. Linear regression analysis applied to test the significance baseline between weight-weight relationships and log transformed length weight relationship. Relative condition factor (K n) used to identify fish condition among length groups and months. The results showed a significant positive linear relationships between whole weight (WW) and gilled-gutted weight (GW) of T. albacares (p<0.001). There was a significant positive linier relationships between log transformed fork length and log transformed whole weight of T. albacares (p<0.001). Relative condition factor (K n) showed declining pattern along with length increase and varied among months. The findings from this study provide data for management of yellowfin tuna stock and population.
Rawai tuna merupakan alat tangkap yang efektif untuk menangkap tuna dan ikan pelagis besar lainny... more Rawai tuna merupakan alat tangkap yang efektif untuk menangkap tuna dan ikan pelagis besar lainnya di perairan laut dalam. Pengoperasian rawai tuna bersifat pasif, sehingga tertangkapnya tuna ditentukan oleh tertariknya ikan untuk memakan umpan. Jenis umpan yang sering digunakan adalah lemuru, layang, bandeng dan cumi. Perbedaan waktu setting pada rawai tuna mempengaruhi jenis umpan yang akan digunakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis umpan yang digunakan pada rawai tuna terhadap hasil tangkapan tuna, pada saat setting pagi dan sore hari. Metode penelitian dengan ujicoba penangkapan selama 2 trip menggunakan KM Putra Jaya 05 di Samudera Hindia. Trip 1 pada tanggal 18 Maret sampai 29 April 2007, sedangkan trip 2 pada tanggal 15 Juli sampai 23 September 2008. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan jenis umpan layang, lemuru dan cumi pada setting sore hari berpengaruh nyata terhadap hasil tangkapan tuna, sedangkan penggunaan jenis umpan bandeng, lemuru dan cumi pada setting pagi hari tidak berpengaruh nyata terhadap hasil tangkapan tuna. Cumi adalah jenis umpan terbaik yang digunakan untuk setting sore hari pada rawai tuna di Samudera Hindia.
Troll and hand line tuna fisheries is one of the major fishing gears landed in Labuhan Lombok coa... more Troll and hand line tuna fisheries is one of the major fishing gears landed in Labuhan Lombok coastal fishing port (PPP Labuhan Lombok) west Nusa Tenggara Barat province. Both fisheries are strongly associated with fish aggregating devices (FAD's). The main fishing ground is Indian Ocean southern part of this province. Several source of data have been collected regularly. Data analysis comprised of monthly catch and effort data samples based on port monitoring program during 2012 to 2015. The result showed the dieclining of CPUE of yellowfin and skipjack tuna presumably related to fishing intensity of fleets and its variability that landed in PPP Labuhan Lombok. The increasing CPUE of skipjack tuna in 2014 was predicted due to increasing aggregation around the FADs. Contrasting seasonal fishing index pattern between yellowfin and skipjack tuna found in 4-month cycles, started in January. A length-weight relationship suggested that yellowfin tuna caught by small-scale fisheries were performing allometric growth pattern (b=2.963, r 2 =0.9737).
ABSTRAK Tongkol krai (Auxis thazard) merupakan salah satu jenis ikan pelagis dengan nilai ekonomi... more ABSTRAK Tongkol krai (Auxis thazard) merupakan salah satu jenis ikan pelagis dengan nilai ekonomis tinggi di Indonesia, khususnya di perairan Sibolga dan sekitarnya. Eksploitasi terhadap spesies ini terus meningkat sepanjang tahun dan umumnya tertangkap oleh alat tangkap pukat cincin. Tingkat eksploitasi yang intensif terhadap spesies ini tidak disertai dengan studi kajian stok seperti penentuan parameter populasi. Tujuan dari penelitian adalah menentukan beberapa parameter populasi yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan pengelolaan perikanan tuna neritik di perairan Sibolga dan sekitarnya. Pengumpulan data yakni data bulanan ukuran panjang dan berat individu ikan dilakukan di PPN Sibolga selama bulan Januari – Desember 2013. Parameter populasi dihasilkan dari analisis berbasis data panjang menggunakan perangkat lunak FAO-ICLARM Stock Assessment Tools II (FiSAT-II). Hasil penelitian menunjukkan panjang ikan tongkol krai yang tertangkap berkisar antara 19-45 cmFL atau panjang rata-rata 32,91 cmFL. Panjang asimtotik (L) sebesar 47,9 cmFL dengan koefisien laju pertumbuhan (K) sebesar 0,58 per tahun dan umur pada saat memijah (t 0) sebesar-0,246 tahun. Nilai mortalitas alami (M) sebesar 1,08 per tahun, mortalitas akibat penangkapan (F) sebesar 0,63 per tahun dan mortalitas total (Z) 1,71 per tahun. Laju eksploitasi (E) relatif rendah yaitu 0,37 sehingga eksploitasinya berpeluang untuk ditingkatkan sekitar 30% dari tingkat exploitasi aktual tangkapan saat sekarang untuk mencapai pemanfaatan optimum (E = 0,5). ABSTRACT Frigate tuna (Auxis thazard) considered as one of the high-valued fish in Indonesian market, especially in Sibolga and its adjacent waters. The exploitation of this commodity is increasing every year and mainly contribued by purse seiners. However, there is lack of proper stock analysis such as determining of biological population parameters. The objective of this study was to obtain several biological population parameters based on length data. Size data was collected by enumerators based at PPN Sibolga from January to December 2013. The results showed that frigate tuna distributed from 19-45 cmFL with an average length of 32.91 cmFL. Asymptotic length (L ") was estimated about 47.9 cmFL, growth rate (K) was 0.58 year-1 and the age in early condition (t o) was-0.246 year. Total mortality (Z) was 1.71 year-1 , natural mortality (M) was 1.08 year-1 and fishing mortality (F) was 0.63 year-1. The exploitation rate (E) of frigate tuna considered relativelly low (E=0.37). There is possibility to increase fishing effort about 30% of actual level.
Uploads
Papers by Hety Hartaty